IT MENULAR
HIV/AIDS
HIV ( Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS.
Sesuai dengan namanya, virus HIV hanya menyerang manusia khususnya sistem kekebalan
tubuh manusia yang melindungi tubuh dari inveksi. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu
virus yang memasukan materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara
infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian
menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan
replikasi. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang
mematikan dan sangat berbahaya.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom) yaitu terminologi sindrom (tahap klinis
akhir dari infeksi HIV) karena kehilangan imunitas seluler. AIDS adalah penyakit retrovirus
yang disebabkan oleh virus HIV ditandai dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh
khususnya menyerang limfosit T serta menurunnya jumlah CD4 yang bertugas melawan
infeksi. Jumlah CD4 menurun hingga kurang dari 200 sel per µL darah atau 1 4 % dari seluruh
limfosit tanpa memperhatikan status klinis. Jumlah CD4 1-4 normal yaitu 400 – 1200 sel per
µL darah. Virus tersebut melumpuhkan sel- sel darah putih yang berfungsi dalam kekebalan
tubuh (McCance, 2010).
Diagnosis
HIV/AIDS
Penegakan diagnosis HIV (human
immunodeficienci virus) ditentukan
berdasarkan informasi yang didapat dari
pemeriksaan riwayat keluhan, faktor risiko,
pemeriksaan fisik secara umum, dan
dipastikan dengan melakukan pemeriksaan
antibodi melalui pemeriksaan darah.
DIAGNOSIS HIV/AIDS
01
KONSELING
02
ANAMNESIS
Pemeriksaan HIV dapat dilakukan Mengetahui identitas, riwayat
secara VCT (Voluntary Counseling perilaku beresiko, riwayat
and Testing), atau PITC (Provider- keluhan yang diderita dan riwayat
Initiated Testing and Counseling). penyakit.
03
PEMERIKSAAN
04
PEMERIKSAAN
FISIK DIAGNOSTIK
Tidak ada gejala fisik spesifik pada infeksi Pemeriksaan diagnostik HIV berupa tes serologi
HIV, gejala ringan mungkin muncul pada antibodi yang dapat dilakukan menggunakan
masa serokonversi berupa flu-like syndrome, rapid test, chemiluminescent microparticle
dan pada kondisi yang lebi berat dapat immunoassay (CMIA), enzyme immunoassay
ditemukan tanda-tanda infeksi oportunistik. (EIA), dan western blot.
DIAGNOSIS HIV/AIDS
05
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk HIV
berupa pemeriksaan baseline,
antigen P24, sel CD4, dan viral load.
FAKTOR RESIKO HIV/AIDS
LEBIH BERESIKO TINGGI
JIKA :
Hubungan seksual tanpa Mempunyai riwayat
menggunakan kondom infeksi menular seksual
Riwayat menerima
Pengguna narkotika intravena transfusi darah berulang
tanpa penapisan
01 02
BERBAGI ALAT
03
IBU HAMIL POSITIF HIV
SEKS TANPA SUNTIK DENGAN KEPADA BAYINYA
ALAT PENGAMAN ORANG YANG SELAMA KEHAMILAN
MENGIDAP HIV/AIDS DAN PERSALINAN
04
MELALUI 05
MELAKUKAN
06
TERKENA ATAU
TRANSFUSI
SEKS ORAL TERTUKARNYA CAIRAN
DARAH
VAGINA ATAU SPERMA
EPIDEMIOLOGI
HIV/AIDS
AGENT
HIV merupakan virus penyebab AIDS termasuk golongan
retrovirus yang muda mengalami mutasi, sehingga sulit
membuat obat yang dapat membunuh virus tersebut. HIV
termasuk virus yang sensitif terhadap pengaruh lingkungan
seperti air mendidih, sinar matahari dan berbagai desinfektan.
HOST
Transmisi seksual baik homo maupun heteroseksual
merupakan pola transmisi utama. Kelompok masyarakat
berisiko tinggi adalah mereka yang melakukan hubungan
seksual dengan banyak mitra seks, kaum homoseksual atau
biseksual.
ENVIRONMENT
Faktor lingkungan sosial yang mempengaruhi kejadian HIV/AIDS
pada laki-laki umur 25-44 tahun adalah: transfusi darah
(pendonor maupun penerima), penggunaan narkoba, kebiasaan
konsumsi alkohol, ketersediaan sarana di pelayanan kesehatan
(kondom), faktor sosial budaya dukungan keluarga, dukungan
tenaga kesehatan, akses ke tempat PSK, akses ke pelayanan
kesehatan.
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
HIV/AIDS
EXPERIMENTATI
RESEARCH CONCLUSIONS
Gunakan kondom ON
Hindari perilaku Hindari penggunaan
setiap kali
seksual yang beresiko jarum suntik bekas
berhubungan seks
PRECLINICAL RESULTS
Lakukan Pre-Exposure Tidak menggunakan produk-produk yang
Prophylaxis dan memungkinkan kontak darah dengan
Melakukan bimbingan penderita seperti sikat gigi, pisau cukur dan
moral dan sosialisasi peralatan lain.
KESIMPULAN
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom) yaitu terminologi sindrom (tahap
klinis akhir dari infeksi HIV) karena kehilangan imunitas seluler. Diagnosis dari
penyakit ini ditentukan berdasarkan informasi yang didapat dari pemeriksaan
riwayat keluhan, faktor risiko, pemeriksaan fisik secara umum, dan dipastikan
dengan melakukan pemeriksaan antibodi melalui pemeriksaan darah.
Faktor resiko dari penyakit ini sendiri diantaranya melakukan hubungan seksual
dengan penderita, pengguna narkotika intravena, mempunyai riwayat infeksi
menular seksual, menerima tranfusi darah berulang tanpa penapisan,
perlukaan kulit, tato, tindik, atau sirkumsisi dengan alat yang tidak disterilisasi.
Pencegahan dari penyakit ini adalah dengan menggunakan kondom setiap kali
berhubungan seks, hindari perilaku seksual yang beresiko, hindari penggunaan
jarum suntik bekas, lakukan Pre-Exposure Prophylaxis, melakukan bimbingan
moral dan sosialisasi, tidak menggunakan produk-produk yang memungkinkan
kontak darah dengan penderita seperti sikat gigi, pisau cukur dan peralatan
lain.
THANK
S!