Anda di halaman 1dari 20

Keracunan Pada Karyawan

Pengecatan Mobil
Ronald Wongkar
102017148
Sken 2
Skenario 2
Beberapa karyawan bengkel mobil di bagian pengecatan (duco)
menunjukkan gejala kantuk, pusing, detak jantung cepat atau tidak
teratur, sakit kepala dan tremor. Pemilik bengkel menduga hal ini
disebabkan oleh suatu pelarut yang sering digunakan untuk
melarutkan cat yang disemprotkan.
Identifikasi istilah yang tidak
diketahui
Tidak ada
Rumusan masalah
Karyawan bengkel mobil bagian pengecatan mengalami pusing, kantuk, detak jantung
cepat, tremor dan sakit kepala
Hipotesis
Karyawan bengkel mobil bagian pengecatan terkena PAK karena paparan bahan kimia
benzena
Mind map
7 Langkah
diagnosis PAK

Tatalaksana

RM

Pencegahan APD

Edukasi
7 Langkah diagnosis
1. Diagnosis klinis
2. Pajanan di tempat kerja
3. Hubungan pajanan dengan penyakit
4. Pajanan yang dialami cukup besar
5. Faktor individu
6. Faktor lain di luar tempat kerja
7. Diagnosis okupasi
Diagnosis klinis
Anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang
Hasil anamnesis:
1. Karyawan bagian pengecatan mobil
2. Kantuk, pusing, detak jantung cepat atau tidak teratur, sakit kepala dan tremor
Pemeriksaan fisik dan penunjang: -
Diagnosis: Karyawan mengalami keracunan zat kimia benzene.
Pajanan di tempat kerja
 Fisik, kimia, biologi, ergonoimi dan psikososial.
 Pajanan: Benzena (pelarut organik).
 Masuk melalui inhalasi, metabolisme menjadi (benzene epoksida), di hati diubah
menjadi fenol dan dieksresikan dalam urin.
 Efek pajanan benzene: muntah, takikardi, delirium, sesak nafas, gangguan
penglihatan dan anemia.
Hubungan pajanan dengan
penyakit
Anamnesis:
1. Apakah gejala timbul/memberat Ketika bekerja dan membaik Ketika istirahat?
Biomonitoring:
2. Fenol dalam urin < 25 mg/L
3. Asam mukonat < 0,5 mg/g kreatinin
4. S-asam merkapturat < 25 µg/g kreatinin
Pajanan yang dialami cukup
besar
Kualitatif dan kuantitatif
1. Kualitatif: Lama kerja, lingkungan kerja, APD yang digunakan
2. Kuantitatif: Mengukur data lingkungan (uap benzena)
Occupational safety and health administration 2011
1. Udara yaitu 1 ppm (8 jam kerja) dan 5 ppm (<15 menit)
2. Kulit yaitu 0,5 ppm dan batas maksimum pajanan singkat yaitu 2,5 ppm
SNI 2005
10 ppm (32 mg/m3) dengan jam kerja 40 jam perminggu (8 jam sehari).
Faktor individu
Kebiasaan (merokok), riwayat penyakit keluarga (genetik), riwayat atopi dan riwayat penyakit
dahulu (penyerta)
Faktor lain di luar tempat
kerja
Hobi dan pekerjaan sampingan
Diagnosis okupasi
Penyakit akibat kerja karna paparan bahan kimia benzena
Tatalaksana
1. Mata dan muka: Cuci muka dengan air mengalir
2. Terkena kulit: Melepas pakaian dan mencuci kulit dengan air dan sabun
3. Terhirup: Membawa pekerja ke tempat yang berudara segar
4. Tertelan: Segera menuju rumah sakit
Pencegahan
1. Mengurangi resiko pada sumbernya, seperti mengganti bahan kimia yang berbahaya dengan
bahan yang tidak berbahaya
2. Mengurangi resiko dengan menggunakan APD

3. Menetapkan prosedur kerja secara aman untuk mengurangi resiko lebih lanjut

4. Pada penggunaan bahan kimia, maka pekerja perlu membaca dan mengetahui Material safety
data sheet (MSDS) dari bahan kimia tersebut
APD
1. Respirator
2. Sepatu bot
3. Sarung tangan
4. Apron
5. Pelindung muka dan mata
Edukasi
1. Menyimpan pakaian dalam container tertutup
2. Tidak merokok
3. Tidak makan dan minum saat bekerja
4. Benzena disimpan dalam kontainer tertutup rapat, ventilasi baik dan suhu ruangan
sejuk
5. Menyiapkan alat pemadam kebakaran
Kesimpulan
Hipotesis diterima, beberapa karyawan yang mengalami gejala kantuk, pusing, detak
jantung cepat atau tidak teratur, sakit kepala dan tremor terkena penyakit akibat kerja karena
paparan bahan kimia benzen

Anda mungkin juga menyukai