Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM TK2020C

KELOMPOK 4
 DASAR PEMBENTUKAN KELUARGA DALAM ISLAM
 PERNIKAHAN YANG DILARANG MENURUT SYARI’AT ISLAM
 KAWIN HAMIL
 PEMBENTUKAN MASYARAKAT ISLAM
 CIRI DAN SISTEM MASYARAKAT ISLAM

Disusun Oleh:
Muhammad Mustopa
Mila Sri Pratiwi
Widia LR
DASAR PEMBENTUKAN KELUARGA DALAM ISLAM

✗ Keluarga adalah satuan kerabat yang mendasar terdiri dari suami, isteri dan
anak-anak. Keluarga dalam pandangan Islam memiliki nilai yang tidak
kecil. Bahkan Islam menaruh perhatian besar terhadap kehidupan keluarga
degan meletakkan kaidah-kaidah yang arif guna memelihara kehidupan
keluarga dari ketidak harmonisan dan kehancuran. Kenapa demikian besar
perhatian Islam? Karena tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga adalah batu
bata pertama untuk membangun istana masyarakat muslim dan merupakan
madrasah iman yang diharapkan dapat mencetak generasi-generasi muslim
yang mampu meninggikan kalimat Allah di muka bumi.

2
PERNIKAHAN YANG DILARANG MENURUT SYARI’AT ISLAM

✗ Nikah Syighar
Definisi nikah ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
ْ ُ ‫ َز ِّّـِو ْج ِني ابْنَتَ َك َوأ ُ َز ِّّـِو ُج َكابْن َ ِتي أ َ ْو َز ِّّـِو ْج ِني أ ُ ْختَ َك َوأ ُ َز ِّّـِو ُج َكأ‬:‫لر ُج ِل‬
‫خ ِتي‬ َّ ‫ار أ َ ْن يَ ُق ْو َل‬
َّ ِ‫الر ُج ُل ل‬ ‫ َو ِّ ّـ‬. “Nikah syighar adalah
ُ ‫الِش َغ‬
seseorang yang berkata kepada orang lain, ‘Nikahkanlah aku dengan puterimu, maka aku akan
nikahkan puteriku dengan dirimu.’ Atau berkata, ‘Nikahkanlah aku dengan saudara perempuanmu,
maka aku akan nikahkan saudara perempuanku dengan dirimu.” [1] Dalam hadits lain, beliau
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ار ِفي ا ْ ِإل ْسالَ ِم‬ َ ‫ال َ ِش َغ‬.
“Tidak ada nikah syighar dalam Islam.
Hadits-hadits shahih di atas menjadi dalil atas haram dan tidak sahnya nikah syighar. Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak membedakan, apakah nikah tersebut disebutkan mas kawin
ataukah tidak

3
✗ Nikah Tahlil
Yaitu menikahnya seorang laki-laki dengan seorang wanita yang sudah
ditalak tiga oleh suami sebelumnya. Lalu laki-laki tersebut mentalaknya. Hal
ini bertujuan agar wanita tersebut dapat dinikahi kembali oleh suami
sebelumnya (yang telah mentalaknya tiga kali) setelah masa ‘iddah wanita itu
selesai.
Nikah semacam ini haram hukumnya dan termasuk dalam perbuatan dosa
besar. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda
‫ح َلَّل َ ُهـ‬
:‫لـــ‬ َ ‫اــهـ َصل َّـى لاــُهـ َعل َيْ ِهـ َو َسل َّ َم اـل ُـْم‬
َ ‫حَ ِِّل ّـل َواـل ُـْم‬ ِ ‫لـــن َرـ ُس ُ ْول ل‬
َ ‫ َ َع‬.
“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melaknat muhallil [4] dan
muhallala lah

