Anda di halaman 1dari 14

Teknik penyelenggaraan gladi

ANNISA APRIL LIANA P07220118068


EVIANNA PERMANA PUTRI P07220118080
MARDIYANA P07220118082
TASYA ALMANANDA CANTIKAP07220118105
PMK MENKES RI No. 1949/MENKES/PER/IX/2011 Tentang Pedoman Teknis Geladi
Penanggulangan Krisis Kesehatan

1. Pasal 1
Pengaturan Pedoman Teknis Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan bertujuan
untuk memberi panduan bagi jajaran kesehatan di tingkat pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota serta instansi terkait lainnya dalam menyelenggarakan geladi
penanggulangan krisis kesehatan.
2. Pasal 2
Ruang lingkup Pedoman Teknis Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan ini
meliputi:
a.Ketentuan umum Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan;
b. Langkah-langkah penyelenggaraan Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan;
c. Hubungan kerja Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK), Pusat
Penanggulangan Krisis Regional dan Subregional (PPK Regional dan
Subregional) serta anggota PPK Regional dan Subregional dalam
penyelenggaraan Geladi Penanggulangan Krisis Kesehatan.
Lanjutan
3. Pasal 3
Pedoman Teknis Geladi Penanggulangan Krisis
Kesehatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan Menteri ini.
4. Pasal 4
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia
Pedoman Teknis Gladi Penanggulangan
Krisis Kesehatan
• Gladi lapang adalah latihan yang dilaksanakan
untuk menguji pengetahuan tentang pelatihan
yang telah didapat pada tahun sebelumnya dengan
menggunakan asumsi situasi bencana tertentu
secara ideal. Gladi lapang ditujukan untuk
mengevaluasi fungsi perencanaan penanggulangan
bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya
gladi lapang ada latihan yang lebih kompleks untuk
organisasi dan instansi tingkat atas
Tujuan Pengaturan Teknis Gladi Penanggulangan Krisis Kesehatan

Tujuan umum : Memberikan acuan bagi petugas


kesehatan dalam penanganan krisis kesehatan akibat
bencana.
Tujuan khusus
• Tersedianya Standar Teknis Pelayanan Kesehatan
dalam penanganan krisis kesehatan akibat bencana.
• Tersedianya standar pengelolaan bantuan
kesehatan, data dan informasi penanganan krisis
kesehatan akibat bencana
Ruang Lingkup Teknis Gladi Penanggulangan Krisis

• Perencanaan penanggulangan bencana.


• Pengurangan risiko bencana.
• Pencegahan.
• Pemaduan dalam perencanaan pembangunan.
• Persyaratan analisis risiko bencana.
• Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang.
• Pendidikan dan pelatihan.
• Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana
Pelaksanaan Teknis Gladi Penanggulangan Krisis Kesehatan

• Persiapan
Pelaku utama dan penanggungjawab pelaksanaan
kegitan persiapan ini adalah Tim Inti Perencana
Partisipatif (TIPP). Dalam melaksanakan kegitaan-
kegiatan ini TIPP wajib bekerjasama dengan BKM dan
pemerintahan desa/kelurahan serta BPBD
kabupaten/kota serta pemangku kepentingan PRB
lainnya (PMI, Tagana dll). Kegiatan persiapan simulasi
bencana mencakup beberapa kegiatan, yaitu:
Lanjutan
• Pemilihan dan Penetapan Lokasi Simulasi
Kegiatan adalah kegiatan pemilihan dan penetapan lokasi
pelaksanaan simulasi. Dalam pemilihan lokasi ini hendaknya
memperhatikan beberapa hal, antara lain titik potensi
bencana (sumber bencana) dan konsentrasi/sebaran tempat
tinggal penduduk (hunian)
• Identifikasi dan Pemetaan Prasarana dan Sarana
Merupakan kegiatan pemetaan prasarana dan sarana mitigasi
bencana yang telah terbangun dan/atau yang mempunyai
potensi untuk difungsikan sebagaimana prasarana dan sarana
mitigasi bencana.
Lanjutan

Langkah 3 Pengumpulan Data Kependudukan dan Pemangku Kepentingan PRB


• Data kependudukan yang diperlukan mencakup:
• Data jumlah penduduk (termasuk usia dan kondisi fisik/kejiwaannya) dan
sebarannya
• Ragam aktivitas penduduk dan lokasi aktivitasnya
• Data pemangku kepentingan PRB lain (Tagana, BPBD dll) Keluaran
• Profil penduduk dan pemangku kepentingan PRBbencana beserta
aktivitasnya
Menyusun Clustering Area
• Yang dimaksud dengan clustering area adalah pengelompokan prasarana dan
sarana yang ada berdasar kapasitas dan radius pelayanannya dalam
memfasilitasi partisipan simulasi. Dokumen rujukan wajib penyusunan
clustering area adalah dokumen RTPRB
Lanjutan
Menyusun Skenario Simulasi
• Pada dasarnya skenario peristiwa bencana tergantung pula dengan karakter
bencana yang diasumsikan (gempa bumi, gempa bumi dan tsunami, banjir,
longsor dan sebagainya).
• Skenario simulasi paling tidak mencakup:
• Jenis bencana
• Urutan peristiwa bencana (sebelum, selama dan sesudah peristiwa)
• Respon dan tindakan yang diperlukan sesuai dengan urutan peristiwa bencana
• Partisipan pada setiap urutan peristiwa bencana
Menyusun proposal teknis simulasi
• Sebelum pelaksanaan kegiatan simulasi bencana ini maka BKM dan/atau UPS atau
TIPP wajib menyusun proposal teknis simulasi. Rencana teknis yang merupakan
proposal teknis yang lengkap dengan skenario peristiwa bencana,
penanggungjawab kegiatan serta anggaran biaya pelaksanaan kegiatan.
Persiapan panitia
• Pembentukan Panitia Pelaksana
Pembentukan Panitia Pelaksana seperti halnya pada
pembentukan panitia pelaksanaan/KSM, yaitu dilaksanakan
paling tidak setelah RTPRB tersusun. Dalam pembentukan panitia
TIPP bekerja sama dengan BKM serta wajib melibatkan BPBD
kabupaten/kota atau pemangku kepentingan PRB lainnya.
• Pelatihan Panitia Pelaksana
Fasilitator bersama TIPP dan BKM wajib melaksanakan pelatihan
simulasi bencana bagi panitia pelaksana. Dalam pelatihan panitia
pelaksana, TIPP bekerja sama dengan BKM serta wajib melibatkan
BPBD kabupaten/kota atau pemangku kepentingan PRB lainny
Lanjutan
• Sosialisasi Tingkat Desa
Tujuan dari kegiatan sosialisasi tingkat desa ini adalah memberikan pengetahuan
dan pemahaman mengenai rencana dan skenario simulasi bencana di tingkat
desa/kelurahan. Dalam pelaksanaan sosialisasi tingkat desa ini, panitia pelaksana
bekerja sama dengan TIPP, BKM serta wajib melibatkan BPBD kabupaten/kota atau
pemangku kepentingan PRB lainnya. Penanggungjawab dan pelaksana kegiatan
pelaksana kegiatan adalah panitia pelaksana.
• Sosialisasi Tingkat Basis
Tujuan dari kegiatan sosialisasi tingkat basis/dusun ini adalah memberikan
pengetahuan dan pemahaman mengenai rencana dan skenario simulasi bencana di
tingkat basis yaitu dusun. Dalam pelaksanaan sosialisasi tingkat basis/dusun ini,
panitia pelaksana bekerja sama dengan TIPP, BKM serta wajib melibatkan BPBD
kabupaten/kota atau pemangku kepentingan PRB lainnya. Penanggungjawab dan
pelaksana kegiatan pelaksana kegiatan adalah panitia pelaksana.
lanjutan
• Pembekalan dan Technical Meeting
Pembekalan dan technical meeting dilaksanakan di semua tingkat
partisipan, baik di tingkat desa, dusun maupun RT/RW serta keluarga.
Dalam pelaksanaan pembekalan ini, panitia pelaksana bekerja sama
dengan TIPP, BKM serta wajib melibatkan BPBD kabupaten/kota atau
pemangku kepentingan PRB lainnya . Penanggungjawab dan pelaksana
kegiatan pelaksana kegiatan adalah panitia pelaksana.
• Pelaksanaan Simulasi Bencana
Pada dasarnya pelaksanaan simulasi ini tergantung dari skenario yang
telah dibuat. Oleh karena itu keberhasilan pelaksanaan simulasi ini
tergantung pula seberapa cermat dan rinci skenario yang disusun serta
seberapa jauh komitmen partisipan serta pemahaman partisipan
terhadap skenario yang disusun
Evaluasi
Evaluasi
• Lingkup evaluasi mencakup hal-hal sebagai berikut:
• Evaluasi terhadap pelaksanaan skenario simulasi bencana
• Evaluasi terhadap kelayakan fungsi prasarana dan sarana yang
digunakan dalam simulasi
• Evaluasi kinerja partisipan dalam melaksanakan simulasi untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan kesiapsiagaan warga dan
pemerintah desa/keluarahan.
• Evaluasi tingkat kapasitas warga dan pemerintah desa/kelurahan
dalam melakukan tindakan antisipatif menghadapi bencana
• Evaluasi tingkat ketrampilan warga dan pemerintahan
desa/kelurahan dalam menghadapi bencana

Anda mungkin juga menyukai