Anda di halaman 1dari 22

Kasus Bioethic

Disusun oleh :

Anida Septi Ramelina J500160060

Maimunah Abdul Rahman J500160061

Pintakasari Widya J500160063

Faricha Kurnia Illahi J500160066

Ulina Dwi Ratnaasri J500160067


1. Definisikan masalah klinis yang sensitif etik
• Aborsi merupakan hal yang masih penuh dengan pro dan kontra di
Indonesia.
• Aborsi merupakan fenomena sosial yang semakin hari semakin
memprihatin kan. Keprihatinan itu bukan tanpa alasan,karena sejauh
ini perilaku pengguguran kandungan banyak menimbulkan efek
negatif baik untuk diri pelaku mapun pada masyarakat luas.
• Masalah klinis pada kasus tersebut adalah pendapat masyarakat
mengenai diperbolehkannya atau tidak diperbolehkannya praktik
aborsi di Indonesia.
2. Analisis dengan teori etika barat (Utilitarian consequence based,
virtue ethics, obligation based dsb)
• Utilitarian  hal negatif/kerugian lebih sedikit daripada manfaat/hal
positive nya.
• Obligation  sesuai dengan kewajiban moral (menjaga/
mempertahankan hidup).
• Right  menyatakan hak positif yang berarti hak (memiliki hidup)
telah mendapat persetujuan dari wali (bayi) yang bertanggung jawab
(persetujuan dari orang tua mereka).
• Virtue  etis, karena tindakan tersebut telah mendapat persetujuan
dari orang tua.
• Community  Pertimbangan etis dalam teori ini diatur oleh nilai-nilai
komunitas termasuk diantaranya pertimbangan terhadap kebaikan
umum, tujuan-tujuan sosial dan tradisi (mengurangi beban kesakitan
penderita, mengurangi beban kerja perawatan, mengurangi beban
biaya orangtua).
• Relation  hubungan keluarga dan hubungan dokter – pasien yang
khusus (dengan persetujuan dari orang tua mereka).
3. Analisis dengan kaidah dasar bioethics barat (beneficence,
nonmaleficence, justice dan autonomy)
• Autonomy
Ada, karena tindakan aborsi atas persetujuan dari orang tua setelah
mendapatkan penjelaan yang memadai
• Beneficence
Ada, karena dilakukan USG 4dimensi yaitu sebuah alat diagnostic non invasif
yang dapat mendeteksi kelainan sindroma down di usia sedini 10 minggu.
• Non-Maleficence
Tidak, karena dengan adanya alasan medic yang kuat sehingga dapat
dilakukan tindakan aborsi.
• Justice
Ada, karena semua kalangan diperlakukan dengan tindakan yang sama atas
persetujuan orang tua.
4. Analisis dengan maqashid syariah (hifdh ad-diin, al-maal, an-nasl, al-
aql dst)
• Hifdh Al-Diin: Iya, karena tindakan aborsi diperbolehkan selama usia
kandungan kurang dari 16 minggu.
• Hifdh Al-Nafs: tidak, karena tidak memberikan perlindungan terhadap
kehidupan
• Hifdh Al-Nasl: tidak, karena tidak memberikan perlindungan terhadap
keturunan
• Hifdh Al-Aql: tidak, karena tidak memberikan perlindungan terhadap
akal sehat
5. Analisis dengan kaidah dasar bioethics Islam [qaidah niyat, yaqqin,
masyaqat dst]
• Kaidah niatan  Prinsip ini meminta profesional kesehatan untuk
berkonsultasi dengan hati nuraninya, apakah tindakan aborsi yang
dilakukan dokter sesuai niatan yaitu menurunkan beban katastrofik.
• Kaidah kepastiaan  Tidak ada yang benar-benar pasti (yaqiin) dalam
ilmu kedokteran, artinya tingkat kepastian (yaqiin) dalam ilmu
kedokteran tidak mencapai standar yaqiin yang diminta oleh hukum.
Meskipun demikian dokter dalam mengambil keputusan medis,
mengambil keputusan dengan tingkat probabilitas terbaik dari yang
ada.
• Kaidah kerugian  sesuai dengan kondisi keluarga. Apabila keluarga
menghendaki untuk dilakukan aborsi, keluarga berpendapat apabila
kasus ini memiliki banyak kerugian.
• Kaidah kesulitan/ kesukaran  kesulitan bayi yang dilahirkan dengan
down syndrome yaitu memiliki keterlambatan perkembangan
intelektual, adanya gangguan pada jantung hingga kesulitan
mendengar suara yang jelas sekalipun.
• Kaidah kebiasaan  tidak melanggar kaidah karena berdasarkan kode
etik di Australia, ketika janin dengan hasil USG 4dimensi down
syndrome diperbolehkan untuk digugurkan.
6. 4 Kuadran Klinik Jonsen – Siegler –Winslade
Medical Indication (B & Nm)
• Apakah masalah medis pasien ? Down Syndrome
• Riwayat ? Tidak ada riwayat
• Diagnosis ? Lahir dengan down syndrome
• Prognosis? Dubia
• Apakah masalah tersebut akut ? kronik ? kritis ? gawat darurat ?
masih dapat disembuhkan ? Masalah kronik, tidak dapat
disembuhkan
• Apakah tujuan akhir pengobatannya ? Mencegah adanya komplikasi
• Berapa besar kemungkinan keberhasilannya ? Tidak dapat dipastikan
• Adakah rencana lain bila terapi gagal ? alternative terapi lain untuk
komplikasi down syndrome
• Sebagai tambahan, bagaimana pasien ini diuntungkan dengan
perawatan medis, dan bagaimana kerugian dari pengobatan dapat
dihindari ? pasien dapat diuntungkan dengan perawatan medis
dengan cara memperbaiki kelainan yang terkait dengan komplikasi
down syndrome. Cara menghindari kerugian dari pengobatan adalah
dengan memberikan terapi yang tepat dan sesuai dengan guide lines
terapi.
Patient Preferrences ( A )
• Apakah pasien secara mental mampu dan kompeten secara legal ? ya
pasien mampu dan kompeten secara legal
• apakah ada keadaan yang menimbulkan ketidakmampuan ? ya.
Apabila penyakit yang diderita sangat berat
• Bila berkompeten, apa yang pasien katakan mengenai pilihan
pengobatannya ? pasien akan menyetujui akan pilihan pengobatan
yang sebelumnya didahului inform consent
• Apakah pasien telah diinformasikan mengenai keuntungan dan
risikonya, mengerti atau tidak terhadap informasi yang diberikan dan
memberikan persetujuan ? ya, karena harus didahului inform consent
• Bila tidak berkompeten, siapa yang pantas menggantikannya ? dokter
lain yang lebih kompeten. apakah orang yang berkompoten tersebut
menggunakan standar yang sesuai dalam pengambilan keputusan ? iya
• Apakah pasien tersebut telah menunjukkan sesuatu yang lebih
disukainya? Iya
• Apakah pasien tidak berkeinginan / tidak mampu untuk bekerja sama
dengan pengobatan yang diberikan ? kalau iya, kenapa? Tidak
• Sebagai tambahan, apakah hak pasien untuk memilih untuk dihormati
tanpa memandang etnis dan agama ? iya, karena sesuai dengan asas
”justice”.
Quality Of Life (B, Nm, & A)
• Bagaimana prospek, dengan atau tanpa pengobatan untuk kembali ke
kehidupan normal ? tanpa pengobatan komplikasi akan semakin
parah
• Apakah gangguan fisik, mental, dan sosial yang pasien alami bila
pengobatannya berhasil? iya
• Apakah ada prasangka yang mungkin menimbulkan kecurigaan
terhadap evaluasi pemberi pelayanan terhadap kualitas hidup
pasien ? tidak ada
• Bagaimana kondisi pasien sekarang atau masa depan, apakah
kehidupan pasien selanjutnya dapat dinilai seperti yang diharapkan?
Kondisi lebih saat mendapatkan penanganan dan support yang
memadai. Iya kehidupan selanjutnya bisa dinilai
• Apakah ada rencana alasan rasional untuk pengobatan selanjutnya ?
iya
• Apakah ada rencana untuk kenyamanan dan perawatan paliatif ? iya
Contextual Features (J)
• Apakah ada masalah keluarga yang mungkin mempengaruhi
pengambilan keputusan pengobatan ? Iya
• Apakah ada masalah sumber data (klinis dan perawat) yang mungkin
mempengaruhi pengambilan keputusan pengobatan ? Iya
• Apakah ada masalah faktor keuangan dan ekonomi ? Tergantung
finansial keluarga
• Apakah ada faktor relegius dan budaya ? Tidak
• Apakah ada batasan kepercayaan ? Tidak
• Apakah ada masalah alokasi sumber daya medis? Iya
• Bagaimana hukum mempengaruhi pengambilan keputusan
pengobatan ? pengambilan keputusan harus berdasarkan hukum
supaya tidak melanggar kode etik yang telah ditetapkan
• Apakah penelitian klinik atau pembelajaran terlibat ? Ya terlibat.
• Apakah ada konflik kepentingan didalam bagian pengambilan
keputusan didalam suatu institusi ? Ya, karena perbedaan pendapat
selalu timbul dalam perdebatan suatu institusi

Anda mungkin juga menyukai