Anda di halaman 1dari 19

HAKIM

KELOMPOK 3

DISUSUN OLEH :

1. A M E L I A S I LV E R A ( 5 )
2. L A M T I U R A R I AT Y ( 1 4 )
3. MUHAMMAD HAMZAH (20)
4. M U H A M M A D R A H M AT A LWA F I ( 2 2 )
5. NADHIRA SALSABILA (25)
6. S YA H A R A N I M E U T H I A D E W I ( 3 4 )
A. PENGERTIAN HUKUM
Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh
undang – undang untuk mengadili. Mengadtuk merupakan serangkaian
tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan memutuskan perkara
hukum berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sebuah
sidang pengadilan berdasarkan ketentuan perundang – undangan.

Dalam upaya menegakkan hukum dan keadilan serta kebenaran, hakim


diberi kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan.
Dengan kata lain, hakim tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan –
kekuasaan lain dalam memutuskan perkara. Apabila hakim mendapatkan
pengaruh dari pihak lain dalam memutuskan perkara, cenderung
keputusan hakim itu tidak adil, yang pada akhirnya akan meresahkan
masyarakat, serta wibawa hukum dan hakim akan pudar.
B. FUNGSI DAN TUGAS POKOK HUKUM
1.  Ketua
Tugas Pokok
Mengendalikan , Menyelenggarakan, pelaksanaan wewenang institusi pengadilan yaitu menerima, memeriksa
dan mengadili perkara yang diajukan di Pengadilan.

Fungsi
• Menyelenggarakan administrasi keuangan perkara dan mengawasi keuangan rutin/pembangunan ;
• Melakukan pengawasan secara rutin terhadap pelaksanaan tugas dan memberi petunjuk serta bimbingan
yang diperlukan baik bagi para Hakim maupun seluruh karyawan ;
• Sebagai kawal depan Mahkamah Agung, yaitu dalam melakukan pengawasan atas :
• Penyelengaraan peradilan dan pelaksanaan tugas, para Hakim dan   pejabat Kepaniteraan, Sekretaris, dan
Jurusita di daerah hukumnya
• Masalah-masalah yang timbul ;
• Masalah tingkah laku / perbuatan hakim, pejabat Kepaniteraan, Sekretaris, dan Jurusita di daerah
hukumnya;
• Masalah eksekusi yang berada di wilayah hukumnya untuk diselesaikan dan dilaporkan kepada Mahkamah
Agung.
• Memberikan izin berdasarkan ketentuan Undang-Undang untuk membawa keluar dari ruang
Kepaniteraan : daftar, catatan, risalah, berita acara serta berkas perkara.
• Menetpakan panjar biya perkara : ( dalam hal penggugat atau tergugat tidak mampu, Ketua dapat
mengizinkan untuk beracara secara prodeo atau tanpa membayar biaya perkara.
2. Wakil Ketua
Tugas Pokok
Membantu Ketua Mengendalikan , Menyelenggarakan, pelaksanaan wewenan institusi pengadilan yaitu menerima,
memeriksa dan mengadili perkara yang diajukan di Pengadilan.

Fungsi
• Membantu Ketua dalam membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaanya serta
pengorganisasiannya.
• Mewakili Ketua bila berhalangan.
• Melaksanakan delegasi wewenang dari Ketua.
• Melakukan pengawasan intern untuk mengamati apakah pelaksanaan tugas telah dikerjakan sesuai dangan rencana
kerja dan ketentuan yang berlaku serta melaporkan hasil pengawasan tersebut kepada Ketua.

3.  Panitera
Tugas Pokok
Membantu pimpinan mengendalikan bidang administarsi perkara.

Fungsi
• Kedudukan Panitera merupakan unsur pembantu pimpinan.
• Panitera dengan dibantu oleh Wakil Panitera dan Panitera Muda harus menyelenggarakanadministrasi secara
cermat mengenai jalannya perkara perdata dan pidana maupun situasi keuangan.
• Bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang
titipan pihak ketiga, surat-surat bukti dan surat-surat lainnya.
• Membuat akta dan salinan putusan.
• Menerima dan mengirimkan berkas perkara.
• Melaksanakan eksekusi putusan perkara perdata yang diperintahkan oleh Ketua Pengadilan dalam jangka waktu
yang ditentukan.
4. Hakim
Tugas Pokok
Menyelenggarakan perkaura mulai dari menerima, memeriksa sampai dengan mengadili perkara yang masuk
di Pengadilan.

