Anda di halaman 1dari 14

BAB IX

KERUKUNAN UMAT
BERAGAMA
1. Ajaran Islam tentang Kebebasan Beragama
Ayat yang sering dikutip berkenaan dengan kebebasan
beragama adalah firman Allah dalam surat al-Baqarah : 256

 Artinya : “ Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama


(Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada
jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia
Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang
tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui.”(QS. al-Baqarah : 256)
 Artinya : “Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari
Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia
beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir".(QS.
Al-Kahfi: 29)
 
 Tidak berguna memaksa seseorang agar menjadi seorang muslim.
Firman Allah :
 Artinya : ”Sesungguhnya kami Telah menunjukinya jalan yang lurus;
ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. (QS. Al-Insan : 3)

 Artinya : ”Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman


semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu
(hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang
yang beriman. (QS. Yunus : 99)
2. Ajaran Islam tentang Perbedaan Pemahaman
Agama dan Sikap Umat Islam Terhadap Agama
non Islam .
Sikap menghormati terhadap agama lain
merupakan akibat wajar dari sistem keimanan
sendiri.
◦ Artinya”Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul
pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah
Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[Sesembahan selain
Allah] itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang
yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang yang Telah pasti kesesatan
baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang
yang mendustakan (rasul-rasul)”. (QS. An-Nahl : 36)
Allah tidak melarang hidup
bermasyarakat dengan orang yang tidak
sepaham atau tidak seagama, selama
tidak memusuhi Islam, firman Allah :
◦ Artinya”Allah tidak melarang kamu untuk
berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu
Karena agama dan tidak (pula) mengusir
kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adi”l.
(QS. Al-Mumtahanah,:8)
B. Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah
Insaniyah

A. Ukhuwah Islamiyah
Hubungan sesama muslim berdasarkan kesamaan iman, Iman
merupakan dasar keyakinan yang berpengaruh terhadap seluruh
perilaku seorang muslim.

Hubungan sesama muslim digambarkan sebagai sesuatu yang tak


terpisahkan, seperti halnya anggota tubuh yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, sebagaimana sabda
Rasulullah dalam hadits yang artinya:
”Seorang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan satu
tubuh, apabila salah satu anggota tubuh itu terluka, maka
seluruh tubuh akan merasakan demamnya”. (HR Muslim dan
Ahmad).
Perbedaan pemahaman dan pengalaman ajaran agama, para
ulama menetapkan tiga konsep, yaitu:

1. Konsep tanawwu al-ibadah (keragaman


cara beribadah)
Konsep ini mengakui adanya keragaman yang
dipraktekkan nabi SAW dalam bidang
pengalaman agama. Hal ini mengantarkan pada
pengakuan akan kebenaran semua praktek
keagamaan, selama merujuk kepada Rasulullah
SAW.
2. Konsep al-mukhtiu fi al-ijtihadi lahu ajrun
(kesalahan dalam berijtihad mendapat ganjaran)

Konsep ini berarti bahwa selama seseorang mengikuti


pendapat seorang ulama, ia tidak akan berdosa, bahkan tetap
diberi ganjaran, walaupun hasil ijtihad yang diamalkan itu
keliru. Di sini perlu dicatat bahwa wewenang dalam
menentukan yang kebenaran dan kesalahan bukan manusia,
melainkan Allah SWT, dan akan diketahui di hari akhir.
Sekalipun demikian, perlu pula diperhatikan bahwa yang
mengemukakan ijtihad maupun orang yang diikuti
pendapatnya, harus orang yang memiliki otoritas keilmuan
yang disampaikannya melalui ijtihad.
3. Konsep la hukma lillahi qabla ijtihad al
mujtahid

Konsep ini dapat kita pahami bahwa pada persoalan-


persoalan hukum yang Belum ditetapkan secara pasti,
baik dalam Al-Qur’an maupun Sunnah Rasul, Allah
belum menetapkan hukumnya. Oleh karena itu, umat
Islam khususnya para mujtahid dituntut untuk
menetapkan hukum melalui ijtihad. Hasil ijtihad
merupakan hukum Allah bagi masing-masing
mujtahid, walaupun hasilnya berbeda-beda.
B. Ukhuwah Insaniyah
Ukhuwah Insaniyah dapat diartikan
sebagai persaudaraan sesama manusia
dalam satu penciptaan yaitu diciptakan
oleh Tuhan.
Agama Islam diturunkan untuk manusia
dengan segala keberagamannya.

Ajaran Islam tidak melarang umatnya


untuk berhubungan baik dengan umat
beragama lain.
C. Kebersamaan dalam Pluralitas Agama
Pluralitas adalah kemajemukan yang didasari oleh
keutamaan (keunikan) dan kekhasan. Pluralitas tidak
dapat disematkan kepada situasi cerai berai dan
permusuhan tetapi harus ada kesatuan (Imarah, 1999 : 9).

Pluratlitas merupakan sunatullah, dalam penciptaan


manusia Allah menjadikan perbedaan satu sama lain
padahal hakikatnya manusia merupakan satu keturunan
dalam hal nenek moyang yaitu nabi Adam As. Agama
Islam merupakan satu kesatuan akan tetapi ketika
mengaplikasikan di dalam beribadah mempunyai cara
yang berbeda-beda.
BATAS-BATAS TOLERANSI
BERAGAMA
• Tidak mencampuradukkan konsep
keTAUHIDAN
“Agamamu agamamu, agamaku agamaku.”
(Aqidah)
Tidak mencampurkan dlam pelaksanaan
Ibadah (Ritual) Syari’ah

Tidak berakhlaq melainkan akhlaq


Qur’an dan Sunnah. (Moral)
Wa s s a l a m
Wa l l a h u a ’ l a m b i s s h o w a f
Pertanyaan :
1. Hamonangan: bolehkah kita menghadiri perayaan
hari raya agama lain
2. Alif : Bagaimana cara konsep agama Islam menjaga
kerukunan umat beragama dengan konsep kafir bagi
non muslim.
3. Quin Tosy: Apa pengeertian Sikap Fanatisme
4. Nopia : Jelaskan kendala-kendala kepentingan politik
bagi kerukunan umat beragama?
5. Nyayu: Apa saja yang menimbulkan ketidak rukunan
umat beragama
6. Raudho jannah: Kenapa sikap Rasis masih ada pada
manusia n bagaimana pandangan Islam.

Anda mungkin juga menyukai