4
✗ Nikah Mut’ah Nikah mut’ah
disebut juga nikah sementara atau nikah terputus. Yaitu menikahnya seorang laki-laki dengan seorang
wanita dalam jangka waktu tertentu; satu hari, tiga hari, sepekan, sebulan, atau lebih. Para ulama kaum
muslimin telah sepakat tentang haram dan tidak sahnya nikah mut’ah. Apabilah telah terjadi, maka
nikahnya batal! Telah diriwayatkan dari Sabrah al-Juhani radhiyal-laahu ‘anhu, ia berkata,
‫خ ُر ْج ِمن ْ َها َحتَّى ن َ َهانَا َعن ْ َها‬ ْ َ ‫ ث ُّمَ ل َْم ن‬،‫خلْنَا َمك َّ َة‬ َ ‫عا َم الْفَتْ ِح ِحيْ َن َد‬ َ ‫عل َيْ ِه َو َسل َّ َم ِبال ُْمتْ َع ِة‬ ِ ‫أ َ َم َرنَا َر ُس ْو ُل‬.
ُ ‫الله َصلَّى‬
َ ‫الله‬
“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan kami untuk melakukan nikah mut’ah
pada saat Fat-hul Makkah ketika memasuki kota Makkah. Kemudian sebelum kami mening-galkan
Makkah, beliau pun telah melarang kami darinya (melakukan nikah mut’ah).” [7] Dalam riwayat lain
disebutkan bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:‫ي‬ ‫لـــ ُْم ِ فـــ‬
‫تك‬ َ ‫كــتأ َِ ُ ْذـنـ‬
ْ ‫َاس ِ ِّ ّإـِني َ ق ْدـ ُ ُن‬ ّ‫يــ َ ُّأ َيـهـا لن‬
!ُ ‫اــ‬ ‫َا‬
‫يـــ ـْاـل ِقيَا َـم ِة‬
‫اــَهـ َ ق ْدـ َح َّرـ َم َ ِذَلـكِإـلـَى َ ْوـ ِم‬ ‫ ْ ا ِـال ْس ِت ْم َتا ِـع ِم َن لَِِّن ّـ‬. “Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya aku pernah
‫ َو ِإ َّن ل‬،‫اــسـا ِء‬
mengijinkan kalian untuk bersenang-senang dengan wanita (nikah mut’ah selama tiga hari). Dan
sesungguhnya Allah telah mengharamkan hal tersebut (nikah mut’ah) selama-lamanya hingga hari
Kiamat.” [8] 4. Nikah Dalam Masa ‘Iddah. Berdasarkan firman Allah Ta’ala:‫َاح َحتّ َٰى‬ ِ ‫اــك‬ ّ ‫تــــُموا ُع ْقـ َد َة لِن‬‫َول َا َ ْ ِعـزـ‬
‫يـــ ُ َغـ ـْاـل ِكتَ ُابَأـ َجـل َ ُهـ‬
‫“ َ بْل‬Dan janganlah kamu menetapkan akad nikah, sebelum habis masa ‘iddahnya.”

5
✗ Nikah Dengan Wanita Kafir Selain Yahudi Dan Nasrani.
Berdasarkan firman Allah Ta’ala:
َ ‫حوا ال ُْم ْش ِر ِك‬
‫ين َحتّ َٰىي ُ ْؤ ِمنُوا ۚ َول ََعبْ ٌد‬ ُ ‫جبَتْك ُْم ۗ َول َا تُن ْ ِك‬ َ ‫َات َحتّ َٰىي ُ ْؤ ِم ّ َن ۚ َول َأ َ َم ٌة ُم ْؤ ِمن َ ٌة َخيْ ٌر ِم ْن ُم ْش ِرك َ ٍة َول َْو أ َ ْع‬
ِ ‫حوا ال ُْم ْش ِرك‬ ُ ‫َول َا تَن ْ ِك‬
‫َاس ََعل َّ ُه ْم‬
‫عو ِإل َى ال َْجن ّ َِة َوال َْم ْغ ِف َر ِة ِبإِ ْذ ِن ِه ۖ َويُبَيّ ُِن آيَا ِت ِه لِلن ّ ِ ل‬ ُ ‫ون ِإل َى الن ّ َِار ۖ َوالل َّ ُه يَ ْد‬
َ ‫ع‬ ُ
ُ ‫جبَك ُْم ۗ أول َٰ ِئ َك ي َ ْد‬ َ
َ ‫خيْ ٌر ِم ْن ُم ْش ِر ٍك َول َْو أ ْع‬ َ ‫ُم ْؤ ِم ٌنـ‬
‫ون‬َ ‫يَتَ َذك َّ ُر‬
“Dan janganlah kaum nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba
sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun ia menarik
hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang
beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik
daripada laki-laki musyrik meskipun ia menarik hatimu. Mereka mengajak ke Neraka, sedangkan
Allah mengajak ke Surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya
kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran.” [Al-Baqarah : 221]

6
✗ Nikah Dengan Wanita-Wanita Yang Diharamkan Karena Senasab Atau Hubungan
Kekeluargaan
Karena Pernikahan. Berdasarkan firman Allah Ta’ala
‫ن‬ َّ‫اتل ْأ َ ِخ َ َوبـنَ ُات ال ُْأـ ْ ِخـت َ ُ ّأَوـ َمـهـا ُتـك ُُم ل‬
َ ‫اــا ِتيأ َ ْر َض ْعنَك ُْم َ َأوـ‬
: َ ‫خ َو ُاتـك ُْم ِم‬ ‫خال َا ُتـك ُْم َ َوبـنَ ُ ا‬ َ ‫تل َيْك ُْم ُ ّأَـ َمـهـا ُتـك ُْم َ َوبـنَا ُتـك ُْم َ َأوـ‬
َ ‫خ َو ُاتـك ُْم َو َع َّما ُتـك ُْم َو‬ ‫ح َرـ ْمـ َع‬
ِّ ُ
‫فـــ‬
‫بــــنَ لَا‬َّ ‫تــــنُوا َدـ َخـلْتُ ْم ِ ِه‬
‫فـــن َ ْملـــ َ كُو‬ْ ِ‫بــــن َ إ‬ َّ ‫اــاتـي َدـ َخـلْتُ ْم ِ ِه‬ ِ َ ِ ِ ِ
ّ‫ي ُح ُج ِورـكـ ُْم م ْن َنــسـائـك ُُم ل‬ ِ
‫اــاتـي فـــ‬ ِ َ ِ ِ ِ ُ
ّ‫ـعة َ ّأَوـ َمـه ُـات َنــسـائـك ُْم َورـبَائـبُك ُُم ل‬ ِ َ ‫ّ َالرـ َضا‬
َ َ ُ َ َ ِ َ ِ َ ِ
‫يما‬ً ‫اــَهـ كـ ََان َغ ُفـًورـا َرـ ِحـ‬
ّ ‫َف ِإ َّن ل‬
ۗ ‫سلـ‬ َ َ ‫ن الْأـ ْخـتَي ِْ ِنإـل ّا َمـا َ ق ْدـ‬ ‫تــــ َم ُعـوا َ يْ َبــــ‬ ‫ج‬ْ َ ‫اح َعل َيْك ُْم َو َحـلَا ُئـل ْأبـنَائـك ُُم ال ّذ َيـن ِم ْن أـ ْصلَا ِبـك ُْم َوأ ْن‬ َ َ‫ُجن‬
Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anak perempuanmu, saudara-saudara
perempuanmu, saudara-saudara perempuan ayahmu, saudara-saudara perempuan ibumu, anak-
anak perempuan dari saudara laki-lakimu, anak-anak perempuan dari saudara perem-puanmu,
ibu-ibu yang menyusuimu, saudara-saudara perempuan yang satu susuan denganmu, ibu-ibu
isterimu (mertua), anak-anak perempuan dari isterimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu
dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum mencampurinya (dan sudah kamu
ceraikan) maka tidak berdosa atasmu (jika menikahinya), (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri
anak kandungmu (menantu), dan (diharamkan) mengumpulkan (dalam pernikahan) dua
perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau. Sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.” [An-Nisaa’ : 23]

7
KAWIN HAMIL
✗ Pengertian Kawin Hamil.
Yang dimaksud dengan “kawin hamil” di sini ialah
kawin dengan seorang wanita yang hamil di luar nikah,
baik dikawini oleh laki-laki yang menghamilinya
maupun oleh laki-laki bukan yang menghamilinya.

8
✗ Hukum menikahi wanita yang sedang hamil itu tidak sah. Sesuai dengan firman Allah SWT
dalam Surat At-Talaq Ayat 4 :
‫ال أ َ َجل ُُه َّن أ َ ْن يَ َض ْع َن‬ ُ ‫يض ِم ْن ِن َسا ِئك ُْم ِإ ِن ْارتَ ْبتُ ْم ف َِع َّدتُ ُه َّنـثَل َاث َ ُة أ َ ْش ُه ٍر َواللَّا ِئي ل َْم ي َ ِح ْض َن ۚ َوأُول‬
ِ ‫َات ال ْأ َ ْح َم‬ ِ ‫َواللَّا ِئي يَ ِئ ْسـ َن ِم َن ال َْم ِح‬
‫ج َع ْلل َُه ِم ْن أ َ ْم ِر ِه ي ُ ْس ًرا‬
ْ َ‫َح ْمل َُه َّن ۚ َو َم ْن يَتّ َِقالل َّ َه ي‬
Artinya: “Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-
perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka adalah
tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan
yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barang
siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam
urusannya”.
Dari ayat di atas, dijelaskan bahwa seorang perempuan boleh dinikahi jika dia sudah melahirkan.
Walaupun belum tuntas masa nifasnya, perempuan itu sudah sah untuk dinikahi. "Kalau dia
memaksa nikah saat sedang hamil maka dia harus mengulangi pernikahannya. Ditambah jika
berhubungan badan dengan laki-lakinya, selama itu dikategorikan maksiat.

9
Pembentukan masyarakat islam
Masyarakat Islam diartikan sebagai sekelompok manusia hidup terjaring
kebudayaan Islam, yang diamalkan oleh kelompok itu sebagai
kebudayaannya kelompok itu bekerjasama dan hidup berdasarkan prinsip-
prinsip Qur’an dan As-Sunnah dalam tiap segi kehidupan.
Masyarakat Islam juga diartikan sebagai suatu masyarakat yang universil,
yakni tidak rasial, tidak nasional dan tidak pula terbatas di dalam
lingkungan batas-batas geografis. Dia terbuka untuk seluruh anak manusia
tanpa memandang jenis, atau warna kulit atau bahasa, bahkan juga tidak
memandang agama dan keyakinan/aqidah.

10
Ciri-ciri masyarakat islam
1. Masyarakat Islami adalah masyarakat terbuka, berdasarkan pengakuan pada keastuan
umat dan cita – cita persaudaraan sesama manusia.
2. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang terpadu, integratif, dimana agama menjadi
perekat yang menyatuhkan.
3. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang dinamis dan progresif, karena manusia
diciptakan sebagai khalifah di muka bumi.
4. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang demokrasi, baik secara spiritual, sosial,
ekonomi, maupun demokrasi politik.
5. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang berkeadilan, yang membentuk semua aspek
dari keadilan sosial baik dibidang moral, hukum, ekonomi, dan politik yang telah
ditetapkan dalam aturan dan kelembagaan yang telah disepakati.

11
6. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang berwawasan ilmiah,
terpelajar, karena sangat menekankan pada ilmu pengetahuan dan
teknologi.
7. Masyakat Islami adalah masyarakat yang disiplin, baik dalam ibadah
maupun muamalah.
8. Masyarakat Islami menentukan pada kegiatan keumatan yang memiliki
tujuan yang jelas dan perencanaan yang sempurna.
9. Masyarakat Islami membentuk persaudaraan yang tangguh, menekankan
kasih sayang anatara sesama.
10. Masyarakat Islami adalah yang sederhana, yang berkesinambungan.

12
Perhitungan harta waris
Ada seseorang yang meninggal dan meninggalkan harta waris yaitu Sawah sebanyak 8 Hektar, dan
memiliki ahli waris yaitu istri, 3 anak perempuan dan 2 anak laki-laki, tentukan bagian masing-masing
harta waris yang akan dibagikan.
✗ Bagian untuk istri, 1/8 karena memiliki anak
✗ Bagian untuk anak perempuan dan anak laki-laki sisa dari pembagian harta waris.
✗ Mutlak bagian anak laki-laki 2 dan bagian anak perempuan 1
✗ 3 orang anak perempuan = 3 bagian
✗ 2 orang anak laki-laki = 4 bagian
✗ Jumlah bagian = 7 bagian
Istri = 1/8 = 1 Hektar,
Anak perempuan = 1 / jumlah bagian x jumlah harta = 1/7 x 7 = 1 hektar
Anak perempuan 3 orang = 1 hektar x 3 orang = 3 hektar
Anak laki laki = 2 / jumlah bagian x jumlah harta = 2/7 x 7= 2 hektar
Anak laki-laki 2 orang = 2 hektar x 2 orang = 4 hektar
Total: istri 1, anak perempuan 3, anak laki-laki 4

13
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai