ABSTRAK
Dehidrasi merupakan kondisi kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak
daripada jumlah cairan yang masuk. Terdapat 37,3% remaja asupan cairannya kurang dari 90%
kebutuhannya atau risiko dehidrasi. Dehidrasi dapat menjadi faktor risiko terjadinya obesitas pada anak dan
remaja di samping asupan energi dan lemak yang berlebihan. Kurangnya konsumsi air putih pada mahasiswa
menjadi masalah gizi karena sebagai mahasiswa rentan mengalami dehidrasi yang disebabkan oleh
banyaknya aktivitas fisik yang menguras tenaga dan juga cairan dalam tubuh.
Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat konsumsi energi, lemak dan aira serta status hidrasi pada
mahasiswa obesitas di Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriftif dengan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu untuk mengetahui tingkat konsumsi
energi, lemak, air, dan status hidrasi pada mahasiswa yang obesitas. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa 2017 yang obesitas dengan jumlah 155 orang. Dalam penelitian ini menggunakan total
sampling yaitu sampel pada penelitian ini adalah seluruh dari populasi Mahasiswa UP tahun 2017 dengan
Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mempunyai IMT > 27,0. Pengambilan data
konsumsi energi, lemak dan air dilakukan dengan repeated recall dan status hidrasi dilakukan dengan tes
urin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat konsumsi energi, lemak, air dan status
hidrasi pada mahasiswa obesitas di . Mahasiswa yang obesitas memiliki tingkat konsumsi energi dengan
kategori lebih sangat banyak yaitu (62,7%) dan tingkat konsumsi lemak pada mahasiswa obesitas dengan
kategori kurang tidak ada (0%).Tingkat konsumsi air pada mahasiswa obesitas dengan kategori cukup hanya
sebanyak (2,4%). Status hidrasi menunjukkan mahasiswa obesitas banyak mengalami dehidrasi yaitu 81
responden (97,6%), sedangkan yang status hidrasinya baik sebanyak 2 responden (2,4%).
Diharapkan mahasiswa terutama yang obesitas harus mendapatkan cukup informasi tentang konsumsi
makan terutama untuk konsumsi air karena ini akan mempengaruhi konsentrasi belajar, agar mendapatkan
prestasi blajar yang optimal.
Kata Kunci : Energi, Lemak, Air, Status Hidrasi, Obesitas
perwujudan klinis dari dehidrasi sebagian kota yang ada di Indonesia, sebesar 46,6%
besar dikaitkan dengan penurunan volume penduduk Indonesia mengalami dehidrasi
intravaskular dan peningkatan hal tersebut ringan. Jumlah tersebut lebih tinggi pada
akan menyebabkan terjadinya kegagalan remaja (49,5%) di banding orang dewasa
fungsi organ dan akhirnya kematian. (42,5%) penelitian lain pada remaja awal
(PERGIZI PANGAN Indonesia (2009). di Bogor menemukan sebesar 62,8%
Rasa haus merupakan indikasi remaja mengalami dehidrasi ringan
awal bahwa tubuh mengalami kekurangan (Prayetno, 2012).
air (predehidrasi). Meskipun begitu, air World Healt Organitation (WHO)
tidak hanya dibutuhkan pada saat tubuh di tahun 2015 terdapat 2-3 milyar orang
merasa haus, tetapi juga dibutuhkan setiap mengalami overwieght dan 700 juta orang
saat karena air merupakan salah satu zat dengan obesitas (Ethical Digest 2013).
gizi yang penting. Air mempunyai Dehidrasi dapat menjadi faktor risiko
berbagai peran penting dalam tubuh, terjadinya obesitas pada anak dan remaja.
diantaranya adalah sebagai pelarut, Hal ini disebabkan karena adanya
katalisator, pelumas, pengatur suhu tubuh, ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh
serta sebagai penyedia mineral dan yang memacu meningkatkan nafsu makan
elektrolit bagi tubuh. Semuanya sangat dan asupan makan yang kaya lemak
berguna untuk menjaga fungsi fisiologis sehingga asupan air dalam tubuh terus
tubuh, kesehatan, stamina tubuh. menurun. Dehidrasi pada remaja yang
Beberapa hasil penelitian obesitas dapat menyebabkan penurunan
menunjukkan bahwa pemenuhan fungsi dan mood, juga meningkatkan
kebutuhan cairan dalam tubuh akan dapat kelelahan sehingga tubuh menjadi lemas
mencegah timbulnya berbagai penyakit dan malas untuk beraktifitas fisik.
dan lebih jauh akan membuat hidup jadi Pemilihan jenis konsumsi air yang
lebih nyaman dan lebih baik (FNRI 2002; mengandung gula tinggi dapat menjadi
Whitmire 2004) dikutip dari PERGIZI faktor obesitas kerena minuman bergula
PANGAN Indonesia (2009). tinggi menyumbang kalori yang cukup
Kurangnya konsumsi air putih banyak bagi tubuh, sehingga beberapa
pada mahasiswa menjadi masalah gizi penelitian menganjurkan untuk mengganti
karena sebagai mahasiswa rentan konsumsi minuman manis berkalori tinggi
mengalami dehidrasi yang disebabkan tersebut dengan konsumsi air putih pada
oleh banyaknya aktivitas fisik yang orang yang obesitas (Prayetno 2012).
menguras tenaga dan juga cairan dalam Hasil penelitian tentang kebiasaan
tubuh. Dehidrasi adalah kehilangan cairan minum remaja dan asupan air pada remaja
tubuh yang berlebihan karena penggantian yang ada di perkotaan Bogor menemukan
cairan yang tidak cukup akibat asupan bahwa terdapat 37,3% remaja yang minum
yang tidak memenuhi kebutuhan tubuh kurang dari 8 gelas per hari dan sebesar
dan terjadi peningkatan pengeluaran air. 24,1% remaja yang asupan airnya kurang
The Indonesian Hydration Regional Studi dari 90% kebutuhan. Dalam Third
(THIRST) menyatakan bahwa 42,5% National Health and Nutrition Survey
orang dewasa mengalami kurang air (NHANES II 1999-2002) di Amerika
tingkat ringan (Khairunissa 2013). menemukan perbedaan konsumsi cairan
Kehilangan cairan tubuh atau dehidrasi ini baik dari makanan maupun minuman pada
lebih sering dialami oleh anak-anak, remaja yang obesitas dan tidak obesitas
remaja dan lansia, tetapi juga bisa dialami diketahui lebih banyak pada remaja yang
oleh kategori usia lainnya. Terbukti dari obesitas sebesar 2,4 liter. Hal ini didukung
hasil penelitian The Indonesian Regional oleh hasil Third National Health and
Hydration Study (THIRST) di beberapa Nutrition Survey (NHANES II 2005-2006)
yang menemukan bahwa konsumsi total penelitian Cross Sectional yaitu untuk
cairan pada remaja obesitas lebih tinggi mengetahui tingkat konsumsi energi,
dari pada remaja yang tidak obesitas, yaitu lemak, air, dan status hidrasi pada
2,2 liter berbanding 1,9 liter (Prayetno mahasiswa yang obesitas.
2012). Lokasi Penelitian
Berdasarkan survei awal yang Penelitian ini dilaksanakan di
dilakukan pada bulan Mei 2017 dengan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.
melakukan wawancara ke mahasiswa Pemilihan lokasi ini didasarkan dengan
yang obesitas dan yang tidak obesitas pertimbangan adanya mahasiswa
didapat data pada yang obesitas Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
mendapatkan masukan air dengan yang mengalami obesitas
kebiasaan minum yang sering atau >6 kali Waktu Penelitian
per gelas dalam sehari dan >6 kali per Penelitian dilaksanakan pada bulan
minggu dengan kebiasaan minum mulai Desember 2017
dari minum air putih kemasan, sUP Populasi Penelitian
kemasan, teh kemasan, jus buah, soft Populasi dalam penelitian ini
drink. Dengan waktu minum saat haus adalah seluruh mahasiswa2017 yang
saja, setelah makan, dan setelah berolah obesitas.
raga. Sampel Penelitian
Pada yang tidak obesitas Dalam penelitian ini menggunakan
mendapatkan masukan air yang jarang total sampling yaitu sampel pada
yaitu 3-4 gelas per gelas, 1-3 kali per penelitian ini adalah Mahasiswa UP 2017
minggu dengan kebiasaan minum- dengan Kriteria sampel yang mempunyai
minuman kemasan seperti air putih IMT > 27,0 sebanyak 83 orang. adapun
kemasan,soft drink, tidak pernah minum karakteristik sampel dalam penelitian ini
jus buah atau sUP kemasan. Dari data sebagai berikut :
yang di dapat menunjukkan bahwa yang 1. Mahasiswa UP 2017 dengan usia 17-
obesitas lebih sering mendapatkan 19 tahun
masukan cairan, pada yang tidak obesitas 2. Sedang tidak mengkonsumsi obat
jarang mendapatkan masukan cairan, obatan, ataupun suplemen yang dapat
tetapi dari mahasiswa yang mengalami memepengaruhi warna urin
obesitas dan tidak obesitas belum Setelah dilakukan penelitian terhadap 155
diketahui bagaimana dengan status orang terdapat 72 orang yang tidak sesuai
dehidrasinya, apakah dengan obesitas dengan karakteristik yang telah ditentukan.
dapat menunjukkan status dehidrasi yang Jadi didapatlah sampel pada penelitian ini
cukup bila di bandingkan dengan yang sebanyak 83 orang.
tidak obesitas dengan adanya kurang Jenis dan Cara Pengumpulan Data
dalam memenuhi kebutuhan cairan. Data Primer dalam penelitian ini
Berdasarkan latar belakang di berupa data tingkat konsumsi energi,
atas, saya tertarik untuk melakukan lemak, air yang diperoleh dengan
penelitian mengenai tingkat komsumsi melakukan wawancara menggunakan
energi, lemak, air dan status dehidrasi metode recall 2 x 24 jam yang dilakukan
mahasiswa Universitas Pahlawan Tuanku dengan berturut-turut, dan data status
Tambusai (UP) yang obesitas. hidrasi yang diperoleh dengan cara
pengkuran urin dengan mengambil sampel
METODE PENELITIAN urin dari setiap informan dan
Jenis Penelitian mencocokkan hasil sampel urin dengan
Penelitian ini menggunakan metode kartu PURI (Periksa Urin Sendiri).
penelitian deskriftif dengan rancangan
orang (2,4%). Hal ini menunjukkan bahwa Sedangkan yang terhidrasi baik hanya 2
sebagian besar mahasiswa yang orang yaitu satu berjenis kelamin laki-laki
mengalami obesitas banyak yang dan yang satunya lagi berjenis kelamin
dehidrasi, mulai dari dehidrasi ringan perempuan. Pada dehidrasi berat yang
hingga dehidrasi berat. berjenis kelamin laki laki sebanyak 12 orang
Status Hidrasi Mahasiswa Obesitas (42,9%), dan perempuan sebanyak 16 orang
Berdasarkan Jenis Kelamin (57,1%). Dehidrasi ringan laki-laki sebanyak
Berdasarkan penelitian yang telah 5 orang (23,8%) dan perempuan sebanyak 16
dilakukan, maka diperoleh hasil tabulasi oreang (76,2%). Dehidrasi sedang laki-laki
silang status hidrasi mahasiswa yang obesitas sebanyak 10 orang (31,3%) dan perempuan
berdasarkan jenis kelamin, pada Tabel sebanyak 22 orang (68,8%), dan pada hidrasi
terlihat bahwa masih terdapat masalah status baik hanya 2 orang yaitu laki laki 1 orang
hidrasi yang tidak baik yaitu sebanyak 81 (50,0%) dan perempuan 1 orang (50,0%).
orang (97,6%), yang meliputi 27 orang laki- Hasil dapat dilihat seperti terlampir pada
laki dan perempuan sebanyak 54 orang. Tabel 1 berikut :
Tabel 1 Tabulasi Silang Status Hidrasi Berdasarkan Jenis Kelamin
Mahasiswa yang Obesitas Di
Jenis Kelamin
Total
Status Hidrasi Laki-laki Perempuan
N % N % N %
Dehidrasi berat 12 42,9 16 57,1 28 100,0
Dehidrasi ringan 5 23,8 16 76,2 21 100,0
Dehidrasi sedang 10 31,3 22 68,8 32 100,0
Hidrasi baik 1 50,0 1 50,0 2 100,0
Kecukupan Energi
Total
Status Hidrasi Baik Lebih
N % N % N %
Dehidrasi berat 10 35,7 18 64,3 28 100,0
Dehidrasi ringan 11 52,4 10 47,6 21 100,0
Dehidrasi sedang 9 28,1 23 71,9 32 100,0
Hidrasi baik 1 50,0 1 50,0 2 100,0
1 responden (50,0%). Hasil dapat di lihat dengan kecukupan lemak baik sebanyak
pada Tabel 2 sebagai berikut : 12 responden (57,1%) dan yang
kecukupan lemak lebih sebanyak 9
Status Hidrasi Mahasiswa Obesitas responden (42,9%), dehidrasi sedang
berdasarkan Kecukupan Lemak dengan kecukupan lemak baik sebanyak 5
Berdasarkan penelitian yang telah responden (15,6%) dan yang kecukupan
dilakukan, maka diperoleh hasil tabulasi lemak lebih sebanyak 27 responden
silang status hidrasi mahasiswa yang (84,4%). Pada hidrasi baik dengan
obesitas berdasarkan kecukupan lemak, kecukupan lemak baik sebanyak 0
pada Tabel terlihat bahwa terdapat yang responden (0%) dan yang kecukupan
dehidrasi berat dengan kecukupan lemak lemak lebih sebanyak 2 responden
baik sebanyak 7 responden (25,0%) dan (100,0%). Hasil dapat di lihat pada Tabel
yang kecukupan lemak lebih sebanyak 21 3 sebagai berikut:
responden (75,0%), dehidrasi ringan
Tabel 3 Tabulasi Silang Status Hidrasi Berdasarkan Kecukupan Lemak
Mahasiswa yang Obesitas
Kecukupan Lemak
Total
Status Hidrasi Baik Lebih
N % N % N %
Dehidrasi berat 7 25.0 21 75.0 28 100,0
Dehidrasi ringan 12 57.1 9 42.9 21 100,0
Dehidrasi sedang 5 15.6 27 84.4 32 100,0
Hidrasi baik 0 0 2 100 2 100,0
Kecukupan Air
Total
Status Hidrasi Cukup Kurang
N % N % N %
Dehidrasi berat 0 0 28 100 28 100,0
Dehidrasi ringan 0 0 21 100 21 100,0
Dehidrasi sedang 0 0 32 100 32 100,0
Hidrasi baik 2 100 0 100 2 100,0
tubuh maka kelebihan energi akan Hasil uji statistik Fisher Exact
disimpan sebagai cadangan energi. Test menunjukkan bahwa ada perbedaan
Cadangan energi secara tingkat konsumsi energi mahasiswa
berkesinambungan ditimbun setiap hari obesitas dan non obesitas di Akademi
yang akhirnya menimbulkan obesitas. Gizi Surabaya. Sementara itu untuk
Konsumsi Lemak mahasiswa Obesitas di . tingkat konsumsi lemak menunjukkan
Konsumsi lemak adalah gambaran bahwa hampir sebagian mahasiswa
konsumsi lemak mahasiswa yang obesitas memiliki tingkat konsumsi lemak tidak
di . Berdasarkan hasil penelitian diketahui normal yaitu berjumlah 38 responden
bahwa mahasiswa yang mengalami yang terdiri dari 25 responden (64,8%)
obesitas yang konsumsi lemaknya baik dari kelompok non obesitas dan 13
yaitu sebanyak 24 orang (28.9 %) dan responden (34,2%) dari kelompok
yang konsumsi lemaknya lebih sebanyak obesitas. Hasil uji statistik Fisher Exact
59 orang (71.1%). Hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa ada perbedaan
bahwa sebagian besar mahasiswa yang tingkat konsumsi lemak mahasiswa
mengalami obesitas konsumsi lemaknya obesitas dan non obesitas di Akademi
banyak yang lebih. Gizi Surabaya.
Hasil penelitian Sigit (2012) Lemak merupakan penyumbang
menyatakan konsumsi lemak sangat energi terbesar dibandingkan zat gizi
tinggi pada yang mengalami obesitas, lainnya. Satu (1) gram lemak
tetapi mereka juga yang paling banyak mengandung 9 kkal, dibandingkan
mengalami dehidrasi. Meskipun karbohidrat dan protein yang
konsumsi air mereka sudah lebih tinggi menghasilkan 4 kkal per gramnya.
dari yang tidak obesitas yaitu 2,2 L Anjuran konsumsi lemak tidak melebihi
berbanding dengan 1,9 L tetapi 30% dari total energi yang dianjurkan.
pemenuhan konsumsi cairan mereka Mahasiswa yang berasal dari
tergolong masih kurang dari standar kelompok obesitas memiliki frekuensi
kebutuhan. makan makanan yang digoreng lebih
Hal ini di karenakan kandungan sering (2-3 kali) daripada yang non
air dalam sel lemak orang yang obesitas obesitas. Diantaranya adalah tahu goreng,
lebih rendah dari pada kandungan air ote-ote, roti goreng dan bahkan ada yang
dalam sel otot. Perbandingan antara air hampir setiap hari makan nasi goreng.
dan lemaknya berbanding 50% : 50% Secara tidak langsung kelebihan lemak
lebih rendah dibandingkan orang yang ini akan ditimbun dalam tubuh dan
berat badannya normal sehingga orang terbukti sekarang ini kelompok ini
obesitas lebih mudah kekurangan cairan. memiliki berat badan yang lebih.
Dari penelitian Annas (2015) Meskipun demikian, ada sebagian kecil
Untuk tingkat konsumsi lemak terlihat mahasiswa dari kelompok non obesitas
dari 62 mahasiswa sebagai responden yang mengkonsumsi gorengan, namun
yang memiliki tingkat konsumsi lemak di frekuensinya hanya < 2 kali, tidak
atas normal 100% berasal dari kelompok sesering kelompok obesitas.
obesitas. Namun demikian, ada beberapa Kebutuhan konsumsi lemak bagi
responden dari kelompok obesitas juga mahasiswa yang obesitas maupun non
memiliki tingkat konsumsi lemak yang obesitas merupakan kebutuhan makanan
defisit ringan, sedang maupun berat, bagi semua orang. Kebutuhan lemak
dengan persentase lebih kecil sebesar 95% merupa-kan kebutuhan
dibandingkan dengan kelompok yang untuk tubuh manusia baik yang
tidak obesitas. mengalami obesitas maupun non obesitas.
Karena yang membedakan tingkat
liter, maka yang terjadi adalah semakin 21 orang (25.3%), dehidrasi sedang
banyak mahasiswa obesitas yang akan sebanyak 32 orang (38.6%), dan yang
mengalami kekurangan cairan. terhidrasi baik hanya 2 orang (2.4%). Hal
Mahasiswa non obesitas sebagian besar ini menunjukkan bahwa sebagian besar
memiliki tingkat konsumsi yang normal mahasiswa yang mengalami obesitas
sebanyak 17 mahasiswa (85%), banyak yang dehidrasi, mulai dari
sedangkan 28 mahasiswa (66,7%) dehidrasi ringan hingga dehidrasi berat.
obesitas memiliki tingkat konsumsi cairan Dari hasil penelitian Prayitno
yang tidak normal. Kebutuhan cairan menunjukkan perbedaan status hidrasi
pada mahasiswa obesitas dan non pada remaja obesitas dan non obesitas.
obesitas juga dipengaruhi oleh tingkat Kejadian dehidrasi lebih banyak dialami
aktifitas sehari-hari. Pada mahasiswa pada remaja obesitas (83,9%) disbanding
obesitas terkadang aktifitas sedikit tetapi non obesitas (51,6%).Hal ini sesuai
asupan energi dan luas permukaan tubuh dengan teori yang mengatakan bahwa
sangat membutuhkan cairan, sedangkan remaja obesitas akan lebih mudah
pada maha-siswa non obesitas terkadang mengalami dehidrasi dibandingkan
aktivitas sehari hanya membutuhkan dengan yang non obesitas karena
cairan paling sedikit 1 liter. kandungan air dalam sel lemak pada
Kebutuhan air sangat bervariasi orang yang obesitas lebih rendah dari
antar individu. Besarnya kebutuhan pada kandungan air dalam sel otot.
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, jenis Penelitian ini menunjukkan bahwa remaja
pekerjaan, suhu dan kelembaban obesitas memiliki risiko 1,35 kali lebih
lingkungan serta aktivitas fisik. besar mengalami dehidrasi disbanding
Penentuan kebutuhan air untuk orang remaja yang normal. Penelitian di Bogor
sehat dapat didasarkan pada umur, berat juga menemukan sebesar 62,8 % remaja
badan, asupan energi, dan luas mengalami dehidrasi ringan.
permukaan tubuh. Konsumsi air yang Dari Penelitian Annas (2015)
cukup pada orang dewasa dalam keadaan dapat diketahui bahwa dari 62 mahasiswa
basal adalah sebanyak 2 liter dalam 24 hampir setengahnya mengalami dehidrasi
jam. Bagi orang dewasa, pengeluaran urin yaitu 27 mahasiswa terdiri dari 21
2 liter sehari dapat melarutkan berbagai responden (77,8%) dari kelompok
sisa metabolisme melalui urin dan obesitas dan 6 responden (22,2%) dari
pembuangannya dengan lancar. Bagi kelompok non obesitas. Responden yang
orang dewasa untuk minum air paling memiliki status hidrasi kurang berjumlah
sedikit 1 liter lebih banyak dari apa yang 16 responden yang terdiri dari 7
dibutuhkan rasa haus kita. Gunanya untuk responden (43,8%) dari kelompok
mengoptimalkan fungsi berbagai organ obesitas dan 9 responden (56,2%) dari
tubuh terutama jantung, pembuluh darah, kelompok non obesitas.
otak, dan saraf. Dan untuk status hidrasi, terlihat
Status Hidrasi mahasiswa Obesitas di bahwa sebagian besar mahasiswa
Universitas Pahlawan. mengalami dehidrasi yaitu berjumlah 27
Status hidrasi adalah gambaran responden yang terdiri dari 21 responden
status hidrasi mahasiswa yang obesitas di (77,8%) dari kelompok obesitas dan 6
. Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden (22,2%) dari kelompok non
bahwa mahasiswa yang mengalami obesitas. Berdasarkan hasil uji Fisher
Obesitas mempunyai status hidrasi yang Exact menunjukkan bahwa ada perbedaan
berbeda-beda. Beberapa di antaranya status hidrasi mahasiswa obesitas dan non
mengalami dehidrasi berat sebanyak 28 obesitas di Akademi Gizi Surabaya.
orang (33.7%), dehidrasi ringan sebanyak
actsheets/fs311/en/ pada 11
JUNI2017.
WHO. 2007. Growth reference 5-19 years. Diakses melalui
http://www.who.int/growthref/who2007_bumi
_for_age/en/index.html. Pada 15 JUNI
2017.