Anda di halaman 1dari 7

Keracunan Pada Karyawan Pengecatan Mobil

Ronald Wongkar

102017148

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat

Ronald.2017fk148@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Pekerjaan yang aman dan nyaman merupakan impian setiap pekerja, namun seorang pekerja
dapat sakit yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan sehingga disebut sebagai penyakit
akibat kerja. Menurut BPJS 2015 terdapat sebanyak 128,3 juta angkatan kerja di Indonesia dan
menurut ILO 2013 setiap 15 detik, terdapat sebanyak 160 pekerja terkena PAK. Penegakan PAK
di Indonesia masih tergolong rendah disebabkan oleh karena minimnya pengetahuan dokter
dalam mendiagnosis PAK. Agar lebih gampang melakukan diagnosis PAK maka dapat dibantu
dengan 7 langkah diagnosis PAK. Benzena merupakan salah satu bentuk pajanan kimia di tempat
kerja. Gejala yang ditimbulkan benzena dapat berupa pusing, sakit kepala dan kantuk. Oleh
karena benzena berbahaya bagi kesehatan maka perlu dilakukan pencegahan dan edukasi yang
baik agar kesehatan pekerja dapat terpelihara.

Kata kunci: PAK, benzena, pencegahan, edukasi

Abstrack

A safe and comfortable job is every worker's dream, but a worker can get sick due to the work
environment so that it is called an occupational disease. According to the 2015 BPJS there are 128.3
million labor force in Indonesia and according to ILO 2013 every 15 seconds, there are 160 workers
affected by PAK. PAK enforcement in Indonesia is still low due to the lack of knowledge of doctors in
diagnosing PAK. To make it easier to diagnose PAK, you can assist with the 7 steps for PAK diagnosis.
Benzene is a form of chemical exposure in the workplace. The symptoms of benzene include dizziness,
headaches and drowsiness. Because benzene is dangerous to health, it is necessary to do good prevention
and education so that the health of workers can be maintained.

Keywords: PAK, benzene, prevention, education


Pendahuluan
Pekerjaan yang aman dan nyaman merupakan impian setiap pekerja, namun dalam
bekerja dapat terjadi penyakit yang disebabkan oleh lingkungan tempat bekerja, penyakit
tersebut disebut sebagai penyakit akibat kerja. Penyakit Akibat Kerja (PAK) merupakan penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. PAK dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Menurut BPJS 2015, terdapat sebanyak 128,3 juta angkatan kerja di Indonesia. Menurut
International Labour Organization (ILO) tahun 2013, setiap 15 detik terdapat sebanyak 160
pekerja terkena PAK. KEMENKES tahun 2013, terdapat sebanyak 428.844 orang di 26 provinsi
terkena PAK. Penegakan PAK di Indonesia masih sangat jarang hal ini terjadi karena kurangnya
pengetahuan dokter dalam mendiagnosis PAK.2,3
7 langkah diagnosis PAK
Untuk mengetahui suatu penyakit merupakan PAK atau bukan dapat menggunakan 7
langkah diagnosis PAK sehingga dapat lebih mudah untuk mengetahui apakah penyakit tersebut
merupakan suatu PAK atau bukan. Berikut 7 langkah dalam mendiagnosis PAK:4
Penegakan diagnosis klinis
Diagnosis klinis merupakan langkah pertama yang harus dilakukan. Diagnosis klinis
dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 4 Berdasarkan
skenario maka dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami keracunan zat kimia benzena.
Benzena merupakan pelarut organik yang sering digunakan dalam berbagai industri seperti
industri rubber, sepatu, pelarut cat, komponen dalam bahan bakar motor, detergent, pestisida dan
farmasi. Benzena merupakan senyawa aromatik yang berukuran kecil. 5 Benzena masuk ke dalam
tubuh manusia melalui inhalasi (dihirup). Setelah masuk ke dalam tubuh, benzena akan di
metabolisme menjadi benzena epoksida. Di dalam hati, benzena epoksida ini akan diubah
menjadi fenol yang selanjutnya akan dikeluarkan melalui ginjal dalam urin. Sehingga kandungan
fenol dalam urin dapat dijadikan sebagai indikator (biomarker) terjadinya keracunan benzena.
Menurut WHO, kandungan fenol yang normal dalam urin apabila kurang dari 25 mg/L urin.
Sehingga semakin tinggi paparan benzena maka semakin tinggi pula kadar fenol dalam urin.6,7
Paparan benzena dapat menyebabkan efek narkotik dan iritasi pada mata dan saluran
nafas. Bila terkena paparan benzena dalam jangka waktu yang lama maka dapat terjadi
kerusakan pada sumsum tulang sehingga menyebabkan anemia.5 Gejala lain dari keracunan
benzena yaitu muntah, pusing, sakit kepala, kantuk, takikardi, delirium, pneumonitis, kehilangan
kesadaran, sesak nafas, gangguan penglihatan, penurunan sistem kekebalan tubuh dan kejang.
Benzena juga dapat di serap melalui kulit, namun kadar yang diserap melalui kulit lebih kecil
dibandingkan kadar yang diserap melalui inhalasi. Bila diserap melalui kulit maka akan
menimbulkan iritasi, eritem, vesikula dan dermatitis. American Conference of Government
Industrial Hygienists (ACGIH) mengkategorikan benzena sebagai A1 yang berarti benzena merupakan
bahan kimia yang bersifat karsinogen sehingga dapat menyebabkan berbagai macam leukemia pada
manusia.8
Pajanan yang dialami di tempat kerja
Beberapa pajanan dapat menyebabkan penyakit pada pekerja sehingga perlu
mendapatkan semua informasi yang berkaitan dengan pekerja dan lingkungan kerja. Agar dapat
mengetahui informasi tersebut, dapat diberikan pertanyaan seperti: waktu pertama kali bekerja,
apa yang dikerjakan, sudah berapa lama bekerja, bahan yang digunakan, produk yang dihasilkan,
jumlah pajanan, kapan timbul gejala, apakah ada kejadian yang sama dengan pekerja yang lain,
APD yang digunakan, bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut, apa hobi dan kebiasaan
lain yang dilakukan (merokok, meminum alkohol) dan riwayat kecelakaan dalam kerja (terkena
tumpahan bahan kimia).1,4
Macam-macam pajanan:1,4
1. Fisik
Pajanan fisik dapat berupa suhu yang tinggi (heat stroke, heat cramps dan hyperpyrexia),
suhu yang rendah (frostbite, trenchfoot dan hypothermia), bising (gangguan pendengaran),
pencahayaan yang rendah (kelelahan mata), pencahayaan yang tinggi (kecelakaan), vibrasi,
radiasi pengion, non pengion dan tekanan udara (caison disease)
2. Kimia
Pajanan kimia dapat dalam bentuk debu (dapat menyebabkan pneumokonosis), uap (dapat
menyebabkan metal flue fever, dermatitis dan keracunan), uap logam, gas (dapat
menyebabkan CO dan H2S), larutan (dapat menyebabkan dermatitis), kabut, partikel nano,
insektisida (dapat menyebabkan keracunan) dan lain-lain.
3. Biologi
Pajanan biologi dapat berupa bakteri, virus, jamur, bioaerosol dan lain-lain. Agen biologi ini
dapat menyebabkan anthrax, brucell dan HIV/AIDS.
4. Ergonomi
Pajanan ergonomi dapat berupa angkat, angkut beban berat, posisi kerja janggal, posisi kerja
statis, regak repetitif, penerangan, visual display terminal (VDT) dan lain-lain. Bila
dilakukan secara terus-menerus maka dapat mengalami perubahan fisik pada tubuh.
5. Psikososial
Pajanan psikososial dapat berupa beban kerja kualitatif dan kuantitatif, organisasi kerja,
kerja monoton, hubungan interpersonal, kerja shift, lokasi kerja dan lain-lain.
Berdasarkan pada skenario maka pasien terpapar pajanan berupa bahan kimia uap benzena.
Hubungan pajanan dengan penyakit
Hubungan pajanan dengan penyakit yang diderita oleh pekerja dapat diketahui melalui
anamnesis dengan memberikan pertanyaan seperti pada saat bekerja maka gejala akan timbul
atau bertambah berat dan akan berkurang atau hilang ketika beristirahat dan perlu juga
diperhatikan apakah terdapat pajanan di luar tempat kerja.1 Dapat dilakukan biological
monitoring untuk mengetahui hubungan antara penyakit dengan pajanan yang terpapar.
Pada skenario, oleh karena pajanan berupa benzena maka dapat dilakukan pemeriksaan
fenol dalam urin dengan kadar normal < 25 mg/L.6 Selain melalui pemeriksaan kadar fenol
dalam urin, dapat juga diperiksa kadar asam mukonat (< 0,5 mg/g kreatinin) dan S-asam
merkapturat (< 25 µg/g kreatinin).8
Pajanan yang dialami cukup besar
Besarnya pajanan yang terjadi pada pekerja dapat diketahui dengan mengetahui jumlah
pajanan, baik secara kualitatif dan kuantitatif.
Pada kualitatif dapat ditanyakan lama kerja dalam sehari, sudah bekerja sejak kapan, bagaimana
lingkungan kerja (jumlah ventilasi), APD apa aja yang sudah digunakan selama bekerja dan lain-
lain. Sedangkan secara kuantitatif dengan melakukan pengukuran data lingkungan (jumlah uap
benzena).
Menurut occupational safety and health administration 2011 ambang batas uap benzena
di udara yaitu 1 ppm dalam waktu 8 jam kerja dan batas maksimum pada pajanan singkat yaitu 5
ppm dan tidak lebih dari 15 menit. Sedangkan NAB pada kulit yaitu 0,5 ppm dan batas
maksimum pajanan singkat yaitu 2,5 ppm.8,9 Menurut SNI 2005, NAB benzena di udara sebesar
10 ppm (32 mg/m3) dengan jumlah jam kerja 40 jam perminggu (8 jam sehari).10
Kadar benzena di udara dapat diukur menggunakan alat gas chromatography FID (Flame
Ionization Detector). Sedangkan dalam mengukur asam mukonic dapat menggunakan alat High
Performance Liquid Chromotography (HPLC).5
Faktor individu
Faktor individu dapat mempengaruhi penyakit yang diderita. Faktor individu yang
berpengaruh dapat berupa: kebiasaan (misal kebiasaan merokok), riwayat penyakit keluarga
(genetik), riwayat atopi dan riwayat penyakit dahulu (penyerta)
Faktor lain di luar tempat kerja
Penyakit juga dapat terjadi apabila ada pajanan lain yang berasal di luar dari tempat kerja
sehingga perlu ditanyakan hobi dan pekerjaan di luar tempat kerja seperti pekerjaan di rumah
atau pekerjaan sampingan.
Diagnosis okupasi
Sehingga pekerja tersebut dapat di diagnosis sebagai penyakit akibat kerja karna paparan
bahan kimia benzena
Tatalaksana
Tatalaksana yang dapat diberikan berupa: bila benzena mengenai mata dan muka maka
segera mencuci muka dengan air yang mengalir dalam jumlah yang banyak, jika gejala menetap
maka dapat konsultasikan ke dokter. Bila terkena kulit maka segera melepas pakaian dan basuh
kulit dengan air dan sabun secepatnya. Pakaian yang terkontaminasi harus di cuci terlebih dahulu
sebelum digunakan kembali. Bila benzena terhirup maka segera membawa pekerja ke tempat
yang memiliki udara segar, memberikan nafas buatan bila pekerja mengalami henti nafas dan
memanggil bantuan medis atau dokter secepatnya. Jika benzena tertelan dan pasien masih sadar
maka jangan dimuntahkan dan segera menuju ke rumah sakit.8
Pencegahan
Terdapat pencegahan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja, berikut
pencegahan yang dapat dilakukan:1
1. Peningkatan kesehatan (health promotion)
Health promotion dapat dilakukan melalui penyuluhan kesehatan dan keselamatan kerja
(K3), pendidikan kesehatan, meningkatkan gizi yang baik, perusahaan yang sehat dan
memadai dan rekreasi.
2. Perlindungan khusus (spesific protection)
Spesific protection dapat dilakukan melalui imunisasi, hygiene perorangan, sanitasi
lingkungan, menggunakan APD seperti helm, kacamata kerja, masker, penutup telinga,
baju tahan panas dan sarung tangan
3. Diagnosis dini dan pengobatan (early diagnosis and promt treatment)
Dilakukan agar tidak timbul komplikasi
4. Membatasi kemungkinan cacat (disability limitation)
Dilakukan dengan memeriksa dan mengobati tenaga kerja secara menyeluruh.
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya PAK:1
1. Mengurangi resiko pada sumbernya, seperti mengganti bahan kimia yang berbahaya
dengan bahan yang tidak berbahaya
2. Mengurangi resiko dengan menggunakan APD
3. Menetapkan prosedur kerja secara aman untuk mengurangi resiko lebih lanjut
4. Pada penggunaan bahan kimia, maka pekerja perlu membaca dan mengetahui Material
safety data sheet (MSDS) dari bahan kimia tersebut
APD
Pada pekerja yang memiliki resiko terpapar benzena dapat menggunakan respirator,
sepatu bot, sarung tangan, pelindung lengan, apron, pelindung muka dan mata.8
Edukasi
Edukasi yang dapat diberikan bagi pekerja dengan resiko paparan berupa benzena yaitu
dengan menyimpan pakian di dalam kontainer tertutup, memberitahu petugas laundry mengenai
kontaminasi, tidak merokok, makan dan minum saat bekerja.8
Benzena dalam bentuk cairan juga sangat mudah terbakar sehingga perlu di simpan
dalam kontainer yang tertutup rapat, suhu ruangan yang sejuk dan pada tempat penyimpanan
dengan ventilasi yang baik. Benzena dalam bentuk uap dapat meledak di udara sehingga perlu
dijauhkan dari sumber api dan menyiapkan alat pemadam kebakaran.8
Skenario 2
Beberapa karyawan bengkel mobil di bagian pengecatan (duco) menunjukkan gejala
kantuk, pusing, detak jantung cepat atau tidak teratur, sakit kepala dan tremor. Pemilik bengkel
menduga hal ini disebabkan oleh suatu pelarut yang sering digunakan untuk melarutkan cat yang
disemprotkan.
Identifikasi istilah yang tidak diketahui
Tidak ada
Rumusan masalah
Karyawan bengkel mobil bagian pengecatan mengalami pusing, kantuk, detak jantung
cepat, tremor dan sakit kepala.
Hipotesis
Karyawan bengkel mobil bagian pengecatan terkena PAK karena paparan bahan kimia benzena.
Kesimpulan
Hipotesis diterima, beberapa karyawan yang mengalami gejala kantuk, pusing, detak
jantung cepat atau tidak teratur, sakit kepala dan tremor terkena penyakit akibat kerja karena
paparan bahan kimia benzena.
Daftar pustaka
1. Salawati L. Penyakit akibat kerja dan pencegahan. Jurnal kedokteran syiah kuala 2015;
15(2): 91-4
2. Kementerian kesehatan republik Indonesia. 1 orang pekerja di dunia meninggal setiap 15
detik karena kecelakaan kerja. 2014. Diambil dari:
https://www.kemkes.go.id/article/view/201411030005/1-orang-pekerja-di-dunia-
meninggal-setiap-15-detik-karena-kecelakaan-kerja.html. Pada: 2 Oktober 2020
3. Lestari AD. First report & compensation ard in indonesia. Diambil dari:
http://perdoki.or.id/pdf/9.pdf. Pada: 2 Oktober 2020
4. Kemenkes RI. Penyelenggaraan pelayanan penyakit akibat kerja. 2016.
http://www.kesjaor.kemkes.go.id/documents/01_PMK%20No.%2056%20ttg
%20Penyelenggaraan%20Pelayanan%20Penyakit%20Akibat%20Kerja.pdf. Diakses
pada: 5 Oktober 2020
5. Siregar AF, Ashar T, Nurmaini. Paparan benzena di udara ambien dan kadar trans-trans
muconic acid urin pada pekerja industri percetakan di kota medan. Berita kedokteran
masyarakat 2019; 35(3): 107-2
6. Darwis D, Mubarak, Anita S. Resiko paparan benzena terhadap kandungan fenol dalam
urin pekerja pengecatan mobil di kecamatan tampan kota pekanbaru tahun 2017.
Dinamika lingkungan indonesia 2017; 5(1): 40
7. Jannah R, Jayanti S, Wahyuni I, Lestantyo D. Analisis resiko paparan benzena terhadap
kadar fenol dalam urine pada pekerja home industry reparasi “bulu shoes” semarang.
Jurnal kesehatan masyarakat 2019; 7(4): 405
8. Winata SD. Dampak dan monitoring pada pekerja terpapar benzena. Meditek 2015;1-7
9. Resdwivani DM. Kadar benzena di udara, kadar asam trans, trans muconic dalam urine
dan gangguan kesehatan pekerja spbu x di jakarta selatan. Jurnal kesehatan lingkungan
2018;10(2): 159-4
10. Fahrudhi H. Resiko menderita kanker dan non kanker pada pekerja terpapar benzena di
home industry sepatu kelurahan tambak oso wilangun surabaya. The indonesian journal
of occupational safety and health 2017;6(1): 68-7

Anda mungkin juga menyukai