Anda di halaman 1dari 43

KEGAWAT-DARURATAN INDUSTRI

Kompleksitas proses, & bahan B3


• Industri semakin banyak menggunakan
material dan proses berbahaya: mudah
terbakar, berdaya ledak, korosif, radioaktif,
infektif, toksik, mutagenik, karsinogenik,
teratogenik, reaktif, menyebabkan defisiensi
oksigen,
• Karenanya sering terjadi kecelakaan akibat
dari penggunaan B3 tersebut, misalnya tampak
pada Tabel 15.1 berikut ini.  
Kasus bencana
Tahun Lokasi Zat B3 Penyebab Korban
Meninggal/Cedera
LUAR NEGERI
3 Desember Bophal, India Metil-iso-sianat Kebocoran gas 10.000/200.000
1984 (MIC)
26 April 1986 Chernobyl, Uranium Over-heating 28+17/30 jt (Ca)
Rusia reactor
18 November King’s Ceceran oli Korek api 31/banyak
1987 CrossRailway
Station
6 Juli 1988 Piper Alpha, Gas dan minyak Kebocoran pipa, Semua awak/-
North Sea bumi ledakan
INDONESIA
13 Desember PT Indorama, Therminol/PCB Kebocoran pipa -/620, -/21
2005 dan 11 Cibinong- (kompas.com)
Januari 2009 Purwakarta
10 Batan, Serpong Instalasi nuklir Reaksi kimia -/4,
September (maxindo.net.id)
2007
2008, 2009 Puluhan industri Api/panas kebakaran -/-, berbagai media
Terjadinya musibah
• Ada bahan B3,
• Cara penanganan, proses dan pengelolaan
penggunaannya yang tidak tepat/hati-hati,
• Setiap musibah selalu didahului oleh rentetan
keadaan ataupun perilaku yang tidak aman
yang bersumber dari fungsi manajerial yang
tidak aman pula. Ini dikenal sebagai teori
domino (1).
Definisi keadaan darurat
• bencana atau keadaan darurat atau krisis = suatu
kejadian mendadak yang menyebabkan banyak
kematian atau cedera yang parah terhadap
pekerja dan masyarakat sekitar atau yang dapat
mengganggu dan menghentikan proses industri,
perdagangan, dan menyebabkan kerusakan
lingkungan, serta merugikan secara finansial dan
citra masyarakat secara umum.
• Perlu penerapan Sistem pengelolaan kedaruratan
beserta rencananya
Industri yang perlu RPK
• pabrik atau kegiatan + bahan / proses yang
berbahaya perlu pengelolaan kedaruratan
(RPK) + organisasi pelaksananya
• harus siap bekerja cepat-tepat saat terjadi
kedaruratan.
• Kepmenaker No. Kep-187/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya disebutkan
adanya nilai ambang kuantitas (NAK) yang dapat
dilihat dalam Tabel 15.2.
Perusahaan wajib…
• Perusahaan/industri wajib menangani
kedaruratan , karena
• Kesejahteraan pekerja tergantung pada
perusahaan sehingga perlu diperhatikan dengan
baik.
• Perlu mencegah kepanikan dan mengurangi
angka kecelakaan.
• Ada sanksi hukum bila tidak dapat
mengendalikan kedaruratan, kebocoran, dll.
Perusahaan wajib menangani kedaruratan

1. Kesejahteraan 2. Perlu 3. Ada sanksi


pekerja mencegah hukum bila
tergantung pada kepanikan dan tidak dapat
perusahaan mengurangi mengendalikan
sehingga perlu angka kedaruratan,
diperhatikan kecelakaan. kebocoran, dll
dengan baik
Kriteria NAK
No. KRITERIA KUANTITAS
a Bahan kimia kriteria beracun 10 ton
b Bahan kimia kriteria sangat 5 ton
beracun
c Bahan kimia kriteria reaktif 50 ton
d Bahan kimia kriteria mudah 10 ton
meledak
e Bahan kimia kriteria oksidator 10 ton
f Bahan kimia kriteria cairan 200 ton
mudah terbakar
G Bahan kimia kriteria sangat 100 ton
mudah terbakar
H Bahan kimia kriteria gas mudah 50 ton
terbakar
Di USA: RPK perlu dibuat/dirancang
BILA ADA 
• 55 galon B3 berbentuk cairan;
• 500 pons B3 berbentuk padatan;
• 200 cf gas tertekan pada STP; dan
• gas toksik yang mempunyai NAB ≤10 ppm
• Bandingkan dengan NAK Indonesia, yang bila
dilampaui hanya perlu penanggulangnan
kebakaran
Peraturan di Indonesia
• Kepmenaker No. Kep-187/MEN/1999 tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya
• Kepmenaker No.Kep-186/MEN/1999 tentang unit
Penaggulangan Kebakaran di Tempat Kerja;
• Instruksi Menteri Tenaga Kerja RI No. Ins.11/M/BW/1997
tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran;
• Peraturan Menteri Tenaga KerjaRI No. Per.02/MEN/1983
tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik;
• Permenaker RI No. Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan,
dll.
IDENTIFIKASI

ADANYA B3 ADA PROSES


BERBAHAYA
Informasi didapat dari
Material Safety Data Sheet diagram alir tentang
(MSDS) atau Lembar Data bagaimana B3 digunakan
Keselamatan Bahan (LDKB) di industri (bisa didapat
dari perusahaan dan
inspeksi langsung/walk-
insurvey), sampai
MEMENUHI limbah/awal- akhir
NAK???
Kriteria B3
B3 Kriteria
Beracun Pamajanan oral: LD50>25 atau <200 mg/kg bb
Pemajanan kulit: LD50>25 atau<400 mg/kg bb
Pemajanan inhalasi : LC50>0,5mg/l dan 2 mg/l
Sangat beracun Pemajanan oral: LD50 ≤25mg/kgbb
Pemajanan kulit: LD50 ≤25mg/kgbb
Pemajanan inhalasi : LC50 ≤0,5 mg/l
Mudah terbakar Titik nyala >21ºC dan < 55ºC pada tekanan 1 atm
Sangat mudah Titik nyala < 21ºC dan titik didih > 20ºC pada tekanan 1 atm
terbakar
Gas mudah terbakar Titik didih < 20ºC pada tekanan 1 atm
Mudah meledak Reaksi kimia menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan
besar serta suhu tinggi sehingga merusak sekelilingnya.
Reaktif - Bila bereaksi dengan air, mengeluarkan panas dan gas
yang mudah terbakar atau
- bila bereaksi dengan asam mengeluarkan gas yang
mudah terbakar atau beracun atau korosif.
Oksidator Apabila reaksi kimia atau penggunaannya menghasilkan
oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran.
NAK dilampaui
Klasifikasi tingkat potensi
bahaya kebakaran : Bentuk unit
1. risiko tingkat ringan, penanggulangan kebakaran
ringan sedang I,
2. ringan sedang II,
3. ringan sedang III, 1. jumlah tenaga kerja
4. berat; 2. klasifikasi tingkat potensi
3. tugas dan syarat unit
penanggulangan
kebakaran dan
pengawasan
Sayangnya dalam peraturan ini hanya dikhawatirkan
akan kebakaran serta penanggulangannya, dan tidak
disebutkan tentang kegawat-daruratan.
Kedaruratan dan kebakaran

KEBAKARAN = kejadian KEDARURATAN NON


kedaruratan, KEBAKARAN
• NON B3:kebakaran , kasus Bophal, Chernobyl,
bisa ledakan dan +B3: korosif, infektif, dan
terbakar radioaktif , karsinogenik,
• B3+terbakar NON- B3 : gempa,
tsunami, (bisa terjadi
kebakaran karena kortslet)
Kelengkapan RPK
Diagram alir proses pedoman kerja;
Di perusahaan instruksi kerja;
format isian penggunaan dan
penanganan/handling bahan;
penggunaan APD
tertentu serta
ketersediannya, dll. pelatihan pekerja,
sertifikasi pekerja, dan
RPK adanya label
bahan/proses;
jalur,tempat evakuasi
beserta tanda-
tandanya bila ada
kedaruratan; dan
peringatan-peringatan
sistem komunikasi, berbentuk poster di
tanda adanya tempat yang relevan;
kedaruratan;
Klasifikasi Jenis Tempat Kerja
Bahaya Kebakaran Ringan - Tempat ibadah
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan - Gedung/ruang perkantoran
terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran, - Gedung/ruang perumahan
melepaskan panas rendah sehingga menjalarnya api - Gedung/ruang perawatan
rendah - Gedung/ruang restoran
- Gedung/ruang perpustakaan, dll.
Bahaya Kebakaran Sedang 1 - Tempat parkir
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan - Pabrik elektronika
terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi tidak - Pabrik roti
lebih dari 2,5 meter, dan apabila terjadi kebakaran, - Pabrik barang gelas
melepaskan panas sedang sehingga menjalarnya api - Pabrik minuman
sedang. - Pabrik permata, dll.
Bahaya Kebakaran Sedang 2 - Penggilingan padi
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan - Pabrik bahan makanan
terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi tidak - Percetakan dan penerbitan
lebih dari4 meter, dan apabila terjadikebakaran - Bengkel mesin
melepaskan panas sedang sehingga menjalarnya api - Pabrik barang keramik
sedang. - Pabrik tembakau
- Pengolahan logam, dll.
Bahaya Kebakaran Sedang 3 - Ruang pameran
Tempat kerja yangmempunyai jumlah dan kemudahan - Pabrik permadani
terbakartinggi, dan apabila terjadi kebakaran melepas - Pabrik makanan
panas tinggi sehingga api menjalar cepat. - Pabrik sikat
- Pabrik ban,dll.
Bahaya Kebakaran Berat - Pabrik kimia dengan kemudahan terbakar tinggi
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan - Pabrik kembang api
terbakar tinggi, menyimpan bahan cair, serat atau - Pabrik korek api
bahan lainnya dan apabila terjadi kebakaran apinya - Pabrik cat
cepat membesar dengan melepas panas tinggi sehingga - Pabrik bahan peledak
menjalarnya api cepat - Pemintalan benang atau kain, dll
ANALISIS RISIKO
Terjadinya
tumpahan/bocoran
toksin/zat B3
zat/B3 memasuki
adanya B3 dalam
lingkungan,
lingkungan dalam
memapari
RISIKO jumlah, konsentrasi
masyarakat/
tinggi, transport, dan
organisme;
kinetika/fate dalam
media lingkungan .
terjadinya kerusakan pada
lingkungan dan/atau
kesehatan masyarakat akibat
paparan B3 yang masuk
lingkungan;
Model Fine bisa digunakan
• Model Fine
•  
• RSi = Ci x Pi x Ei , di mana
•  
• Ci = konsekuensi sutu kecelakaan/event, yakni, kemungkinan
terjadinya suatu event (kecelakaan, bahaya, kerusakan,
penderitaan) akibat suatu bahaya
• Pi = kemungkinan terjadinya kecelakaan yg sama dengan
konsekuensi sama dan penyebab sama
• Ei = frekuensi paparan terhadap penyebab langsung yang sama
• Pi = f/N
• f = frekuensi terjadinya kecelakaan yang sama dalam satuan waktu
• N= jumlah seluruh kecelakaan.
Pengendalian/pengelolaan kedaruratan
RESPONS DAN ORGANISASI DENGAN
KEWASPADAAN GARISTANGGUNG
/ALERTS; koordinasi dengan JAWAB DAN
lembaga di luar (klinik, WEWENANG YANG
laboratorium, dinas JELAS;
kebakaran, polisi, dll.);

rute evakuasi ketersediaan APD,


dengan instrumen tanggap
prosedurnya darurat(lihat
jelas, tertera
a.l.Kepmenaker No. identifikasi, prevensi
dalam bentuk
peta;
187); kedaruratan;
tempat aman/evakuasi
pengobatan dekontaminasi lingkungan yang cukup jauh;
darurat, seperti dari zat yang berbahaya;
P3K; kontrol/pengendaliankea
Pemantauan kualitas
manan;
lingkungan termasuk udara.
kontrol secara rekayasa;
Pengelolaan limbah berbahaya
risiko bahaya hanya risiko saat mewadahi,
bila ada risiko karena menyimpan,
pajanan/eksposur sifatnya B3; mentranspor, mengolah,
terhadap mayarakat memanfaatkan kembali,
dan lingkungan; dan memusnahkannya;
para pengelola perlu
mengetahui, mengerti, dan
bertindak aman dalam
proses pengelolaannya;dan

perlu pelatihan dan sertifikasi khusus untuk dapat bekerja sebagai pengelola
B3;hal ini berbeda dari Kepmenaker 187 yang mengharuskan adanya ahli
kimia dengan sertifikasi K3 tertentu, sedangkan OSHA menyebutnya pelatihan
HAZWOPER (Hazardous Waste Operations and Emergency Response). Adapun
lamanya pelatihan untuk berbagai kedudukan dalam kedaruratan berbeda-
beda(10).
EFEK KESEHATAN???
Sediakan
LIHAT MSDS P3K, sesuai
MSDS

PELATIHAN
PELATIHAN P3K
koordinasi, pekerja/
komunikasi, manajer
evakuasi, pengguna B3
dstnya sesuai latihan P3K
RPK
Hazard Materials Information Sheet

Health

Flammability

Reactivity

PPE
Transportasi & Labels
peralatan RPK
Semua
lengkap
alat
transpor
Pengamanan Tersedia
lokasi bencana pedoman/prosedur
beserta polisi, melaksanakan RPK
pemadam
kebakaran Supir dan kenek
terlatih
penerapan RPK
Simbol dan Label, DOT
Health Hazard Chemical Name Fire Hazard
4-Deadly Flash Points
3-Extremely Hazardous 4-Below 73 F
2-Hazardous 3-Below 100 F
1-Slightly Hazardous 2-Below 200 F
0-Normal material 1-Above 200 F
0-Will not burn

Specific Hazard Reactivity


Oxidizer OX 4-May detonate
Use NO WATER W 3-Shock and heat may
detonate
2-Violent chemical
change
1-Unstable if heated
0-Stable
Photo Ionization Detector (PID) Colorimetric tubes – Four Gas Meter / PID combo –
– volatile organic gases, fumes, vapors, mists explosive gas, oxygen, hydrogen
compounds (counts number of (tube medium changes sulfide, carbon monoxide / VOCs
ions in air) color)
APD
ISI DOKUMEN RPK,
Halaman judul Pedoman teknis singkat
(critical Pedoman lapangan
information on the Jejas yang perlu pertolongan medis banyak
cover)= identitas
perusahan Kedaruratan internal pabrik

Kedaruratan bukan bahan B3: kedaruratan yang menyangkut bahan B3;


kebakaran internal dan eksternal dalam emisi toksikan ke udara ambien(misalnya,
area proses / nonproses; amonia);
kecelakaan atau perilaku tidak aman; kerusakan instrumentasi atau kebocoran;
kecelakaan ruangtertutup, ada kejadian eksternal;
gempa/tsunami/cuaca sangat buruk; dan
ada serangan yang disengaja;
penyerangan yang disengaja, kekerasan,
penyanderaan, tindak kriminal
ada tumpahan bahan kimia (kaustik-soda);
runtuhnya struktur pabrik. kebocoran pada pipa, dll.,
Potensi kacaunya keamanan/adanya kecelakaan dengan tumpahan ke lahan dan
potensi bahaya terhadap personalia perairan (pertanian, sumur).
ISI DOKUMEN RPK,

Kedaruratan eksternal pabrik

Kejadian khusus/tidak biasa/serangan


protes masyarakat/kekacauan social;
dengan bom/bahan biologis, kimia,
kebakaran aset sekitar pabrik/ api
bom atom,fisika, elektronik, dll.,
liar/wild-fire, bencana.
Kecelakaan transportasi.
Kejadian eksternal yang tidak
Kecelakaan manusia karena perilaku
mungkin berdampak/berdampak
tidak aman.
bencana sekitar pabrik;
Rusak sistem komunikasi, seperti
gempa/tsunami/cuaca sangat buruk;
pada:
serangan;
gempa, iklim ekstrem, tsunami;
jatuhnya pesawat terbang;
kerusakan sistem distribusi air minum;
kerusakan peralatan/instrumentasi.
Informasi pendukung/lampiran
kepatuhan terhadap peraturan,
alamat kontak dalam kedaruratan;
formulir isian;
rencana garis besar;
deskripsi lokasi;
alarem dan tanda
penutupan/pemberhentian proses;
lokasi bahan B3;
data kerekayasaan;
hubungan masyarakat.
Emergency Response Plan
seperti buku tilpon, kertas berbeda
warna, berbeda isi
Isi Pedoman Teknis Ringkas

pedoman kegiatan pada kedaruratan;

nomor telepon kunci (pemimpin) kedaruratan;

struktur organisasi pada kejadian kedaruratan;

informasi umum tentang lokasi;

peta setempat beserta fasilitas yang telah direncanakan;

prosedur P3K untuk zat kimia utama;

tahapan respons;dan

rencana evakuasi.
 
Pedoman lapangan
PPELAKSANA = ORGANISASI =
=pelaksanaan RPK WEWENAG DAN TANGGUNG
JAWAB
Rute evakuasi
APD dan instrumentasi
PR kedaruratan
OS kerja bagi yang menangani
ED operasi kritis sebelum
meninggalkan tempat kerja;
UR
pertanggung jawaban bagi
semua perkerja setempat; KOMUNIKASI, Daftar
telepon dalam
kedaruratan untuk
tangung jawab
mendapatkan bantuan/
pertolongan medis

pelaporan kebakaran dan kedaruratannya, kemungkinan


terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan;
bahaya yang terkait dengan kejadian kedaruratan; dan
tindak pengamanan.
KOMUNIKASI
first responder=
Semua pekerja ; yang merupakan orang
pertama melihat adanya hal yang tidak
wajar dan mungkin menjadi kedaruratan

bagaimana komunikasi
dilakukan,?
KOMUNIKASI telepon, sirene, atau
peluit/whistles.

Komunikasi Komunikasi internal sinyal auditori


eksternal telepon (megaphones, bullhorns, compressed air horn,
khusus kedaruratan, site alarms), visual bendera
telepon seluler, berwarna/coloredflags, cahaya/lampu , sinyal
radio, dll. manual, papan sinyal,
Pemeliharaan RPK
UP TO DATE

TINJAU ULANG
TUJUAN/ DIHARUSKAN PERATURAN
ALASAN
MERENCANAKAN
PEMBAHARUAN

ADANYA PERUBAHAN
Pemeliharaan RPK

letakkan dasar bagi Jadwalkan PDCA


sturktur manajer latihan/drills dan
demi kontinuitas Agar lain-lain kegiatan
dana, efektivitas program apabila ada
program RPK. tetap up to kedaruratan.
date.

Perlu membina kerjasama


dengan kedaruratan kota
setempat dan institusi-
institusilain yang terkait(18).
zat kimia berubah
teknologi berubah
nomor telepon yang
berubah, desain dan
operasi, bahan
didapat aset baru; B3/hazard berubah.
tahunan/pembah
karakteristik
aruan/sertifikasi;
fasilitas berubah;
PERUBAHAN
UPDATE peraturan
kontak personel berubah
berubah
jawatan perantara
berubah perubahan
sumber materi dan
daya yang teknologi
tersedia pelatihan
berubah kedaruratan.
Pemeliharaan…
• Lakukan penugasan khusus.
• Buat rencana yang baik, kegiatan sederhana dan
konsisten.
• Gunakan struktur moduler.
• Hindari repetisi informasi.
• Nomor telepon dipusatkan.
• Informasi penting harus tepat/tajam/mudah
dicari/diakses.
• Informasi yang sering berubah perlu ditempatkan
pada area tertentu/terpilih
Pengendalian
REKAYASA ADMINISTRATIF
-yang tidak KEAMANAN
mesin/alat berat, berkepentingan harus -peta, batas aman
konteiner -Rute
diamankan
bertekanan tinggi -Tempatkan pekerja di multipel,evakuasi ,
bagian atas arah angin isolasi
control booths/bilik -Pintu masuk aman
-dukungan organisasi
kontrol -tanda-tanda rute
maupun finansial yang
remotely operated kontinu. evakuasi jelas
material handling -pelaksanaan RPK (visual/auditori).
equipment/ menjadi efektif Pastikan semua
(PDCA) pekerja mengetahui
pengoperasian rute evakuasi
-Kelengkapan
jarak jauh. -First responder….
instrumen/APD
Semua operasi yang -logistik
berdebu dibasahi
Jawab pertanyaan
• Jelaskan maksud dan alasan mengapa industri di Indonesia
memerlukan sistem pengelolaan kedaruratan!
• Uraikan bagaimana cara walk-in survey bisa digunakan untuk
identifikasi bahaya yang dapat menjadi darurat!
• Peraturan apa saja yang memberi panduan untuk merencanakan SPK
di Indonesia.
• Jelaskan perbedaan antara kedaruratan secara umum dan kondisi
kebakaran saja!
• Bagaimana melakukan evaluasi bahaya untuk menentukan apakah
akan perlu RPK atau tidak?
• Bila perlu RPK,data apa saja yang perlu dikumpulkan, faktor penting
apa saja yang harus ada dalam RPK?
• Bagaimana memastikan performa RPK yang prima dari sumber daya
manusia serta fasilitas

Anda mungkin juga menyukai