A. HASIL PENELITIAN
pada analisis data menggunakan uji chi square. Dari penelitian tersebut
S1
(55,4%).
52
S1.
Keperawatan S1.
Tabel 4.4 Distribusi pengaruh konsumsi air minum dengan status dehidrasi
pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Keperawatan S1.
Status dehidrasi P value
Konsumsi air Dehidrasi Terhidrasi
minum F % F %
Kurang 9 12,2 6 8,1
Cukup 3 4,1 56 75,7 0,000
Total 12 16,2 62 83,8
Sumber : Data primer, 2022 * p value < 0,05
dengan status dehidrasi yang paling dominan yaitu konsumsi air minum
Hasil analisis yang dilakukan didapatkan p value 0,000 (p<0,05) berarti ada
Keperawatan S1.
B. PEMBAHASAN
badan, usia, iklim(suhu), dan pola makan. Kebiasaan yang sering dite-
mukan yaitu mereka hanya minum ketika merasa haus saja, akan memcu
Air merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Air dikelom-
pokkan sebagai zat gizi makro esensial yang memiliki peran untuk katal-
dan alat angkut. Disebut esensial, karena tubuh tidak dapat menghasilkan
air untuk memenuhi kebutuhan pada tubuh itu sendiri, sehingga diharuskan
minggu, namun tanpa air manusia hanya dapat bertahan hidup dalam beber-
apa hari (Wardlaw, 2017). Hal tersebut dikarenakan 80% tubuh manusia
mengandung air, sehingga jika manusia kehilangan air maka akan mengaki-
minum.
hidrasi, apabila asupan cairan tubuh tidak tercukupi maka berdampak pada
darah tidak stabil, pusing, dan tidak fokus saat melakukan pekerjaan, apa-
55
bila mulut atau bibir terasa kering maka hipotalamus akan memberi signal
untuk segera mencukupi kebutuhan cairan tubuh seperti rasa ingin minum
sumsi air putih dengan jangka panjang, tubuh akan mengalami gangguan
kesehatan yaitu penyakit degeneratif seperti, gagal ginjal, batu ginjal, liver,
rematik, jantung, diabetes dan stroke, selain itu, dehidrasi juga dapat men-
jurus pada kerusakan sistem saraf, rusaknya sel darah merah, gangguan
pada kategori cukup. Kebiasaan yang sering dilakukan adalah hanya men-
gonsumsi air minum saat dirasa haus, padahal rasa haus merupakan ciri
masalah yang diteliti hanya pada asupan air putih yang dikonsumsi, peneliti
hanya meminta subjek untuk mencatat berapa banyak air yang dikonsumsi.
Akan tetapi mahasiswa dalam penelitian yang telah dilakukan yaitu sekali
dalam minum air dengan kurang lebih 1 gelas kurang lebih 300-400cc.
hadap status hidrasi dalam tubuh. Status hidrasi merupakan suatu parameter
untuk mengetahui kadar cairan yang ada di dalam tubuh. Menurut Ramd-
han (2016) status hidrasi merupakan suatu kondisi atau keadaan yang
tiga kategori, yaitu kategori dehidrasi ringan, sedang, ataupun berat, pada
stamina dan produktivitas kerja melalui gangguan sakit kepala, lesu, kejang
hingga pingsan. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Dewi dan Mustika
haus, mulut kering, kulit kemerahan, pusing, fungsi tubuh tidak sempurna,
sirkulasi darah memburuk dan fungsi ginjal rusak. Kedua pendapat ahli
tersebut dapat dimaknai bahwa dehidrasi berdampak buruk bagi tubuh. Se-
konsumsi cairan dalam jumlah yang cukup dan tidak menahan air kemih
adalah cara yang efektif untuk mencegah infeksi saluran kemih, serta
lesu, kejang hingga pingsan, kehilangan cairan lebih dari 15% akan beraki-
bat fakal (Alim, 2012). Penyebab tubuh mengalami dehidrasi adalah aktiv-
itas fisik, suhu, gangguan keseimbangan cairan elektrolit, diare dan ku-
yang cukup sehingga kebutuhan cairan terpenuhi, hal tersbut dapat terlihat
Keperawatan S1
tus dehidrasi yang paling dominan yaitu konsumsi air minum kategori
sis yang dilakukan didapatkan p value 0,000 (p<0,05) berarti ada pengaruh
awatan S1.
tara konsumsi air minum dengan status hidrasi pada mahasiswa. Hasil
tersebut sesuai dengan teori dan hipotesis yang menyatakan bahwa terda-
pat pengaruh konsumsi air minum dengan status hidrasi pada mahasiswa.
dengan kebutuhan tubuh maka akan memiliki status hidrasi baik, sedan-
berlebih karena penggantian cairan yang tidak cukup akibat asupan cairan
geluaran cairan baik melalui urin, keringat, dan proses pernapasan (Naren-
dra, 2017).
suhu lingkungan, dan aktivitas fisik, juga dipengaruhi ukuran fisik atau
cairan yang sesuai dengan kebutuhan dan adanya faktor suhu lingkungan
sesuai kebutuhan dalam lingkungan panas maka status hidrasi akan baik,
big size molding dan melting karena suhu lingkungan di bagian tersebut
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan kan oleh Setyawan
adalah tidak ada hubungan yang signifgikan antara konsumsi cairan dan
sumsi cairan yang sudah memenuhi kebutuhan tubuh belum tentu status
hidrasinya selalu dalam kategori baik. Hal tersebut dilatar belakangi oleh
minuman teh dan kopi menjadi faktor penyebab tidak adanya hubungan
antara konsumsi cairan dan status hidrasi pada siswa kelas 5 di SD Per-
cobaan 4 Wates.
C. KETERBATASAN PENELITAIN
yang akan dijadikan sampel dalam penelitian dan menjelaskan tata cara
60
A. KESIMPULAN
1. Karakteristik usia yang paling dominan dengan usia 22 tahun (71,6%), je-
4. Terdapat pengaruh konsumsi air minum dengan status dehidrasi pada ma-
B. SARAN
semakin baik.
madiyah Purwokerto
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran dalam peneli-
tian eksperimen terkait pengaruh konsumsi air minum dengan status de-