Anda di halaman 1dari 70

PUSKESMAS BEJI

PENGERTIAN

 Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan


untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat(Permenkes,
2014). Sedangkan PusatKesehatan Masyarakat yang selanjutnya
disebut Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Permenkes, 2016).
PETA WILAYAH PUSKESMAS BEJI
VISI DAN MISI

Menjadi Puskesmas Yang Unggul,


Bermutu, Dan Berkembang
Bersama Masyarakat Yang
Mandiri Dalam Kesehatan Dengan
Berorientasi Pada Kepuasan
VISI
Pengguna
1. Menggerakkan Pembangunan
Berwawasan Kesehatan.
2. Memberdayakan Seluruh Komponen
Pendukung Pembangunan Kesehatan
Melalui Kerjasama Lintas Sektor Dan
Lintas Program.

MISI 3. Memberikan Pelayanan Yang Bermutu,


Merata, Dan Terjangkau Di Puskesmas,
Polindes, Dan Ponkesdes Untuk
Seluruh Lapisan Masyarakat.
4. Menyelenggarakan Sistem Informasi
Puskesmas Yang Tepat Dan Bermutu.
MOTTO TATA
NILAI TUJUAN

Mengutamakan
Kepuasan Pengguna
1.Profesional Dengan Melakukan
Peningkatan Secara
Kesehatan 2.Utamakan Terus Menerus
Anda Tujuan pasien dan Dengan Pelayanan
Kami, Sasaran Ramah, Cepat,
Tepat, Aman, Dan
Kepuasan Program Kemudahan
Anda Harapan 3.Aktif Mendapatkan
Informasi
Kami. 4.Solid dan
Semangat
STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN FARMASI
Sarana dan Prasarana di UKP dan UKM
Upaya Kesehatan Masyarakat Tingkat Pertama
o Pelayanan Promosi Kesehatan;
o Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
o Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana;
o Pelayanan Gizi;
o Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
o Pencegahan dan Pengendalian TB
o Imunisasi
o Surveilans
o Pencegahan dan Pengendalian Ispa
o Pencegahan dan Pengendalian DBD
o Pencegahan dan Pengendalian Diare
o Pencegahan dan Pengendalian Kusta
o Pencegahan dan Pengendalian Rabies
o Pencegahan dan Pengendalian Malaria
o Pencegahan dan Pengendalian IMS/ HIV
o Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
o Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
Sarana dan Prasarana di UKP dan UKM

Upaya Kesehatan Perseorangan Tingkat Pertama


1. Pelayanan Rawat Jalan
o Pelayanan pemeriksaan umum
o Pelayanan KIA, KB
o Pelayanan MTBS dan Tumbuh Kembang
o Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
o Pelayanan Gizi
o Pelayanan Sanitasi
o Pelayanan Lansia
o Pelayanan IMS/ VCT dan NAPZA
o Pelayanan Pengobatan Tradisional (Akupuntur dan Akupresure)
2. Pelayanan Gawat Darurat;
3. Pelayanan Persalinan
4. Pelayanan Rawat Inap
Sarana dan Prasarana di UKP dan UKM

Upaya Kesehatan Penunjang


o Pelayanan Kefarmasian
o Pelayanan Laboratorium
 
 
Jaringan Pelayanan Puskesmas
o Polindes Torongrejo
o Ponkesdes Torongrejo
o Polindes Mojorejo
o Polindes Pendem
o Poskesdes Pendem
ALUR PELAYANAN PASIEN
ALUR PELAYANAN UMUM
ALUR PELAYANAN POLI UMUM
ALUR PELAYANAN UGD
ALUR PELAYANAN LABORATORIUM
ALUR PELAYANAN KAMAR OBAT
ALUR PELAYANAN POLI GIGI
ALUR PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
ALUR PELAYANAN KELUARGA BERENCANA(KB)
ALUR PELAYANAN RAWAT INAP
MANAJEMEN PENGOLALAAN
SEDIAAN FARMASI DAN BAHAN
MEDIS HABIS PAKAI (BMHP)
PERENCANAAN
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan BMHP dilakukan dengan
mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi Sediaan Farmasi
periode sebelumnya, data mutasi Sediaan Farmasi, dan rencana
pengembangan.

Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga harus
mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium
Nasional.

Perencanaan dilakukan pada akhir tahun, untuk perencanaan kebutuhan


obat puskesmas selama satu tahun kedepan dengan membuat Rencana
Kebutuhan Obat (RKO) sesuai dengan pola konsumsi.
21
PERMINTAAN
• Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai adalah memenuhi kebutuhan
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas, sesuai dengan perencanaan
kebutuhan yang telah dibuat.

• Setiap akhir bulan, Apoteker Penanggungjawab


Puskesmas membuat data pemakaian Obat
dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Kemudian
LPLPO dikirimkan ke Dinas kesehatan Kota Batu.

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER UMM 22


PENERIMAAN

Tujuannya agar Sediaan Farmasi yang diterima


sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan
yang diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi
persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.

Tenaga Kefarmasian wajib melakukan pengecekan


terhadap Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan, jenis, waktu
kadaluarsa dan jumlah Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan
Farmasi sesuai dengan isi dokumen LPLPO, ditandatangani
oleh Apoteker, dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER UMM 23


PENYIMPANAN

1. Sistem yang digunakan yaitu FIFO dan FEFO


2. Stabilitas obat, kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di
kemasan Sediaan Farmasi seperti suhu penyimpanan (kulkas untuk
stabilitas obat dengan suhu 2-80C), suhu ruang (dilakukan
pemantauan suhu ruang), cahaya dan kelembaban.
3. Bentuk dan jenis sediaan.
4. Menurut Abjad (dilakukan pemetaan berdasarkan Expired Datenya).
5. Penandaan di kemasan Sediaan Farmasi untuk obat LASA dan High
Alert.
6. Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
7. Tempat penyimpanan sediaan farmasi tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER UMM 24


PENDISTRIBUSIAN

• Rawat inap Laboratorium


Floor stock dan UDD

UDD

• UGD • KIA/ PONED
• Poli gigi
• Ruang farmasi
• Puskesmas Keliling
• Puskesmas
Pembantu
• Posyandu
• Polindes
25
PEMUSNAHAN DAN PENARIKAN

Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi


standar/ketentuan peraturan perundang-undangan
dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah
penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan
inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)
dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.

Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan


terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh
Menteri.

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER UMM 26


PEMUSNAHAN Alur pemusnahan di Puskesmas Beji
yaitu sediaan Farmasi yang akan
dimusnahkan disimpan di tempat
Pemusnahan dilakukan untuk terpisah dan diberi label “OBAT
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis KADALUARSA” sampai batas waktu
Habis Pakai bila: tertentu, direkap dibuku kadaluwarsa
1. Produk tidak memenuhi persyaratan obat (nama, no. Batch, jumlah, dan
mutu, contoh: terkontaminasi tanggal kadaluarsa obat) dan dibuat
mikroba pada sediaan injeksi dan Berita Acara Pemusnahan yang
tetes mata, labelnya tidak sesuai terdapat kolom nama sediaan
dengan kandungan/ kekuatan zat farmasi, jumlah, nomor batch, ED
aktif, brosur/leaflatnya salah dan total rupiah. Kemudian obat
informasi atau tidak lengkap, tidak ditimbang secara keseluruhan dan
memenuhi spesifikasi keseragaman dilaporkan. Melaporkan dan mengirim
kandungan, keseragaman bobot, uji berita acara pemusnahan tersebut ke
disolusi, uji potensi, kadar, pH, instalasi farmasi kabupaten/kota.
pemerian, kadar air. Pada saat akhir tahun/ waktu jadwal
2. Telah kadaluwarsa; pemusnahan akan diberi informasi
3. Tidak memenuhi syarat untuk oleh Dinas Kesehatan Kota Batu, lalu
dipergunakan dalam pelayanan obat akan diserahkan sesuai jadwal
kesehatan atau kepentingan ilmu ke Dinas Kesehatan Kota Batu, Dinas
pengetahuan Kesehatan dibantu oleh pihak ketiga
4. Dicabut izin edarnya (PT. PRIA) dalam melakukan
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER UMM pemusnahan 27
PENGENDALIAN
• Agar tidak terjadi
kelebihan dan kekosongan
Obat di unit pelayanan
Tujuan kesehatan dasar.

• Pengendalian persediaan
Pengendalia • Pengendalian
n Sediaan penggunaan
Farmasi • Penanganan Sediaan
Farmasi hilang, rusak,
terdiri dari dan kadaluwarsa.

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER UMM 28


ADMINISTRASI
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh rangkaian
kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai,
baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan,
didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.

• Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah:


• Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan

Tujuan Bahan Medis Habis Pakai telah dilakukan


• Sumber data untuk melakukan pengaturan
dan pengendalian
• Sumber data untuk pembuatan laporan.

