Anda di halaman 1dari 15

Prosedur Keperawatan pada Klien

dengan Gangguan Kebutuhan pada


Klien Terminal dan Menjelang Ajal
Kelompok 17 :
dwi Eprilia Purnama Putri
P07220119117

Reninda Rara Safira


P07220119137

dosen pengampu :
Konsep Dasar Pasien Terminal dan Menjelang Ajal

1. Penyakit Kronis
Penyakit kronis adalah penyakit yang berlangsung selama tiga bulan atau
lebih.
Penyakit kronis merupakan kondisi yang berlangsung satu tahun atau
lebih dan memerlukan perhatian medis dan/atau membatasi kegiatan yang
sedang berlangsung dari kehidupan sehari-hari (Warshaw, 2006).
Menurut smeltzer & Bare (2008) ada Sembilan fase dalam penyakit
kronis, yaitu:

1. Fase pra-trajectory 6. Fase krisis


2. Fase trajectory 7. Fase pulih
3. Fase stabil 8. Fase penurunan
4. Fase tidak stabil 9. Fase kematian
5. Fase akut
2. Terminal

Keadaan terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penyakit/sakit yang tidak
mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat dekat dengan proses kematian dalam 6 bulan atau
kurang. Kematian merupakan fenomena yang selalu mengalami dinamika perubahan sesuai dengan
dinamika perubahan manusia, karena kematian adalah akhir dari tahapan perkembangan hidup
manusia.

Kubler-Rosa (1969), telah membagi tahap-tahap menjelang ajal menjadi 5 tahap, yaitu:
3. Menolak/denial
4. Marah/Anger
5. Menawar/bargaining
6. Kemurungan/depresi
7. Menerima/pasrah/acceptance
3. Kehilangan dan Berduka

Kehilangan adalah suatu keadaan individu mengalami kehilangan sesuatu yang sebelumnya
ada dan dimiliki. Seperti kehilangan harta, kesehatan, orang yang dicintai, dan kesempatan.

Berduka tidak hanya melibatkan isi (apa yang dipikirkan, dikatakan, dan dirasakan individu), tetapi juga
proses (bagaimana individu berpikir, berkata, dan merasa). Semua individu berduka ketika mereka
mengalami perubahan dan kehilangan dalam hidup, dan sering kali proses tersebut merupakan salah satu
hal yang paling sulit dan menantang keberadaan manusia.
Beberapa contoh kehilangan yang relevan dengan kebutuhan spesifik
manusia yang diidentifikasi dalam hierarki Maslow anatara lain:

1. Kehilangan fisiologis
2. Kehilangan keselamatan
3. Kehilangan keamanan dan rasa memiliki
4. Kehilangan harga diri
5. Kehilangan yang brhubungan dengan aktualisasi diri
4. Kecemasan

Secara umum, kecemasan adalah perasaan yang dialami ketika


seseorang terlalu mengkhawatirkan sebuah peristiwa yang
menurutnya menakutkan yang akan terjadi di masa depan yang
tidak bisa dikendalikan dan apabila itu benar terjadi, maka akan
dinilai sebagai sesuatu yang “mengerikan”. Dengan kata lain
kecemasan adalah sebuah perasaan yang tidak jelas tentang
kepribadian dan kekhawatiran karena ancaman pada sistem atau
pola terhadap keamanan seseorang.
Kecemasan memiliki konsep teori yang terbagi menjadi tiga
kategori, antara lain:

1. Konsep interpersonal : Konsep yang beranggapan bahwa kecemasan terjadi karena adanya
ketakutan akan penolakan interpersonal, hal ini juga dihubungkan dengan dengan trauma pada
masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak
berdaya.
2. Konsep perilaku : Konsep yang beranggapan bahwa adanya perasaan cemas merupakan hasil
frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
3. Konsep biologis: Konsep yang beranggapan bahwa otak yang mengandung reseptor khusus
diazepine reseptor juga membantu mengatur kecemasan penghambat asam amino butirikgamma
neuro regulator juga dilansir ikut berperan aktif dalam mekanisme biologis yang berhubungan
dengan kecemasan seperti halnya dengan endokrin.
5. Manajemen Stres

Manajemen stres merupakan suatu kemampuan menggunakan sumber daya dengan efektif dalam
mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang timbul karena tanggapan atau
respon. Memanajemen stres bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup sesoerang agar menjadi
lebih baik.

Ada dua penyebab seseorang mengalami stress, yaitu:

1. External Stressor : Kondisi ruangan seperti kebisingan, cahaya yang berlebih, dan suhu udara
yang panas dan keadaan ruangan yang sempit.

2. Internal Stressor : Pemilihan gaya hidup, pembicaraan yang negatif, dan lain-lain.
Munandar, Robbins (2002) menyatakan bahwa terdapat dua cara dalam
pengelolaan stress, yakni:

1. Pendekatan Individual Seorang pegawai bisa menanggung


tanggung jawab pribadi dalam mengurangi tingkat
stressnya
2. Pendekatan Organisasional Sebagian faktor yang membuat
stress terutama tuntutan tugas dan peran dan juga struktru
organisasi sudah dikendalikan oleh manajemen.
Prosedur Tindakan Keperawatan pada Pasien
Terminal
1. Prosedur bimbingan dan konseling pada pasien terminal Asuhan perawatan
klien terminal tidaklah mudah,Perawat membantu klien untuk meraih kembali
martabatnya. Perawat dapat berbagi penderitaan klien menjelang ajal dan
melakukan intervensi yang dapat meningkatkan kualitas hidup, klien harus dirawat
dengan respek dan perhatian penuh. Dalam memberikan bimbingan konseling
dalam perawatan pasien terminal terdiri dari :

1. Peningkatan Kenyamanan
2. Pemeliharan Kemandirian
3. Pencegahan Kesepian dan Isolasi
4. Peningkatan Ketenangan Spiritual
5. Dukungan untuk keluarga yang berduka
2. Melaksanakan Perawatan Lanjutan di Rumah

a) Tujuan
a) Mempertahankan pasien nyaman dan bebas nyeri
b) Membuat hari-hari akhir pasien sebaik mungkin untuk pasien maupun keluarga, dengan
sedikit mungkin penderitaan
c) Membantu pasien meninggal dengan damai
d) Memberikan kenyamanan bagi keluarga

b) Persiapan klien dan keluarga


Siapkan diri dengan spiritual yang lebih khusuk mendekatkan diri pada tuhan seperti berserah
diri dan ikhlas,berdoa meminta kebaikan dari segala ujian yang diberi tuhan,tetapi tidak pasrah
dengan keadaan yaitu selalu yakin ada keajaiban yang diberi tuhan
c. Prosedur tindakan
Tindakan yang dilakukan untuk pasien terminal dirumah kebutuhan nafas,nutrisi,minum,eliminasi semuanya
harus masih ditngani dan dikontrol oleh keluarga atau perawat,bantuan memenuhi kebutuhan fisiologis
seperti kebersihan diri,mengontrol rasa sakit, membebaskan jalan nafas,bergerak,dan perubahan sensori.
d. Kondisi yang harus dievaluasi

Ada 8 yang harus dievaluasi :

1) Klien mengalami peredaan dari maladaftif berduka atau menunjukkan tidak terdapatnya reaksi emosional dalam 2 bulan
2) Observasi klien yang mendiskusikan kehilangan dengan orang terdekat
3) Observasi perilaku klien, minta klien menceritakan perasaan kehilangan.
4) Klien menghargai kesadaran tentang kehilangan dalam satu minggu
5) Klien mengekspresikan pikiran dan perasaan yang berhubungan dengan kehilangan dalam 2 minggu.
6) Amati penampilan dan kebiasaan berdandan klien,klien mencapai kembali rasa harga diri dalam 2 bulan
7) Amati keinginan klien untuk berinteraksi dengan orang lain

8) Amati keterlibatan klien dalam aktivitas perawatan diri


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai