Pengertian
Meningitis Bakterial
(Meningitis sepsis)
Meningitis Virus
(Meningitisaseptic) Meningitis Jamur
1. Meningitis Bakterial
(Meningitis sepsis)
1. Umum
a) di rawat di rumah sakit
b) diberikan cairan infus dalam jumlah yang cukup dan tidak
berlebihan
c) bila pasien gelisah, diberikan sedative, seperti
fenobarbital atau penenang
d) nyeri kepala dapat diatasi dengan pemberian analgetik
e) Panas, diturunkan dengan kompres es, pemberian
parasetamol, atau asam salisilat
f) kejang-kejang dapat diatasi dengan memberikan :
diazepam dengan dosis 10-20 mg intravena, fenobarbital
dengan dosis, 6-120 mg per hari secara oral, atau
divenilhidantoin dengan dosis, 300 mg perhari secara
oral.
g) sumber infeksi yang menimbulkan meningitis purulenta
dapat diberantas dengan obat-obatan atau operasi
h) peningkatan TIK, dapat diatasi dengan :
manitol dengan dosis, 1-1,5 mg/kg BB IV, dalam waktu 30-
60 menit dan dapat diulangi 2 kali dalam jarak 4 jam
kortikosteroid, biasanya dipakai dexamethasone IV dengan
dosis pertama 10 mg, diulangi dengan 4 mg setiap 6 jam
mengatur pernapasan sebaik mungkin dengan membersihkan
jalan nafas
bila ada hidrosefalus obstruktif dapat dilakukan pemasangan
pirau (shunting)
efusi subdural pada anak dikeluarkan 25-30 cc tiap hari
selama 2-3 minggu, bila gagal dilakukan operasi
fisioterapi diberikan untuk mencegah cacat
Pencegahan
Meningitis yang disebabkan oleh meningokokus dan
hemofilus influenza tipe B bisa menular pada anak dan
orang dewasa yang berhubungan erat dengan penderita,
yaitu yang tinggal dan makan dalam 1 gedung yang sama.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan antara
lain :
1. penderita diisolasi
2. pemberian faksinasi
3. pemberian obat-obatan
Komplikasi
1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3. Sindrome water - friderichen (septik syok, DIC,
perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic
hormone )
5. Efusi subdural
6. Kejang Edema dan herniasi serebral
7. Cerebral palsy
8. Gangguan mental
9. Gangguan belajar
10. Attention deficit disorder Read
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Primer
2. Pengkajian Sekunder
3. Pemeriksaan Head to Toe
4. Neurosensori
5. Pernafasan
Diagnosa
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan
dengan diseminata hematogen dari pathogen
2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi
jaringan sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.
3. Risisko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang
umum /fokal, kelemahan umum, vertigo.
4. Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin
dalam sirkulasi.
5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan
neuromuskular, penurunan kekuatan
6. Anxietas berhubungan dengan krisissituasi, ancaman
kematian.
Intervensi keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan
dengan diseminata hematogen dari patogen.
Mandiri :
a) Beritindakanisolasisebagaipencegahan
b) Pertahankanteknikaseptikdanteknikcucitangan yang tepat.
c) Pantausuhusecarateratur
d) Kajikeluhannyeri dada, nadi yang tidakteraturdemam yang
terusmenerus
e) Auskultasisuaranafasubahposisipasiensecarateratur,
dianjurkannfasdalam
f) Cacatkarakteristik urine (warna, kejernihandanbau )
Kolaborasi:
g) Berikanterapiantibiotikiv: penisilin G, ampisilin,
klorampenikol, gentamisin.
EVALUASI
Hasil yang diharapkan:
1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran
infeksi endogen atau keterlibatan orang lain
2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya / membaik dan fungsi
motorik/sensorik, mendemonstrasikantanda-tanda vital stabil.
3. Tidak mengalami kejang / penyerta atau cedera lain.
4. Melaporkan nyeri hilang / terkontrol dan menunjukkan postur
rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.
5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal
dankekuatan.
6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
7. Tampa krileks dan melaporkan ansietas berkurang dan
mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.
TERIMA KASIH