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER UMM 29


PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Mengendalikan dan menghindari
terjadinya kesalahan dalam pengelolaan
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai sehingga dapat menjaga kualitas
maupun pemerataan pelayanan

Memperbaiki secara terus-menerus


TUJUAN pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai

Memberikan penilaian terhadap capaian


kinerja pengelolaan.
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER UMM 30
Standar Pelayanan Farmasi Klinis
di Puskesmas
Tujuan dari Pelayanan Farmasi Klinik, antara lain :

1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan pelayanan kefarmasian


di puskesmas.
2. Memberikan pelayanan kefarmasian yang dapat menjamin efektifitas,
keamanan dan efisiensi obat dan bahan medis habis pakai.
3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan
pasien yang terkait dalam pelayanan kefarmasian.
4. Melaksanakan kebijakan obat di puskesmas dalam rangka
meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
Menurut Permenkes No. 74 tahun 2016 tentang standar
pelayanan kefarmasian di Puskesmas, pelayanan farmasi
kinik meliputi :

1. Pengkajian dan pelayanan resep


2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
3. Konseling
4. Visite pasien
5. Monitoring Efek Samping Obat
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
7. Evaluasi Penggunaan Obat
1. Pengkajian dan Pelayanan Resep
Persyaratan Persyaratan
Persyaratan Klinis
Administasi Farmasetik
• Identitas pasien • Bentuk dan • Ketepatan indikasi,
(Nama, jenis kelamin, dosis, dan waktu
umur, berat badan kekuatan sediaan penggunaan obat
pasien, alamat pasien) • Dosis dan jumlah • Duplikasi pengobatan
• Nama, dan paraf obat • Alergi, interaksi, dan
dokter • Stabilitas dan efek samping obat
• Tanggal penulisan • Kontraindikasi
resep ketersediaan • Efek adiktif
• Ruangan/Unit asal • Aturan dan cara
resep penggunaan
• Inkompatibilitas

Tujuan pengkajian resep adalah agar :


a. Pasien memperoleh obat sesuai dengan kebutuhan klinis/pengobatan.
b. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi pengobatan.
2. Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh
Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.

Tujuan dari PIO adalah untuk:


• Menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga kesehatan lain di lingkungan Puskesmas,
pasien dan masyarakat
• Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan Obat (contoh:
kebijakan permintaan Obat oleh jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki
alat penyimpanan yang memadai)
• Menunjang penggunaan Obat yang rasional

Kegiatan di PIO:
1. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara pro aktif dan pasif.
2. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon, surat atau tatap
muka.
3. Membuat buletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding dan lain- lain
4. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap, serta masyarakat.
5. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan
lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
6. Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan Pelayanan Kefarmasian.
3. Konseling

 Konseling merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan


penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat
pasien rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien.
 Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman yang
benar mengenai Obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan
pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan obat, efek
samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan obat
Kegiatan yang dilakukan saat konseling antara lain:

1. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.

2. Menanyakan hal-hal yang menyangkut obat yang dikatakan oleh dokter kepada pasien dengan metode pertanyaan

terbuka (open-ended question), misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai obat, bagaimana cara pemakaian,

apa efek yang diharapkan dari obat tersebut, dan lain-lain.

3. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan Obat

4. Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang

berhubungan dengan cara penggunaan Obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi.

• Kriteria pasien:
1. Pasien rujukan dokter
2. Pasien dengan penyakit kronis
3. Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit dan poli farmasi
4. Pasien geriatrik
5. Pasien pediatrik
6. Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.
• Sarana dan prasarana:
1. Ruangan khusus
2. Kartu pasien/catatan konseling.
4. Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan secara
mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter, perawat,
ahli gizi, dan lain-lain.

Tujuan:
 Memeriksa Obat pasien.
 Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan Obat
dengan mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.
 Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan
penggunaan Obat.
 Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatan
dalam terapi pasien.
5. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
 MESO merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang merugikan atau tidak
diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.

 Kegiatan yang dilakukan saat melakukan Monitoring Efek Samping Obat:


1. Menganalisis laporan efek samping obat
2. Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami efek samping
obat
3. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
4. Direkap di laporan insiden kemudian diserahkan pada tim sasaran keselamatan pasien.
Formulir laporan insiden dilaporkan ke tim KP maksimal 2x24 jam/akhir jam kerja/shift.
Laporan berisi data pasien, rincian kejadian, tindakan yang dilakukan saat terjadi insiden,
akibat insiden, pelapor dan penilaian grading.
5. Dirapatkan di tim mutu.
6. Ditindak lanjuti.
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
 PTO merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi
obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek
samping.

 PTO memiliki tujuannya antara lain :


1. Mendeteksi masalah yang terkait dengan obat.
2. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait
dengan obat.

 Kriteria pasien:
1. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui
2. Menerima obat lebih dari 5 (lima) jenis
3. Adanya multidiagnosis
4. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati
5. Menerima obat dnegan indeks terapi sempit
6. Menerima obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi obat yang merugikan
7. Evaluasi Penggunaan Obat
Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan obat secara terstruktur dan
berkesinambungan untuk menjamin obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman,
dan terjangkau (rasional).

Kegiatannya adalah :
 Mengevaluasi penggunaan obat rasional (POR).
 Kesesuaian ketersediaan obat dengan Fornas.
 Ketersediaan 20 indikator obat (obat-obatan yang wajib tersedia di
Puskesmas. Contoh : Amoksilin sirup, Metformin/Glimepirid, Captopril,
Furosemid, Parasetamol, Epinefrin, Metilergometrin Maleat injeksi, Oralit,
Albendazole dll.
 Bila ada permasalahan kemudian dianalisis (PDCA “Plan Do Check Action”).
Kegiatan yang Dilakukan Selama PKPA
• Melakukan stok opname harian (Mengisi
• Melakukan penyiapan obat, stock obat kosong di rak obat dan
meracik obat dan memberi etiket melakukan penataan berdasarkan :
bentuk sediaan, alfabetis, FIFO dan
FEFO)

• Melakukan peyerahan obat dan KIE


kepada pasien
• Mengikuti kegiatan Bidang Promosi Kesehatan Puskesmas
Beji (Screening Kesehatan)

• Membantu melakukan tes kebugaran ke sekolah


• Melakukan supervisi obat ke polindes-
polindes yang dilakukan sebulan sekali

• Membantu melakukan stok opname


obat yang ada di UGD
• Melakukan pengecekan obat emergency
di IGD
Penyuluhan Prolanis

• Melakukan penyuluhan dengan tema


“Kortikosteroid”
• Target sasaran adalah prolanis yang
mengikuti acara senam pagi di Puskesmas
Beji.
• Metode yang digunakan adalah presentasi
dan ada sesi tanya jawab. Kemudian media
yang digunakan adalah menggunakan
leafleat
Penyuluhan Prolanis

• Melakukan penyuluhan dengan tema


“Penggunaan Tetes Mata”
• Target sasaran adalah prolanis yang mengikuti
acara senam pagi di Puskesmas Beji.
• Metode yang digunakan adalah presentasi dan
ada sesi tanya jawab. Kemudian media yang
digunakan adalah menggunakan leafleat
Penyuluhan Posyandu

• Melakukan penyuluhan dengan tema


“Antibiotik”
• Target sasaran adalah Ibu-ibu yang mengikuti
imunisasi di Posyandu Mawar Putih II
Torongrejo.
• Metode yang digunakan adalah sharing dan
ada sesi tanya jawab. Kemudian media yang
digunakan adalah menggunakan leafleat
Penyuluhan di Sekolah

• Melakukan penyuluhan dengan tema


“Scabies”
• Target sasaran adalah dengan sasaran
perwakilan siswa kelas 7,8,9 SMP Al Irsyad
Kota Batu.
• Metode yang digunakan adalah sharing dan
ada sesi tanya jawab. Kemudian media yang
digunakan adalah menggunakan leafleat
Penyuluhan di Sekolah

• Melakukan penyuluhan dengan tema


“DAGUSIBU”
• Target sasaran adalah siswa-siswi
“Dokter Kecil”MI Iskandar Sulaiman.
• Metode yang digunakan adalah
presentasi dan ada sesi tanya jawab.
Kemudian media yang digunakan
adalah menggunakan power point.
POSTER
Mengisi Lembar Dokumentasi Konseling Mengisi Formulir Dokumentasi Pemantauan Terapi Obat
Mengisi Lembar Catatan Pengobatan Pasien

Mengisi Formulir Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Analisis Resep

A. Aspek Administrasi
• Validitas prescriber
Nama dokter : Ada
Alamat praktek : Ada
SIP :-
Telp. : Ada
Paraf : Ada
Tanggal penulisan Resep : Ada
Kesesuaian spesialisasi : Sesuai
Nama Pasien : Ada
Alamat Pasien : Ada
Umur Pasien : Ada
B. ASPEK FARMASETIK
Metformin
Meloxicam
Nama : Metformin Nama : Meloxicam
Bentuk : Tablet Bentuk : Tablet
Kekuatan : 500 mg Kekuatan : 7,5 mg
Jumlah : 90 tablet Jumlah : 10 tab
Aturan Pakai : 3x sehari 1 tablet Aturan Pakai : 2x sehari 1 tablet pagi
pagi, siang dan malam setelah
dan malam hari setelah makan
makan
Vitamin B Complex
Glimepiride
Nama : Vitamin B complex
Nama : Glimepiride Bentuk : Tablet
Kekuatan : Vit. B1 2 mg, Vit. B2 2
Bentuk : Tablet mg, Vit.B6 2 mg, nicotinamid 20 mg,
Kekuatan : 4 mg Ca pantothenate 10 mg
Jumlah : 30 tablet Jumlah : 10 tab
Aturan Pakai : 1x sehari 1 tablet tiap Aturan Pakai : 1x sehari 1 tablet pagi
pagi hari segera sebelum makan hari

Amlodipine Paracetamol

Nama : Amlodipine Nama : Paracetamol


Bentuk : Tablet Bentuk : Tablet
Kekuatan : 5 mg Kekuatan : 500 mg
Jumlah : 30 tab Jumlah : 10 tab
Aturan Pakai : 1x sehari 1 tablet pagi Aturan Pakai : 3x sehari 1 tablet
hari setelah makan setelah makan
C. ASPEK KLINIS
1. TINJAUAN OBAT
METFORMIN

Aspek Informasi Obat Pustaka


Komposisi Metformin 500 mg ISO, 2014
Indikasi Menurunkan gula darah di pasiedu dengan DM tipe A to Z drug facts
2 dimana hiperglikemi tidak dapat di kontrol
dengan diet saja.
Dosis Dosis harian : 500-3000 mg/hari (diberikan dalam Basic
2-3 dosis terbagi) Pharmacology
Dosis maksimal : 3000 mg/hari. &Drug Notes,
Obat diberikan bersama/ setelah makan 2019
Kontraindikasi Kreatinin penyakit ginjal serum> 1,5 mg/ dL pada A to Z drug facts
pria atau>1,4 mg/ dL pada wanita atau abnormal
Clcr, kolaps kardiovaskular, akut ML septicemia
Efek samping Hipoglikemia A to Z drug facts
Perhatian Penyakit hati, Gangguan ginjal, Laktasi, memasuki A to Z drug facts
ASI/ tidak dianjurkan
GLIMEPIRIDE
Aspek Informasi obat Pustaka
Komposisi Glimepiride 4 mg  
Indikasi Untuk penderita diabetes tipe 2 yang hiperglikemia tidak dapat dikontrol dengan A to Z drug facts
diet dan olahraga sajadallam kombinasi denganinslin untuk penderita diabetes
tipe 2 dengan kegalaaln sekunder untuk sulfoniluera oral.
Dosis PO 1-2 mg qd dengan sarapan atau makanan utama pertama hari. Meningkat 1-2 A to Z drug facts
mg/ dosis. Titrasi pada 1-2 interval minggu berdasarkan respon glukosa darah. Drug Information Handbook
Pemeliharaan 1 dan 4 mg sehari (maksimum 8 mg/ hari). Terapi kombinasi Ed.17th
dengan insulin sesuai untuk kegagalan sekunder untuk sulfonylurea oral.
Awal : 1-2 mg sehari sekali dengan sarapan atau makanan utama pertama hari.
Dosis pemeliharaan : 1-4mg sehari sekali, setelah dosis 2 mg sehari sekali,
tingkatkan 2mg pada interval 1-2 minggu berdasarkan respon glukosa darah
pasien hingga maksimal 8mg sehari sekali. Jika respon yang tidak adekuat
terhadap dosis maksimal, terapi kombinasi metformin dapat dipertimbangkan.
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap sulfonilurea; ketoasidosis diabetes dengan atau tanpa A to Z drug facts
keadaan koma.
Efek samping Hipoglikemia A to Z drug facts
Perhatian Kehamilan: kategori C. Insulin dianjurkan untuk mempertahankan kadar glukosa A to Z drug facts
darah selama kehamilan. Berkepanjanagan hipoglikemia neonatal arah dapat
terjadi jika sulfonylurea dierikan pada saat pengirman. Laktasi: belum ditentukan.
Ank-anak: keaman dan kemanjuran tidak didirikan. Lansia dan leamh pasien:
peningkatan risiko untuk pengembangan hipoglikemia.Hipoglikemia mungkin sulit
untuk mendeteksi pada pasien usia lanjut. Hati dan gangguan ginjal. Gunakan
dengan hati-hati;dosis yang lebih rendah mungkin memadai.
AMLODIPINE
Aspek Informasi obat Pustaka
Komposisi Amlodipine 5 mg MIMS, 2019
Indikasi Hipertensi, profilaks angina Basic Pharmacology & Drug
Notes, 2019
Dosis Hipertensi : Dosis awal 1x 5 mg/ hari, dosis maksimal 10 mg/ hari. Pasien Basic Pharmacology & Drug
lanjut usia atau gangguan fungsi hati dosis awal 1x 2,5 mg/ hari. Notes, 2019
Terapi pada infark miokard akut : 5-10 mg/hari.
Kontraindikasi Hipersensitive terhadap CCB dihidropiridin, syok kardiogenik, angina Basic Pharmacology & Drug
pectoris tidak stabil, stenosis aorta yang signifikan, hamil (kategori C) Notes, 2019
Efek samping  Edema ( 1,8-10,8%) Medscape
 Edema paru (7-15%)
 Sakit kepala (7,3%)
 Pusing (1,1-3,4%)
 Palpitasi (0,7-4,5%)
 Mal (2,9%)
 Sakit pada bagian perut (1,6%)
Perhatian Gangguan fungsi hati, hamil, laktasi Basic Pharmacology & Drug
Notes, 2019
MELOXICAM
Aspek Informasi Obat Pustaka
Komposisi Meloxicam 7,5 mg ISO Indonesia
Indikasi Nyeri dan radang pada penyakit reumatik, osteoarthritis yang memburuk (jangka pendek), ankilosin Basic Pharmacology &
spondilitis Drug Notes, 2019
Dosis Osteoartritis : 1x 7,5 mg sehari bersama makan. Dapat ditingkatkan sampai 15 mg/hari. Basic Pharmacology &
Rheumatopid arthritis, ankilosing spondylitis: 1x 15 mg sehari bersama makan, dapat dikurangi Drug Notes, 2019
hingga 7,5 mg sehari, lansia : 7,5 mg sehari.
Kontraindikasi Pasien riwayat hipersensitive terhadap meloxicam atau OAINS lain, tukak peptic aktif, gangguan hati Basic Pharmacology &
berat, gangguan ginjal berat, anak dan remaja < 15 tahun, hamil (kategori C), kategori D pada masa Drug Notes, 2019
kehamilan trisemter 3 atau menjelang persalinan), laktasi, pendarahan gastrointestinal, pendarahana
serebrovaskular, atau pendarahan lainnya.
Efek Samping Gangguan pencernaan (3,8-9,5%), Infeksi saluran pernafasan atas (≤8,3%), Sakit kepala (2,4-8,3%), Medscape
Diare (1,9-7,8%), Mual (2,4-7,2%), Sakit pada again perut (1,9-4,7%), Edema (0,6-4,5%), Anemia
(≤4,1%), Pusing (1,1-3,8%), Konstipasi (0,8-2,6%), Perdarah gastrointestinal (<2%), Muntah
(<3%), Hipertensi (<2%)

Perhatian Riwayat perdarahan gastrointestinal, penyakit ginjal, terapi bersama dengan antikoagulan, pasien Basic Pharmacology &
lanjut usia, kondisi lemah. Drug Notes, 2019
VITAMIN B-KOMPLEK
Aspek Informasi obat Pustaka
Komposisi Vit. B1 2 mg, Vit. B2 2 mg, Vit. B6 2 mg, ISO Indonesia
nicotinamid 20 mg, kalsium pantothenate 10
mg
Indikasi Membantu memenuhi kebutuhan Vit. BB ISO Indonesia
komplek
Dosis 1 kali sehari 1 tablet ISO Indonesia
Kontraindikasi - -
Efek samping - -
Perhatian Hati-hati pada pasien yang mendapat ISO Indonesia
levodopa
Parasetamol
Aspek Informasi obat Pustaka
Komposisi Paracetamol Basic Pharmacology &
Drug Notes, 2019
Indikasi Mengurangi nyeri ringan sampai sedang, demam Basic Pharmacology &
Drug Notes, 2019
Dosis Dewasa : 500-1000 mg setiap 4-6 jam. Dosis maksimum Basic Pharmacology &
4g/hari Drug Notes, 2019
Anak (<12 tahun) : 10mg/kg BB setiap 4-6 jam. Dosis
maksimum 4 dosis/hari
Kontraindikasi Hipersensitifitas, gangguan hati Basic Pharmacology &
Drug Notes, 2019
Efek samping Reaksi alergi, ruam kulit berupa eritema atau urtikaria Basic Pharmacology &
Drug Notes, 2019
Perhatian Gangguan fungsi ginjal, hati, ketergantungan alcohol Basic Pharmacology &
Drug Notes, 2019
2. Analisa Kesesuaian Dosis

Nama Obat Dosis dalam resep Dosis Literatur Kesuaian


Metformin 500 mg 500 mg diberikan 3x sehari 1 Dosis awal: 500/ 850 mg 2x/ 3x sehari. Maks: 3000 mg per Sesuai
tablet pagi, siang dan malam hari dalam 3x dosis terbagi. (MIMS, 2019)
setelah makan
Glimepiride 4 mg 4 mg diberikan 1x sehari 1 tab Dosis : 1-2 mg sekali sehari. Bila perlu, dosis harian dapat Sesuai
pagi hari sebelum makan ditingkatkan dosis 1-2mg dengan interval 1-2 minggu. Dosis
maks 8 mg/hari. (Medscape)
Amlodipine 5 mg diberikan 1x sehari 1 tablet Dewasa : Awalnya, 5 mg sehari sekali. Dosis bersifat Sesuai
saat pagi individual dan dapat ditingkatkan setelah setidaknya 1-2
minggu. Maks: 10 mg sekali sehari (MIMS, 2019)
Meloxicam 7,5 mg 1 kali sehari 1 tablet pagi Osteoartritis : 7,5 mg sehari bersama makan. Dapat Sesuai
dan malam hari ditingkatkan sampai 15 mg/hari.
Rheumatopid arthritis, ankilosing spondylitis: 15 mg sehari,
dapat dikurangi hingga 7,5 mg sehari. Dosis maks 15 mg/
hari (Basic Pharmacology &Drug Notes, 2019; MIMS, 2019).
Vitamin B complex Diberikan 1 kali sehari 1 tablet 1 kali sehari 1 tablet (ISO Indonesia vol 49, 2014) Sesuai
sesudah makan
Paracetamol 500 mg diberikan 3x sehari 1 325-650 mg 4x setiap 4 jam jika perlu. Dosis maks 4g/hari Sesuai
tablet setelah makan (MIMS, 2019).
3. Masalah terkait Obat

NO. Jenis DRP DRPs yang ditemukan Rekomendasi/ tindak lanjut


Glimepirid dan metformin memiliki efek Konsultasikan ke dokter terkait DRP dan
samping yang sama yaitu hipoglikemia Perlu dilakukan pemantauan terkait
(MIMS, 2019) timbulnya gejala hipoglikemi jika obat ini
digunakan secara bersamaan.
Amlodipine dapat menurunkan efektifitas Perlu dilakukan pemantauan terkait
Metformin (Medscape) kegagalan terapi jika obat ini digunakan
secara bersamaan
Interaksi antara obat Amlodipin dengan Tidak diminum secara bersamaan (diberi
1 Interaksi Obat
meloxicam: dapat meningkatkan resiko jeda 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah
hipertensi (Drug interaction report) meminum amlodipine). Dan mengecek
tekanan darah secara rutin bila terjadi
hipertensi segera konsultasikan pada
dokter
Meloxicam dapat meningkatkan efek Konsultasikan ke dokter terkait DRP dan
glimepiride yaitu resiko hipoglikemia dilakukan monitor terhadap timbulnya
(Medscape) gejala hipoglikemi pada pasien
2 Penyakit yang tidak diterapi - -
3 Pemberian obat tanpa indikasi - -
NO. Jenis DRP DRPs yang ditemukan Rekomendasi/ tindak lanjut
Pemilihan
4 obat yang - -
tidak tepat
5 Over dosis - -
6 Under dose - -
Amlodipin: Dapat menyebabkan Segera periksakan diri pada dokter bila terjadi edema, sakit
edema (1.8-10.8%) dan sakit kepala dan setelah meminum obat diharapkan tidak melakukan
kepala/ pusing (12%) (Medscape) aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi (mengendarai
kendaraan)
Glimepirid: Dapat menyebabkan Monitor pasien, jika muncul gejala hipoglikemi (lemas,
Reaksi obat hipoglikemi (4-20%) (Medscape) berkeringat, pusing dan gemetar). Cara mengatasinya dengan
7 yang tidak menyediakan asupan glukosa seperti permen atau makanan yang
diinginkan mengandung karbohidrat seperti roti. Jika gejala tidak muncul
tidak perlu
Metformin: Dapat menyebabkan Pasien disarankan untuk periksa atau kontrol ke dokter jika
gangguan saluran pencernaan mengalami keluhan pada saluran pencernaan seperti diare,
(nyeri perut, diare, konstipasi, mual/muntah, nyeri perut atau lainnya yang tidak seperti
mual/muntah) (Medscape) biasanya.
Gagal
8 mendapatka - -
n obat
D. Etiket & Label
• Metformin diberi etiket dituliskan 3 kali sehari 1 tablet sesudah
makan
• Glimepiride diberi etiket dituliskan 1 kali sehari 1 tablet sebelum
makan pagi hari
• Amlodipine diberi etiket dituliskan 1 kalli sehari 1 tablet sesudah
makan pada pagi hari
• Meloxicam diberi etiket dituliskan 2 kali sehari 1 tablet sesudah
makan
• Vit B komplek diberi etiket dituliskan 1 kali sehari 1 tablet
sesudah makan
• Paracetamol diberi etiket dituliskan 3 kali sehari 1 tablet
sesudah makan
E. KIE

Metformin
Jumlah obat : 90 tablet
Indikasi : menurunkan kadar gula dalam darah
Aturan pakai : 3 kali sehari 1 tablet
Cara penggunaan : diminum sesudah makan tiap 12 jam
Lama pengobatan : 30 hari
Amlodipine
Jumlah obat : 30 tablet
Indikasi : untuk mengatasi tekanan darah
Aturan pakai : 1 kali sehari 1 tablet
Cara penggunaan : diminum sesudah makan pada pagi hari
Lama pengobatan : 30 hari
Glimepiride
Jumlah obat : 30 tablet
Indikasi : menurunkan kadar gula dalam darah
Aturan pakai : 1 kali sehari 1 tablet
Cara penggunaan : diminum segera sebelum makan pagi
Lama pengobatan : 30 hari
Meloxicam
Jumlah obat : 5 tablet
Indikasi : mengatasi rasa nyeri
Aturan pakai : 2 kali sehari ½ tablet bila nyeri
Cara penggunaan : diminum sesudah makan bila nyeri
Lama pengobatan : 5 hari
Vit B komplek
Jumlah obat : 10 tablet
Indikasi : membantu memenuhi kebutuhan vit. B komplek, membantu mempercepat
proses penyembuhan
Aturan pakai : 1 kali sehari 1 tablet
Cara penggunaan : diminum sesudah makan
Lama pengobatan : 10 hari
Paracetamol
Jumlah obat : 10 tablet
Indikasi : menurunkan demam, nyeri
Aturan pakai : 3 kali sehari 1 tablet bila demam, nyeri
Cara penggunaan : diminum setelah makan
Lama pengobatan : 3 hari
Penyimpanan keenam obat pada suhu ruang yang terhindar dari cahaya matahari
langsung, jauhkan dari jangkauan anak-anak
Melakukan kontrol tekanan darah dan kolesterol lagi setelah 10 hari pengobatan
F. KIE Non Farmakologi
1. Memberitahu kepada pasien untuk tepat waktu meminum obat agar efek yang
dihasilkan maksimal
2. Memberitahu pasien untuk mengurangi penggunaan garam dalam makanan karena
penggunaan garam berlebih dapat meningkatkan tekanan darah
3. Memberitahu pasien untuk mengurangi makan makanan seperti jeroan, gorengan, mie
instan dan makanan cepat saji untuk menjaga kadar kolesterol tidak melonjak tinggi
4. Informasikan kepada pasien gejala hipoglikemia (lemas, berkeringat, pusing dan
gemetar) dan cara mengatasinya dengan selalu menyediakan asupan glukosa seperti
permen atau makanan yang mengandung karbohidrat seperti roti.
5. Pasien disarankan untuk olahraga ringan yang teratur untuk mengontrol gula darahnya
6. Pasien diminta untuk selalu kontrol gula darah dan tekanan darah secara rutin. Bila ada
keluhan lebih lanjut, segera kontrol ke dokter
Kesimpulan

 Setelah melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas Beji


dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
 Mahasiswa PKPA mampu memahami dan mengetahui gambaran umum terkait
tugas, fungsi dan wewenang Apoteker dalam pelayanan kefarmasian di
puskesmas.
 Mahasiswa PKPA mampu memahami dan mengetahui tugas dan tanggung
jawab Apoteker di Puskesmas.
 Mahasiswa PKPA mampu memahami dan mengetahui kegiatan pelayanan
kefarmasian di Puskesmas Beji, seperti kegiatan manajerial meliputi
pengelolaan obat serta bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai