Anda di halaman 1dari 7

Diskusi

Panel

ISLAM DISIPLIN ILMU APOTEKER


011 SUHAENI 076 YULIANTY
021 RISKI ANANDA 081 IRMA PATOLA
026 FATRIANI 082 MUNAWWARAH
045 DEWANTI FATMALA KADI 092 WARDA
064 ABD RAUF RUM 071 ASWAN
093 FUTYAH ADLIAH HIWAN

KELOMPOK VIII
APOTEKER UMI ANGKATAN IX
Regulasi Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan OOT Pandangan Islam dalam Pengobatan (Halal/haram)

Kode Etik Apoteker


Peraturan OWA

Konseling dan Swamedikasi

Penggunaan Obat Khusus

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek


Permenkes nomor 73 tahun 2016

 Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;


 Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian;
Tujuan pengaturan  Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat
yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien

Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek


 Perencanaan
 Pengadaan
Pengelolaan Sediaan Farmasi,  Penerimaan
01 Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai


Penyimpanan
Pemusnahan
 Pengendalian, dan
 Pencatatan dan pelaporan

 Pengkajian resep
 Dispensing
02 Pelayanan Farmasi Klinik 

Pelayanan informasi obat (PIO)
Konseling
 Pelayanan kefarmasian dan rumah (home pharmacy care)
 Pemantauan terapi obat (PTO)
 Monitoring efek samping obat
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Peraturan BPOM , No. 4 Tahun 2018 Obat Wajib Apotek (OWA) adalah
Narkotika, Psikotropika, Prekursor obat keras yang dapat diserahkan
Tidak untuk salinan resep yang telah tanpa resep dokter dengan jumlah
diambil sebagian. Resep asli, dan dapat dan syarat tertentu.
diberikan di apotek/instalasi farmasi
yang mengeluarkan obat narkotika itu.

Kepmenkes No. 347 tahun1990 OWA 1


Bisakodil maks pemberian 20 tablet
CTM maks pemberian 20 tablet
Pil KB maks pemberian 1 siklus
Peraturan BPOM, No. 10 Tahun 2019
Obat-Obat Tertentu.
Penyerahan Kepmenkes No. 924 tahun1993 OWA 2
Harus memperhatikan kewajaran jumlah Omeprazol (maks pemberian 7 tablet)
obat yang akan diserahkan.
DMP tidak dapat diberikan pada remaja
usia <18 tahun
Kepmenkes No. 1176 tahun 1999 OWA 3
Ranitidine (maks pemberian 10 tablet).
Kode Etik Apoteker

Umum

Pandangan Islam dalam pengobatan Pandangan Islam dalam pengobatan


Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-
binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika
menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah
Pasien
Digunakan Belum Adanya
menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya
pada kondisi ditemukan rekomendasi
atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu
keterpaksaan bahan halal paramedis
memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari
dan suci kompenten dan
manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang Teman sejawat terpercaya tidak
lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan.
ada obat yang
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
halal.
mengetahui orang-orang yang melampaui batas.

Sejawat petugas
Surah Al-An’am : 199 kesehatan lain Fatwa MUI NO.4 Thn 2013
Konseling Swamedikasi
PMK No. 73, 2016 Depkes RI, 2007

Membuka komunikasi Khasiat obat


Menilai pemahaman pasien tentang Kontraindikasi
dengan 3 Prime question Efek samping dan cara
Menggali informasi lebih lanjut mengatasi
Memberikan penjelasan pada Aturan pakai
pasien cara penggunaan obat Dosis
Melakukan verifikasi Lama penggunaan
Dokumentasi dan Hal yang dilakukan jika
followup/monitoring lupa
Obat yang diberikan pada skenario Cara penyimpanan obat
yaitu enoxapharin, ISDN, asam Obat yang diberikan
asetil salisilat, amlodipine, pada skenario yaitu
simvastatin, ranitidine, insulin, tetes omeprazole, obat batuk
mata, dan bisakodil suppo dan obat gatal
.

Obat dengan Penggunaan Obat Khusus

Insulin Suppositoria Tablet sublingual Tets mata Pil KB


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai