Anda di halaman 1dari 32

Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Keluarga

Berencana dan Kesehatan Reproduksi dalam UHC


2020
Oleh :
Sistematika

• 1 • Pendahuluan

• Arah Kebijakan & Strategi


• 2
BKKBN 2020-2024

• 3 • Quick Wins & Rebranding


BKKBN

• 4 • Penutup
1. Pendahuluan
Struktur Penduduk
Berubah
1961 1971 1990

2015
2025
2035
1980

2000

2010
Sumber : SP dan Buku Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045
ANGKA THE WINDOW The window of opportunity kondisi
ketika angka ketergantungan
KETERGANTUNGAN OF berada pada tingkat terendah,
(0-14 + 65 plus) OPPORTUNIT yaitu 44 per 100 usia kerja, yang
Y diperkirakan akan terjadi selama
10 tahun dari 2020 -- 2030.

90
Tota Sesudah 2030 ditandai
80 meningkatnya
l
Bonus Demografi proporsi penduduk
70
lansia The window of opportunity harus
60
Mud window of dimanfaatkan sebaik mungkin
a opportunity untuk meningkatkan kualitas SDM
50
dan
Persen

40 Pertumbuhan Ekonomi.

30
Dalam memetik potensi Bondem
20 intervensi spesifik dan strategis
10 Lansi
yang dilakukan tidak bisa secara When One Size
a merata. Masing-masing intervensi
0 harus disesuaikan dengan Doesn’t Fit All
kondisi transisi demografi di
daerah (Provinsi dan Kab/Kota).
Tahun
Sumber : Prof. DR. SM Adioetomo, 2016
Posisi Tahapan Transisi Demografi per Provinsi

Late transition
Below-replacement rate TFR,
large share of older population,
DKI Jakarta, Jawa Timur, DI Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,
window of opportunity has Yogyakarta, Bali dan Sulawesi Kalimantan Tengah, Jambi, Jawa Barat,
passed Utara. Bengkulu, Kepulauan Babel, Banten,
Jawa Tengah, Kepulauan Riau, dan
Early transition Gorontalo
Increasing share of children and
working population, older
people start to increase

Pre-transition
stagnant declining fertility, later
period of window opportunity

Riau, NTB, Sumatera Utara, Lampung,


Uncertainty to reach the Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sulawesi tengah, Maluku,
window of opportunity Maluku Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Sulawesi Tenggara, NTT,
High fertility, high mortality, low Barat, Aceh dan Sulawesi Barat. Papua Barat, Papua dan
access to education and health Kalimantan Utara

Sources: 1. Adioetomo, Forthcoming IRSA Book Series on Regional Development No. 15, 2017; 2. Central Statistical Bureau, Supas 2015
Angka Fertilitas Capaian TFR Tahun 2019 Menurut Provinsi
Total (TFR), NUSA TENGGARA TIMUR 3,26

2019
MALUKU 3,10
SUMATERA UTARA 3,04
PAPUA BARAT 2,94
SULAWESI TENGGARA 2,89
Angka Fertilitas Total (Wanita Umur 15-49
KALIMANTAN UTARA 2,87
Tahun) Menurut Tempat Tinggal dan NUSA TENGGARA BARAT 2,84
Berdasarkan Target 2019 PAPUA 2,81
MALUKU UTARA 2,80
2,54 SULAWESI SELATAN 2,74
SUMATERA BARAT 2,68
ACEH 2,63
LAMPUNG 2,63
2,45 SULAWESI BARAT 2,62
SULAWESI TENGAH 2,61
SULAWESI UTARA 2,54
2,36 JAWA BARAT 2,52
KALIMANTAN BARAT 2,49
KALIMANTAN TIMUR 2,47
2,28 RIAU 2,47
KALIMANTAN SELATAN 2,47
DKI JAKARTA 2,45
2,45
INDONESIA 2,40
JAMBI 2,39
BENGKULU 2,37
BANTEN 2,33
TFR TFR TFR Total GORONTALO
TFR Sasaran 2,31
SUMATERA SELATAN
Perkotaan Perdesaan 2019 2,30
BALI 2,30
KEPULAUAN BANGKA 2,24
BELITUNG 2,23
KALI 2,22
MANTAN TENGAH
1,97
JAWA TENGAH
Sumber data: SKAP 2019 JAWA TIMUR
1,80

KEPULAUAN RIAU
DI YOGYAKARTA
Pemakaian KB tradisional dan modern menurut
Provinsi, 2019 (%)

Tradisional
DI YOGYAKARTA
Modern 12,52
DKI JAKARTA 10,87 KALIMANTAN SELATAN 64,91
SUMATERA UTARA 10,83 KALIMANTAN TENGAH 61,52
BALI 6,81 KALIMANTAN BARAT 61,42
SULAWESI SELATAN 5,78 JAWA TENGAH 61,32
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 5,50 LAMPUNG 60,86
JAMBI 4,61 JAWA TIMUR 60,48
LAMPUNG 4,55 BENGKULU 59,92
ACEH 4,54 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 59,58
KALIMANTAN TIMUR 4,42 GORONTALO 59,48
SULAWESI BARAT 3,94 JAMBI 59,22
SUMATERA BARAT 3,91 BALI 59,14
RIAU 3,86 SULAWESI UTARA 58,23
INDONESIA 3,74 JAWA BARAT 56,97
JAWA TIMUR 3,41 NUSA TENGGARA BARAT 56,79
SULAWESI UTARA 3,40 INDONESIA 54,97
KALIMANTAN UTARA 3,34 DI YOGYAKARTA 53,79
BANTEN 3,28 KALIMANTAN TIMUR 53,54
2,87 SULAWESI TENGAH 53,17
JAWA TENGAH
KALIMANTAN SELATAN 2,59 DKI JAKARTA 51,19
SUMATERA SELATAN 49,90
NUSA TENGGARA 2,52
SUMATERA BARAT 47,97
TIMUR 2,36
BANTEN 47,47
BENGKUL 2,17
SULAWESI SELATAN 47,19
U SULAWESI 2,17
SULAWESI TENGGARA 46,28
TENGGARA 2,15
KALIMANTAN UTARA 46,23
PAPUA BARAT 1,89 SUMATERA UTARA 45,42
JAWA BARAT 1,67 MALUKU UTARA 44,85
SUMATERA SELATAN 1,58 SULAWESI BARAT 44,80
MALUK 1,52 RIAU 43,59
PAPUA
U GORONTALO 1,24 ACEH 42,87
MALUKU UTARA
KEPULAUAN 1,21 NUSA TENGGARA TIMUR 39,99
SULAWESI TENGAH
RIAU 1,20 KEPULAUAN RIAU 39,66
NUSA TENGGARA BARAT 0,95 PAPUA BARAT 30,33
KALIMANTAN TENGAH 0,88 MALUK 28,99
KALIMANTAN BARAT 0,83 U 12,48
PAPU
A

Sumber data: SKAP 2019


Kebutuhan KB yang Tidak terpenuhi (Unmet Need) Pada Wanita PUS, 2019
(%)
Papua 20,6
Nusa Tenggara 17,4
Barat 17,2
Maluku 16,8
Sulawesi 15,4
Tenggara 14,8
Aceh 13,9
Maluku 13,4
Utara 13,3
Banten 13,3
Papua Barat 13,2
Jawa Barat 12,7
Sulawesi Selatan 12,5
Kalimantan Utara 12,4
Sulawesi Tengah 12,3
Sumatera Selatan 12,1
Nusa 12,1
Tenggara Timur 12,0
Riau 11,8
Sumatera 11,4
Utara 11,3
Indonesia 11,3
Jambi 11,2
DKI Jakarta 10,8
Sulawesi Barat 10,4
Jawa Tengah 10,3
Lampung 10,2
Kalimantan Timur 10,0
Sumatera Barat 10,0
Sulawesi Utara 9,9
Kalimantan Selatan 9,5
Jawa Timur 8,7
Bengkulu 8,7 Sumber data: SKAP 2019
8,3
Gorontalo 8,1
Kep.
Riau
Sumber: SDKI 20117
DI Yogyakarta
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kep. Bangka Belitung
Bali
2. Arah Kebijakan & Strategi BKKBN 2020-2024
3. Quick Wins & Rebranding BKKBN
• Pembangunan Manusia Indonesia harus didasarkan
pada manusia sebagai khalayak/obyek pembangunan
• Khalayak utama program BKKBN saat ini adalah:
• Generasi X
• Millenials
BKKBN di • Zillenial
•Jika dilihat struktur umur khalayak, maka yang
Era yang menjadi konstituen utama BKKBN saat ini adalah
para millennials:
• Mereka yang lahir pada kisaran tahun 1980-2000an.
Sudah • Millennials dianggap istimewa karena generasi ini sangat
berbeda dengan generasi sebelumnya, apalagi dalam hal
Berubah yang berkaitan dengan konsep diri, konsep hidup, dan
penggunaan teknologi.
• Di Indonesia sendiri dari jumlah 265 juta penduduk yang
telah tercatat, terdapat 81 juta merupakan generasi
millenials atau berusia 15- 39 tahun.
•Pendekatan untuk era Baby Boomer (lahir di era 1946-
1955) sudah tidak relevan
• Di era dengan khalayak sasaran yang sudah berubah
dan kondisi arus informasi yang bebas dan
cenderung tidak akurat (hoax, dst), BKKBN merasa
perlu membangun posisi baru yang menjadikannya
Bagaimana tetap relevan dan terpercaya dalam informasi
pembangunan keluarga berkualitas dalam
BKKBN membangun hubungan antara program pemerintah
dan khalayaknya
Merespon • Langkah yang dilakukan untuk bergerak dari era
formal seremonial ke era sahabat keluarga
Situasi • Memposisikan diri sebagai
“Sahabat yang membantu keluarga Indonesia dalam
merencanakan kehidupan yang berkualitas”
Terkini? • Mengembangkan tagline kampanye yang relevan sesuai
zaman dan cocok di seluruh karakteristik daerah di
Indonesia
“Kalau Terencana, Semua Lebih Mudah”
STUDI FORMATIF
TERHADAP
MILLENIAL

Sedikit generasi muda yang mengenal BKKBN. Tidak


merasakan BKKBN itu sesuatu yang “terhubung” dengan
mereka. Sedikit yang tahu BKKBN dan awareness hanya
sebatas pada soal KB atau pernah mendengar tentang
“ 2 anak cukup ”
Mungkin kerjanya
Tidak tahu…sepertinya BKKBN adalah mencatat
pernah lihat ada tulisan Pernah lihat tulisannya di lahirnya bayi dan kematian,
Singkatan BKKBN, B nya ada kaitannya juga dengan
di mobil...(RM) dekat kantor desa ibu hamil.
Bimbingan ya...terus ini KB
nya pasti Keluarga ini….BKKBN….terus ada 2 Mengurusi pernikahan (di
KUA) (RS)
Berencana, yang lainnya anak cukup….itu aja sih
bingung apa nggak tahu
(RS)
(DS)
BKKBN dikenalnya Di kalangan remaja,
sebagai keluarga remaja di Ambon
berencana. … Pernah masih kenal BKKBN
…BKKBN…KB (WPM)
menanyakan apa itu
BKKBN, lebih tahu
kantor KB (WPS)
2019: Rejuvenating BKKBN Image

Tantangan: Transformasi
BKKBN di-perceived Dari K
sebagai lembaga yang tidak e
jelas relevansinya; ‘old
school’, nggak kekinian, gak “Modern &
update (“brand yang “Old
School”
diketahui oleh Bapak Ibu inspiring”
saya, tapi bukan brand
untuk saya”)
PENDAPAT PAKAR DARI LINTAS BIDANG DAN GENERASI
Hermawan Kertajaya mendukung upaya perubahan yang dilakukan BKKBN. Pakar pemasaran ini
menyarankan ada payung strategi perubahan hingga minimal sampai tahun 2030, yaitu saat
Indonesia diprediksi menjadi negara ke-4 ekonomi terbesar dunia.

Penjelasan pak Hermawan: “Ke depan adalah technology for humanity, bagaimana teknologi
digunakan untuk kebaikan,” Beliau pun mengusulkan untuk mengintegrasikan semua program,
dan juga menggunakan bahasa daerah untuk efektifitas penerimaan di masyarakat.

Muhammad Faisal adalah seorang peneliti tentang generasi dan penulis buku
Generasi Phi memberikan gambaran bahwa permasalahan di anak muda saat ini
sebagian tidak melakukan perencanaan

Usulan Faisal adalah “Jadi BKKBN perlu ada narasi besar yang menggambarkan
keluarga Indonesia itu seperti apa ya. Bicara perencanaan tentang keluarga keren,
harus diiringi narasi besar tentang Indonesia.”
HASIL LOMBA MELALUI PEMILIHAN
DEWAN JURI DAN TELAH MENDAPATKAN
MASUKAN PAKAR, DIUJIKAN KEMBALI
(PRETESTING) KEPADA MILLENIAL
TRANSFORMASI LOGO BKKBN 1970,
2009, 2010

1970 2010

2009
LOGO BKKBN BARU
S i m b o l “ Ta k Te r b a t a s ” m e m i l i k i a r t i b a h w a k e p e n d u d u k a n
merupakan potensi t a k terbatas. Perencanaan dan
pe nge lo la an yang t e p a t ak an menghasilkan berbagai manfaat
dan k e un t un ga n sebesar-besarnya u n t u k pembangunan
B a n g s a I n d o n e s i a y a n g s e m a k i n u n g g u l d i masa-masa
mendatang

Si mb o l “ C i n t a ” memiliki a r t i b a h w a a w a l d a r i s e b u a h
p e r e n c a n a a n a d a l a h d a r i c i n t a kasih sayang yang t u l u s d a n
keharmonisan k e l u a r g a yang didukung dengan l i n g k u n g a n
yang s al i ng mendukung

Simbol “Kupu-kupu” me rup a k a n l a m b a n g p r o s e s metamorphosis


sempurna, k a r e n a p r o s e s metamorphosis kupu-kupu d a r i
s e e k o r u l a t , kepompong h i n g ga menjadi kupu-kupu yang indah

S i mb ol “ M e r a n g k u l ” memiliki a r t i b a h w a B K K B N b e r t e k a d
u n t u k s e l a l u d a p a t m e r a n g k u l setiap individu d a n k e l u a r g a ,
menjadi sahabat, memfasilitasi d a n menjadi m i t r a d a la m
p e r e n c a n a a n yang d i l a k u k a n o l e h m a s y a r a k a t maupun
k e l u a r g a di s etiap f a s e kehidupannya.
MARS
KELUARGA B E R E N C A N A
C i p t a a n : M o c h t a r Embut
A r r a n s e m e n U l a n g : Addie MS
4. Penutup
Kesimpulan/Rekomendas
i

1. Grand design 2. Penggarapan program 3. Pengembangan public


pengendalian penduduk KKBPK dilakukan private partnership dalam 4. Pewarnaan pendekatan
perlu memperhatikan 5 berdasarkan segmentasi pelaksanaan program program sesuai dengan
pilar pembangunan dan wilayah dan sasaran KKBPK branding BKKBN yang
posisi wilayah terhadap ramah remaja
bonus demografi

8. Optimalisasi
6. Pembentukan karakter 7. Peningkatan kompetensi pemanfaatan DAK Fisik dan
5, Peningkatan akses dan
bangsa sejak dini melalui tenaga lini lapangan BOKB di kab/kota dalam
kualitas pelayanan KB dan
pengasuhan kehamilan, (PLKB/PKB, Kader) dalam rangka mendukung capaian
Kespro sesuai karakteristik
anak dan remaja rangka pengelolaan program di lini lapangan
wilayah dengan
program akar rumput
optimalisasi sektor swasta
dan Pemda
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai