Anda di halaman 1dari 44

FAKULTAS HUKUM

MAGISTER ILMU HUKUM


UNIVERSITAS HANG – TUAH SURABAYA

TEORI HUKUM

Dr. Sulaksono, SH., MH.


082131976679
son_kop7@yahoo.co.id
MATERI - 2
A. Hukum dan Moral
1. Etika dan Moral
2. Norma dan Moral
3. Hukum dan Moral.
4. Teori Hak dan Teori Keutamaan (Virtue)
5. Teori Teleologis dan Teori Deontologi
Etika dan Moral

A. Pengertian ETIKA
 Secara bahasa etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang
berarti adat istiadat ( kebiasaan ), kecenderungan hati untuk
melakukan perbuatan.
 Secara terminologi etika adalah cabang filsafat yang membicarakan
tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan
baik buruk. Yang dapat dinilai baik buruk adalah sikap manusia yaitu
yang meyangkut perbuatan, tingkah laku, gerakan-gerakan, kata-
kata dan sebagainya. Adapun motif, watak, suara hati sulit untuk
dinilai. Perbuatan atau tingkah laku yang dikerjakan dengan
kesadaran sajalah yang dapat dinilai, sedangkan yang dikerjakan
dengan tidak sadar tidak dapat dinilai baik buruk.
ETIKA MENURUT PARA AHLI :
1. Menurut Aristoteles
Mendefinisikan arti etika menjadi 2 pengertian yaitu:
a) Terminius Technicus;
Terminius Technicus ialah sebuah etika yang dipelajari sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan manusia.
b) Manner and Cutom.
Manner and Cutom adalah sebuah pembahasan etika yang berhubungan dengan
tata cara dan adat kebiasaan yang melekat dalam diri manusia. Sangat terkait
dengan “baik & buruknya” suatu perilaku, tingkah, atau perbuatan manusia.

2. Menurut Prof. Robert Salemon


Etika adalah : (1.) Karakter Individu, (2.) Hukum yang social (mengatur,
mengendalikan dan membahas prilaku manusia).

3. Menurut Fagothey
Pengertian Etika adalah studi tentang kehendak menusia yang berhubungan
dengan benar dan salah dalam bertindak.
4. Menurut K Bertens
 Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan
bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.arti ini dapat
juga disebut sistem nilai dalam hidup manusia perseorngan atau hidup
bermasyrakat
 Etika dipakai dalam arti kumpulan asas dan nilai moral,yang dimaksud disi adalah
kode etik
 Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk .arti sini sama
dengan filsafat moral
5. Menurut Maryani dan Ludigdo
Mengemukakan apa itu etika sebagai seperangkat etika, ketentuan atau dasar yang
mengatur semua tingkah laku manusia, baik yang perlu dikerjakan serta yang perlu
ditinggalkan yang diyakini oleh sekumpulan orang-orang atau segolongan orang-
orang.
6. Menurut Hamzah Yakub
Etika adalah pengetahuan yang menyelidiki suatu perbuatan mana yang baik dan buruk
serta memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat di ketahui oleh
akal pikiran.
7. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruk, hak dan kewajiban moral. Selain itu
Etika adalah kumpulan asas / nilai yang berkenaan dengan akhlak. Etika juga diartikan
nilai mengenai benar dan salah yabg dianut masyarakat.
8. Menurut Sunoto (1982)

Etika dapat dibagi menjadi etika deskritif dan etika normatif.


a) Etika deskritif hanya melukiskan, menggambarkan, menceritakan apa
adanya, tidak memberikan penilaian, tidak mengajarkan bagaimana
seharusnya berbuat. Contohnya sejarah etika.
b) Etika normatif sudah memberikan penilaian yang baik dan yang buruk,
yang harus dikerjakan dan yang tidak.
Etika normatif dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus.
 Etika umum membicarakan prinsip-prinsip umum, seperti apakah
nilai, motivasi suatu perbuatan, suara hati, dan sebagainya.
 Etika khusus adalah pelaksanaan prinsip-prinsip umum, seperti etika
pergaulan, etika dalam pekerjaan dan sebagainya.
1. Etika Deskritif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku
manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai
sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai
fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai
suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat
disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa
nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu
memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
2. Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya
dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan
tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan
normanorma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan
menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang
disepakati dan berlaku di masyarakat.
B. Pengertian MORAL
 Pengertian moral secara umum adalah suatu hukum tingkah laku yang di terapkan
kepada setiap individu untuk dapat bersosialiasi dengan benar agar terjalin rasa
hormat dan menghormati. Kata moral selalu mengacu pada baik dan buruknya
perbuatan manusia (akhlak).
 Dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang
berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa
moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Dari segi istilah,
moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat,
kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah,
baik atau buruk.
 Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi
individu, tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam
zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau
sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan
dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
 Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan
manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga
sebaliknya.
 Moral merupakan produk dari budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki standar
moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah
terbangun sejak lama.
 Pengertian Moral Menurut KBBI
Pengertian moral menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) bisa diartikan sebagai
berikut :
 (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budi pekerti; susila:
 kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah,
berdisiplin, dan sebagainya; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap
dalam perbuatan:
 ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita;

 Pengertian Moral Menurut Para Ahli


Selain pengertian moral secara umum, etimologi dan menurut KBBI seperti yang
tercantum diatas, para ahli dan pakar memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda
beda dalam mendefinisikan apa itu moral. Untuk lebih jelasnya, berikut ini pengertian
moral menurut para ahli sbb :
a) Menurut Merriam-webster
Moral adalah mengenai atau berhubungan dengan apa yang benar dan salah dalam
perilaku manusia, dianggap benar dan baik oleh kebanyakan orang sesuai dengan
standar perilaku yang tepat pada kelompok atau masyarakat tersebut.
b) Menurut Kamus Psikologi
Pengertian moral adalah mengacu kepada akhlak yang sesuai dengan peraturan
sosial, atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
c) Menurut Sonny Keraf
Pengertian moral adalah Moral dapat digunakan untuk mengukur kadar baik dan
buruknya sebuah tindakan manusia sebagai manusia, mungkin sebagai anggota
masyarakat (member of society) atau sebagai manusia yang memiliki posisi tertentu
atau pekerjaan tertentu.
d) Menurut Zainuddin Saifullah Nainggolan
Pengertian moral adalah suatu tendensi rohani untuk melakukan seperangkat standar
dan norma yang mengatur perilaku seseorang dan masyarakat.
e) Menurut Magnis-Susino
Mengatakan bahwa moral selalu mengacu pada baik orang miskin sebagai manusia,
sehingga aspek moral kehidupan manusia dalam hal kebaikan sebagai manusia.
f) Menurut Shaffer
Moral merupakan kaidah norma yang dapat mengatur perilaku suatu individu dalam
menjalankan hubungan dan kerjasama di lingkungan masyarakat berdasarkan aturan
yang berlaku.
g) Menurut A. Mustafa
Mengungkapkan moral sebagai penentuan dasar perilaku mana yang baik dan yang
buruk melalui pengamatan pada perbuatan manusia sejauh akal pikiran mereka
h) Menurut Russel Swanburg
Moral merupakan pernyataan dari pemikiran yang berhubungan dengan keantusiasan
seseorang dalam bekerja dimana hal itu dapat merangsang perilaku seseorang
tersebut.
Tujuan dan Fungsi Moral
Secara umum, tujuan dan fungsi moral adalah untuk mewujudkan harkat dan martabat
kepribadian manusia melalui pengamalan nilai-nilai dan norma. Adapun beberapa tujuan
dan fungsi moral adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjamin terwujudnya harkat dan martabat pribadi seseorang dan kemanusiaan.
2. Untuk memotivasi manusia agar bersikap dan bertindak dengan penuh kebaikan dan
kebajikan yang didasari atas kesadaran kewajiban yang dilandasi moral.
3. Untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial antar manusia, karena moral menjadi
landasan rasa percaya terhadap sesama.
4. Membuat manusia lebih bahagia secara rohani dan jasmani karena menunaikan fungsi
moral sehingga tidak ada rasa menyesal, konflik batin, dan perasaan berdosa atau
kecewa.
5. Moral dapat memberikan wawasan masa depan kepada manusia, baik sanksi sosial
maupun konsekuensi dalam kehidupan sehingga manusia akan penuh pertimbangan
sebelum bertindak.
6. Moral dalam diri manusia juga dapat memberikan landasan kesabaran dalam bertahan
dalam setiap dorongan naluri dan keingingan/ nafsu yang mengancam harkat dan
martabat pribadi.
Jenis dan Wujud Moral
Wujud moral dalam diri seseorang dapat terlihat dari penampilan dan perilakunya secara
keseluruhan. Adapun beberapa macam moral adalah sebagai berikut:
1. Moral Ketuhanan
 Moral Ketuhanan adalah semua hal yang berhubungan dengan keagamaan/ religius
berdasarkan ajaran agama tertentu dan pengaruhnya terhadap diri seseorang.
 Wujud moral ketuhanan, misalnya melaksanakan ajaran agama yang dianut dengan
sebaik-baiknya.
 Contoh; menghargai sesama manusia, menghargai agama lain, dan hidup rukun dengan
yang berbeda agama.
2. Moral Ideologi dan Filsafat
 Moral ideologi dan filsafat adalah semua hal yang berhubungan dengan semangat
kebangsaan, loyalitas kepada cita-cita bangsa dan negara.
 Wujud moral ideologi dan filsafat, misalnya menjunjung tinggi dasar negara Indonesia
yaitu Pancasila.
 Contoh; menolak ideologi asing yang ingin mengubah dasar negara Indonesia.
3. Moral Etika dan Kesusilaan
 Moral Etika dan Kesusilaan adalah semua hal yang berkaitan dengan etika dan
kesusilaan yang dijunjung oleh suatu masyarakat, bangsa, dan negara secara budaya
dan tradisi.
 Wujud moral etika dan kesusilaan, misalnya menghargai orang lain yang berbeda
pendapat, baik dalam perkataan maupun perbuatan.
 Contoh; mengucapkan salam kepada orang lain ketika bertemu atau berpapasan.
4. Moral Disiplin dan Hukum
 Moral Disiplin dan Hukum adalah segala hal yang berhubungan dengan kode etika
profesional dan hukum yang berlaku di masyarakat dan negara.
 Wujud moral disiplin dan hukum, misalnya melakukan suatu aktivitas sesuai dengan
aturan yang berlaku.
 Contoh; selalu menggunakan perlengkapan yang diharuskan dan mematuhi rambu-
rambu lalu lintas ketika berkendara di jalan raya.
Etika dan Moral

 Etika tidak sama dengan moral, orang yang mempunyai Etika


baik belum tentu mempunyai moral yang baik pula;
 Orang yang memiliki moralitas yang baik belum tentu juga
memiliki Etika yang baik pula;
 Moralitas adalah segala macam pandangan atau norma-
norma atau pendapat, kebiasaan, ajaran baik dab buruk
sebagai manusia;
 Etika adalah ilmu atau filsafat tentang moralitas, dan sebagai
pemikiran tentang moralitas.
NORMA DAN HUKUM
NORMA
o Suatu ukuran yang harus dipatuhi oleh
seseorang dalam hubungannya dengan
sesamanya ataupun dengan lingkungannya.
o Ukuran patokan seseorang dalam
bertindak atau bertingkah laku dalam
masyarakat
o Pedoman, patokan, atau aturan
isinya suruhan / das sollen
Pengertian Norma Menurut Para Ahli
1. Isworo Hadi Wiyono
Menurut Isworo Hadi Wiyono, pengertian norma adalah peraturan atau petunjuk hidup
yang memberi ancar-ancar perbuatan mana yang boleh dijalankan dan perbuatan mana
yang harus dihindari untuk mewujudkan ketertiban dan keteraturan dalam masyarakat.
2. E. Ultrecht
Menurut E. Ultrecht, arti norma adalah semua petunjuk hidup yang mengatur tata
tertib dalam suatu masyarakat atau bangsa yang mana peraturan itu diwajibkan untuk
ditaati oleh setiap masyarakat, jika ada yang melanggar maka akan ada tindakan dari
pemerintah.
3. John J. Macionis
Menurut John J. Macionis, pengertian norma adalah aturan-aturan dan harapan-
harapan masyarakat yang memandu sebuah perilaku anggota-anggotanya.
4. Soerjono Soekano
Menurut Soerjono Soekano, pengertian norma adalah suatu perangkat aturan agar
hubungan antar manusia di dalam masyarakat terjalin dengan baik.
5. Antony Giddens
Menurut Antony Giddens, pengertian norma adalah suatu prinsip atau aturan yang
konkret, yang seharusnya diperhatikan oleh masyarakat.
6. Craig Calhoun
Menurut Craig Calhoun, pengertian norma adalah pedoman atau aturan yang
menyatakan mengenai bagaimana seseorang supaya bertindak dalam situasi-situasi
tertentu.
Ciri-Ciri Norma
 Pada umumnya norma tidak tertulis, kecuali norma hukum
 Norma bersifat mengikat dan terdapat sanksi di dalamnya
 Norma merupakan kesepakan bersama anggota masyarakat
 Anggota masyarakat wajib menaati norma yang berlaku
 Anggota masyarakat yang melanggar norma dikenakan sanksi
 Norma dapat mengalami perubahan sesuai perkembangan
masyarakat
Macam-Macam Norma dalam Masyarakat
Menurut pendapat C.J.T. Kansil, norma dapat dikelompokkan menjadi beberapa
macam. Berikut ini penjelasan mengenai macam-macam norma yang ada di
masyarakat.

1. Norma Agama
Norma agama merupakan pedoman hidup manusia yang sumbernya
dipercaya dari Tuhan yang Maha Esa. Norma ini bersifat dogmatis, tidak
boleh dikurangi dan tidak boleh ditambah.
Pemeluk agama tertentu meyakini bahwa norma agama mengatur tentang
peribadatan dan dalam hubungan manusia dengan sesamanya dan juga
dengan penciptanya.
Dalam norma agama terdapat sanksi yaitu berupa hukuman di akhirat.
Dengan kata lain, sanksi norma agama tidak langsung diberikan namun
setelah manusia meninggal dunia.
Contoh Norma Agama :
 Jangan mencuri,
 Jangan membunuh,
 Melakukan perintah yang tertulis dalam kitab suci,
 Melakukan peribadatan sesuai dengan kepercayaan
2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan meruapakan aturan atau pedoman hidup yang dianggap sebagai suara
sanubari manusia yang berhubungan dengan baik-buruknya suatu perbuatan. Norma
kesusilaan berasal dari moral dan hati nurani manusia.
Dalam norma kesusilaan biasanya pemberian sanksi bersifat tidak tegas. Bentuk sanksi
norma kesusilaan lebih banyak pada rasa malu, rasa bersalah, penyesalan atas
pelanggaran.
Contoh Norma Kesusilaan
 Jujur pada orang lain
 Berbuat baik pada sesama
 Jangan mencuri hak milik orang lain
 Berlaku adil pada semua orang
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan merupakan peraturan yang muncul dari hubungan antar manusia
dalam kelompok masyarakat dan dianggap penting dalam pergaulan masyarakat. Norma
ini bersumber dari masyarakat itu sendiri yang sifatnya relatif dan berbeda-beda di
berbagai lingkungan dan waktu.
Sanksi yang diberikan kepada pelanggar norma kesopanan sifatnya tidak tegas. Bentuk
sanksi norma ini umumnya adalah celaan atau ejekan dari orang lain, dikucilkan dari
masyarakat.
Contoh Norma Kesopanan :
 Membuang sampah pada tempatnya
 Bertutur kata baik dan tidak kasar
 Menghargai orang yang lebih tua
4. Norma Hukum
Norma hukum merupakan peraturan yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu yang
memiliki wewenang untuk mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Peraturan ini bersumber dari perundang-undangan, yurisprudensi, kebiasaan,
dan doktrin.
Fungsi norma hukum ini antara lain:
 Sebagai pelengkap norma lain dengan sanksi yang tegas dan nyata
 Mengatur berbagai hal yang belum ada pada norma lain
 Terkadang norma hukum bertentangan dengan norma lain. Misalnya; hukuman mati,
pada norma lain ada larangan untuk membunuh
 Sanksi yang diberikan kepada pelanggar norma hukum sifatnya tegas, memaksa,
mengikat terhadap semua orang. Misalnya hukuman penjara/ tahanan, denda, bahkan
hukuman mati.
Contoh Norma Hukum, Dilarang mencuri, merampok, dan korupsi,

5. Norma Kebiasaan
Norma kebiasaan merupakan aturan sosial yang terbentuk secara sadar atau tidak sadar
dimana terdapat petunjuk perilaku secara terus menerus yang akhirnya menjadi
kebiasaan.
Sanksi yang diberikan kepada pelanggar norma kebiasaan ini biasanya berupa kritikan,
cemoohan, bahkan dikucilkan dari masyarakat.
Contoh Norma Kebiasaan
Berpakain yang Rapi dan sopan
Perbedaan

Norma Lainnya Norma Hukum

1.Otonom 1.Hetronom
2.Tidak ada sanksi 2.Dapat dilekati
fisik/pemaksa sanksi
3.Tidak ada aparat 3.Ada aparat
resmi pelaksana
4.Hanya pada 4.Berlaku di seluruh
wilayah tertentu Indonesia
SISTEM NORMA

• Menurut Hans Kelsen, dalam bukunya


General Theory of law & State
Sistem Norma terbagi atas :
1. Sistem Norma yang Statik
(Nomostatics)
2. Sistem Norma Dinamik
(Nomodynamics)
Sistem Norma Statik

Sistem yang melihat “isi” suatu norma


----Norma umum dapat ditarik menjadi norma khusus atau norma
khusus dapat ditarik dari norma umum.
2. Sistem norma dinamik (nomodynamic)
Sistem norma yang melihat pada berlakunya
suatu norma atau dari cara pembentukan dan
penghapusannya.

Menurut Hans Kelsen, norma itu berlapis-lapis dan


berjenjang, dalam suatu susunan hirarkhies dimana norma
yang dibawah berlaku dan bersumber pada norma yang
lebih tinggi, norma yang lebih tinggi berlaku bagi norma
yang lebih tinggi lagi dan demikian seterusnya dan pada
akhirnya berhenti pada suatu norma yang tertinggi yang
disebut grundnorm.
Grundnorm, basic norm atau fundamentalnorm tidak
berdasar dan berlaku dan tidak bersumber pada norma
yang lebih tinggi. Tapi berlaku secara presupposed
Hukum sebagai norma hukum dinamik

dibentuk dan dihapus oleh lembaga yang berwenang


membentuknya,

tidak dilihat dari segi isi norma tersebut, tapi segi


pembentukannya.

norma hukum berjenjang dan berlapis membentuk hirarkhie.

Hukum adalah sah/valid apabila dibentuk oleh lembaga atau


otoritas yang berwenang dan berdasar norma yang lebih tinggi
Dinamika norma hukum :
:
1.Dinamika hukum vertikal
Dinamika yang norma hukumnya berjejang dari
atas ke bawah atau dari bawah ke atas.
Contoh : Tata Susunan Norma Hukum RI

2. Dinamika hukum horisontal


Dinamika yang normanya bergerak kesamping,
dinamika ini tidak membentuk norma baru tapi
bergerak kesamping dengan analogi. Yaitu
suatu penarikan norma hukum untuk kejadian-
kejadian yang serupa
Norma hukum dapat berwujud :

1. Norma Tunggal
Norma hukum yang berdiri sendiri dan
tidak diikuti oleh norma hukum lainya.
Isinya hanya “suruhan” tentang bagaimana
kita harus bertingkah laku

2. Norma Berpasangan
Norma yang terdiri dari norma primer dan
sekunder
Wujud Norma Hukum

Norma Tunggal

Norma Hukum
Primer

Norma
Berpasangan Sekunder
Norma Hukum Primer
Norma hukum yang berisi aturan/patokan bagaimana cara kita
harus berperilaku dalam masyarakat----Das sollen (hendaknya)
Contoh : Hendaknya engkau tidak mencuri
Hendaknya engkau tidak membunuh

Norma Hukum Sekunder


Norma hukum yang berisi tata cara penanggulangan apabila
norma hukum primer tidak dipenuhi
Contoh : “……, apabila engkau mencuri engkau dihukum 3
bulan”
Bila kita melihat norma hukum primer dan norma
sekunder, disebut apakah hubungan antara keduanya?

Contoh :
Hendaknya engkau tidak membunuh, apabila engkau
membunuh dihukum 15 tahun.

Apakah hubungan diatas adalah kasualitet (sebab akibat) ?

“Kasualitet adalah perbuatan tertentu selalu akan


mengakibatkan kondisi atau keadaan tertentu”.
Jadi hubungan antar norma hukum primer
dan sekunder adl Zurechnung atau
pertanggung jawaban.

Dimana seorang yang melakukan suatu


perbuatan yang dikenankan pidana hanya
dapat dijatuhi sanksi pidana sebatas apa yang
dapat dipertanggung jawabkan terhadap
perbuatan tersebut.
Validity dan efficacy

suatu norma berlaku karena ia mempunyai


daya laku
atau karena mempunyai keabsahan(validity),
validity
ini berlaku apabila norma tsb dibentuk oleh
norma yang lebih tinggi atau dibentuk oleh
lembaga yang berwenang
Selain itu, berhubungan dengan berlakunya
suatu norma kita dihadapkan pula dengan
efficacy dari norma tersebut.

Dalam hal ini kita melihat apakah suatu


norma yang ada dan berlaku itu bekerja atau
berdaya guna secara efekif atau tidak, atau
apakah norma itu ditaati
Teori Hak
 Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan
yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu
perbuatan atau perilaku.
 Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama.
Maka, teori hak pun cocok diterapkan dengan suasana demokratis. Dalam arti,
semua manusia dari berbagai lapisan kehidupan harus mendapat perlakuan
yang sama.
 Seperti yang diungkapkan Immanuel Kant, bahwa manusia meruapakan suatu
tujuan pada dirirnya (an end in itself). Karena itu manusia harus selalu
dihormati sebagai suatu tujuan sendiri dan tidak pernah boleh diperlakukan
semata-mata sebagai sarana demi tercapainya suatu tujuan lain (Bertens,
2000).

 Contoh : Kaum kapitalis memandang kebebasan adl suatu kebutuhan bagi


individu utk menciptakan keserasian antara dirinya dan masyarakat. Sebab
kebebasan itu adl suatu kekuatan pendorong bagi produksi krn ia benar-benar
menjadi hak manusia yg menggambarkan kehormatan kemanusiaan
Teori Keutamaan (Virtue)

memandang sikap atau akhlak seseorang.


Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau
murah hati dan sebagainya.

Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah


diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik
secara moral.

Contoh keutamaan :
1. Kebijaksanaan
2. Keadilan
3. Suka bekerja keras

Hidup yang baik


misalnya, merupakan suatu keutamaan yang membuat seseorang mengambil
keputusan tepat dalam setiap situasi.
Etika Teleologi
dari kata Yunani, telos = tujuan,

Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai
dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.

Teleologi merupakan sebuah studi tentang gejala-gejala yang memperlihatkan


keteraturan, rancangan, tujuan, akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan
bagaimana hal-hal ini dicapai dalam suatu proses perkembangan. Dalam arti
umum, teleologi merupakan sebuah studi filosofis mengenai bukti perencanaan,
fungsi, atau tujuan di alam maupun dalam sejarah. Dalam bidang lain, teleologi
merupakan ajaran filosofis-religius tentang eksistensi tujuan dan “kebijaksanaan”
objektif di luar manusia .

Contoh dari etika teleology : Setiap agama mempunyai tuhan dan kepercayaan
yang berbeda beda dan karena itu aturan yg ada di setiap agama pun perbeda
beda .
Dua aliran etika teleologi :
– Egoisme Etis
– Utilitarianisme

* Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.

Seseorang tidak mempunyai kewajiban moral selain untuk menjalankan apa yang paling
baik bagi kita sendiri. Jadi, menurut egoisme etis, seseorang tidak mempunyai kewajiban
alami terhadap orang lain. Semua tindakan dilakukan untuk menciptrakan keuntungan
bagi diri sendiri.
Contoh : Orang yang mempunyai bisnis perusahan rokok, menurut para ahli ilmu
kesehatan rokok dapat menyebabkan beberapa penyakit dan bisa mengganggu kesehatan
manusia, maka harus dicegah utnuk memperbanyak produksi rokok yang bisa
mengganggu kesehatan.
egoisme etis memandang ini hanya sebuah bisnis, jadi harus diabaikan dampak-dampak
yang ditimbulkan. Salah sendiri orang lain mau membeli rokok sang pembunuh ini”.
Utilitarianisme
berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.

Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi
manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat
sebagai keseluruhan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak
bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku
dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan
atau tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan.
 Fungsi Etika
Tempat untuk mendapatkan orientasi kritis yang berhadapan dengan
berbagai suatu moralitas yang membingungkan. Untuk menunjukan suatu
keterampilan intelektual yakni suatu keterampilan untuk berargumentasi
secara rasional dan kritis. Untuk Orientasi etis ini diperlukan dalam
mengambil suatu sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.

 Manfaat Etika
1. Dapat menolong suatu pendirian dalam beragam suatu pandangan dan
moral.
2. Dapat membedakan yang mana yang tidak boleh dirubah dan yang mana
yang boleh dirubah.
3. Dapat menyelesaikan masalah-masalah moralitas ataupun suatu sosial
lainnya yang membingungkan suatu masyarakat dengan suatu pemikiran
yang sistematis dan kritis.
4. Dapat menggunakan suatu nalar sebagai dasar pijak bukan dengan suatu
perasaan yang bikin merugikan banyak orang. Yaitu Berpikir dan bekerja
secara sistematis dan teratur ( step by step).
5. Dapat menyelidiki suatu masalah sampai ke akar-akarnya bukan karena
sekedar ingin tahu tanpa memperdulikannya.
 Macam – Macam Etika

1) Etika Filosofis
Secara harfiah etika filosofis dapat dianggap sebagai etika berasal dari
aktivitas berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Oleh
karena itu, etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari
filsafat.
2) Etika Teologis
Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis.
 Pertama, etika teologis tidak terbatas pada agama tertentu, tapi setiap
agama dapat memiliki etika teologisnya masing-masing.
 Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum,
karena banyak unsur di dalamnya yang dalam etika secara umum, dan
dapat dipahami sebagai memahami etika secara umum.
 Relasi Etika Filosofis dan Etika Teologis
Ada perdebatan tentang posisi etis etika filosofis dan teologis di ranah etika.
Sepanjang sejarah pertemuan antara kedua etika, ada tiga jawaban yang
diusulkan penting untuk pertanyaan di atas, yaitu:
 Revisionisme
Tanggapan ini berasal dari Augustinus (354-430), yang menyatakan bahwa
kewajiban untuk merevisi etika teologis, benar dan meningkatkan etika
filosofis.
 Sintesis
Jawaban yang diusulkan oleh Thomas Aquinas (1225-1274) yang
mensintesis etika filosofis dan etika teologis sehingga dua jenis etika,
untuk melestarikan identitas masing-masing, menjadi sebuah entitas
baru. Hasilnya adalah etika filosofis menjadi lapisan bawah yang bersifat
umum, sedangkan etika teologis menjadi lapisan atas yang bersifat
khusus.
 Diaparalelisme
Jawaban yang diberikan oleh F.E.D. Schleiermacher (1768-1834) yang
menganggap etika teologis dan etika filosofis sebagai fenomena paralel.
Hal ini dapat sedikit seperti sepasang rel kereta api paralel.
 Perbedaan Etika Dan Etiket
Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur
hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan.
 Etika adalah niat, perbuatan boleh atau tidak sesuai pertimbangan niat baik atau
buruk sebagai akibatnya.
 Etiket adalah cara melakukan perbuatan benar sesuai yang diharapkan
 Etika adalah nurani (bathiniah), sikap etis dan baik yang timbul dari kesadaran diri.
 Etiket adalah formalitas (lahiriah), sikap yg tampak sopan dan santun
 Etika bersifat absolut, pujian untuk kebaikan sanksi bagi kesalahan.
 Etiket bersifat relatif, dianggap tidak sopan padakebudayaan tertentu,tetapi belum
tentu Etika berlakunya tidak tergantung pada ada / tidaknya orang lain yang hadir
 Etiket hanya berlaku jika ada orang lain yang hadir dan jika tidak ada orang lain maka
etiket itu tidak berlaku.
CONTOH PERBEDAAN ETIKA DAN ETIKET
ETIKET :
 Menyangkut cara perbuatan suatu dilakukan, misal ; memberi dan menerima dengan
tangan kanan.
 Berlaku dalam pergaulan, tidak ada orang lain tidak ada etiket
 bersifat relatif
ETIKA :
 Tidak terbatas cara namun norma tentang pelaku itu sendiri, misal ; dengan tangan
kanan / kiri bila digunakan untuk mencuri tetap salah.
 Tidak tergantung pada ada atu tidak orang lain
 Bersifat absolut

Anda mungkin juga menyukai