Fungsi
Hakim Pengadilan adalah pejabat yang melaksanakan tugas Kekuasaan Kehakiman. Tugas utama Hakim
adalah menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan semua perkara yang diajukan
kepadanya.Dalam perkara perdata, Hakim harus membantu para pencari keadilan dan berusaha keras untuk
mengatasi hambatan-hambatan dan rintangan agar terciptanya peradilan yang sederhana, cepat dan biaya
ringan.

5. Sekretaris
Tugas Pokok : Membantu pimpinan mengendalikan bidang administrasi umum

Fungsi
• Membantu pimpinan Pengadilan dalam membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang,
pelaksanaannya serta pengorganisasiannya
• Sekretaris dibantu oleh Kepala Sub Bagian Umum Dan Keuanagn, Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan
Tata Laksana, dan Kepala Sub Bagian Informasi Teknologi dan Pelaporan 
6. Wakil Sekretaris
Tugas Pokok : Membantu Sekretaris penyelenggaraan administarsi umum.

• Fungsi : Membantu tugas pokok Sekretaris


7. Panitera Muda Pidana
Tugas Pokok : Menyelenggarakan administrasi perkara pidana.

Fungsi
• Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan
• Melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara yang
masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara pidana
• Memberi nomor register pada setiqp perkara yang diterima di kepaniteraan.
• Memberi nomor register pada setiap perkara dengan acara singkat yang telah
diputus Hakim atau diundurkan hari sidangnya.
• Mencatat setiap perkara yang diterima ke dalam buku daftar disertai catatan singkat
tentang isinya
• Menyerahkan salinan putusan kepada Jaksa, terdakwa atau kuasanya serta lembaga
pemasyarakatan apabila terdakwa di tahan
• Menyiapakan berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi, peninjauan
kembali.
• Menyiapkan berkas permohonan grasi
• Menyerahkan arsip perkara / permohonan grasi kepada Panitera Muda Hukum.
8. Panitera Muda Perdata
Tugas Pokok : Menyelenggarakan administrasi perkara perdata.

Fungsi
• Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan.
• Melaksanakan administarsi perkara, mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara
yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan masalah perkara perdata
• Memberi nomor register pada setiap perkara yang diterima di Kepaniteraan
• Mencatat setiap perkara yang diterima ke dalam buku daftar disertai catatan singkat tentang isinya
• Menyerahkan salinan putusan kepada para pihak yang berperkara bila memintanya
• Menyiapkan berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi, atau peninjauan kembali
• Menyerahkan berkas perkara kepada Panitera Muda Hukum

9. Panitera Muda Hukum

Tugas Pokok : Menyelenggarakan pelaporan administrasi perkara pidana dan perkara perdata.
 Fungsi
• Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan.
• Mengumpulkan, mengolah dan mengkaji data, menyajikan statistik perkara, menyusun laporan perkara,
menyimpan ARSIP berkas perkara, daftar notaris, Penasehat Hukum, permohonan grasi dan permohonan
kewarganegaraan serta tugas lain yang diberikan bedasarkan peraturan perundang - undangan
10. Kepala Sub – Bagian Umum dan Keuangan
Tugas Pokok
• Menangani surat masuk dan keluar
• Mengelola daftar inventaris dan aplikasi inventaris
• Mengelola perpustakaan
• Membuat rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan pada tahun yang bersagkutan / tahun
berjalan ;
• Menangani masalah keuangan, baik keuangan penerimaan Negara bukan pajak pengeluaran
anggaran, dan hal – hal lain yang menyangkut pengeluaran pengadilan diluar perkara
pengadilan
• Mengelola DIPA tahun yang bersangkutan / tahun berjalan ;
• Mengelola gaji pegawai Pengadilan
 
11. Kepala Sub - Bagian Kepegawaian dan Tata Laksana
Tugas Pokok : Menyelenggarakan administrasi Kepegawaian.

Fungsi
• Mengelola data pegawai ;
• Menangani proses usulan pemindahan, pengangkatan, pemberhentian, dan pension pegawai ;
• Menangani proses kenaikan pangkat dan DP3 pegawai
• Memproses SK kenaikan Gaji berkala pegawai ;
• Mempersiapkan berita acara penyumpahan dan pelantikan pejabat dan pegawai
12. Kepala Sub - Bagian Informasi Teknologi dan Pelaporan
Tugas Pokok : Membuat pelaporan aset Pengadilan
13. Jurusita 

Fungsi :
• Melakukan pemanggilan, melakukan tugas pelaksanaan putusan Pengadilan yang dipimpin
oleh Ketua Pengadilan, membuat berita acara pelaksanaan putusan yang salinan resminya
disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, melalkukan penawaran pembayaran
uang, serta membuat berita acara penawaran pembayaran uang dengan menyebutkan jumlah
dan uraian jenis mata uang yang ditawarkan.

Tugas Pokok
• Melaksanakan semua perintah Ketua sidang ;
• Melakukan pemanggilan, menyampaikan pengumuman, teguran, protes- protes dan
pemberitahuan ;
• Melakukan Penyitaan
• Membuat berita Acara Pelaksanaan Putusan yang salinan resminya disampaikan pada pihak-
pihak yang berkepentingan.
• Melakukan Eksekusi
• Menangani surat masuk dan keluar
C. DASAR HUKUM HAKIM
 Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 yang menegaskan bahwa kekuasaan Negara dijalankan atas dasar
hukum yang baik dan adil
 Pasal 24 ayat 1 UUD 1945 yang menegaskan kekuasaan hakim harus bebas dari campur
tangan kekuasaan lain
 Pasal 24 ayat 2 UUD 1945 yang menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh
mahkamah agung dan badan peradilan yang ada di bahwanya
 Pasal 24 B UUD 1945 yang mengatur bahwa suatu lembaga baru yang berakaitan dengan
penyelenggaraan kekuasaan hakim
 UU no 14 tahun 1970 yang berisi ketentuan pokok kekuasaan hakim
D. ASAS PENYELENGGARAAN KEKUASAAN
KEHAKIMAN
1. Keadilan yang di berikan (atau di berlakukan pada saat semua kegiatan
yang berkaitan dengan lembaga kehakiman).
Berdasarkan kepada sila pertama yaitu :"Ketuhanan yang maha esa". Pasal
4 ayat 1 tahun 1970. Dalam suatu kasus, baik pada bagian penyelidikan,
pengajuan bukti bukti, sumpah para saksi, dan lain lain. Semuanya harus
berasas atau dasar dari kegiatan tersebut utamakan tuhan yang maha kuasa.

