Anda di halaman 1dari 60

Asuhan

Keperawatan
Komunitas

Review Materi Keperawatan Komunitas


Pertemuan ke 4
Isnaeni, 2020
Pengkajian
Pengumpulan data
• Type data; subjektif – objektif
• Sumber data
• Data primer ; , dapat dilakukan dengan cara survai epidemiologi, pengamatan
epidemiologi, dan penyaringan
• Data sekunder
• Sarana pelayanan kesehatan,  RS, Puskesmas, atau balai pengobatan.
• Instansi, misal Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, dan Biro Pusat
Statistik.
• Absensi, sekolah, industri, dan perusahaan.
• Secara internasional, cth data WHO
Metode pengumpulan data
• Wawancara
• Angket
• Obserbasi
• Pemeriksaan
Pengorganisasian data
Data inti komunitas
• Sejarah atau riwayat (riwayat daerah dan perubahan daerah);
• Demografi (usia, karakteristik jenis kelamin, distribusi ras dan distribusi etnis);
• Tipe keluarga (keluarga/bukan keluarga, kelompok);
• Status perkawinan (kawin, janda/duda, single);
• Statistik vital (kelahiran, kematian kelompok usia, dan penyebab kematian);
• Nilai-nilai dan keyakinan;
• Agama.
Data Sub-system komunitas
1. Lingkungan fisik
• Inspeksi
• Pemeriksaan dengan menggunakan semua organ-organ indera dan dilakukan secara
survei yakni berjalan di masyarakat atau mikro-pengkajian terhadap perumahan,
ruang terbuka, batas-batas, layanan transportasi pusat, pasar, tempat bertemu
orang-orang di jalan, tanda-tanda pembusukan, etnis, agama, kesehatan dan
morbiditas, serta media politik.
• Auskultasi
• Mendengarkan warga masyarakat tentang lingkungan fisik, iklim, medan, batas
alam, seperti sungai dan bukit- bukit. Tanda-tanda kehidupan, seperti
pengumuman, poster, perumahan dan bangunan baru. Arsitektur, bahan bangunan
yang digunakan, air, pipa, sanitasi, jendela, dan sebagainya. Juga fasilitas bisnis dan
rumah ibadah
• Pemeriksaan laboratorium
• Data sensus atau studi perencanaan untuk proses mapping masyarakat
2. Pelayanan kesehatan dan sosial
• Pelayanan kesehatan dan sosial perlu dikaji di komunitas, yaitu Puskesmas,
klinik, rumah sakit, pengobatan tradisional, agen pelayanan kesehatan di
rumah, pusat emergensi, rumah perawatan, fasilitas pelayanan sosial,
pelayanan kesehatan mental,
3. Ekonomi
• Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan ekonomi adalah, karakteristik
keuangan keluarga dan individu, status pekerja, kategori pekerjaan dan jumlah
penduduk yang tidak bekerja, lokasi industri, pasar, dan pusat bisnis.
4. Transportasi dan keamanan
• Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan transportasi dan keamanan
adalah: alat transportasi penduduk datang dan ke luar wilayah, transportasi
umum (bus, taksi, angkot, dan sebagainya serta transportasi privat (sumber
transportasi atau transpor untuk penyandang cacat). Layanan perlindungan
kebakaran, polisi, sanitasi, dan kualitas udara.
5. Politik dan pemerintahan
• Data yang perlu dikumpulkan meliputi data pemerintahan (RT, RW, desa/kelurahan, kecamatan,
dan sebagainya), kelompok pelayanan masyarakat (posyandu, PKK, karang taruna, posbindu,
poskesdes, panti, dan sebagainya) serta data politik, yaitu kegiatan politik yang ada di wilayah
tersebut serta peran peserta partai politik dalam pelayanan kesehatan.
6. Komunikasi
• Data yang dikumpulkan terkait dengan komunikasi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
komunikasi formal yang meliputi surat kabar, radio dan televisi, telepon, internet, dan hotline,
serta komunikasi informal yang meliputi papan pengumuman, poster, brosur, halo-halo, dan
sebagainya.
7. Pendidikan
• Data yang terkait dengan pendidikan meliputi, sekolah yang ada di komunitas, tipe pendidikan,
perpustakaan, pendidikan khusus, pelayanan kesehatan di sekolah, program makan siang di
sekolah, dan akses pendidikan yang lebih tinggi.
8. Rekreasi.
• Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan rekreasi yang meliputi, taman, area bermain,
perpustakaan, rekreasi umum dan privat, serta fasilitas khusus
• Data persepsi
• Tempat tinggal yang meliputi bagaimana perasaan
masyarakat tentang komunitasnya, apa yang menjadi
kekuatan mereka, permasalahan, tanyakan pada masyarakat
dalam kelompok yang berbeda (misalnya, lansia, remaja,
pekerja, profesional, ibu rumah tangga, dan sebagainya).
• Persepsi umum yang meliputi pernyataan umum tentang
kesehatan dari komunitas, apa yang menjadi kekuatan, apa
masalahnya atau potensial masalah yang dapat diidentifikasi.

Setelah pengkajian    validasi data


Analisa data
• Kategorisasi
• Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, sex, etnis, dan kelompok, ras).
• Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan besarnya kepala keluarga, ruang
publik, serta jalan).
• Karakteristik sosialekonomi (pekerjaan dan kategori pekerjaan, tingkat pendidikan,
dan sewa atau pola kepemilikan rumah).
• Sumber dan pelayanan kesehatan (RS, Puskesmas, Klinik, Pusat Kesehatan Mental, dll)
• Ringkasan
• Disajikan dalam bentuk ukuran, seperti jumlah, bagan, dan grafik.
• Perbandingan
• Analisis data yang meliputi identifikasi kesenjangan data, dan ketidaksesuaian
Diagnosisi keperawatan komunitas
• Suatu pernyataan tentang sintesis analisis data.
• Diagnosis keperawatan adalah respon manusia terhadap masalah kesehatan aktual
atau risiko dan potensial, serta perawat diberi kewenangan untuk mengatasi
• Diagnosis keperawatan komunitas harus ditujukan kepada komunitas, kelompok
atau aggregates tersebut, sehingga secara umum diagnosis tersebut meliputi atau
mewakili permasalahan individu, keluarga yang hidup dan tinggal dalam
komunitas
• Ada tiga bagian diagnosis keperawatan berikut ini.
• Menggambarkan masalah, respon, atau keadaan.
• Identifikasi faktor etiologi berkaitan dengan masalah.
• Tanda dan gejala yang merupakan karakteristik masalah.
PERNYATAAN (STATEMENT)
• Statement atau pernyataan masalah adalah potensial atau masalah yang aktual
ataupun perhatian pada kesehatan komunitas, contoh
• Tingginya angka kematian bayi di Desa A.
• Tingginya prevalensi karies gigi pada siswa SD Kencana Kelurahan B.

ETIOLOGI 
• Pernyataan etiologi digambarkan dengan pernyataan “berhubungan dengan“. Atau
“dibuktikan dengan” Contoh: Tingginya angka kematian bayi di Desa A
berhubungan dengan...
• tidak adekuatnya sarana pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan antenatal;
• kurangnya tenaga kesehatan yang menolong persalinan;
• tidak dapat dijangkau oleh pelayanan antepartum yang ada.
TANDA DAN GEJALA
Pernyataan tanda dan gejala menggambarkan pernyataan lama dan besarnya masalah dengan
menggunakan kata “ditunjukkan dengan“.
1. Tingginya angka kematian bayi di Desa A berhubungan dengan, tidak adekuatnya sarana pelayanan
kesehatan untuk pemeriksaan antenatal, kurangnya tenaga kesehatan yang menolong persalinan,
tidak dapat dijangkau oleh pelayanan antepartum yang ada. Ditunjukkan dengan banyaknya (40%)
ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, persalinan ditolong dukun tidak terlatih (80%),
dan IMR 50/1000 kelahiran hidup.
2. Risiko tinggi terjadi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi pada bayi di Desa A
berhubungan dengan tidak adekuatnya sarana pelayanan Posyandu, jumlah tenaga kader kesehatan
masih terbatas, pengetahuan masyarakat tentang imunisasi masih kurang (63%) Ditunjukkan
dengan cakupan imunisasi 65% pada bayi di Desa A.
3. Tingginya angka prevalensi karies gigi di kalangan anak usia sekolah di SD Manggarai berhubungan
dengan kurangnya pemeriksaan dan perawatan gigi di klinik sekolah, kurangnya fluoride dalam air
minum, pendapatan rumah tangga rata-rata rendah dan keterbatasan sumber daya ekonomi untuk
melakukan perawatan gigi, tidak ada pendidikan kesehatan gigi yang dilakukan oleh klinik sekolah
Ditunjukkan dengan 70% dari anak-anak di SD Manggarai yang memiliki karies gigi pada
pemeriksaan.
• 0109  Defisit Kesehatan Komunitas
• 0110  Defisit Pengetahuan
• 0113  Ketidakpatuhan
• 0115  Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
• 0116 Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
• 0091  Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas
• 0111  Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan
• 0112  Kesiapan Peningkatan Pengetahuan
Perencanaan
Memprioritaskan diagnosis komunitas
• The American Public Health Association (1999), luasnya perhatian
masyarakat;
• Sumber-sumber yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah (dana, tenaga, waktu, alat dan penyaluran);
• Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?
• Kebutuhan pendidikan khusus;
• Penambahan sumber dan kebijakan yang dibutuhkan.
Masyarakat atau komunitas dalam musyawarah, menggunakan scoring.
• Risiko terjadinya masalah tersebut di komunitas (A)
• Risiko parah dari masalah tersebut. (B)
• Potensial untuk dilakukan pendidikan. (C)
• Minat dari masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut. (D)
• Kemungkinan masalah tersebut diatasi. (E)
• Kesesuaian dengan program pemerintah. (F)
• Tersedianya tempat untuk mengatasi. (G)
• Tersedianya waktu untuk mengatasi masalah. (H)
• Tersedianya dana untuk mengatasi masalah. (I)
• Tersedianya fasilitas untuk mengatasi masalah. (J)
• Tersedianya sumber daya manusia untuk mengatasi masalah. (K)
No Masalah A B C D E F G H I J K Total Prioritas
Kesehatan

1. Gizi buruk balita 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 53 1

2. Tuberkulosis 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 48 4

3. Ibu hamil resiko 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 51 3


Tinggi
4. ISPA pada balita 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 52 2

5. Hipertensi 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 44 5
Menetapkan sasaran
• Sasaran merupakan hasil yang diharapkan.
• Pernyataan situasi ke depan, kondisi, atau status jangka panjang, dan
belum bisa diukur, contoh
• Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi.
• Memperbaiki komunikasi antara orang tua dan guru.
• Menurunkan kejadian penyakit kardiovaskuler.
Menetapkan tujuan
• Pernyataan hasil yang diharapkan dapat diukur, dibatasi waktu, dan berorientasi
pada kegiatan
• Karakteristik tujuan
• Menggunakan kata kerja.
• Menggambarkan tingkah laku akhir.
• Menggambarkan kualitas penampilan.
• Menggambarkan kuantitas penampilan.
• Menggambarkan bagaimana penampilan diukur.
• Berhubungan dengan sasaran (goal).
• Adanya batasan waktu.
Contoh tujuan.
• Masalah : Risiko tinggi penularan TB di Desa A
• Sasaran : Menurunnya angka kesakitan TB di Desa A
• Tujuan:
• Meningkatnya pengetahuan keluarga tentang TB menjadi 90%
(dari 60%);
• Meningkatnya angka kesembuhan 85% (dari 69%).
Menetapkan rencana intervensi
• Berorientasi pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan
kesehatan, dan manajemen krisis.
• Mencakup 5w 1H
• Apa yang akan dilakukan?
• Kapan melakukannya?
• Berapa banyak?
• Siapa yang menjadi sasaran?
• Lokasinya di mana?
Contoh
• Pelatihan kader Posyandu bagi kader baru sebanyak 20 orang di RW
01, Desa Sukahati pada minggu kedua bulan Januari 2020
• Hal yang perlu diperhatikan
• Program pemerintah terkait dengan masalah kesehatan yang ada.
• Kondisi atau situasi yang ada.
• Sumber daya yang ada di dalam dan di luar komunitas, dapat dimanfaatkan.
• Program yang lalu yang pernah dijalankan.
• Menekankan pada pemberdayaan masyarakat.
• Penggunaan teknologi tepat guna.
• Mengedepankan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
No Diagnosa Sasaran Tujuan Rencana Intervensi
1. Risiko tinggi Menurunnya angka - Meningkatnya pengetahuan - Promosi kesehatan masalah TB
penularan TB di kesakitan TB di Desa masyarakat tentang TB menjadi 90 untuk seluruh warga desa melalui
Desa A A % (dari 60 %) pada minggu ke-2 kelompok-kelompok kegiatan yang
bulan Februari 2020 ada di masyarakat pada minggu ke-3
dan ke- 4 Januari 2020

      - Terlaksananya dukungan - Pemasangan spanduk, poster dan


masyarakat untuk penyebaran leaflet penanggulangan
penanggulangan TB pada akhir TB pada setiap RW pada minggu
bulan Februari 2020 ke-2 bulan Januari 2020
      - Diperolehnya dukungan pemerintah - Pembentukan kelompok Swabantu
daerah dalam penanggulangan TB masalah TB di Desa Sukahati pada
pada akhir bulan Februari 2020 minggu ke-3 bulan Januari 2020

      - Meningkatnya angka kesembuhan - Pelatihan masalah TB untuk


85 % (dari 69 %) akhir tahun 2020 kelompok swabantu dan kader
kesehatan pada minggu ke- 4 bulan
Januari 2020
Implementasi
• Bagaimana mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya
• Melakukan tindakan-tindakan berupa promosi kesehatan,
memelihara kesehatan atau mengatasi kondisi tidak sehat, mencegah
penyakit, dan dampak pemulihan.
PEMBERDAYAAN
• Upaya memfasilitasi agar masyarakat mengenal masalah yang
dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya
dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi, dan
kebutuhan setempat
• Suatu proses kegiatan sosial yang meningkatkan partisipasi
masyarakat dan organisasi yang bertujuan meningkatkan kontrol
individu dan masyarakat, kemampuan politik, memperbaiki kualitas
hidup masyarakat, dan keadilan sosial. Wallerstein (1992)
Proses pemberdayaan
1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang. Dengan asumsi bahwa setiap manusia
memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Dengan cara
membangun daya, kekuatan atau kemampuan, dengan mendorong
dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta
berupaya mengembangkannya.
2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat
(empowering), sehingga diperlukan langkah yang lebih positif,
selain dari iklim atau suasana.
3. Memberdayakan juga mengandung arti melindungi yang lemah
menjadi agar bertambah lemah.
Strategi dalam pemberdayaan masyarakat
• Menumbuhkembangkan potensi masyarakat,
• Kontribusi masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat,
• Mengembangkan gotong royong,
• Bekerja bersama masyarakat,
• Komunikasi informasi dan edukasi (KIE) berbasis masyarakat,
• Kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat serta organisasi
masyarakat lain,
• Desentralisasi
Langkah Pemberdayaan
Langkah Pemberdayaan

1. Mengidentifikasi masalah dan penyebabnya


• Melalui survei mawas diri (Community Self Survey).
• Didahului dengan rekrutmen kader.
• Pelatihan kader tentang survei mawas diri.
2. Merumuskan alternatif pemecahan masalah
• Melalui lokakarya desa, selain diikuti oleh kader, juga mengundang
stakeholders (pemerintah, masyarakat madani, dan dunia usaha).
• Didahului dengan pelatihan kader tentang hakikat masalah & cara mengatasi
masalah secara teoritis dan berdasar pengalaman di desa-desa lain
3. Menetapkan dan melaksanakan pemecahan masalah
• Di antara alternatif-alternatif pemecahan masalah, pilihlah yang layak dan
efektif dilaksanakan.
• Didahului dengan pelatihan kader tentang cara-cara menyusun prioritas dan
menetapkan pemecahan masalah.
• Di sini harus dirumuskan dengan jelas peran kontribusi semua pihak yang
terlibat (masyarakat, pemerintah, LSM, swasta).

4. Memantau dan mengevaluasi untuk pelestarian


• Sistem informasi (pencatatan, pelaporan & pengolahan data), termasuk Survei
Mawas Diri ulang.
• Didahului dengan pelatihan kader tentang cara-cara mengelola sistem
informasi serta bagaimana memanfaatkan data untuk pemantauan, evaluasi
dan pembinaan kelestarian.
PROMOSI KESEHATAN
• Salah satu bentuk intervensi keperawatan komunitas yang ditujukan pada
individu, keluarga, kelompok, dan komunitas dengan tujuan agar dapat
meningkatkan kondisi kesehatan secara optimal.
• Sebagai segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang
terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan.
• Bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan
yang kondusif bagi kesehatan.
Staregi promosi kesehatan
1. Advokasi, adalah kombinasi kegiatan individu dan sosial yang dirancang untuk
memperoleh komitmen politis, dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan
sistem yang mendukung tujuan atau program kesehatan tertentu (Chapela 1994)
2. Bina suasana, adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang
mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang
diperkenalkan. Menjalin kemitraan dengan berbagai kelompok opini yang ada
di masyarakat, seperti to-masy, to-ga, LSM, dunia usaha/swasta, media massa,
organisasi profesi pemerintah, dan sebagainya. Bina suasana dilakukan untuk
sasaran sekunder atau petugas pelaksana di berbagai tingkat administrasi (dari
pusat hingga desa)
3. Pemberdayaan adalah suatu proses dinamis yang dimulai dari masyarakat yang
belajar langsung dari tindakan. Bagaimana masyarakat mengembangkan
kemampuannya serta bagaimana meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pengambilan keputusan.
Sasaran promosi kesehatan
• Prinsip sasaran promosi kesehatan adalah masyarakat.
• Dalam konteks komunitas, kelompok, keluarga, ataupun individu.
• Menurut ruang lingkupnya  tatanan rumah tangga, tatanan
sekolah, tatanan tempat kerja, tatanan tempat-tempat umum, dan
institusi pelayanan kesehatan.
Metode promosi kesehatan
A. Metode Promosi kesehatan individual
• Bimbingan dan penyuluhan.
• Interview (wawancara).
B. Metode Promosi kesehatan kelompok
• Kelompok Besar: ceramah, seminar,
• Kelompok Kecil: diskusi kelompok, curah pendapat
C. Metode promosi kesehatan massa
• Ceramah umum.
• Penggunaan media massa elektronik, misalnya TV, video
• Penggunaan media cetak, misalnya majalah, koran
• Penggunaan media di luar ruang, misalnya spanduk, poster
Menjalin Kemitraan
• Adalah hubungan (kerja sama) antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan, dan saling menguntungkan (memberikan manfaat)
untuk mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran
masing-masing.
• Bertujuan utk meningkatkan percepatan, efektivitas, dan efisiensi upaya kesehatan
• Prinsip Dasar Kemitraan
• Kesetaraan, diberi kepercayaan penuh, dihargai, dihormati, dan diberikan
pengakuan dalam hal kemampuan dan nilai-nilai yang dimiliki.
• Keterbukaan, yakin dan percaya setiap perjanjian akan dilakukan dengan
terbuka, jujur, dan tidak saling merahasiakan sesuatu.
• Saling menguntungkan, mendapatkan keuntungan dan manfaat bersama dari
kemitraan tersebut.
Landasan Kemitraan
• Saling memahami kedudukan, tugas, fungsi, dan struktur masing-masing.
• Saling memahami kemampuan (capacity).
• Saling menghubungi (linkage).
• Saling mendekati (proximity).
• Saling bersedia membantu dan dibantu (openess).
• Saling mendorong dan mendukung (support).
• Saling menghargai (reward).
Landasan Kemitraan,
• Adanya komitmen/kesepakatan bersama.
• Adanya kerja sama yang harmonis.
• Adanya koordinasi yang baik.
• Adanya kepercayaan antarmitra.
• Adanya kejelasan tujuan yang akan dicapai.
• Adanya kejelasan peran dan fungsi dari masing-masing mitra.
• Adanya keterlibatan yang berkesinambungan.
PERAN MITRA

• Inisiator, memprakarsai kemitraan dalam rangka sosialisasi dan


operasionalisasi Indonesia Sehat.
• Motor atau dinamisator, sebagai penggerak kemitraan, melalui pertemuan,
kegiatan bersama, dan sebagainya.
• Fasilitator, memfasilitasi, memberi kemudahan sehingga kegiatan kemitraan
dapat berjalan lancar.
• Anggota aktif, berperan sebagai anggota kemitraan yang aktif.
• Peserta kreatif, sebagai peserta kegiatan kemitraan yang kreatif.
• Pemasok input teknis, memberi masukan teknis (Program Kesehatan)
• Dukungan sumber daya, memberi dukungan sumber daya sesuai keadaan,
masalah, dan potensi yang ada.
Langkah Kemitraan

1. Penjajagan, identifikasi dan pengenalan calon mitra dengan segala potensi yang
dimiliki.
2. Penyamaan persepsi, saling memahami kedudukan, tugas, fungsi, serta peran
masing-masing secara terbuka dan kekeluargaan
3. Pengaturan peran, masing-masing mitra mengetahui perannya dalam
penanggulangan suatu masalah
4. Komunikasi intensif, komunikasi antarmitra secara teratur dan terjadwal
sehingga permasalahan yang dihadapi di lapangan dapat langsung diselesaikan 
5. Melakukan kegiatan, dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja tertulis yang
telah disepakati bersama
6. Pemantauan dan penilaian, disepakati sejak awal , dan apat dipergunakan untuk
penyempurnaan kesepakatan yang telah dibuat.
ADVOKASI
• Merupakan suatu usaha sistematik dan terorganisasi, untuk
memengaruhi dan mendesak terjadinya perubahan dalam kebijakan
publik secara bertahap maju dan semakin baik (Kemenkes RI)
• Tujuan ; diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya
kesehatan, baik berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan,
keikutsertaan dalam kegiatan, maupun berbagai bentuk lainnya
sesuai keadaan dan usaha.
• Pendekatan utama dalam advokasi, yaitu
• Melibatkan Para Pemimpin,
• Bekerja Dengan Media Massa,
• Membangun Kemitraan,
• Memobilisasi Massa
• Membangun kapasitas.

• Strategi advokasi dilakukan melalui pembentukan koalisi,


pengembangan jaringan kerja, pembangunan institusi, pembuatan
forum, dan kerja sama bilateral.
Langkah-langkah advokasi

1. Identifikasi dan analisis masalah atau isu yang memerlukan advokasi;


2. Identifikasi dan analisis kelompok sasaran;
3. Siapkan dan kemas bahan informasi;
4. Rencanakan teknik atau cara kegiatan operasional;
5. Laksanakan kegiatan, pantau dan evaluasi serta lakukan tindak
lanjut.
SUPERVISI
• Suatu proses kemudahan untuk penyelesaian tugas-tugas keperawatan (swansburg &
swansburg, 1999).
• Merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong,
memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan
sabar, adil serta bijaksana (kron, 1987).
• Supervisi merupakan suatu cara yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
• Bertujuan  memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung, sehingga dengan
bantuan tersebut bawahan akan memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas
atau pekerjaan dengan hasil yang baik (Suarli, 2009)
• Manfaat  meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja
Cara Supervisi
• Langsung
• Merencanakan
• Mengarahkan
• Membimbing
• Motivasi
• Observasi
• Evaluasi
• Tidak langsung, dengan catatan tertulis, laporan, dokumentasi
keeperawatan, timbang terima
Evaluasi
• Merupakan serangkaian prosedur untuk menilai suatu program dan memperoleh informasi
tentang keberhasilan pencapaian tujuan, kegiatan, hasil, dan dampak serta biayanya.
• Merupakan suatu usaha untuk mengukur suatu pencapaian tujuan atau keadaan tertentu
dengan membandingkan dengan standar nilai yang sudah ditentukan sebelumnya, serta erta
mencari kesenjangan antara yang ditetapkan dengan kenyataan hasil pelaksanaan.
• Prosedur secara menyeluruh yang dilakukan dengan menilai masukan, proses dan indikator
keluaran untuk menentukan keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan (Wijono, 1997)
• Suatu cara sistematis untuk memelajari berdasarkan pengalaman dan mempergunakan
pelajaran yang dipelajari untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan serta
meningkatkan perencanaan yang lebih baik dengan seleksi yang seksama untuk kegiatan
masa datang (WHO, 90)
Tujuan Evaluasi (Supriyanto)
• Memperbaiki pelaksanaan dan perencanaan kembali suatu program.
• Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan perencanaan dan
pelaksanaan program yang akan datang.
• Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana dan sumber daya
manajemen saat ini serta di masa mendatang.

Metode Evaluasi
• Metode kuantitatif terutama diperlukan untuk mengukur dampak suatu
program.
• Metode kualitatif terutama untuk mencari penjelasan dari pelaksanaan
program yang terjadi di lapangan
Jenis Evaluasi
• Menurut waktu pelaksanaan
• Evaluasi formatif, dilaksanakan pada waktu pelaksanaan program dan bertujuan
• Evaluasi sumatif, pelaksanaan pada saat program sudah selesai
 
• Menurut Tujuan
• Evaluasi proses, bertujuan untuk mengkaji bagaimana program berjalan dengan
fokus pada masalah penyampaian pelayanan
• Evaluasi Biaya-Manfaat, bertujuan untuk mengkaji biaya program relatif
terhadap alternatif penggunaan sumber daya dan manfaat dari program
• Evaluasi dampak, bertujuan untuk mengkaji apakah program memberikan
pengaruh yang diinginkan terhadap individu, rumah tangga, masyarakat, dan
kelembagaan.
Komponen–komponen evaluasi

• Evaluasi menjadi bagian integral dari desain program.


• Evaluasi direncanakan dengan baik sejak awal.
• Pelaksanaan evaluasi mendapat dukungan dari seluruh pemangku
kepentingan.
• Evaluasi menjadi bagian dari tanggung jawab pemimpin program.
• Evaluasi memperoleh alokasi sumber daya yang memadai.
Langkah Proses Evaluasi

1. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi,


2. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan
keberhasilan program yang akan dievaluasi.
3. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.
4. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil
pelaksanaan evaluasi tersebut.
5. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan tersebut serta memberikan penjelasan-penjelasan.
6. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap
program berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
Kriteria Evaluasi
• Relevansi (relevance): Apakah tujuan program mendukung tujuan
kebijakan?
• Keefektifan (effectiveness): Apakah tujuan program dapat tercapai?
• Efisiensi (efficiency): Apakah tujuan program tercapai dengan biaya
paling rendah?
• Hasil (outcomes): Apakah indikator-indikator tujuan program
membaik?
• Dampak (impact): Apakah indikator-indikator tujuan kebijakan
membaik?
• Keberlanjutan (sustainability): Apakah perbaikan indikator-indikator
terus berlanjut setelah program selesai?
Karakteristik evaluasi yang baik
• Strategis, yaitu memberikan prioritas terhadap program-program
yang penting, besar, atau bermasalah.
• Terfokus, yaitu memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan
yang penting bagi pengambil kebijakan.
• Kredibel, yaitu hasilnya dapat dipercaya .
• Tepat waktu, yaitu temuannya dapat digunakan untuk meredesain
dan memperbaiki pelaksanaan program .
• Bermanfaat, yaitu hasilnya dapat digunakan untuk:
• menilai kelayakan dan efektifitas program;
• membantu memaksimalkan kegunaan sumber daya yang terbatas;
• memberikan input untuk desain program yang akan datang.
Hambatan Evaluasi

• Kendala psikologis
• Kendala ekonomis
• Kendala teknis
• Kendala politis
Subjek

Warga mengatakan sudah paham dan tentang pengertian, penyebab,dan tanda penyakit
tekanan darah tinggi. Masyarakat mampu membedakan batasan tekanan darah tinggi dengan
yang normal. Warga bersedia melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin di posbindu.
Peserta promkes juga memahami bahwa hipertensi tidak mudah di sembuhkan, tetapi bisa dicegah.

Objek Masyarakat terlihat antusias mengikuti penyuluhan tentang hipertens

Sebanyak 85 % keluarga / penderita menghadiri penyuluhan. Audien aktif bertanya. Peserta


berpartisipasi dalam pembuatan obat tradisional

Analisis : Tujuan tercapai sebagian

 Planning : Lakukan pemantauan kegiatan kader dan partisipasi warga dalam pemeriksaan tekanan
darah secara rutin.
KASUS
• Hasil pengkajian perawat komunitas di RW V memperoleh data pengkajian sebagai berikut ;
tercatat sebanyak 150 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 610 jiwa, jumlah balita yang ada
sebanyak 51 anak dan selebihnya adalah remaja, dewasa dan dan lansia, dari pengkajian angka
kesakitan dalam 3 bulan terakhir diketahui 37 anak balita pernah mengalami batuk pilek,
sebanyak 18 diantaranya disertai demam dan 5 anak menjalani perawatan di rumah sakit. Dilihat
angka kunjungan balita 25 anak memperoleh pengobatan di puskesmas dan selebihnya hanya
perawatan dirumah dan membeli obat sendiri. Kebiasaan sehari-hari anak-anak bermain bersama
di lapangan, jajan diwarung atau penjual keliling, biasanya mandi 2 kali sehari. Diketahui
sebanyak 80 % orang tua belum pernah mendapatkan informasi tentang penyakit ISPA. Petugas
kesehatan ke posyandu untuk lebih banyak memberikan imunisasi. Angka cakupan imunisasi
berdasarkan KMS pada balita sebanyak 85%, informasi dari kader bahwa ada keluarga yg
membawa anaknya imunisasi di rumah sakit. Angka kunjungan balita di posandu pada bulan ini
sebanyak 80 % tetapi berdasarkan buku laporan rata-rata angka kunjungan selama 6 bulan
terakhir sebanyka 60% yang rutin ke posyandu. Kader kesehatan di posyandu sebanyak 2 orang
dan dalam kegiatan yang dilakukan secara bergantian. Kegiatan di posyandu meliputi pengukuran
tinggi dan berat badan, pemberian makanan tambahan, dan imunisasi o;eh petugas puskesmas.
TUGAS
silahkan download, jawab, dan kirimkan pada url ini:

https://docs.google.com/forms/d/1XH0rTeztNMUfmA7F_z3LV3QEpZSVnkAgjJP7I0j4T00/e
dit
1. Buatlah analisis data
2. Tetapkan diagnose keperawatan komunitas
3. Susun prioritas masalah
Buat intervensi keperawatan
4. Sasaran
5. Tujuan
6. Intervensi
7. Evaluasi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai