KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JAMBI
DETERMINAN SOSIAL BUDAYA
DALAM KESEHATAN
MASYARAKAT
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat adalah perilaku kesehatan
masyarakat itu sendiri. Dimana proses terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
• Menurut Sudarti (2005) yang menyimpulkan pendapat Bloom tentang status kesehatan, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan yaitu; lingkungan yang terdiri dari
lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan,
selanjutnya Bloom menjelaskan, bahwa lingkungan sosial budaya tersebut tidak saja
mempengaruhi status kesehatan, tetapi juga mempengaruhi perilaku kesehatan.
• Selanjutnya Sudarti (2005), yang mengutip pendapat G.M. Foster menyatakan, selain aspek sosial
yang mempengaruhi perilaku kesehatan, aspek budaya juga mempengaruhi kesehatan seseorang
antaranya tradisi, sikap fatalisme, nilai, etnocentrism, dan unsur budaya yang dipelajari pada
tingkat awal dalam proses sosialisasi.
TEORI PERILAKU – L.GREEN
Green dalam Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa perilaku manusia dari tingkat kesehatan
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku (behaviour cause) dan faktor di luar
perilaku (non-behaviour cause). Selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk dari tiga faktor, yaitu;
•Faktor Predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya
•Faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak
tersedianya fasilitasfasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, air
bersih dan sebagainya
•Faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
CONTOH
DISKUSI
Nyonya A tinggal di Desa Melati yang berjarak 7 jam perjalanan darat dari pusat kota. Infrastruktur jalan
sangat tidak mendukung sehingga membuat desa ini tergolong ke dalam desa yang terisolasi. Fasilitas
kesehatan yang ada di desa tersebut hanya 1 klinik Bidan Desa. Puskesmas terletak di ibukota kecamatan yang
berjarak 3 jam dari desa tersebut. Nyonya A memiliki 8 orang anak, dan saat ini sedang mengandung anak ke-
9. Suami Nyonya A bekerja sebagai buruh pabrik kelapa sawit dan memiliki kebiasaan merokok. Nyonya A
bekerja sebagai ibu rumah tangga. Nyonya A memiliki prinsip bahwa pemenuhan gizi untuk keluarga sangat
penting, hal ini terlihat dari ke-8 anaknya tumbuh dengan sehat. Termasuk dalam masa kehamilannya saat ini,
Nyonya A sangat memperhatikan kondisi kesehatannya secara mandiri walaupun jauh dari pelayanan
kesehatan. Akan tetapi, suami Nyonya A kurang mendukung untuk melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
dengan alasan masih ada keluarga yang bisa membantu proses persalinan secara tradisional.