Anda di halaman 1dari 21

PREEKLAMSIA DAN EKLAMSIA

PREEKL
AMSIA

Preeklamsia
diidentifikasikan melalui
adanya hipertensi dan
proteinuria pada seorang
perempuan hamil yang
tadinya normotensif.

Merupakan penyakit
primigravida dan timbul pada
seseorang multigravida, terjadi
karena faktor predisposisi.
Sindrom preeklamsia adalah
kelainan yang ditandai oleh
beberapa gejala spesifik dalam
kehamilan akibat terlibatnya
banyak sistem organ.
Faktor
Risiko
Diagnosis
Ditegakkan bila ditemukan gejala hipertensi dan proteinuria (kriteria minimum)

2. Proteinuria : ditegakkan bila kadar protein ≥


1. Hipertensi : gejala paling awal dan tiba-
300 mg dalam urine 24 jam atau 30 mg/dl urine
tiba sesudah kehamilan 20 minggu sewaktu atau rasio protein/kreatinin ≥ 0,3
Etiologi

Terpajan vili Memiliki Memliki


Terpajan vili
korialis dasar riwayat
korialis
pertama kali penyakit preeklamsia/
berlebihan
(primigravida ginjal atau eklamsia
(hiperplasent
/primipaterni kardiovaskula dalam
osis)
tas) r keluarga

Normalnya vili korialis dari trofoblas akan menginervasi arteriola spiralis
Invasi trofoblas dan menggantikan lapisan endotel dan muskularnya sehingga arteriola
mengalami proses remodelling berupa pelebaran diameternya

abnormal ●
Pada preeklamsia proses remodelling tidak terjadi → lapisan endotel dan
muskular(+)→ vasospasme → iskemia di bagian distal arteriola.

Gangguan ●
Sering ditemukan pada primigravida, hiperplasentosis, wanita dengan
fenotip HLA DR4 , kehamilan inseminasi donor, ↓ konsentasi komplomen C4
keseimbangan ●
Reaksi penolakan janin oleh ibu disebabkan oleh perubahan histologi di
perbatsan sel/jaringan ibu dan plasenta→ gangguan pembentukan blocking
adaptsi imunologi antibodies di perbatasan tersebut terutama dengan sperma/suami yang baru

Gangguan ●
Hilangnya daya refrakter terhadap bahan vasopresor dan
terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan vasopresor
keseimbangan adaptasi terjadi pada keadaan hipertensi dalam kehamilan.
kardiovaskuler ●
Terjadi pada trimester I

Faktor ●
Genotipe ibu lebih menentukan terjadinya HDK dibanding
dengan genotipe lain

26% anak perempuanya akan mengalami preeklamsia dan
genetik 8% anak menantu mengalami preeklamsia.
PATOGENESIS PREEKLAMSIA
TAHAP 1 GANGGUAN INVASI TROFOBLAS

VASOSPASME

MALADAPTASI HIPOKSIA RADIKAL BEBAS


IMUNOLOGI

STRES OKSIDATIF

PELEPASAN FAKTOR PLASENTA


TAHAP 2

RESPON INFLAMASI SISTEMIK,


AKTIVASI ENDOTEL

SINDROM PREEKLAMSIA
PERUBAHAN SISTEM DAN ORGAN
PADA PREEKLAMSIA
PENCEGAHAN PREEKLAMSIA
PENCEGAHAN DENGAN NONMEDIKAL

Perbaiki nutrisi dengan menambahkan suplemen yang mengandung :


a. Minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh (Omega-3 PUFA)
b. Antioksidan : vitamin C, B-karoten, CoQ10, N-Asetilsistein, asam lipoik
c. Elemen logam berat : zinc, magnesium, kalsium

Pada tahun 2011 World Health Organization merekomendasikan upaya pencegahan


preeklamsia dan eklamsia sebagai berikut :
1. Pemberian kalsium 1,5 – 2,0 gram/hari di dalam diet selama kehamilan
2. Pemberian aspirin dosis rendah dimulai sejak sebelum usia kehamilan 20 minggu
3. Pemberian magnesium sulfat i.v maupun i.m untuk mencegah dan mengobati
kejang eklamsia
4. Ibu penderita preeklamsia berat dan eklamsia harus dirujuk ke fasilitas kesehatan
yang lebih tinggi sesudah mendapat loading dose MgSO4
ASPEK KLINIS
PREEKLAMSIA RINGAN
•DEFINISI
Suatu sindrom spesifik kehamilan denngan menurunnya perfusi organ yang berakibat
vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel
•DIAGNOSIS
Hipertensi : sistolik/diatolik ≥ 140/90 mmHg
Proteinuria: ≥300 mg/24 jam
Edema : edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria preeklamsia kecuali pada lengan,
muka, perut dan edema generalisata
•TUJUAN UTAMA PERAWATAN
Mencegah kejang, perdarahan intrakranial, mencegah gangguan fungsi orgn vital dan
melahirkan bayi sehat
1. Rawat jalan ( ambulatoir)
Istirahat cukup (berbaring/tidur miring), diet cukup protein, rendah karbohidrat dan
lemak, berikan roboransia. Dilakukan pemeriksaan laboratorium Hb, hematokrit,
fungsi hati, urin lengkap, dan fungsi ginjal. Penderita diminta datang kembali setiap
minggu
2. Rawat inap
Penderita preeklamsia ringan harus dirawat inap bila
a. Gejala klinis tidak membaik setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan
b. Timbul salah satu/lebih gejala dan tanda preeklamsi berat.
Lanjutan……

PREEKLAMSIA BERAT
•DEFINISI
Preeklamsia berat adalah preeklamsia dengan tekanan darah sistolik ≥ 160mmHg
dan diastolik ≥110mmHg diserti proteinuria 5 g/24 jam
•DIAGNOSIS
Ditegakkan berdasarkan kriteria preeklamsia berat.
•PEMBAGIAN PREEKLAMSIA BERAT
1. Preeklamsia berat tanpa impending eclampsia
2. Preeklamsia berat dengan impending eclampsia
Disebut impending eclampsia bila disertai gejala seperti nyeri kepala hebat,
gangguan visus, muntah, nyeri epigastrium, kenaikan progresif tekanan darah.
• TUJUAN UTAMA PERAWATAN
1. Mencegah eklamsia
2. Memperbesar kemungkinan hidup anak yang lahir
3. Sedapat mungkin meminimalisasi trauma persalinan serta menghindari penyulit
di kehamilan/ persalinan berikutnya
4. Mencegah hipertensi persisten
Preeklam
8. Sakit ulu
sia berat
hati menetap

7. Gangguan 1. Tekanan darah


serebral sistolik ≥160 mmHg
/gangguan dan atau diastolik
penglihatan ≥110 mmHg

6. Peningkatan 2. Proteinuria
kadar serum
transminase ≥2 gram
(SGOT&SGPT) dalam 24 jam

5. Hemolisis 3. Kreatinin
& peninggian serum ≥1,2
kadar LDH
4. Trombosit mg/dl
≤ 100.000/ul

Preeklamsia atipik adalah keadaan yang sangat jarang ketika seorang


perempuan hamil menunjukkan keadaan diatas tanpa disertai hipertensi dan
atau proteinuria.
Lanjutan……

Pengobatan Medisinal
PENGELOLAAN OBSTETRIK
• Pengelolaan preeklamsia terbaik adalah
mengakhiri kehamilan karena :
1. Penyebabnya adalah kehamilan itu sendiri
2. Preeklamsia akan membaik setelah persalinan
3. Mampu mencegah kematian janin dan ibu
Namun, bila kehamilan belum matur dan ibu
serta janin masih baik, perawatan konservatif
dapat dilakukan untuk mempertahankan
kehamilan sampai berumur 37 minggu
EKLAMSIA

Adalah kejang yang dialami wanita hamil dengan persalinan atau masa nifas yang
disertai gejala – gejala preeklamsia ( hipertensi, edema dan/atau proteinuria)

Menurut terjadinya, dibagi menjadi :


1. Eklamsia antepartum, terjadi sebelum persalinan

2. Eklamsia intrapartum, terjadi sewaktu persalinan

3. Eklamsia postpartum, terjadi setelah persalinan (eklamsia postpartum dapat terjadi segera (early postpartum) setelah 24 jam –
7 hari persalinan)/ lambat (late postpartum) setelah 7 hari pascasalin selama masa nifas.

Serangan kejang eklamsia dibagi menjadi 4 tingkat yaitu :


1. Tingkat invasi (tingkat permulaan), mata terpaku,kepala dipalingkan ke satu sisi, muka memperlihatkan kejang halus, berlangsung beberapa detik

2. Tingkat kontraksi (tingkat kejang tonus), seluruh badan kaku, kadang terjadi epistotonus, berlangsung 15-20 detik

3.Tingkat konvulsi (tingkat kejang klonis), kejang, hilang timbul, rahang membuka dan menutup begitu pula dengan mata. Otot – otot muka dan badan berkontraksi
dan berelaksasi berulang, berlangsung selama 1 menit

4. Tingkat koma, setelah kejang klonis, penderita mengalami koma, bila sadar penderita mengalami amnesia retrograd
Patologi Etiologi Diagnosis

Dalam tubuh penderita


meninggal ditemukan
kelainan hati, ginjal, otak, Diagnosis eklamsia
paru dan jantung. Penyebabnya belum terjadi lebih dari 24
Umumnyabterdapat tanda jelas diketahui. jam pascasalin harus
tanda nekrosis, perdarahan,
edema, hiperemia/iskemia
dicurigai.
dan trombosis

Di plasenta, dapat Oleh karena itu eklamsia Namun demikian,


ditemukan infark akibat merupakan semua ibu dalam masa
degenerasi lapisan kelanjutan/stadium kehamilan dan masa
trofoblas. Terjadi akhir preeklamsia, yang mengalami kejang
perubahan retensi air dan faktor-faktor yang dan hipertensi harus
natrium, mempengaruhi dianggap sebgai
hemokonsentrasi,dan kejadiannya sama penderita eklamsia
terkadang asidosisetiologi dengan preeklamsia. sampai terbukti bukan.
PROGNOSIS
•Eklamsia sangatlah berbahaya karena prognosisnya kurang baik untuk ibu maupun
anak.
•Dan juga dipengaruhi oleh paritas dan usia ibu melebihi 35 tahun serta keadaan
sewaktu penderita masuk rumah sakit
•Diuresis juga mempengaruhi prognosis, bila produksi urin >800 cc/24 jam, dan
oliguria,anuria gejala yang memperparah prognosis


Koma yang lama

Nadi > 120 x/menit
Gejala yang ●
Tekanan darah >200 mmHg
memperberat ●
Suhu >39 C
prognosis menurut ●
Kejang >10 kali serangan
Eden ●
Proteinuria >10 gr/hari

Tidak ada edema

Edema paru dan apopleksi merupakan keadaan yang biasanya mendahului kematian
PENGELOLAAN

Profilaksis

a. Identifikasi faktor risiko


b. Identifikasi gejala awal hipertensi dan proteinuria
c. Rujukan yang tepat
d. Perawatan jalan/inap
e. Pengobatan medisinal
f. Pengobatan obstetrik untuk mengakhiri kehamilan
TUJUAN PENGOBATAN EKLAMSIA


1. Mencegah kejang berulang

2. Menurunkan / mengendalikan tekanan darah

3. Mengatasi hemokonsentrasi dan memperbaiki diuresis dengan memberikan cairan seperti caira 2A/RL

4. Mengatasi hipoksia dan asidosis dengan mengusahakan agar penderita memperoleh oksigen dan mempertahankan
kebebasan jalan napas.

5. Mengakhiri kehamilan tanpa memandang usia kehamilan, setelah kejang teratsi.

PENGELOLAAN OBSTETRIK


waktu pengakhiran kehamilan ditetapkan bila hemodinamika dan metabolisme ibu sudah pulih yakni 4-8 jam setelah
salah satu/lebih dari keadaan berikut :

1. Setelah pemberian obat anti kjang terakhir

2. Setelah kejang terakhir

3. Setelah pemberian obat obat antihipertensi terakhir

4. Pasien mulai sadar (responsif)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai