Anda di halaman 1dari 27

CASE REPORT

TONSILITIS KRONIS
Oleh :
Vania Revanita Manullang1765050197
Vinka Gatriningtyas 1765050129
Ida Ayu Apsari Pradnya Niti 1965050077
 
Pembimbing:
dr. Farida Nurhayati, Sp.THT-KL, M.Kes
 
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT-KL
PERIODE 24 FEBRUARI-28 MARET 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2020
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Nn. N
• Umur : 22 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Cipete
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Mahasiswa
• Suku : Melayu
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Nyeri saat menelan dan kesulitan bernapas.
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli THT dengan keluhan nyeri saat menelan dan kesulitan bernapas semenjak
2 minggu yang lalu. Keluhan ini dirasakan sudah lama, sejak tahun 2015 dan selalu berulang.
Dalam satu bulan keluhan dapat muncul hingga 3-4 kali. Nyeri saat menelan selama ini hilang
timbul, dan kesulitan bernapas terjadi terutama saat tidur malam hari. Pasien menceritakan
bahwa semenjak tahun 2015, punya penyakit amandel. Nyeri saat menelan dirasakan timbul
setelah pasien makan makanan kaya micin seperti makaroni goreng dan es krim. Nyeri saat
menelan disertai dengan demam (+). Tidur pasien mendengkur dirasakan akhir-akhir ini. Pasien
merasa lebih baik ketika minum obat seperti penghilang rasa nyeri, antibiotik, dan paracetamol.
Keluhan makin bertambah jika pasien konsumsi makanan penuh micin dan minuman dingin.
Pasien juga mengeluhkan mempunyai riwayat alergi terhadap dingin, dan sering batuk pilek.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sudah pernah mengalami keluhan seperti ini, semenjak 5 tahun yang lalu.
Sudah pernah berobat ke dokter dengan diagnosis tonsilitis kronis.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami kejadian seperti ini, riwayat alergi dingin
(+).
Riwayat Kebiasaan Pasien
Pasien memiliki kebiasaan suka konsumsi snack yang kaya micin, dan gemar makan
ice cream.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Composmentis
• Tanda-tanda Vital :
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Pernapasan : 20x/menit
• Suhu : 370C
• Nadi : 85x/menit
PEMERIKSAAN FISIK TELINGA
PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG
PEMERIKSAAN FISIK TENGGOROKAN
PEMERIKSAAN FISIK LEHER
DIAGNOSIS dan TATALAKSANA
• Tonsilitis Kronis
• Pro tonsilektomi
DEFINISI TONSILITIS KRONIK
• Tonsilitis kronis secara umum diartikan sebagai infeksi atau inflamasi
pada tonsila palatina yang menetap. Tonsilitis kronis disebabkan oleh
serangan ulangan dari tonsilitis akut yang mengakibatkan kerusakan
yang permanen pada tonsil. Organisme patogen dapat menetap untuk
sementara waktu ataupun untuk waktu yang lama dan
mengakibatkan gejala-gejala akut kembali ketika daya tahan tubuh
penderita mengalami penurunan
ANATOMI TONSIL
FISIOLOGI TONSIL
• Mekanisme pertahanan -> spesifik, non spesifik
• Mengumpulkan bahan asing
• Produksi sel imun -> sel B dan sel T
Etiologi

• Bakteri penyebab tonsilitis kronik sama halnya dengan tonsilitis akut yaitu kuman
streptokokus beta hemolitikus grup A, pneumokokus, streptokokus viridan,
streptokokus piogens, stafilokokus dan hemophilus influenza, namun terkadang
ditemukan bakteri golongan gram negatif
Faktor Predisposisi

• Faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronik ialah rangsangan yang menahun


dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca,
kelelahan fisik dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.

• Kuman penyebabnya sama dengan tonsilitis akut tetapi kadang-kadang kuman


berubah menjadi kuman golongan Gram negatif
Patofisiologi Tonsilitis Kronik

proses radang berulang

epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis

proses penyembuhan jaringan limfoid akan diganti oleh jaringan parut

jaringan ini akan mengerut sehingga kripta akan melebar

proses ini terus meluas hingga menembus kapsul sehingga terjadi


perlekatan dengan jaringan sekitar fossa tonsilaris
Manifestasi Klinis

• pada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata,

• kriptus melebar dan beberapa kripta terisi oleh detritus

• rasa ada yang mengganjal di tenggorok, dirasakan kering di tenggorok dan napas
berbau
Diagnosis

Anamnesis
• keluhan tonsilitis berulang berupa nyeri tenggorok berulang atau
menetap, rasa ada yang mengganjal ditenggorok, ada rasa kering di
tenggorok, napas berbau, dan obstruksi pada saluran cerna atau
saluran napas

Pemeriksaan Fisik
• Demam dan adanya pembesaran kelenjar limfa submandibular
Diagnosis Banding
Tonsilitis Difteri
• Disebabkan oleh kuman Corynebacterium
diphteriae
• Gejala klinik terbagi dalam 3 golongan yaitu:
- Umum
- Lokal
- Akibat eksotoksin
Diagnosis Banding
Faringitis
• Dapat menimbulkan demam reumatik, kerusakan
katup jantung, glomerulonephritis akut karena
fungsi glomerulus terganggu akibat terbentuknya
kompleks antigen antibodi.
• Gejala klinis: demam, nyeri tenggorok, sulit
menelan, dan nyeri kepala. Pada pemeriksaan
tampak tonsil membesar, faring dan tonsil
hiperemis dan terdapat eksudat di permukaannya.
Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
• Terapi ini ditujukan pada keadaan higiene mulut dengan cara berkumur atau
obat isap, pemberian antibiotik, pembersihan kripta tonsil dengan alat irigasi
gigi atau oral.
• Pemberian antibiotika pada penderita Tonsilitis kronis eksaserbasi akut
cephaleksin ditambah metronidazole, klindamisin (terutama jika disebabkan
mononukleosis atau abses), amoksisilin dengan asam klavulanat (jika bukan
disebabkan mononukleosis).
2. Operasi
Dilakukan pengangkatan tonsil (tonsilektomi)

Indikasi Absolut Indikasi Relatif


• Timbulnya kor pulmonale karena obstruksi • Serangan tonsilitis berulang (4-5x/tahun)
jalan napas yang kronis. walaupun pemberian terapi adekuat.
• Hipertrofi tonsil atau adenoid dengan • Tonsilitis carier misalnya tonsilitis difteri.
sindroma apnea waktu tidur. • Hiperplasia tonsil dengan obstruksi fungsional.
• Hipertrofi berlebihan yang menyebabkan • Riwayat demam rematik dengan kerusakan
disfagia dengan penurunan berat badan jantung yang berhubungan dengan tonsilitis yang
berulang.
penyerta.
• Hipertrofi tonsil / adenoid.
• Biopsi eksisi yang dicurigai keganasan
• Tonsilitis kronik menetap yang respon
(limfoma). penatalaksanaan medisnya tidak berhasil
• Abses peritonsilar berulang atau abses yang • Tonsilitis kronik yang berhubungan dengan
meluas pada jaringan sekitarnya. adenopati servikal persisten.
2. Operasi
Kontraindikasi tonsilektomi:
- Infeksi pernapasan bagian atas yang berulang
- Infeksi sistemis atau kronis
- Demam yang tidak diketahui penyebabnya
- Pembesaran tonsil tanpa gejala obstruksi
- Rhinitis alergika
- Asma
- Diskrasia darah
- Ketidakmampuan yang umum atau kegagalan untuk tumbuh
- Tonus otot yang lemah
- Sinusitis
Komplikasi Tonsilektomi
• Perdarahan dan trauma
• Postoperative Airway Compromise
• Dehidrasi
• Pulmonary Edema
• Nasopharyngeal Stenosis
• Eustachian Tube Dysfunction
• Aspiration Pneumonia
Komplikasi Pasca Bedah

Komplikasi Tonsilektomi Komplikasi yang Akan Terjadi Komplikasi Lambat


• Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam Perdarahan sekunder, • Jaringan parut di palatum mole.
pertama pasca bedah. Hematom dan edem uvula • Bila berat, gerakan palatum terbatas dan
• Hal ini dapat menyumbat jalan napas Infeksi menimbulkan rinolalia.
menyebabkan asfiksi. Komplikasi paru • Komplikasi lain adalah adanya sisa
• Perdarahan dan iritasi mukosa dapat Otalgia jaringan tonsil. Bila sedikit umumnya
dicegah dengan meletakkan ice collar dan tidak menimbulkan gejala, tetapi bila
mengkonsumsi makanan lunak dan cukup banyak dapat mengakibatkan
minuman dingin. tonsilitis akut atau abses peritonsil.
Prognosis
• Tonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa hari dengan beristrahat
dan pengobatan suportif.
• Gejala-gejala yang tetap ada dapat menjadi indikasi bahwa penderita
mengalami infeksi saluran nafas lainnya, infeksi yang sering terjadi
yaitu infeksi pada telinga dan sinus.
• Pada kasus-kasus yang jarang, tonsilitis dapat menjadi sumber dari
infeksi serius seperti demam rematik atau pneumonia.

Anda mungkin juga menyukai