Pembimbing
Dr.ITA JULIASTUTI Sp.P
Dibacakan oleh
Chindy Lay
Eres Triasa 1
ATS&IDSA mengeluarkan sebuah revisi substansial
sehubungan dengan pedoman 2007 mengenai
(community-acquired pneumonia)tahun 2019.
2
Terdapat kelompok para ahli di Bidang (community-
acquired pneumonia)berasal dari 10 negara (5 benua
berbeda) →tidak terlibat dengan pedoman 2019
3
Kritik utama :
Pilihan semaunya mengenai ambang resistensi sebesar 25% untuk
monoterapi macrolide pada pasien- pasien rawat jalan
Para ahli →daerah dengan prevalensi mikobakteri yang
tinggi secara khusus menentang rekomendasi
fluoroquinolone, bahkan sebagai tatalaksana alternatif.
4
Rekomendasi tatalaksana untuk penyakit
menular→lebih kompleks & bervariasi
5
Tujuan dari proyek ini
7
Secara umum, sebutkan hal apa (yang tampaknya sangat kritis)
yang Anda tidak setujui dari rekomendasi pedoman ATS / IDSA
mengenai pneumonia yang didapat dari masyarakat
(community-acquired pneumonia)tahun 2019?
8
Perubahan Besar dalam Rekomendasi ATS / IDSA tentang Pneumonia
yang Didapat dari Masyarakat (Community-Acquired Pneumonia)
Tahun 2007 dan Tahun 2019
10
Penggunaan Procalcitonin
11
Penggunaan Kortikosteroid
Pedoman ATS / IDSA Pedoman ATS / IDSA
2007 2019
12
PENGGUNAAN KATEGORI PERAWATAN KESEHATAN
YANG TERKAIT DENGAN PNEUMONIA
13
TERAPI EMPIRIS STANDAR UNTUK PNEUMONIA YANG
DIDAPAT DARI MASYARAKAT (COMMUNITY-ACQUIRED
PNEUMONIA) YANG BERAT
14
PENGGUNAAN PEMERIKSAAN PENCITRAAN THORAKS
SEBAGAI TINDAK LANJUT RUTIN
15
Hasil
Perubahan terpenting pada Pedoman
ATS/IDSA Tahun 2019
1. Mengabaikan Kategorisasi Pneumonia yang Terkait
dengan Perawatan Kesehatan (HCAP)
- 13 orang dari total 14 orang ( ahli) 92,9% mengabaikan
kategori ini.
- Konsensus:nilai prediksi positif dari definisi HCAP
terlalu rendah secara empiris untuk membenarkan
regimen antibiotik yang mencakup bakteri multidrug-
resistant (MDR)
16
“Faktor risiko kuat” kolonisasi Staphylococcus aureus yang
resisten terhadap methicillin (MRSA) atau Pseudomonas
aeruginosa→lebih diperhatikan→maka data tentang β-
lactamase yang mengandung Enterobacteriaceae sebagai
penyebab pneumonia komunitas justru tidak muncul
17
2. Rekomendasi Terhadap Penggunaan Kortikosteroid
- Meta-analisis sebelumnya menunjukkan manfaat→
↑penggunaan kortikosteroid
- Komite penyusun pedoman →perbedaan sistem perawatan
kesehatan di seluruh dunia tidak diperhitungkan di meta-
analisis →disarankan penggunaan kortikosteroid secara rutin
pada kasus pneumonia komunitas (community-acquired
pneumonia).
18
Sembilan dari total 14 ahli (64,3%) sangat setuju dengan
rekomendasi ini, empat orang ahli (dari total 14; 28,6%)
menentang pedoman rekomendasi terhadap kortikosteroid,
karena dikawatirkan dapat membatasi pilihan tatalaksana
pada kasus community-acquired pneumonia berat dan dapat
meningkatkan mortalitas
19
Pneumonia merupakan penyebab utama sepsis, maka
terdapat substansial tumpang tindih antara sepsis dari
community-acquired pneumonia dan community-acquired
pneumonia berat
20
3. Rekomendasi Terhadap Penggunaan Procalcitonin
untuk Tentukan Kebutuhan Terapi Antibakteri Awal
21
Seorang ahli menyarankan procalcitonin mungkin telah direkomendasikan
setidaknya untuk memperpendek durasi antibiotik,
22
4. Rekomendasi untuk Penggunaan Monoterapi Macrolide
Bersyarat pada pasien- pasien Rawat Jalan, Berdasarkan
Tingkat Resistensi Lokal
23
Yang terpenting, resistensi pneumokokus terhadap macrolide
bervariasi menurut wilayah dan tinggi di beberapa wilayah di
seluruh dunia. Pada pedoman menunjukkan batas 25% dari
resistensi macrolide pada pneumokokus.
24
5. Anjuran Kultur Dahak Dan Darah Diperoleh Pada Pasien-
Pasien Dengan Pneumonia Yang Didapat Dari Masyarakat
(Community-Acquired Pneumonia) Berat, Dan Juga Pada
Semua Pasien- Pasien Rawat Inap Yang Diobati Secara
Empiris Untuk MRSA Atau Pseudomonas Aeruginosa:
25
Panduan Perhimpunan Thoraks Amerika (ATS) / Perhimpunan
Penyakit Menular Amerika (IDSA) community-acquired
pneumonia 2019 menempatkan nilai yang lebih tinggi pada
diagnostik mikrobiologis.
26
Peningkatan nilai diagnostik dipandang sebagai
peningkatan oleh sebagian besar ahli (sembilan dari total
14; 64,3%). Namun, beberapa komentar kritis telah dibuat:
tujuh dari total 14 ahli (50.0%) menyatakan bahwa
rekomendasi ini tidak cukup jauh, dibandingkan dengan
praktek biasa di negara lain, seperti Inggris, Jerman, atau
Jepang, tempat kultur darah dan sputum diperlukan untuk
semua pasien- pasien rawat inap.
27
Hal ini akan menjadi perubahan besar dalam alur kerja ED,
28
6. Area Lain yang Dianggap oleh Ahli Perorangan
sebagai Monoterapi pada pasien- pasien Rawat
Jalan, Berdasarkan Perubahan Substansial
Resistensi Lokal:
29
Rekomendasi dipandang sebagai kelalaian meliputi
penggunaan antibiotik dengan antivirus untuk influenza
dalam lingkup rawat jalan (tiga dari total 14; 21,4%) dan
kurangnya penekanan pada peran pengawasan antibiotik
(satu dari total 14; 7,1%) atau pencegahan community-
acquired pneumonia melalui vaksinasi dan berhenti merokok
(satu dari total 14; 7,1%).
30
Rekomendasi yang Sulit Diterapkan dalam Konteks
di Luar Amerika Serikat
31
Sebaliknya, tingkat pneumococci yang resisten terhadap
macrolide (misalnya: di Jepang, Spanyol), dan pada derajat
yang lebih rendah pneumococci yang resisten terhadap
doxycycline (Afrika Selatan), keduanya disebutkan sebagai
masalah yang signifikan dan selanjutnya menentang
monoterapi macrolide (dan doxycycline) pada pasien-
pasien rawat jalan.
32
Para ahli yang berasal dari Afrika dan Amerika Selatan tidak
mendukung rekomendasi untuk fluoroquinolones bahkan
sebagai alternatif untuk pasien- pasien rawat jalan di negara
mereka dan wilayah lain dengan insidensi tuberculosis yang
tinggi (6 dari total 14; 42,9%), karena kekhawatiran
mengaburkan diagnosis tuberculosis yang mendasari atau
infeksi mycobacterium non-tuberkulosis.
33
Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa
fluoroquinolones mampu menunda diagnosis tuberculosis
beberapa bulan. Dan sebaliknya, penggunaan
fluoroquinolon secara luas pada tuberculosis MDR terkait
dengan peningkatan pneumococci yang resisten terhadap
fluoroquinolone dalam laporan dari Afrika Selatan.
34
Diagnostik:
Para ahli yang berasal dari beberapa negara menyebutkan
bahwa diagnosis molekuler (misalnya: reaksi rantai
polimerase [PCR] dari influenza dan dari Staphylococcus
aureus yang resisten terhadap methicillin [MRSA] dari
apusan hidung) tidak tersedia secara luas di negara mereka
(dua dari total 14; 14,3%).
35
Namun, beberapa ahli merujuk pada pedoman nasional
mereka yang lebih berfokus pada sampel dahak, dan tidak
akan membatasi mereka pada pasien- pasien dengan
risiko untuk Staphylococcus aureus yang resisten
terhadap methicillin (MRSA) dan / atau Pseudomonas
aeruginosa (empat dari total 14; 28,6%).
36
Diskusi
37
Masalah ini disorot dengan baik dari konsep “pneumonia yang
terkait dengan perawatan kesehatan” yang menyebabkan
perkiraan insidensi organisme MDR dan karena itu
menimbulkan perlakuan berlebihan, serta mungkin dipersulit
dengan resistensi antibiotik dan hasil yang merugikan.
38
Singkatnya, tambahan pada pembaruan pedoman
community-acquired pneumonia yang disambut oleh para
ahli pneumonia internasional, meliputi:
Pengabaian konsep pneumonia yang terkait dengan
perawatan kesehatan,
indikasi untuk tatalaksana macrolide empiris pada pasien-
pasien rawat jalan yang lebih ketat,
peningkatan penekanan pada diagnostik mikrobiologi
pada populasi yang besar, dan penggunaan kortikosteroid.
39
Kritik utama meliputi:
Ambang resistensi sebesar 25% untuk monoterapi
macrolide pada lingkup rawat jalan dan rekomendasi
untuk fluoroquinolones sebagai pilihan alternatif di
daerah dengan peningkatan prevalensi mikobakteri.
40
Akhirnya, kami menyadarinya bahwa pedoman Perhimpunan
Thoraks Amerika (ATS) / Perhimpunan Penyakit Menular
Amerika (IDSA) mengenai (community-acquired pneumonia
tahun 2019 tidak dikembangkan untuk tatalaksana bagi para
pasien immunokompeten
41
Terimakasih
42