2. "Memberikan keadilan pada setiap orang baik pada pelaku maupun


kepada korban." Pasal 5 tahun 1970
Keadilan merupakan hak setiap orang. Hak juga terlibat dalam hukum hak
asasi manusia. Segala perbuatan kita bisa jadi merendahkan martabat orang
lain. Terutama dalam kehakiman. Hakim sangat menentukan siapa yang
bersalah dan siapa yang benar.
E. LEMBAGA PENGAWAS HAKIMM
KY ( Komisi Yudisial )
Berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 2004 dibentuklah Komisi Yudisial .
Lembaga ini berfungsi mengawasi perilaku Hakim dan mengusulkan
nama calon hakim agung . Komisi Yudisial juga berwenang
mengusulkan Pengangkatan Hakim Agung.
F. Kode Etik Hakim
1. Berperilaku Adil
2. Berperilaku Jujur
3. Berperilaku Arif Dan Bijaksana
4. Berintegritas Tinggi
5. Bersikap Mandiri
6. Bertanggung Jawab
7. Menjunjung Tinggi Harga Diri
8. Berdisplin Tinggi
9. Berperilaku Rendah Hati
10.Bersikap Profesional
G. JENIS PUTUSAN HAKIM
Dari segi fungsinya dalam mengakhiri perkara putusan hakim adalah sebagai berikut :
1.      Putusan Akhir
Adalah putusan yang mengakhiri pemeriksaan di persidangan, baik telah melalui semua tahapan
pemeriksaan maupun yang tidak/belum menempuh semua tahapan pemeriksaan.
Putusan yang dijatuhkan sebelum tahap akhir dari tahap-tahap pemeriksaan, tetapi telah
mengakhiri pemeriksaan yaitu :
• Putusan gugur
• Putusan verstek yang tidak diajukan verzet
• Putusan tidak menerima
• Putusan yang menyatakan pengadilan agama tidak berwenang memeriksa
–          Semua putusan akhir dapat dimintakan akhir, kecuali bila undang-undang menentukan
lain.
2.      Putusan Sela
Adalah putusan yang dijatuhkan masih dalam proses pemeriksaan perkara dengan tujuan untuk
memperlancar jalannya pemeriksaan.
• Putusan sela tidak mengakhiri pemeriksaan, tetapi akan berpengaruh terhadap arah dan
jalannya pemeriksaan.
• Putusan sela dibuat seperti putusan biasa, tetapi tidak dibuat secara terpisah, melainkan
ditulis dalam berita acara persidangan saja.
• Putusan sela harus diucapkan di depan sidang terbuka untuk umum serta ditanda tangani oleh
majelis hakim dan panitera yang turut bersidang.
• Putusan sela selalu tunduk pada putusan akhir karena tidak berdiri sendiri dan akhirnya
dipertimbangkan pula pada putusan akhir.
• Hakim tidak terikat pada putusan sela, bahkan hakim dapat merubahnya sesuai dengan
keyakinannya.
• Putusan sela tidak dapat dimintakan banding kecuali bersama-sama dengan putusan akhir.
• Para pihak dapat meminta supaya kepadanya diberi salinan yang sah dari putusan itu dengan
biaya sendiri.
1.      Putusan gugur
Adalah putusan yang menyatakan bahwa gugatan/permohonan gugur karena :
• Penggugat/pemohon tidak pernah hadir, meskipun telah dipanggil sedangkan tergugat hadir
dan mohon putusan
• Putusan gugur dijatuhkan pada sidang pertama atau sesudahnya sebelum tahapan pembacaan
gugatan/permohonan
Putusan gugur dapat dijatuhkan apabila telah dipenuhi syarat :
a.      Penggugat/pemohon telah dipanggil resmi dan patut untuk hadir dalam sidang hari itu
b.      Penggugat/pemohon ternyata tidak hadir dalam sidang tersebut, dan tidak pula mewakilkan
orang lain untuk hadir, serta ketidak hadirannya itu karena suatu halangan yang sah
c.       Tergugat/termohon hadir dalam sidang
d.      Tergugat/termohon mohon keputusan
Dalam hal penggugat/pemohon lebih dari seorang dan tidak hadir semua, maka dapat pula
diputus gugur
Dalam putusan gugur, penggugat/pemohon dihukum membayar biaya perkara
Tahapan putusan ini dapat dimintakan banding atau diajukan perkara baru lagi

2.  Putusan Verstek
Adalah putusan yang dijatuhkan karena tergugat/termohon tidak pernah hadir meskipun telah
dipanggil secara resmi, sedang penggugat hadir dan mohon putusan. Verstek artinya tergugat
tidak hadir
• Putusan verstek dapat dijatuhkan dalam sidang pertama atau sesudahnya, sesudah tahapan
pembacaan gugatan sebelum tahapan jawaban tergugat, sepanjang tergugat/para tergugat
semuanya belum hadir dalam sidang padahal telah dipanggil dengan resmi dan patut

3.      Putusan kontradiktoir


Adalah putusan akhir yang pada saat dijatuhkan/diucapkan dalam sidang tidak dihadiri salah satu
atau para pihak
• Dalam pemeriksaan/putusan kontradiktoir disyaratkan bahwa baik penggugat maupun
tergugat pernah hadir dalam sidang
• Terhadap putusan kontradiktoir dapat dimintakan banding
Jika dilihat dari isinya terhadap gugatan/perkara, putusan hakim dibagi sebagai berikut:
1.      Putusan tidak menerima
Yaitu putusan yang menyatakan bahwa hakim tidak menerima gugatan penggugat/permohonan
pemohon atau dengan kata lain gugatan penggugat/pemohonan pemohon tidak diterima karena
gugatan/permohonan tidak memenuhi syarat hukum baik secara formil maupun materiil

2.      Putusan menolak gugatan penggugat


Yaitu putusan akhir yang dijatuhkan setelah menempuh semua tahap pemeriksaan dimana
ternyata dalil-dalil gugat tidak terbukti
Dalam memeriksa pokok gugatan (dalil gugat) maka hakim harus terlebih dahulu memeriksa
apakah syarat-syarat gugat telah terpenuhi, agar pokok gugatan dapat diperiksa dan diadili.

3.      Putusan mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian dan menolak/tidak menerima
selebihnya.
Putusan ini merupakan putusan akhir
Dalam kasus ini, dalil gugat ada yang terbukti dan ada pula yang tidak terbukti atau tidak
memenuhi syarat sehingga  :
• Dalil gugat yang terbukti maka tuntutannya dikabulkan
• Dalil gugat yang tidak terbukti makan tuntutannya ditolak
• Dalil gugat yang tidak memenuhi syarat maka diputus dengan tidak diterima
4.      Putusan mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya
Putusan ini dijatuhkan apabila syarat-syarat gugat telah terpenuhi dan seluruh dalil-dalil tergugat
yang mendukung petitum ternyata terbukti.

Sedangkan jika dilihat dari segi sifatnya terhadap akibat hukum yang ditimbulkan, maka putusan
dibagi sebagai berikut :

1.      Putusan Diklatoir


Yaitu putusan yang hanya menyatakan suatu keadaan tertentu sebagai keadaan yang resmi
menurut hukum

2.      Putusan Konstitutif


Yaitu suatu putusan yang menciptakan/menimbulkan keadaan hukum baru, berbeda dengan
keadaan hukum sebelumnya.

3.      Putusan Kondemnatoir


Yaitu putusan yang bersifat menghukum kepada salah satu pihak untuk melakukan sesuatu, atau
menyerahkan sesuatu kepada pihak lawan, untuk memenuhi prestasi
H. PROSES PERSIDANGAN
1.Sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum (kecuali perkara tertentu dinyatakan
tertutup untuk umum);
2.PU diperintahkan untuk menghadapkan terdakwa ke depan persidangan dalam keadaan bebas;
3.Terdakwa ditanyakan identitasnya dan ditanya apakah sudah menerima salinan surat dakwaan;
4.Terdakwa ditanya pula apakah dalam keadaan sehat dan bersedia untuk diperiksa di depan
persidangan (kalau bersedia sidang dilanjutkan);
5.Terdakwa ditanyakan apakah akan didampingi oleh Penasihat Hukum (apabila didampingi
apakah akan membawa sendiri, kalau tidak membawa sendiri akan ditunjuk PH oleh Majlis
Hakim dalam hal terdakwa diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih/pasal 56
KUHAP ayat (1);
6.Dilanjutkan pembacaan surat dakwaan;
7.Atas pembacaan surat dakwaan tadi terdakwa (PH) ditanya akan mengajukan eksepsi atau
tidak;
8.Dalam terdakwa/PH mengajukan eksepsi maka diberi kesempatan dan sidang ditunda;
9.Apabila ada eksepsi dilanjutkan tanggapan JPU atas eksepsi (replik);
10.Selanjutnya dibacakan putusan sela oleh Majlis Hakim;
11.Apabila eksepsi ditolak dilanjutkan pemeriksaan pokok perkara
(pembuktian)
12.Pemeriksaan saksi-saksi yang diajukan oleh PU (dimulai dari saksi
korban);
13.Dilanjutkan saksi lainnya;
14.Apabila ada saksi yang meringankan diperiksa pula, saksi
ahli Witness/expert)
15.Pemeriksaan terhadap terdakwa;
16.Tuntutan (requisitoir);
17.Pembelaan (pledoi);
18.Replik dari PU;
19.Duplik
20.Putusan oleh Majlis Hakim.

Anda mungkin juga menyukai