Anda di halaman 1dari 22

KMB 1

AVIAN INFLUENZA
Oleh kelompok 2:
Goodhari Cahyaningsih (P17221173025)
Sisca Nofiyanti Setya Rahayu (P17221173019)
Yunda Arizatul Bidayah (P17221173031)
Asfinah Maulidyah (P17221173033)
Muhammad Naufal Rizaldi (P17221173020)
PATOFISIOLOGI
DEFINISI
Flu Burung (Avian Influenza-AI) adalah penyakit unggas yang menular
disebabkan virus influenza tipe A dari keluarga Orthomyxoviridae. Virus
ini paling umum menjangkiti unggas (misalnya ayam peliharaan, Kalkun,
Itik, Puyuh, dan Angsa) juga berbagai jenis burung liar. Beberapa virus
flu burung juga diketahui bisa menyerang mamalia, termasuk manusia
(Darel W, 2008)
Flu Burung (H5N1) dapat dibagi dalam 4
kategori sesuai beratnya penyakit :

Derajat I Derajat II 

Derajat
Derajat IV
III 
ETIOLOGI
• Virus influenza tipe A, Virus influenza termasuk famili
Orthomyxoviridae
• Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2,
H1N2, H7N7
• Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9
• Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah
dari subtype A H5N1
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada manusia
• Demam (suhu badan diatas 380C)
• Batuk, sesak napas, dan menge luarkan lendir bening
dari hidung
• Sakit tenggorokan
• Hilang nafsu makan
• Diare dan muntah-muntah
• Peradangan di paru-paru (pneumonia)
• Kematian dengan cepat jika tidak segera diatasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rapid Test
Alat ini berbentuk kotak plastik kecil yang didalamnya terdapat kertas
putih dengan kode C (control) dan T (Test) yang sudah ditetesi antibodi
virus flu burung yang berperanan mendeteksi antigen virus.
2. HI (Hemaglutinasi Inhibisi)
Alat ini untuk melihat antibodi terhadap Hemaglutinin(H).
3. AGP (Agar Gel Presipitation)
Alat ini untuk melihat antibodi terhadap Neuraminidase (N).
4. PCR (Polimerase Chain Reaction )
Alat ini untuk memastikan Adanya virus Influenza A subtipe H5N1.
PENATALAKSANAAN MEDIS

Terapi
antiviral

Antibio-
tik

Steroid
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian:
Identitas pasien:
• Pekerjaan: berhubungan dengan unggas, memelihara unggas,
dan kontak ayam mati (Pracoyo, E,N, 2010).
• Umur : Flu burung dapat terjadi Pada manusia penyakit ini dapat
menyerang pada semua umur, baik anak-anak,remaja dan orang
tua. Sedangkan pada hewan dapat menyerang unggas.
• Jenis kelamin : Penyakit flu burung dapat menyerang semua jenis
kelamin baik laki-laki maupun perempuan.
2. Status kesehatan,yang meliputi:
Keluhan utama :
• Panas tinggi > 38ºc lebih dari 3 hari, pilek, batuk, sesak napas, sakit
kepala, nyeri otot, sakit tenggorokan
• Riwayat penyakit sekarang:
Suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang,/tidak ada.
• Infeksi paru.
• Infeksi selaput mata.
 
3.Pemeriksaan fisik:
• Kulit : Tidak terjadi infeksi pada sistem integumen.
• Mata : Orang yang terkena flu burung sklera merah,
adanya nyeri tekan, infeksi selaput mata.
• Mulut dan Lidah : Lidah kotor, mulutnya kurang bersih,
mukosa bibir kering.
• Auskultasi: bunyi napas di bagian paru, adanya suara
mengi, krekels, ronki.
• Inspeksi: frekuensi pernapasan.
4.Tanda-tanda vital
• Suhu: > 38ºC
• Nadi: ≥ 100 kali/menit
• Frekuensi napas: ≥ 30 kali/menit
5.Pemeriksaan penunjang:
• Pemeriksaan darah.
Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakan diagnosa
yang tepat, sehingga dapat memberikan terapi yang tepat pula,
pemeriksaan yang perlu dilakukan pada orang yang mengalami avian
flu atau flu berung yaitu pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan
pemeriksaan darah
6.Pola fungsi kesehatan
Pola nutrisi:
Untuk memperoleh informasi tentang keadaan fungsi kesehatan klien
dan untuk memenuhi kebutuhan dan kesehatan klien.
7.Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah.
Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakan
diagnosa yang tepat, sehingga dapat memberikan terapi yang
tepat pula, pemeriksaan yang perlu dilakukan pada orang yang
mengalami avian flu atau flu berung yaitu pemeriksaan
laboratorium dilakukan dengan pemeriksaan darah
2.Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan Bersihan jalan napas, berhubungan dengan
peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental
akibat influenza.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai
oksigen (obstruksi jalan napas oleh sekresi).
3. Ketidakseimbanngan nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan dispnea dan anorexia.
4. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh.
5. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan stadium penyakit
ditandai dengan klien tampak lelah,klien tampak tidak bertenaga
(Nurarif, 2015).
KASUS
Masuk 01 Desember 2015 pukul 14.10 WIB ke Anggrek kamar 304.
Tanggal pengkajian 02 Desember 2015 pukul 09.00 WIB.
1. Identitas klien
Klien bernama Tn. R berusia 30 tahun dengan suku bangsa Sunda,
agama Islam, pendidikan terakhir sekolah menengah atas, pekerjaan
penujual ayam dipasar, status perkawinan sudah menikah 1 kali selama
3 tahun dengan Ny. E berusia 29 tahun suku bangsa Sunda, agama
Islam, pendidikan terakhir sekolah menengah atas, pekerjaan Ibu
Rumah tangga dan bertempat tinggal di Jln. Marunda nomor 14 RT 024
RW 07 Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Sumber biaya klien adalah
BPJS.
2. Resume
Tn. R (30 tahun) datang ke Rumah Sakit X pada tanggal 01 Desember 2015 pukul
14.10 WIB atas rujukan dari puskesmas Cilincing dengan riwayat sesak nafas. Saat
dibawa ke UGD rumah sakit X Tn. R mengeluh Panas tinggi tinggi saat dirumah 38˚C
lebih dari 3 hari yang lalu, klien mengatakan pilek, klien mengatakan batuk, klien
mengatakan sesak napas, klien mengatakan sakit kepala, klien mengatakan nyeri
otot, klien mengatakan sakit tenggorokan, klien mengatakan sakit saat menelan,
klien mengatakan jadi tidak nafsu makan, klien mengatakan tidur malamnya
terganggu karena batuk, klien mengatakan dibelakang rumah nya terdapat kandang
ayam, klien terkadang batuk dengan mengeluarkan sedikit sekret berwarna kuning
dengan konsitensi kental. Tanda–tanda vital: tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 92
x/menit, pernapasan 28 x/menit, suhu 380C. berat badan klien saat iniHasil
laboratorium tanggal 01 Desember 2015 jam 16.33 WIB yaitu leukosit 19,60
10ˆ3/µl, klien mendapatkan obat terapi Antipyretic : ASA 600 mg secara oral 4 jam
dan Imunisasi aktif : Vaccine, 0,5ml IM, klien terpasang infus ringer laktat 20
tetes/menit. Setelah dievaluasi 3 masalah keperawatan belum teratasi.
Tindakan yang harus dilakukan :
 
1.Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi.
a.Kaji tanda-tanda vital
Resional: mengetahui perubahan suhu tubuh
b.Beri kompres dengan air hangat (air biasa) pada daerah axila, lipat
paha, temporal bila terjadi panas
Rasional: melanccarkan aliran darah dalam pembuluh darah
c.Anjurkan klien untuk menggunakan yang dapat menyerap keringat
seperti katun
Rasional: menjaga kebersihan badan.
2.Ganggguan bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
produksi sputum yang berlebihan.
a. Auskultasi bunyi napas. Catat adanya bunyi napas, misal mengi,
krekels, ronki
Rasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi
jalan napas dan dapat/tak dimanifestasikan adanya bunyi napas
adventisius, misal penyebaran, krekels basah (bronkitis); bunyi
napas redup dengan ekspirasi mengi (emfisema); atau tak adanya
bunyi napas (asma berat).
b. Kaji/pantau frekuensi pernapasan. Catat rasio inspirasi/ekspirasi.
Rasional : Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat
ditemukan pada penerimaan atau selama stres/adanya proses infeksi akut.
Pernapasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding
inspirasi.
c. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman seperti posisi semi fowler
rasional : peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi
pernapasan dengan menggunakan gravitasi. Namun, pasien
dengan distres berat akan mencari posisi yang paling mudah
untuk bernapas. Sokongan tangan/kaki dengan meja, bantal, dan
lain-lain membantu menurunkan kelemahan otot dan dapat
sebagai alat ekspansi dada.
d. Dorong/bantu latihan napas abdomen.
Rasional : Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan
mengontrol dispnea dan menurunkan jebakan udara.
3.Resiko Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri
 
a. Kaji tanda–tanda vital klien selama dan sesudah beraktivitas
Rasional:mengetahui keadaan umum klien
b. Kaji respon klien sebelum dan sesudah aktivitas
Rasional:mengetahui reaksi klien sewaktu melakukan aktivitas dan tidak
c. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
Rasional:mengetahui pembatasan aktivitas pada klien
d. Ajarkan klien nafas dalam
Rasional: mengurangi saras nyeri
e. Bantu aktivitas klien yang diperlukan
Rasional:meminimalkan kelelahan
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai