Anda di halaman 1dari 22

Pengolahan Limbah Cair Hotel Dengan Membran

Ultrafiltrasi Aliran Cross Flow dan Pencucian Kimia


Membran
 

KELOMPOK 4
Guru Pmbimbing : Dr.Ir.A.Husaini, M,T.

1. Ade Nina Amelia


2. Fhilivo Andreas Prima
3. Nur Oktavia
4. Siske Alfatiya
5. Tasya Dwi Yuliani
Mengapa harus adanya infarastruktur
pengolahan air limbah?

Pembangunan hotel yang begitu pesat saat ini akan membawa


pengaruh dan berdampak signifikan terhadap lingkungan, akibat air
limbah yang dihasilkan. Limbah cair hotel yang dibuang sembarangan
dapat merusak lingkungan [Elystia dkk, 2012].

Karakteristik limbah cair hotel mengandung BOD 69,69 mg/l, COD


137,28 mg/l, dan TSS 125 mg/l. Parameter ini dapat mereduksi
kandungan oksigen di dalam air sehingga kadar oksigen terlarut dalam
air turun dan dapat mengakibatkan kematian biota air seperti ikan,
selain itu juga dapat membahayakan kesehatan manusia, salah satu
teknologi alternatif pemisahan air adalah teknologi membran [Helard
dan Amelia, 2010].

2
Pengolahan Limbah
Teknologi membran mampu memisahkan komponen partikel
secara spesifik, dapat beroperasi pada suhu rendah, kontinu, hemat
energi, prosesnya tidak destruktif terhadap zat-zat yang dipisahkan dan
tidak menimbulkan dampak yang negatif terhadap lingkungan sehingga
dapat disebut sebagai clean technology, salah satu membran yang
dapatd igunakan adalah membran ultrafiltrasi, tetapi kendala yang
dihadapi oleh teknologi membran adalah fouling [Syarfi dan Khairat,
2013].

3
Kendala yang dihadapi
Fouling dapat dihilangkan dengan tindakan pencucian
menggunakan chemical agent cleaning seperti detergen dan
NaOH. Detergen adalah pembersih sintetis campuran berbagai
bahan, seperti surfaktan yang merupakan zat aktif permukaan
yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan
hidrofob (suka lemak). NaOH sangat tepat sebagai zat pembersih
untuk silika, koloid anorganic dan foulant dari material organik atau
biologi [Scott, 1995].

4
Hasil Analisa Sebelum dan Sesudah Perlakuan dengan
Membran Ultrafiltrasi Parameter BOD5, COD, dan TSS

Persentase rejeksi BOD5 pada tekanan transmembran


0,5 bar sebesar 76,0%, pada tekanan transmembran 1,5
bar sebesar 78,7%, dan pada tekanan transmembran 2,5
bar sebesar 83,1%. Gambar 2 terlihhat tren kenaikan
persentase rejeksi juga terjadi untuk parameter COD dan
TSS.
Memperlihatkan perolehan persentase rejeksi semakin
tinggi ketika tekanan transmembran dinaikkan. hal ini
disebabkan karena semakin besar tekanan yang diberikan
maka kecepatan air untuk melalui membran juga semakin
cepat, dimana komponen organik yang memiliki berat
molekul lebih besar dari pada pori membran akan tertahan
sehingga akan membentuk lapisan cake pada permukaan
membran, dimana akan menutupi pori-pori membran.

5
Pengaruh Tekanan Transmembran
Terhadap Fluks Permeat
 
Tekanan transmembran 0,5 bar didapat fluks sebesar
12,81 ml/menit.cm2, tekanan transmembran 1,5 bar
didapat fluks sebesar 14,78 ml/menit.cm2, dan tekanan
transmembran 2,5 bar didapat fluks 18,72 ml/menit.cm2.
Semakin besar tekanan transmembran, maka makin tinggi
nilai fluks. Nilai fluks berbanding lurus dengan tekanan
transmembran, hal ini disebabkan semakin tinggi tekanan,
semakin cepat air limbah hotel mengalir melewati
membran ultrafiltrasi. Sedangkan nilai fluks yang
dihasilkan cenderung turun terhadap waktu [Mulder,
1996].

6
Pengaruh Tekanan Transmembran dan
Konsentrasi Bahan Kimia
Terhadap Tingkat Efisiensi Pencucian

Nilai FR bahan pencuci NaOH tertinggi mencapai


76,35% dan Gambar 5 nilai FR untuk bahan pencuci
deterjen tertinggi mencapai 88,59%. Kondisi tekanan
transmembran dan konsentrasi bahan pencuci sama,
memperlihatkan bahwa bahan pencuci deterjen lebih baik
dibandingkan dengan bahan pencuci NaOH.
Perbandingan antara NaOH dan deterjen dalam
proses pencucian membran setelah terbentuknya fouling
mengindikasikan bahwa NaOH adalah chemical cleaning
agent yang lebih lemah dibandingkan dengan deterjen
yang mengandung larutan penstabil emulsi yang disebut
sebagai surfactant.

7
Pengaruh Tekanan dan Konsentrasi

Tekanan yang tinggi akan meningkatkan turbulensi


aliran sehingga foulant yang terdeposisi pada permukaan
atau pada pori membran akan terangkat dan ikut kealiran
pencuci.
Sedangkan peningkan konsentrasi akan
mempercepat poroses pemutusan atau penghancuran
foulant sehingga foulant semakin mudah mengalir kealiran
pencucian.
Pengaruh tekanan dan konsentrasi dapat mereduksi
tahanan yang ditimbulkan selama proses berlangsung
seperti pembentukan lapisan gel, polarisasi karena
tahanan adsorpsi foulant,konsentrasi dan poreblocking.

8
Pengaruh Tekanan Transmembran dan
Konsentrasi Bahan Kimia Terhadap Tingkat
Efektifitas Pencucian
Efektifitas pencucian tertinggi untuk bahan pencuci
NaOH tertinggi mencapai 20,89%, dan dengan bahan
pencuci deterjen terlihat tingkat efektifitas pencucian
tertinggi mencapai 51,27%. Tren kenaikan tingkat
efektifitas pencucian dipengaruhi oleh konsentrasi bahan
pencuci dan tekanan transmembran.
Perubahan tekanan operasi transmembran juga
menghasilkan nilai persentase yang lebih tinggi.
kemampuan deterjen sebagai bahan pencuci membran
lebih baik, karena kandungan builder atau disebut juga
pembentuk didalam deterjen yang berfungsi
meningkatkan efisiensi pencucian dari deterjen dengan
cara menon-aktifkan mineral atau foulant penyebab
fouling pada membran.

9
Desain Alat

10
Desain Proses Berbasis Membran

11
Proses pengolahan limbah
• Dibagi menjadi beberapa bentuk Karakteristik
• 1. Karakteristik fisik
• Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri
dari bahan-bahan padat dan suspensi. Terutama air
limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram
seperti larutan sabun, sedikit berbau. Kadang-kadang
mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas cucian
beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan sebagainya.
• 2. Karakteristik kimiawi
• Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-
zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta
bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian
tinja, urine dan sampah-sampah lainnya.

12
• Oleh sebab itu pada umumnya bersifat basa pada
waktu masih baru dan cenderung ke asam apabila
sudah mulai membusuk.
• Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2
gabungan, yakni : gabungan yang mengandung
nitrogen, misalnya urea, protein, amine dan asam
amino. gabungan yang tak mengandung nitrogen,
misalnya lemak, sabun dan karbohidrat, termasuk
selulosa.
• 3. Karakteristik bakteriologis
• Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan
coli terdapat juga dalam air limbah tergantung
darimana sumbernya namun keduanya tidak berperan
dalam proses pengolahan air buangan.

13
Pemilihan proses Pengolahan Air
Limbah
• Instalasi pengolahan air limbah yang sering disebut
dengan sistem pengolahan air limbah (Sewage
Treatment Plants) adalah suatu Structur yang
dirancang untuk mengolah air limbah menjadi air
buangan yang layak di buang ke drainase umum.
• Air limbah terbagi 2 jenis yaitu :
• Black Water ( Limbah dari Toilet / closet / Feses
manusia )
• Grey Water ( Air Limbah dari kegiatan Mandi, Cuci dan
lainnya ).

14
• kedua jenis ini sebelum masuk ke dalam tangki
pengolahan maka harus terlebih dahulu masuk dalam
tangki Pre Treatment seperti Tangki Grease Trap/
penangkap lemak/ Bak Pengendapan awal, Jika air
mengandung pasir, pasir akan mengendap di dasar
ruang ini, sedangkan lapisan minyak karena berat
jenisnya lebih ringan akan mengambang di ruang
penangkap lemak.
• Beberapa kompleks perumahan seperti Lippo
Karawaci dan hampir semua apartemen telah memiliki
instalasi pengolah limbah greywateryang canggih dan
modern. Greywater yang telah diolah akan digunakan
lagi untuk menyiram tanaman, mengguyur kloset, dan
untuk mencuci mobil. Di Singapura dan negara-negara
maju, greywater bahkan diolah lagi menjadi air minum.

15
• Beberapa kompleks perumahan seperti Lippo
Karawaci dan hampir semua apartemen telah memiliki
instalasi pengolah limbah greywateryang canggih dan
modern. Greywater yang telah diolah akan digunakan
lagi untuk menyiram tanaman, mengguyur kloset, dan
untuk mencuci mobil. Di Singapura dan negara-negara
maju, greywater bahkan diolah lagi menjadi air minum.
• Berdasarkan pemaparan tersebut maka sistem
pengolahan limbah yang menghasilkan greywater
seperti ini akan sangat bagus untuk diterapkan di
lingkungan perkotaan yang padat penduduk juga air
hasil olahannya ramah lingkungan bahkan dapat
digunakan kembali atau diolah lebih lanjut menjadi air
minum.

16
• Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak
kontaktor bak anaerob (dapat dipasang lebih dari satu
sesuai dengan kualitas dari jumlah air baku yang akan
di olah) yang diisi dengan media dari bahan biofilter
dengan arah aliran dari atas ke bawah dan bawah ke
atas.
• Efesiensi penyaringan akan sangat besar karena
dengan adanya biofilter up flow yakni penyaringan
dengan sistem aliran dari bawah keatas akan
mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air
buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas
akan mengendapkan di dasar bak filter. operasinya
mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta sedikit
membutuhkan energi. Proses ini cocok digunakan
untuk mengolah air limbah rumah tangga, Perkantoran,
Hotel, Rusun, apartemen, kost-kosan dengan
kapasitas yang tidak terlalu besar.

17
DATA
Perkiraan biaya oparasional dan
effisiensi yang diperoleh.
NO PERALATAN LISTRIK JAM JUMLAH
(WATT) OPERASI/ KWH/HARI
HARI
1. Pompa air 250 24 6
equalisasi
2. Pompa 250 24 6
Sirkulasi
3. Pompa re-use 2x250 8 4
4. Blower Udara 4x100 24 9,6
TOTAL 25,6
Kwh/hari

18
• A.Kebutuhan listrik
• B.Biaya perawatan sekitar Rp.600.00,-/bulan
• C.Tenaga operator IPAL:Rp.1.250.000/orang/bulan

• Total biaya operasi IPAL

NO JENIS BIAYA JUMLAH SATUAN TOTAL


UNIT BIAYA
1. Total biaya 25,6 Kwh Rp.500/K Rp.12.800
listrik wh
2. Biaya Rp.20.000
Perawatan
3. Biaya tenaga 2 orang Rp.1.250. Rp.83.333
kerja 2 orang 000/org/bl
operator n
TOTAL Rp.116.113/hari

19
• Dari total biaya operasi IPAL ini dapat dihitung
besarnya nilai operasional untuk pengelolahan limbah
setiap meter kubiknya,yait sebagai berikut

• -Jumlah air limbah per hari= 54 m3


• -Biaya pengolahan air limbah =Rp.116.133/54 m3 atau
=Rp.2.150/m3 limbah

20
Efisiensi yang diperoleh
• Efisiensi yang diperoleh dari system reuse ini diperoleh
dari besarnya nilai rupiah dari jumlah air yang dapat
dihentikan karena digantikan oleh air olahan IPAL
ini.Secara rincian jumlah efesiensi yang diperoleh
adalah sebagai beriku:
• =(jumlah air yang di re-use x Harga air)-biaya
operasional IPAL
• =(54 m3/hari x Rp.22.000/m3)-Rp.116.133,-/hari
• =Rp.1.071.867/hari
• =Rp.32.156.010/bulan
• =Rp.385.872.120/tahun.

21
22

Anda mungkin juga menyukai