Anda di halaman 1dari 18

Meningitis

Pengertian

Meningitis adalah inflamasi lapisan


disekeliling otak dan medula spinalis
yang disebabkan oleh bakteria atau
virus (Smeltzer, 2014)

Meningitis adalah radang pada meningen (membran


yang mengelilingi otak dan medulla spinalis) dan
disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur
(Smeltzer & Bare, 2002)
Klasifikasi Meningitis dibagi menjadi 3 :

Meningitis Bakterial
(Meningitis sepsis)

Meningitis Virus
(Meningitisaseptic) Meningitis Jamur
1. Meningitis Bakterial
(Meningitis sepsis)

Sering terjadi pada musim dingin dan saat


terjadi infeksi saluran pernafasan. Jenis
organisme yang sering menyebabkan
meningitis bacterial adalah streptokokus
pneumonia dan neisseria meningitis.
Meningitis bacterial yang sering terjadi
pada daerah penduduk yang padat
(asrama, penjara).
2. Meningitis Virus
(Meningitisaseptic)
Meningitis virus adalah infeksi pada
meningen cenderung jinak dan bisa sembuh
sendiri. Virus biasanya bereplikasi sendiri
ditempat terjadinya infeksi awal (misalnya
sistem nasofaring dan saluran cerna)dan
kemudian menyebar kesistem saraf pusat
melalui sistem vaskuler. Ini terjadi pada
penyakit yang disebabkan oleh virus spt:
campak, mumps, herpes simplek dan
herpes zoster.
Etiologi
1. Bakteri
 Haemophillus 2. Virus
 Virus herpes
influenzae
 Nesseria meningitides  Arbo virus
 Campak dan
(meningococcal)
 Diplococcus varicela
 Coxsacqy
pneumoniae
(pneumococcal)
 Streptococcus, grup A
3. Jamur
 Staphylococcus
aureus
 Escherichia coli
 Klebsiella
4. Protozoa
 Proteus
 Pseudomonas
Manifestasi klinis

Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan


peningkatan TIK :
 Sakit kepala dan demam (gejala awal yang
sering)
 Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi
letargik, tidak responsif, dan koma.
 Iritasi meningen
 Mengalami foto fobia, atau sensitif yang
berlebihan pada cahaya.
 Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan
peningkatan TIK
 Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada
meningitis meningokokal.
 Infeksi fulminating dengan tanda-tanda
septikimia
Patofisiologi
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi
radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat
menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan
serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen,
vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai
dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding
membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan
perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan
permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak),
edema serebral dan peningkatan TIK. Pada infeksi akut pasien
meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi
terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi
dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada
sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya
kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh
meningokokus.
Pemeriksaan diagnostik
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal
2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil
( infeksi bakteri )
5. Elektrolit darah : Abnormal .
6. ESR/LED :  meningkat pada meningitis
7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine dapat mengindikasikan
daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
8. MRI/ scan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi,
melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral,
hemoragik atau tumor .
9. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber
infeksi intra kranial.
Penatalaksanaan

1. Umum
a) di rawat di rumah sakit
b) diberikan cairan infus dalam jumlah yang cukup dan tidak
berlebihan
c) bila pasien gelisah, diberikan sedative, seperti
fenobarbital atau penenang
d) nyeri kepala dapat diatasi dengan pemberian analgetik
e) Panas, diturunkan dengan kompres es, pemberian
parasetamol, atau asam salisilat
f) kejang-kejang dapat diatasi dengan memberikan :
diazepam dengan dosis 10-20 mg intravena, fenobarbital
dengan dosis, 6-120 mg per hari secara oral, atau
divenilhidantoin dengan dosis, 300 mg perhari secara
oral.
g) sumber infeksi yang menimbulkan meningitis purulenta
dapat diberantas dengan obat-obatan atau operasi
h) peningkatan TIK, dapat diatasi dengan :
manitol dengan dosis, 1-1,5 mg/kg BB IV, dalam waktu 30-
60 menit dan dapat diulangi 2 kali dalam jarak 4 jam
kortikosteroid, biasanya dipakai dexamethasone IV dengan
dosis pertama 10 mg, diulangi dengan 4 mg setiap 6 jam
mengatur pernapasan sebaik mungkin dengan membersihkan
jalan nafas
bila ada hidrosefalus obstruktif dapat dilakukan pemasangan
pirau (shunting)
efusi subdural pada anak dikeluarkan 25-30 cc tiap hari
selama 2-3 minggu, bila gagal dilakukan operasi
fisioterapi diberikan untuk mencegah cacat
Pencegahan
Meningitis yang disebabkan oleh meningokokus dan
hemofilus influenza tipe B bisa menular pada anak dan
orang dewasa yang berhubungan erat dengan penderita,
yaitu yang tinggal dan makan dalam 1 gedung yang sama.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan antara
lain :
1. penderita diisolasi
2. pemberian faksinasi
3. pemberian obat-obatan
Komplikasi
1.  Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3. Sindrome water - friderichen (septik syok, DIC,
perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic
hormone )
5. Efusi subdural
6. Kejang Edema dan herniasi serebral
7. Cerebral palsy
8. Gangguan mental
9. Gangguan belajar  
10. Attention deficit disorder Read
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Primer
2. Pengkajian Sekunder
3. Pemeriksaan Head to Toe
4. Neurosensori
5. Pernafasan
Diagnosa
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan
dengan diseminata hematogen dari pathogen
2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi
jaringan sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.
3. Risisko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang
umum /fokal, kelemahan umum, vertigo.
4. Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin
dalam sirkulasi.
5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan
neuromuskular, penurunan kekuatan
6. Anxietas berhubungan dengan krisissituasi, ancaman
kematian.
Intervensi keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan
dengan diseminata hematogen dari patogen.
Mandiri :
a) Beritindakanisolasisebagaipencegahan
b) Pertahankanteknikaseptikdanteknikcucitangan yang tepat.
c) Pantausuhusecarateratur
d) Kajikeluhannyeri dada, nadi yang tidakteraturdemam yang
terusmenerus
e) Auskultasisuaranafasubahposisipasiensecarateratur,
dianjurkannfasdalam
f) Cacatkarakteristik urine (warna, kejernihandanbau )
Kolaborasi:
g) Berikanterapiantibiotikiv: penisilin G, ampisilin,
klorampenikol, gentamisin.
EVALUASI
Hasil yang diharapkan:
1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran
infeksi endogen atau keterlibatan orang lain
2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya / membaik dan fungsi
motorik/sensorik, mendemonstrasikantanda-tanda vital stabil.
3. Tidak mengalami kejang / penyerta atau cedera lain.
4. Melaporkan nyeri hilang / terkontrol dan menunjukkan postur
rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.
5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal
dankekuatan.
6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
7. Tampa krileks dan melaporkan ansietas berkurang dan
mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai