Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2022 di Universitas Muham-

madiyah Purwokerto Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Keperawatan S1. Jumlah

populasi pada penelitian ini sebanyak 74 mahasiswa dengan teknik

pengambilan sampelnya menggunakan simple random sampling sedangkan

pada analisis data menggunakan uji chi square. Dari penelitian tersebut

didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin,di Universitas

Muhammadiyah Purwokerto Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Keperawatan

S1

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan usia, jenis


kelamin,di Universitas Muhammadiyah Purwokerto Fakultas
Ilmu Kesehatan Prodi Keperawatan S1.
Karakteristik F %
Usia
21 tahun 7 9,5
22 tahun 53 71,6
23 tahun 14 18,9
Jenis Kelamin
Laki-laki 33 44,6
Perempuan 41 55,4
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dideskripsikan bahwa usia yang paling

dominan dengan usia 22 tahun sebanyak 53 mahasiswa 71,6%, jenis ke-

lamin yang palng dominan yaitu perempuan sebanyak 41 mahasiswa

(55,4%).
52

2. Tingkat konsumsi air minum pada mahasiwa di Universitas

Muhammadiyah Purwokerto Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Keperawatan

S1.

Tabel 4.2 Distribusi tingkat konsumsi air minum pada mahasiswa di


Universitas Muhammadiyah Purwokerto Fakultas Ilmu
Kesehatan Prodi Keperawatan S1.
Konsumsi Air Minum F %
Kurang 15 20,3
Cukup 59 79,7

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dideskripsikan bahwa tingkat konsumsi air

minum pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto Fakul-

tas Ilmu Kesehatan Prodi Keperawatan S1 yang paling dominan konsumsi

air minum kategori cukup sebanyak 59 mahasiswa (79,7%).

3. Status dehidrasi pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah

Purwokerto Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Keperawatan S1.

Tabel 4.3 Distribusi status dehidrasi pada mahasiswa di Universitas


Muhammadiyah Purwokerto Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi
Keperawatan S1
Status Dehidrasi F %
Dehidrasi 12 16,2
Terhidrasi 62 83,8

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa status dehidrasi

pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto Fakultas Ilmu

Kesehatan Prodi Keperawatan S1 yaitu paling dominan dengan kategori

terhidrasi sebanyak 62 mahasiswa (83,8%).


53

4. Pengaruh konsumsi air minum dengan status dehidrasi pada mahasiswa di

Universitas Muhammadiyah Purwokerto Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi

Keperawatan S1.

Tabel 4.4 Distribusi pengaruh konsumsi air minum dengan status dehidrasi
pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Keperawatan S1.
Status dehidrasi P value
Konsumsi air Dehidrasi Terhidrasi
minum F % F %
Kurang 9 12,2 6 8,1
Cukup 3 4,1 56 75,7 0,000
Total 12 16,2 62 83,8
Sumber : Data primer, 2022 * p value < 0,05

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diuraikan bahwa konsumsi air minum

dengan status dehidrasi yang paling dominan yaitu konsumsi air minum

kategori cukup dan terhidrasi rendah sebanyak 56 mahasiswa (75,7%).

Hasil analisis yang dilakukan didapatkan p value 0,000 (p<0,05) berarti ada

pengaruh konsumsi air minum dengan status dehidrasi pada mahasiswa di

Universitas Muhammadiyah Purwokerto Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi

Keperawatan S1.

B. PEMBAHASAN

1. Tingkat konsumsi air minum pada mahasiwa di Universitas Muham-

madiyah Purwokerto Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Keperawatan S1

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat konsumsi air minum

pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto Fakultas Ilmu

Kesehatan Prodi Keperawatan S1 yang paling dominan konsumsi air

minum kategori cukup sebanyak 59 mahasiswa (79,7%). Kebutuhan air se-


54

tiap individu pasti berbeda-beda, tergantung dari kegiatan fisik, berat

badan, usia, iklim(suhu), dan pola makan. Kebiasaan yang sering dite-

mukan yaitu mereka hanya minum ketika merasa haus saja, akan memcu

seseorang untuk dehidrasi apalagi di daerah yang memiliki suhu yang

tinggi dan memiliki kelembaban yang rendah (Ratnasari, 2012).

Air merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Air dikelom-

pokkan sebagai zat gizi makro esensial yang memiliki peran untuk katal-

isator, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu tubuh, pelumas, pengangkut

dan alat angkut. Disebut esensial, karena tubuh tidak dapat menghasilkan

air untuk memenuhi kebutuhan pada tubuh itu sendiri, sehingga diharuskan

mengonsumsi air minum yang cukup (Yuniastuti, 2018).

Manusia lebih mampu bertahan hidup tanpa makanan daripada tanpa

air. Tanpa makanan manusia mampu bertahan hidup dalam beberapa

minggu, namun tanpa air manusia hanya dapat bertahan hidup dalam beber-

apa hari (Wardlaw, 2017). Hal tersebut dikarenakan 80% tubuh manusia

mengandung air, sehingga jika manusia kehilangan air maka akan mengaki-

batkan kematian organ yang berujung kematian total (Muyasaro, 2018).

Faktanya, masih banyak masyarakat yang meremehkan konsumsi air

minum.

Dampak kesehatan dari kekurangan minum air putih adalah de-

hidrasi, apabila asupan cairan tubuh tidak tercukupi maka berdampak pada

tubuh seperti darah menjadi kental dan biasanya menyebabkan tekanan

darah tidak stabil, pusing, dan tidak fokus saat melakukan pekerjaan, apa-
55

bila mulut atau bibir terasa kering maka hipotalamus akan memberi signal

untuk segera mencukupi kebutuhan cairan tubuh seperti rasa ingin minum

ketika merasa haus, apabila mengalami dehidrasi atau kurang mengkon-

sumsi air putih dengan jangka panjang, tubuh akan mengalami gangguan

kesehatan yaitu penyakit degeneratif seperti, gagal ginjal, batu ginjal, liver,

rematik, jantung, diabetes dan stroke, selain itu, dehidrasi juga dapat men-

jurus pada kerusakan sistem saraf, rusaknya sel darah merah, gangguan

prostat, metabolisme, dan lain sebagainya (Desty dan Yunita, 2014).

Hasil penelitian menunjukan bahwa konsumsi mahasiswa berada

pada kategori cukup. Kebiasaan yang sering dilakukan adalah hanya men-

gonsumsi air minum saat dirasa haus, padahal rasa haus merupakan ciri

seseorang sudah mengalami kekurangan cairan. Dalam penelitian ini fokus

masalah yang diteliti hanya pada asupan air putih yang dikonsumsi, peneliti

hanya meminta subjek untuk mencatat berapa banyak air yang dikonsumsi.

Akan tetapi mahasiswa dalam penelitian yang telah dilakukan yaitu sekali

dalam minum air dengan kurang lebih 1 gelas kurang lebih 300-400cc.

2. Status dehidrasi pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwok-

erto Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Keperawatan S1.

Hasil penelitian menunjukan bahwa status dehidrasi pada mahasiswa

di Universitas Muhammadiyah Purwokerto Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi

Keperawatan S1 yaitu paling dominan dengan kategori terhidrasi sebanyak

62 mahasiswa (83,8%). Keseimbangan cairan di dalam tubuh harus terjaga

supaya tidak menimbulkan dampak terhadap kesehatan dan dampak ter-


56

hadap status hidrasi dalam tubuh. Status hidrasi merupakan suatu parameter

untuk mengetahui kadar cairan yang ada di dalam tubuh. Menurut Ramd-

han (2016) status hidrasi merupakan suatu kondisi atau keadaan yang

menggambarkan jumlah cairan dalam tubuh seseorang. Apabila status

hidrasi dalam tubuh terganggu maka tubuh akan mengalami dehidrasi.

Dehidrasi yang terjadi di dalam tubuh dapat dikategorikan menjadi

tiga kategori, yaitu kategori dehidrasi ringan, sedang, ataupun berat, pada

masingmasing tingkatan dapat menimbulkan efek yang berbeda. Menurut

Rismayanthi (2012) dampak dehidrasi bagi tubuh yaitu menurunya kemam-

puan kognitif atau sulit berkonsentrasi, persentase risiko terserang infeksi

saluran kemih lebih tinggi, terbentuknya batu ginjal, serta menurunkan

stamina dan produktivitas kerja melalui gangguan sakit kepala, lesu, kejang

hingga pingsan. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Dewi dan Mustika

(2011) dehidrasi dapat berdampak pada seseorang seperti menimbulkan

haus, mulut kering, kulit kemerahan, pusing, fungsi tubuh tidak sempurna,

lemah kesulitan bernafas, kejang-kejang, lidah membengkak, mengigau,

sirkulasi darah memburuk dan fungsi ginjal rusak. Kedua pendapat ahli

tersebut dapat dimaknai bahwa dehidrasi berdampak buruk bagi tubuh. Se-

hingga, meskipun hanya kebutuhan cairan yang seyogyanya mudah untuk

dipenuhi tentunya tetap harus diperhatikan karena dampak yang ditim-

bulkan bagi tubuh pun bersifat merugikan.

Bahaya dehidrasi adalah penurunan kemampuan kognitif karena sulit

berkonsenrasi, risiko infeksi saluran kemih dan terbentuknya batu ginjal,


57

konsumsi cairan dalam jumlah yang cukup dan tidak menahan air kemih

adalah cara yang efektif untuk mencegah infeksi saluran kemih, serta

menurunnya stamina dan produktifitas kerja melalui gangguan sakit kepala,

lesu, kejang hingga pingsan, kehilangan cairan lebih dari 15% akan beraki-

bat fakal (Alim, 2012). Penyebab tubuh mengalami dehidrasi adalah aktiv-

itas fisik, suhu, gangguan keseimbangan cairan elektrolit, diare dan ku-

rangnya asupan air atau cairan (Narendra, 2017).

Peneliti berasumsi bahwa mahasiswa yang dijadikan responden se-

bagian besar tidak mengalami dehidrasi. Keadaan tersebut dapat dise-

babkan oleh mahasiswa yang memiliki kebiasaan minum dalam komposisi

yang cukup sehingga kebutuhan cairan terpenuhi, hal tersbut dapat terlihat

dari warna urine yang menunjukan skala warna urin 1-3

3. Pengaruh konsumsi air minum dengan status dehidrasi pada mahasiswa di

Universitas Muhammadiyah Purwokerto Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi

Keperawatan S1

Hasil penelitian menunjukan bahwa konsumsi air minum dengan sta-

tus dehidrasi yang paling dominan yaitu konsumsi air minum kategori

cukup dan terhidrasi rendah sebanyak 56 mahasiswa (75,7%). Hasil anali-

sis yang dilakukan didapatkan p value 0,000 (p<0,05) berarti ada pengaruh

konsumsi air minum dengan status dehidrasi pada mahasiswa di Universi-

tas Muhammadiyah Purwokerto Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Keper-

awatan S1.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif an-


58

tara konsumsi air minum dengan status hidrasi pada mahasiswa. Hasil

tersebut sesuai dengan teori dan hipotesis yang menyatakan bahwa terda-

pat pengaruh konsumsi air minum dengan status hidrasi pada mahasiswa.

Mahasiswa yang mengonsumsi cairan dalam jumlah cukup atau sesuai

dengan kebutuhan tubuh maka akan memiliki status hidrasi baik, sedan-

gkan mahasiswa yang asupan cairannya tidak memenuhi kebutuhan dapat

mengalami dehidrasi. Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubuh yang

berlebih karena penggantian cairan yang tidak cukup akibat asupan cairan

yang tidak memenuhi kebutuhan tubuh ataupun karena peningkatan pen-

geluaran cairan baik melalui urin, keringat, dan proses pernapasan (Naren-

dra, 2017).

Kebutuhan air seseorang selain dipengaruhi umur, jenis kelamin,

suhu lingkungan, dan aktivitas fisik, juga dipengaruhi ukuran fisik atau

status gizi. Status hidrasi lebih dipengaruhi oleh kecukupan konsumsi

cairan yang sesuai dengan kebutuhan dan adanya faktor suhu lingkungan

yang tinggi sehingga terjadi peningkatan pengeluaran cairan melalui per-

napasan dan keringat yang menyebabkan kebutuhan cairan tubuh

meningkat (Muyosaro, 2012). Bila kecukupan konsumsi cairan terpenuhi

sesuai kebutuhan dalam lingkungan panas maka status hidrasi akan baik,

sebaliknya jika konsumsi cairan kurang karena suhu lingkungan yang

tinggi maka walaupun seseorang mengalami kelebihan berat badan

ataupun kekurangan berat badan, tetap berisiko untuk mengalami de-


59

hidrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek yang mengalami de-

hidrasi ditemukan di semua bagian dengan proporsi terbanyak di bagian

big size molding dan melting karena suhu lingkungan di bagian tersebut

lebih tinggi dibandingkan dengan bagian lain.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan kan oleh Setyawan

(2017) yang melakukan penelitian tentang hubungan konsumsi cairan dan

status hidrasi siswa kelas 5 SD N Percobaan 4 wates sebagai langkah awal

dalam rangka menjaga kesehatan. Hasil penelitian dalam penelitian ini

adalah tidak ada hubungan yang signifgikan antara konsumsi cairan dan

status hidrasi pada siswa kelas 5 di SD N Percobaan 4 Wates. Asupan kon-

sumsi cairan yang sudah memenuhi kebutuhan tubuh belum tentu status

hidrasinya selalu dalam kategori baik. Hal tersebut dilatar belakangi oleh

faktor-faktor lain yang mempengaruhi warna urine sebagai metode pen-

gukuran status hidrasi. Aktifitas fisik, keadaan cuaca, serta konsumsi

minuman teh dan kopi menjadi faktor penyebab tidak adanya hubungan

antara konsumsi cairan dan status hidrasi pada siswa kelas 5 di SD Per-

cobaan 4 Wates.

C. KETERBATASAN PENELITAIN

Keterbatasan dalam penelitian yang peneliti temukan dalam penelitian

ini seperti Peneliti mengalami kesulitan dalam mengumpulkan mahasiswa

yang akan dijadikan sampel dalam penelitian dan menjelaskan tata cara
60

pengisian kuesioner dikarenakan mahasiswa kurang memperhatikan saat di-

lakukan penjelasan dalam pengisian kuesioner.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan

di Universitas Muhammadiyah Purwokerto Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi

Keperawatan S1 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik usia yang paling dominan dengan usia 22 tahun (71,6%), je-

nis kelamin yang palng dominan yaitu perempuan (55,4%).

2. Tingkat konsumsi air minum pada mahasiswa di Universitas Muham-

madiyah Purwokerto Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Keperawatan S1 yang

paling dominan konsumsi air minum kategori cukup (79,7%).

3. Status dehidrasi pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwok-

erto Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Keperawatan S1 yaitu paling dominan

dengan kategori terhidrasi (83,8%).

4. Terdapat pengaruh konsumsi air minum dengan status dehidrasi pada ma-

hasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto Fakultas Ilmu Kese-

hatan Prodi Keperawatan S1 dengan p value 0,000 (p<0,05).

B. SARAN

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang

pengaruh konsumsi air minum dengan status dehidrasi pada mahasiswa


62

sehingga perbaikan kualitas pelayanan keperawatan yang dilakukan

semakin baik.

2. Bagi Universitas Muham-

madiyah Purwokerto

Diharapkan kejadian dehidrasi dapat diminimalisir dan kualitas pelayanan

yang diberikan akan semakin meningkat sehingga komplikasi yang

mungkin muncul dapat terhindarkan.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran dalam peneli-

tian eksperimen terkait pengaruh konsumsi air minum dengan status de-

hidrasi pada mahasiswa dengan menambahkan dan menghubungkan vari-

abel lain yang dapat memengaruhi status dehidrasi.

Anda mungkin juga menyukai