ISLAM
PERKEMBANGAN
EKONOMI ISLAM PADA
MASA ORDE BARU
Go to the page
Asep Riano
@Averio93
#kondisiumatislam
Who to follow Refresh
#kebijakanekonomi
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Selama
Era Orde Baru. Ikatan Cendekiawan Muslim
#ekonomiislam Indonesia @ICMI
Start Now
#ordebaru Bank Muamalat Indonesia
@BMI
PEMBANGUNAN EKONOMI
ERA ORDE BARU
Discover
Masa pemerintahan Orde Baru, Presiden Soeharto
sangat jelas menerapkan model pertumbuhan
ekonomi Rostow melalui pencanangan
Pembangunan Lima Tahun
1. Pelita I (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Discover
Alasan pemerintah Orde Baru tidak mengizinkan
pendirian perbankan Islam adalah karena cara
operasi bank Islam, yang menuntut pemerataan lebih
adil dengan sistem bagi hasil, tidak sejalan dengan
Hubungan umat Islam dan Orde undang-undang yang berlaku, yaitu Undang-undang
Baru masih diliputi kecurigaan dan No.14 Tahun 1967, BAB I, Pasal 1, yang tidak
prasangka. Para penguasa Orde mengizinkan beroperasinya bank tanpa bunga kredit
Baru pada tahun 1970-an masih
mencurigai gagasan pendirian Diangkatnya Ali Murtopo, yang merupakan salah
perbankan Islam sebagai salah satu dari dua belas perwira staf pribadi Soeharto,
satu wujud dari gerakan pendirian sebagai pembantu politik kepercayaannya
negara Islam atau realisasi menunjukkan bahwa Soeharto tidak menyukai
Piagam Jakarta. Oleh karena itu, radikalisme Islam. Ali Murtopo, yang Islam phobia
pemerintah tidak mengizinkan ini, bersekutu dengan kelompok Katolik dan tokoh
pendirian lembaga tersebut. Jawa
Kebijakan politik Peminggiran umat Islam kembali dilakukan dengan
pada awal pemerintahan Orde diberlakukannya asas tunggal. Setelah penerapan
Baru banyak merugikan kaum asas tunggal, semua kekuatatan politik (partai) dan
Muslimin, karena kelompok Ali organisasi sosial harus menjadikan Pancasila
Murtopo yang memegang sebagai landasan ideologi partai atau organisasi.
kendali pemerintahan didominasi Sosialisasi Pancasila dengan program P4 (Pedoman
orang-orang yang cenderung Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dilakukan
memusuhi Islam. Dalam pikiran untuk menghindari terjadinya pertentangan ideologi.
kelompok ini, Islam merupakan Menurut pemerintah, sikap fanatisme terhadap
potensi yang sangat ideologi akan mudah memancing terjadinya
membahayakan apabila diberi kerawanan dan konflik sosial seperti yang pernah
kesempatan. Bagi mereka, Islam terjadi di Lapangan Banteng Jakarta ketika terjadi
itu identik dengan Darul Islam bentrokan antar massa Partai Persatuan
atau Negara Islam (1949-1964) Pembangunan (PPP) dan Golkar tahun 1982.
sehingga cenderung untuk Walaupun reaksi keras terhadap kebijakan
menghancurkannya. pemerintah ini masih tampak, seperti dalam peristiwa
Tanjung Priok pada 12 September 1984
namun umat Islam menyadari Pada periode 1982-1985, hubungan baik antara umat Islam dan
bahwa perlawanan konfrontatif negara mulai terwujud, walaupun belum sampai pada taraf yang
tidak akan berhasil. Untuk ini, ideal. Adanya Munas ketiga Golkar pada Oktober 1983
kalangan cendekiawan muda menandai awal era baru peranan politik elit Islam di dalam tubuh
melakukan reorientasi terhadap partai Negara Orde Baru. Akbar Tanjung yang berlatar belakang
makna politik Islam yang selama ketua umum HMI bersaing dengan Sarwono Kusumaatmadja,
ini dielaborasi dalam corak aktivis mahasiswa “kelompok Bandung” yang mempunyai
legalitas dan formalitas. Orientasi hubungan patronase dengan Jendral L.B. Moerdani.
politik baru tersebut lebih
Keduanya bertarung untuk memperebutkan posisi sebagai Sekjend Golkar.
mengarah pada politik substantif Akbar, yang memiliki latar belakang HMI, memiliki visi lebih Islami daripada
dan integratif. Pendekatan baru Sarwono yang lebih berorientasi sosialis. Kendati dalam pertarungan
tersebut lebih mengutamakan tersebut Akbar kalah, namun hal tersebut tetap memberikan makna baru
pada aspek kandungan nilai bagi perkembangan Golkar ke depan. Golkar yang pada dua dekade
Islam sebagai sumber inspiratif pertama Orde Baru lebih dikuasai abangan yang anti Islam, semenjak
tampilnya Akbar sebagai kandidat Sekjend, telah memberikan harapan
bagi kekuatan politis serta sikap lebih baik bagi tokoh-tokoh gerakan Islam untuk bisa memainkan peranan
saling menerima dan lebih baik dalam tubuh Golkar di masa berikutnya.
menyesuaikan antara umat Islam
dan negara
Sementara itu, dalam Kemerosotan politik kubu Ali Murtopo ini sangat terkait dengan kesenjangan
komposisi kepengurusan politik Ali sendiri dengan Soeharto. Ada dua hal yang menyebabkan
hasil Munas II Golkar itu terjadinya gap Ali dengan Soeharto yang menyebabkan terpinggirkannya
pengaruh dan peranan Ali kubu Ali dalam percaturan politik nasional dan Golkar, khususnya dalam
Murtopo merosot. Jika dalam kurun waktu tersebut, yaitu: (1) Pada dekade 1970-an, Ali Murtopo telah
hasil Munas Golkar 1978 mampu mengerahkan sumber-sumber kekuasaannya sendiri yang dapat
orang-orang dari kelompok menggerogoti kedudukan Soeharto. (2) Kenyataan yang mendasari krisis
ini banyak memegang posisi politik pada bulan Januari 1974 (Peristiwa Malari) adalah persaingan antara
kunci seperti Sekretaris Ali Murtopo dan Jenderal Soemitro. Berangkat dari kenyataan tersebut,
Jendral, Wakil Ketua dan Soeharto di penghujung dekade 1970 sampai 1980-an secara perlahan-
sebagainya, maka produk lahan mulai menyusutkan peranan politik Ali Murtopo dan mulai menoleh
kepengurusan Golkar 1983, kepada Soedarmono yang berhasil mengelola sekretariat negara, yang
kelompok Ali Murtopo hanya selanjutnya secara resmi diangkat sebagai wakil presiden. Pengangkatan
terwakili dua orang dan itu Soedarmono ini menimbulkan rasa keberatan di kalangan militer, terutama
pun tidak menduduki posisi faksi Benny Moerdani dimana Benny merupakan binaan Ali Murtopo.
yang strategis. Kepemimpinan Soedarmono dianggap
Dalam konteks inilah banyak “konsesi” diberikan kepada umat
banyak merekrut tokoh-tokoh partai Islam. Kalangan pengamat politik menyebutkan
politik santri serta memberikan tempat kecenderungan ini sebagai “politik akomodasi” terhadap umat
lebih besar dari kalangan sipil dan ini Islam. Menurut Bahtiar Effendi, ada dua alasan utama
merupakan ancaman besar bagi mengapa Orde Baru merekrut kaum Muslimin, dalam hal ini
eksistensi kelompok Benny. para aktivis dan cendekiawan Muslim, yaitu: (1) Dari sudut
Berpindahnya arah pandangan sosiologis, sejak terbukanya akses pada pendidikan dan
Soeharto kepada Soedarmono telah aktivitas ekonomi yang memberikan banyak kesempatan
membuat melemahnya dukungan kepada para cendekiawan untuk menempuh pendidikan di
sebagian perwira tinggi militer terhadap luar negeri. Sepulangnya dari menuntut ilmu disertai dengan
kekuasaan Orde Baru. Hal ini memaksa mobilitas sosial menjadikan nilai tawar umat Islam semakin
pemerintah untuk meraih dukungan dan tinggi sehingga harus diakomodasi ke dalam struktur negara.
legitimasi yang luas dari umat Islam (2) Peningkatan kualitas pendidikan umat Islam serta
untuk mempertahankan eksistensi kemampuan cendekiawan Islam dalam melontarkan gagasan
kekuasaannya. pemikiran Islam sehingga membuat pemerintah tidak mungkin
mengabaikan keberadaannya, apalagi karena pemikiran-
pemikiran tersebut dalam beberapa hal sesuai dengan arah
dan kebijakan politik yang dikembangkan Orde Baru.
Politik akomodasi merupakan petunjuk perubahan persepsi
diri dari kalangan umat Islam. Maka dengan konteks ini,
umat Islam yang tadinya berkembang biak tanpa politik, tiba- Akomodasi struktural adalah
tiba ada perubahan struktural yang sangat besar diakomodasinya atau direkrutnya
pengaruhnya terhadap umat Islam Indonesia. Kenyataan para tokoh Muslim pada lembaga-
baru ini menyentak kesadaran umat, terutama ketika umat lembaga eksekutif (birokrasi) dan
semakin menyadari betapa kecilnya peran politik dalam lembaga-lembaga legislatif negara.
proses restrukturisasi sosial-ekonomi dan politik di dalam Mengenai akomodasi secara
percaturan politik di masa Orde Baru. Pada gilirannya struktural ini baru terlihat dengan jelas
pergeseran pemikiran ini pula yang mendorong pelbagai ketika Presiden Soeharto menyetujui
kelompok sosial di kalangan umat mereformulasikan didirikannya ICMI (Ikatan
keberadaan dan ideologi yang diyakininya. Harus diakui, Cendekiawan Muslim Indonesia)
hanya Negara Islamlah satu-satunya alat politik perjuangan pada 1990.
untuk menegakkah hukum-hukum Allah. Selanjutnya, bentuk
akomodasi pemerintah Orde Baru terhadap Islam ada empat
macam,yaitu akomodasi struktural, legislatif, infrastruktural
dan kultural.
Adapun akomodasi infrastruktural adalah penyediaan infrastruktur
Sedangkan akomodasi legislatif yang diperlukan umat Islam untuk melakukan kewajiban-kewajban
berkaitan dengan dikeluarkannya agama. Di antaranya inisiatif Soeharto tentang Yayasan Amal
undang-undang atau peraturan- Bakti Muslim Pancasila pada tahun 1980 sampai dengan 1990-an
peraturan yang berkaitan dengan mengenai bantuan pembangunan Mesjid di pelbagai daerah.
Islam sebagai aturan yang mandiri Kemudian kesediaan pemerintah, bukan hanya mengizinkan tetapi
dan sah. Di antara kebijakan juga membantu pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada
akomodasi ini adalah pengesahan 1991. Sementara itu, akomodasi kultural adalah diperbolehkannya
Undang-Undang Pendidikan secara luas pelbagai ekspresi kebudayaan yang dipahami sebagai
Nasional tahun 1989, Islam.
pemberlakuan Undang-Undang
Peradilan Agama, Pembentukan ICMI pada 7 Desember 1990 di Kampus
diperbolehkannya pemakaian jilbab Universitas Brawijaya dianggap sebagai momentum sejarah
pada tahun 1991 serta penting bagi umat Islam. Perkembangan itu tidak saja berarti
disahkannya undang-undang yang mulai mencairnya hubungan Islam dan pemerintah melainkan
berkaitan dengan perbankan juga telah ditemukannya rumusan mengenai hubungan Islam
syariah di Indonesia pada tahun dengan negara yang integral dan sesuai dengan kultur Indonesia
1992.
ICMI menandai era (1) Dari sudut pemerintah, hal ini berarti bertambahnya dukungan politis.
baru umat Islam (2) Berarti pula terbuka peluang lebih besar bagi umat Islam untuk turut
setelah periode berpartisipasi dalam perpolitikan negara. Sikap pro dan kontra terhadap
lama yang dicirikan keberadaan ICMI di kancah perpolitikan Indonesia menunjukkan betapa
oleh adanya organisasi ini mempunyai bobot politis yang tinggi. Walaupun secara tegas
kendala ideologis Ketua ICMI pertama, B. J. Habibie, pada tanggal 10 September 1993
dan psikologis menyatakan bahwa ICMI bukanlah sebuah kekuatan politik dan tentu saja
antara umat Islam bukan merupakan sebuah partai politik baru. ICMI merupakan sebuah
dan negara. organisasi intelektual yang berusaha untuk mengembangkan sumber daya
Dengan demikian manusia Indonesia.24 Pada akhirnya gagasan umat Islam bisa terwujud
ICMI mempunyai dengan lahirnya UU. No.7/1992 tentang Perbankan, dimana bank bagi hasil
dwi makna politis, diakomodasikan sampai berdirinya perbankan syariah (BMI) dan beroperasi
mulai tanggal 1 Mei 1992 di masa Orde Baru.
KRISIS MONETER 1998
Official Website
https://www.cnnindonesia.com/longform/ekono
.
mi/20180518/kronologi-krisis-ekonomi-indonesi
a-1998/index.php
Susiana adalah salah satu korban krisis moneter 1998. Ia dipecat dari sebuah bank pada
awal tahun dan kemudian terpaksa berjualan kelontong menggunakan bagasi mobilnya.
Krisis moneter saat itu adalah yang terparah sejak 1966 silam dengan inflasi mencapai 60
persen. (EN/TAN/JDP - RP1DRIFUASAC)
GALERI 1998
Massa yang mengamuk
melampiaskan
kemarahan mereka pada
potret orang terkaya
di Indonesia saat itu
, Lim Sioe Liong. Krisis
moneter 1998 bukan
hanya memicu
kepanikan, tapi juga
kerusuhan yang
berujung pada
Seorang
pelanggan berjalan melewati rak-rak penjarahan toko-toko
kosong yang biasanya terisi dengan produk dan juga kekerasan
olahan susu di sebuah supermarket di Jakarta. pada etnis Tionghoa
Inflasi yang mencapai 60 persen pada 1998 . (PBEAHUMCCFC)
membuat toko-toko di Jakarta kehabisan bahan
makanan. (AFP PHOTO Kemal JUFRI)
Kelompok etnis Tionghoa di Indonesia
berjalan melewati rumah-rumah yang
dihancurkan massa. Krisis ekonomi
1998 bukan hanya memicu terjadinya
pergantian kepemimpinan, tapi juga
kerusuhan dan kekerasan pada etnis
Tionghoa di berbagai tempat
di Indonesia. (PDN/KM - RP1DRIESGZAB
) Di Bandara Soekarno-Hatta, dua remaja etnis Tionghoa
menunggu pesawat yang bisa membawa mereka keluar dari
Indonesia. Pada 1998, bandara memang dipenuhi
GALERI 1998 masyarakat Indonesia yang berusaha ke luar negeri untuk
mencari perlindungan dan rasa aman
krisis ekonomi 1998, etnis Tionghoa memang menjadi sasaran Mahasiswa bersorak-sorai ketika menyaksikan peristiwa mundurnya Soeharto
kemarahan massa, sehingga banyak dari toko mereka dijarah sebagai Presiden Republik Indonesia lewat sebuah layar televisi. Di
dan perempuan-perempuan diperkosa tengah-tengah krisis politik dan krisis ekonomi, masa kejayaan Soeharto yang
. (DL/CC/WS - RP1DRIEGNPAB) telah berlangsung 32 tahun pun berakhir. (DL/JO/ME - RP1DRIEREGAB)
GALERI 1998
Sumber
Danang Sugianto
THANK YOU
خيْ ًرا
َج َزا ُك ُم اهلل َ