Anda di halaman 1dari 30

BAHASA DALAM KARYA ILMIAH

1. RAFFA ANNISA FATHIN (1815401053)


2. NOFHANI DHARFHIA (1815401057)
3. YULIA MUFITA SARI (1815401088)
4. ANNISA RAHMA FATIHA (1815401090)
5. RANI WULANDARI (1815401093)
6. PUSPA JELITA NADIYA P (1815401096)
1. Ragam Bahasa Karya Ilmiah

A. Pengertian Ragam Bahasa Ilmiah

Ragam bahasa ilmiah merupakan salah satu ragam Bahasa


Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah, pemakaian
bahasa yang mewadahi dan mencerminkan sifat keilmuan dari karya
ilmiah.
sebagai wadah, ragam ilmiah harus menjadi ungkapan yang tetap bagi
kerumitan (sofistifikasi) pemikiran dalam karya ilmiah.
Dari pemakaian ragam ilmiah itu juga bukan saja tercermin sikap
ilmiah, melainkan juga hati-hatian, kecendekiaan, kecermatan,
kebijaksanaan dan kecerdasandari penulisnya.
B. Ranah Penggunaan Bahasa Ragam Ilmiah

Penggunaan bahasa dalam berbagai karya ilmiah adalah sebagai


berikut :
1. Laporan berbentuk naskah seperti artikel makalah, laporan hasil
penelitian, laporan surat.
2. Skripsi (pada S1), Tesis (pada S2), Desertasi (pada S3)
3. Laporan pekerjaan yang berbentuk surat/ naskah
4. Laporan pertanggung jawaban seperti laporan kegiatan, keuangan,
laporan pemegang saham.
C. Ciri-ciri Bahasa Ragam Ilmiah

1) Cendekia yaitu mampu mengungkapakan hasil berpikir logis secara


tepat.

2) Lugas dan Logis yaitu sesuai dengan logika atau dapat diterima oleh
akal sehat

3) Jelas yaitu jelas struktur kalimat dan maknanya

4) Padat dan Ringkas yaitu tidak tercampur unsur-unsur lain yang tidak
ada hubungannya dan tidak menggunakan kata-kata yang berlebihan
5) Formal dan Objektif yaitu bahasa Indonesia yang digunakan
harus bahasa yang dalam situasi formal atau resmi pada struktur
bahasa yang mencakup seluruh tataran struktur kebahasaan.

6) Gagasan sebagai Pangkal Tolak yaitu harus berorientasi pada


gagasan atau pola pikir bukan pada penulis

7) Penggunaan Istilah Teknis artinya sesuai dengan bidang


keilmuannya yang dilengkapi dengan peristilahan teknis yang meliputi
penulisan angka, lambing, dan istilah sesuai dengan bidang ilmu.

8) Konsisten yaitu mulai dari tataran terkecil sampai dengan tataran


terbesar dan terluas atau selalu menggunakan bentuk-bentuk atau
unsur-unsur tersebut dari awal tulisan sampai akhir tulisan
2. Penulisan Judul dalam Karya Ilmiah

A. Judul
Judul merupakan nama atau tajuk yang bisa menggambarkan
maksud atau isi dari karya tulis tersebut. Judul lebih spesifik dan
sering menyiratkan permasalahan yang akan dibahas.
Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa
terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya. Fungsi judul
antara lain sebagai identitas karangan, ringkasan isi dan menarik
minat pembaca
Cara penulisan judul karya ilmiah yang benar adalah :

1. Ditulis menggunakan huruf besar (kapital)


2. Ditulis menggunakan style bold (cetak tebal)
3. Ditulis di posisi tengah halaman
4. Tidak ditulis dengan menggunakan style underlined
(garis bawah)

Contoh penulisan judul yang benar untuk karya ilmiah :


1. PENGARUH GENERASI MILENIAL TERHADAP
TREN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
B. Halaman Sampul
Halaman sampul merupakan lembar pertama dari bagian
muka penulisan karya tulis ilmiah. Yang mana dalam halaman
sampul berisi informasi utama dari isi karya ilmiah tersebut,
misalnya judul, nama penulis, daftar anggota, dan logo kampus.

Bagian ini berisi judul penelitian yang menggambarkan isi


sebuah laporan penelitian yang ditulis dengan huruf kapital yang
posisinya pada halaman sampul tepat di tengah-tengah
(simetris).
C. Bab dan Subbab
Bab merupakan bagian dari judul yang berisi
gagasan/ide lebih khusus dari tema umum. Bab juga dapat
dikatakan sebagai bagian masalah atau hal inti.
Sedangkan sub bab adalah bagian dari bab atau bisa
disebut juga anak bab. Dalam satu bab biasanya teridiri
dari beberapa sub bab yang memuat pembahasan lebih
rinci mengenai pokok bahasan tersebut.
Berikut adalah cara penulisannya:

1. Judul Bab ditulis dengan huruf kapital dan cetak tebal

2. Setiap kata pada judul sub bab yang ditulis diawali dengan huruf besar
kecuali kata sambung (di, yang, dari, & dan), serta ditulis menggunakan
cetak tebal

3. Menggunakan metode penomoran yang benar, yaitu bab menggunakan


angka romawi I,II,III, dan seterusnya, sedangkan sub-bab menggunakan
angka dengan Level List contohnya: 1.1, 1.2, 1.3, dan seterusnya

4. Tetapi jika penulisan dari sub-bab menggunakan huruf kapital, seperti


A,B,C,D dan seterusnya, maka penulisan anak sub-bab ditulis
menggunakan 1,2,3 dan seterusnya.
D. Tabel/Gambar/Bagan

Tabel, gambar dan bagan memiliki fungsi untuk


memperjelas isi wacana. Paparan yang rumit akan lebih
mudah dipahami jika disertai dengan tabel, gambar atau
bagan.
E. Lampiran

Lampiran pada makalah atau karya ilmiah bisa juga


dikatakan sebagai salah satu komponen penting yang
berfungsi untuk memberikan informasi spesifik kepada
pembaca.
Lampiran pada karya ilmiah penting karena pada
lampiran menggambarkan data penunjang yang berkaitan
atau bahkan mengandung data penguat keabsahan karya
tulis.
3. Penulisan Daftar Isi

A. Pengertian Daftar Isi

Daftar isi merupakan urutan judul pada tiap bab beserta halaman
yang terdapat pada sebuah buku atau bentuk tulisan lainnya.

Fungsi daftar isi yaitu untuk memudahkan kita mencari judul


penulisan secara cepat tanpa harus mencari satu persatu. sehingga
membuat pembaca lebih mudah untuk menemukan informasi dalam
dokumen berdasarkan judul dan nomor halaman.
Daftar isi yang baik harus disusun dengan baik, mudah dibaca dan
mudah digunakan.
B. Unsur-unsur Daftar isi

1. Halaman Judul
1. Tujuan
2. Kata Pengantar
2. Manfaat
3. Latar Belakang
3. Identifikasi Masalah
4. Batasan Masalah
4. Hipotesis
5. Rumusan Masalah
5. Kesimpulan

6. Saran
4. Penulisan Kutipan

A. Pengertian Kutipan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata kutipan
adalah pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain
untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argument dalam tulisan
sendiri.

Arti lainnya dari kutipan adalah pungutan. Mengutip diartikan


sebagai mengambil perkataan atau kalimat dari buku baik fiksi atau
nonfiksi orang yang mengambil kutipan disebut dengan pengutip,
sedang proses mengutip disebut pengutipan.
B. Manfaat dan Tujuan Kutipan

Manfaat Kutipan :
1) untuk menegaskan isi uraian,

2) untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat


oleh penulis,

3) untuk memperlihatkan kepada pembaca materi dan teori yang


digunakan penulis

4) untuk mengkaji interpretasi penulis terhadap bahan kutipan yang


digunakan
5) untuk menunjukkan bagian atau aspek topik yang akan dibahas, dan

6) untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan orang lain


sebagai milik sendiri (plagiat).

Tujuan Kutipan :
1) Landasan teori

2) Penguat pendapat penulis


3) Penjelasan suatu uraian

4) Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu


C. Fungsi Kutipan

1. Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi


2. Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat
3. Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana

4. Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan

5. Mencegah pengulangan penulisan data pustaka

6. Meningkatkan estetika penulisan

7. Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan


memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka
D. Jenis Kutipan

1) Kutipan Langsung
Kutipan langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya, tidak boleh
ada perubahan, Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan, memberi huruf kapital,
garis bawah atau huruf miring kita perlu menjelaskan hal tersebut misal “huruf miring
dari pengutip”, “ejaan disesuaikan dengan EYD” dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf
atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip, harus digunakan huruf siku “…..”.

2) Kutipan Tidak Langsung “Kutipan Isi”


Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita
kutip, kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak
usah diapit tanda petik. Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki, dapat
juga dengan sistem catatan langsung “catatan perut” seperti telah dicontohkan.
E. Aturan Penulisan Kutipan

a) Kutipan ditulis dengan menggunakan dua tanda petik (“…”) jika kutipan ini
merupakan kutipan pertama atau dikutip langsung dari penulisnya. Jika kutipan itu
diambil dari kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan satu tanda
petik (‘…’).

b) Jika bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan
menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan penulisannya
digabung ke dalam paragraf yang ditulis oleh peengutip dan ditik dengan jarak dua
spasi.

c) Apabila kutipan langsung merupakan seperangkat kalimat, tempatkanlah kutipan itu


di antara tanda petik dua di bawah baris terakhir kalimat yang mendahuliuinya,
menjorok lima ketukan ke dalam teks dari margin kiri, berjarak rapat (½ spasi).

d) Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan bagian itu
diganti dengan tiga buah titik. Contoh penulisan tampak pada butir kedua di atas.
5. Penulisan Catatan Kaki

A. Pengertian Catatan Kaki

nama-nama tertentu. Manfaat


Catatan kaki atau Footnote adalah
penggunaan catatan kaki di dalam
catatan yang berada di bagian bawah
karya ilmiah yaitu dapat
dari halaman karya ilmiah. Fungsi
diadakannya penelusuran
catatan kaki adalah sebagai tempat
menyeluruh semua sumber rujukan
pencantuman identitas sumber
oleh pembaca.
rujukan dari pengutipan informasi di
bagian badan teks atau badan
paragraf. Catatan kaki juga digunakan
sebagai keterangan tambahan untuk
informasi, istilah, atau
B. Teknik Penulisan Catatan Kaki
Penulisan keterangan dalam catatan kaki diungkapkan dalam narasi dengan
memperhatikan kaidah kebahasaan yang berlaku. Rujukan dalam catatan kaki dapat
bersumber dari buku, artikel ilmiah, hasil wawancara, pidato, komunikasi pribadi, maupun
hasil rekaman. Catatan kaki ditulis dengan memberi tanda kutipan penomoran pada ujung
kata atau kalimat yang perlu diberi keterangan.

Urutan keterangan yang diberikan berupa nama penulis, judul karya ilmiah, edisi buku,
tempat penerbitan, nama penerbit, tahun penerbitan dan nomor halaman yang dikutip.
Nama penulis ditulis sesuai dengan nama asli penulis tanpa ada pembalikan nama. Judul
buku ditulis secara lengkap dan dicetak miring. Edisi buku dituliskan jika ada. Penulisan
buku yang dilakukan oleh dua orang atau lebih penulis maupun penyunting harus
menyebutkan semua namanya secara lengkap.
C. Unsur-unsur Catatan Kaki

1) Nama pengarang (editor, penerjemah)


2) Judul buku

3) Nama atau nomor seri (jika ada)


4) Data publikasi (jilid, nomor cetakan, kota penerbit, nama penerbit,
tahun terbit)
5) Nomor halaman
6. Penulisan Daftar Pustaka

A. Pengertian Daftar Pustaka

Definisi daftar pustaka atau bibliografi menurut Kamus


Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang
mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan
sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu
karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar
sendiri disefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal
yang disusun berderet dari atas ke bawah.
B. Fungsi Daftar Pustaka

1)Untuk memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan


hasil pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain yang penulis.

2) Untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang ingin
meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang terhadap sumber
aslinya.

3) Untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau


karya tulis yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang peraran
dalam penulisan karya tulis yang kita tulis.

4) Menjaga profesionalitas kita (jika kita sebagai seorang penulis karya tulis)
terhadap tulisan yang kita buat.

5) Untuk melihat kebenaran bahan yang dikutip.


C. Tujuan dan Manfaat Daftar Pustaka
1) Ciri khas karya tulis ilmiah
2) Rujukan, kajian atau sumber ilmu pengetahuan terkait
3) Memberikan putusan batin untuk penulis, penerbit dan sebagainya
4) Mengetahui kota atau tempat terbit
5) Membangun kepercayaan pembaca
6) Membantu pembaca mencari bahan bacaan atau ilmu pengetahuan
terkait isi karya tulis
D. Unsur-unsur Daftar Pustaka

1) Nama pengarang, Dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama


belakang, kemudian nama depan.

2) Judul buku, termasuk judul tambahannya

3) Data publikasi, meliputi : tahun penerbitan, kota penerbitan, nama


penerbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman)
buku tersebut.

4) Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan,


nama majalah, jilid, nomor dan tahun.
E. Aturan Penulisan Daftar Pustaka

1) Sumber kutipan yang dinyatakan dalam karya ilmiah harus ada dalam
Daftar Pustaka, dan sebaliknya.

2) Literatur yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka hanya literatur yang


menjadi rujukan dan dikutip dalam karya ilmiah.

3) Daftar pustaka ditulis/diketik satu spasi, berurutan secara alfabetis tanpa


nomor.

4) Jika literatur ditulis oleh satu orang, nama penulis ditulis nama
belakangnya lebih dulu, kemudian diikuti singkatan (inisial) nama depan dan
nama tengah, dilanjutkan penulisan tahun, judul dan identitas lain dari
literatur/pustaka yang dirujuk.
5) Jika penulis lebih dari dua orang, nama penulis pertama ditulis seperti aturan
“4” , dilanjutkan penulisan nama penulis kedua dan seterusnya sebagai berikut:
nama depan dan nama tengah (disingkat) dilanjutkan nama belakang. [Untuk
penulis kedua dan seterusnya, penulisan nama depan/tengah (singkatan) dan
nama belakang tidak perlu dibalik seperti penulis pertama].

6) Penulisan daftar pustaka tidak boleh menggunakan et al. sebagai pengganti


nama penulis kedua dan seterusnya.

7) Kata penghubung seorang/beberapa penulis dengan penulis terakhir


menggunakan kata “dan” (tidak menggunakan simbol “&”; serta tidak
menggunakan kata penghubung “and” walaupun literaturnya berbahasa Inggris,
kecuali seluruh naskah ditulis menggunakan bahasa Inggris).

8) Cara penulisan setiap daftar pustaka berbeda-beda, bergantung pada jenis


literatur/pustaka yang menjadi referensi. Untuk lebih jelasnya, lihat contoh.
F. Teknik Penulisan Daftar Pustaka

1) Baris pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri, baris


kedua dan selanjutnya dimulai dengan 3 ketukan ke dalam.
2) Jarak antarbaris adalah 1,5 spasi.
3) Daftar Pustaka diurut berdasarkan abjad huruf pertama
nama keluarga penulsi. (Akan tetapi, cara mengurut daftar
pustaka amat bergantung pada bidang ilmu. Setiap bidang ilmu
memiliki gaya selingkung).
4) Jika penulis yang sama menulis beberapa karya ilmiah yang
dikutip, nama penulis itu harus dicantumkan ulang.

Anda mungkin juga menyukai