Anda di halaman 1dari 15

ISSN cetak 2355-9888 Halaman 170-184

Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018

TINGKAT KONSUMSI ENERGI, LEMAK, AIR DAN STATUS HIDRASI


MAHASISWA OBESITAS DI UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

Eka Roshifita Rizqi


Dosen Prodi S1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

ABSTRAK
Dehidrasi merupakan kondisi kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak
daripada jumlah cairan yang masuk. Terdapat 37,3% remaja asupan cairannya kurang dari 90%
kebutuhannya atau risiko dehidrasi. Dehidrasi dapat menjadi faktor risiko terjadinya obesitas pada anak dan
remaja di samping asupan energi dan lemak yang berlebihan. Kurangnya konsumsi air putih pada mahasiswa
menjadi masalah gizi karena sebagai mahasiswa rentan mengalami dehidrasi yang disebabkan oleh
banyaknya aktivitas fisik yang menguras tenaga dan juga cairan dalam tubuh.
Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat konsumsi energi, lemak dan aira serta status hidrasi pada
mahasiswa obesitas di Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriftif dengan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu untuk mengetahui tingkat konsumsi
energi, lemak, air, dan status hidrasi pada mahasiswa yang obesitas. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa 2017 yang obesitas dengan jumlah 155 orang. Dalam penelitian ini menggunakan total
sampling yaitu sampel pada penelitian ini adalah seluruh dari populasi Mahasiswa UP tahun 2017 dengan
Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mempunyai IMT > 27,0. Pengambilan data
konsumsi energi, lemak dan air dilakukan dengan repeated recall dan status hidrasi dilakukan dengan tes
urin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat konsumsi energi, lemak, air dan status
hidrasi pada mahasiswa obesitas di . Mahasiswa yang obesitas memiliki tingkat konsumsi energi dengan
kategori lebih sangat banyak yaitu (62,7%) dan tingkat konsumsi lemak pada mahasiswa obesitas dengan
kategori kurang tidak ada (0%).Tingkat konsumsi air pada mahasiswa obesitas dengan kategori cukup hanya
sebanyak (2,4%). Status hidrasi menunjukkan mahasiswa obesitas banyak mengalami dehidrasi yaitu 81
responden (97,6%), sedangkan yang status hidrasinya baik sebanyak 2 responden (2,4%).
Diharapkan mahasiswa terutama yang obesitas harus mendapatkan cukup informasi tentang konsumsi
makan terutama untuk konsumsi air karena ini akan mempengaruhi konsentrasi belajar, agar mendapatkan
prestasi blajar yang optimal.
Kata Kunci : Energi, Lemak, Air, Status Hidrasi, Obesitas

PENDAHULUAN dan mood, juga meningkatkan kelelahan


Latar Belakang sehingga tubuh menjadi lemas dan malas
Dehidrasi merupakan kondisi untuk beraktivitas fisik. Kebiasaan minum
kekurangan cairan tubuh karena jumlah sebelum makan dapat menjadi alternatif
cairan yang keluar lebih banyak daripada cara untuk mencegah dehidrasi dan terapi
jumlah cairan yang masuk. Terdapat penurunan berat badan pada remaja
37,3% remaja asupan cairannya kurang obesitas. Penelitian di Virginia pada orang
dari 90% kebutuhannya atau risiko obesitas menunjukkan bahwa konsumsi air
dehidrasi. Dehidrasi dapat menjadi faktor sebelum makan dapat menurunkan asupan
risiko terjadinya obesitas pada anak dan makan sampai 13%
remaja di samping asupan energi dan Di dalam tubuh manusia terdapat
lemak yang berlebihan. 55-75% air. Kondisi keseimbangan air
Hal ini disebabkan oleh adanya dalam tubuh yang negatif, atau dehidrasi,
ketidak-seimbangan elektrolit dalam tubuh akan muncul saat air dalam tubuh
yang memacu meningkatnya nafsu makan menurun 2-6%. Dehidrasi disebabkan oleh
dan asupan makanan yang kaya lemak penurunan asupan air, dan peningkatan
sehingga asupan air dalam tubuh menurun. pengeluaran air (urin, pendarahan, atau
Lieberman, et al. menjelaskan bahwa keringat). Penurunan total air tubuh akan
dehidrasi pada remaja obesitas mengurangi volume cairan intraseluler
menyebabkan penurunan fungsi kognisi maupun ekstraseluler. Bentuk atau

Jurnal Gizi (Nutritions Journal)| 170


ISSN cetak 2355-9888 Halaman 170-184
Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018

perwujudan klinis dari dehidrasi sebagian kota yang ada di Indonesia, sebesar 46,6%
besar dikaitkan dengan penurunan volume penduduk Indonesia mengalami dehidrasi
intravaskular dan peningkatan hal tersebut ringan. Jumlah tersebut lebih tinggi pada
akan menyebabkan terjadinya kegagalan remaja (49,5%) di banding orang dewasa
fungsi organ dan akhirnya kematian. (42,5%) penelitian lain pada remaja awal
(PERGIZI PANGAN Indonesia (2009). di Bogor menemukan sebesar 62,8%
Rasa haus merupakan indikasi remaja mengalami dehidrasi ringan
awal bahwa tubuh mengalami kekurangan (Prayetno, 2012).
air (predehidrasi). Meskipun begitu, air World Healt Organitation (WHO)
tidak hanya dibutuhkan pada saat tubuh di tahun 2015 terdapat 2-3 milyar orang
merasa haus, tetapi juga dibutuhkan setiap mengalami overwieght dan 700 juta orang
saat karena air merupakan salah satu zat dengan obesitas (Ethical Digest 2013).
gizi yang penting. Air mempunyai Dehidrasi dapat menjadi faktor risiko
berbagai peran penting dalam tubuh, terjadinya obesitas pada anak dan remaja.
diantaranya adalah sebagai pelarut, Hal ini disebabkan karena adanya
katalisator, pelumas, pengatur suhu tubuh, ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh
serta sebagai penyedia mineral dan yang memacu meningkatkan nafsu makan
elektrolit bagi tubuh. Semuanya sangat dan asupan makan yang kaya lemak
berguna untuk menjaga fungsi fisiologis sehingga asupan air dalam tubuh terus
tubuh, kesehatan, stamina tubuh. menurun. Dehidrasi pada remaja yang
Beberapa hasil penelitian obesitas dapat menyebabkan penurunan
menunjukkan bahwa pemenuhan fungsi dan mood, juga meningkatkan
kebutuhan cairan dalam tubuh akan dapat kelelahan sehingga tubuh menjadi lemas
mencegah timbulnya berbagai penyakit dan malas untuk beraktifitas fisik.
dan lebih jauh akan membuat hidup jadi Pemilihan jenis konsumsi air yang
lebih nyaman dan lebih baik (FNRI 2002; mengandung gula tinggi dapat menjadi
Whitmire 2004) dikutip dari PERGIZI faktor obesitas kerena minuman bergula
PANGAN Indonesia (2009). tinggi menyumbang kalori yang cukup
Kurangnya konsumsi air putih banyak bagi tubuh, sehingga beberapa
pada mahasiswa menjadi masalah gizi penelitian menganjurkan untuk mengganti
karena sebagai mahasiswa rentan konsumsi minuman manis berkalori tinggi
mengalami dehidrasi yang disebabkan tersebut dengan konsumsi air putih pada
oleh banyaknya aktivitas fisik yang orang yang obesitas (Prayetno 2012).
menguras tenaga dan juga cairan dalam Hasil penelitian tentang kebiasaan
tubuh. Dehidrasi adalah kehilangan cairan minum remaja dan asupan air pada remaja
tubuh yang berlebihan karena penggantian yang ada di perkotaan Bogor menemukan
cairan yang tidak cukup akibat asupan bahwa terdapat 37,3% remaja yang minum
yang tidak memenuhi kebutuhan tubuh kurang dari 8 gelas per hari dan sebesar
dan terjadi peningkatan pengeluaran air. 24,1% remaja yang asupan airnya kurang
The Indonesian Hydration Regional Studi dari 90% kebutuhan. Dalam Third
(THIRST) menyatakan bahwa 42,5% National Health and Nutrition Survey
orang dewasa mengalami kurang air (NHANES II 1999-2002) di Amerika
tingkat ringan (Khairunissa 2013). menemukan perbedaan konsumsi cairan
Kehilangan cairan tubuh atau dehidrasi ini baik dari makanan maupun minuman pada
lebih sering dialami oleh anak-anak, remaja yang obesitas dan tidak obesitas
remaja dan lansia, tetapi juga bisa dialami diketahui lebih banyak pada remaja yang
oleh kategori usia lainnya. Terbukti dari obesitas sebesar 2,4 liter. Hal ini didukung
hasil penelitian The Indonesian Regional oleh hasil Third National Health and
Hydration Study (THIRST) di beberapa Nutrition Survey (NHANES II 2005-2006)

Jurnal Gizi (Nutritions Journal)| 171


ISSN cetak 2355-9888 Halaman 170-184
Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018

yang menemukan bahwa konsumsi total penelitian Cross Sectional yaitu untuk
cairan pada remaja obesitas lebih tinggi mengetahui tingkat konsumsi energi,
dari pada remaja yang tidak obesitas, yaitu lemak, air, dan status hidrasi pada
2,2 liter berbanding 1,9 liter (Prayetno mahasiswa yang obesitas.
2012). Lokasi Penelitian
Berdasarkan survei awal yang Penelitian ini dilaksanakan di
dilakukan pada bulan Mei 2017 dengan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.
melakukan wawancara ke mahasiswa Pemilihan lokasi ini didasarkan dengan
yang obesitas dan yang tidak obesitas pertimbangan adanya mahasiswa
didapat data pada yang obesitas Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
mendapatkan masukan air dengan yang mengalami obesitas
kebiasaan minum yang sering atau >6 kali Waktu Penelitian
per gelas dalam sehari dan >6 kali per Penelitian dilaksanakan pada bulan
minggu dengan kebiasaan minum mulai Desember 2017
dari minum air putih kemasan, sUP Populasi Penelitian
kemasan, teh kemasan, jus buah, soft Populasi dalam penelitian ini
drink. Dengan waktu minum saat haus adalah seluruh mahasiswa2017 yang
saja, setelah makan, dan setelah berolah obesitas.
raga. Sampel Penelitian
Pada yang tidak obesitas Dalam penelitian ini menggunakan
mendapatkan masukan air yang jarang total sampling yaitu sampel pada
yaitu 3-4 gelas per gelas, 1-3 kali per penelitian ini adalah Mahasiswa UP 2017
minggu dengan kebiasaan minum- dengan Kriteria sampel yang mempunyai
minuman kemasan seperti air putih IMT > 27,0 sebanyak 83 orang. adapun
kemasan,soft drink, tidak pernah minum karakteristik sampel dalam penelitian ini
jus buah atau sUP kemasan. Dari data sebagai berikut :
yang di dapat menunjukkan bahwa yang 1. Mahasiswa UP 2017 dengan usia 17-
obesitas lebih sering mendapatkan 19 tahun
masukan cairan, pada yang tidak obesitas 2. Sedang tidak mengkonsumsi obat
jarang mendapatkan masukan cairan, obatan, ataupun suplemen yang dapat
tetapi dari mahasiswa yang mengalami memepengaruhi warna urin
obesitas dan tidak obesitas belum Setelah dilakukan penelitian terhadap 155
diketahui bagaimana dengan status orang terdapat 72 orang yang tidak sesuai
dehidrasinya, apakah dengan obesitas dengan karakteristik yang telah ditentukan.
dapat menunjukkan status dehidrasi yang Jadi didapatlah sampel pada penelitian ini
cukup bila di bandingkan dengan yang sebanyak 83 orang.
tidak obesitas dengan adanya kurang Jenis dan Cara Pengumpulan Data
dalam memenuhi kebutuhan cairan. Data Primer dalam penelitian ini
Berdasarkan latar belakang di berupa data tingkat konsumsi energi,
atas, saya tertarik untuk melakukan lemak, air yang diperoleh dengan
penelitian mengenai tingkat komsumsi melakukan wawancara menggunakan
energi, lemak, air dan status dehidrasi metode recall 2 x 24 jam yang dilakukan
mahasiswa Universitas Pahlawan Tuanku dengan berturut-turut, dan data status
Tambusai (UP) yang obesitas. hidrasi yang diperoleh dengan cara
pengkuran urin dengan mengambil sampel
METODE PENELITIAN urin dari setiap informan dan
Jenis Penelitian mencocokkan hasil sampel urin dengan
Penelitian ini menggunakan metode kartu PURI (Periksa Urin Sendiri).
penelitian deskriftif dengan rancangan

Jurnal Gizi (Nutritions Journal)| 172


ISSN cetak 2355-9888 Halaman 170-184
Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018

Adapun cara pemeriksaan warna urin Mahasiswa yang berjenis kelamin


menggunakan tabel warna urin sebagai perempuan lebih banyak yaitu 55 orang
berikut : (66,3 %), mahasiswa berjenis kelamin
a. Tampung urin dengan wadah yang laki-laki sebanyak 28 orang (33,7%). Hal
bening atau botol kaca yang ini menunjukkan bahwa sebagian besar
transparan. mahasiswa yang mengalami obesitas lebih
b. Perhatikan warna urin dalam wadah banyak dijumpai pada perempuan
bening tersebut di bawah cahaya dibandingkan laki-laki.
matahari atau di bawah lampu neon
putih yang terang. Konsumsi Energi
c. Bandingkan dengan tabel warna urin. Berdasarkan hasil penelitian
Sedangkan data sekunder yang diketahui bahwa mahasiswa yang
dikumpulkan adalah data jumlah mengalami Obesitas tingkat konsumsi
mahasiswa yang obesitas. energinya berada di kategori lebih
Analisis Data sebanyak 52 orang (62,7%), sedangkan
Analisa data yang telah yang tingkat konsumsi energinya kurang
dikumpulkan dilakukan secara tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa
deskriptif dengan melihat tabel distibusi sebagian besar mahasiswa yang
frekuensi dan angka persentase dari mengalami obesitas mereka
setiap table tersebut. Data yang telah mengkonsumsi energi melebihi dari yang
dikumpulkan kemudian diolah telah di tetapkan AKG.
menggunakan computer. Konsumsi Lemak
Dari hasil penelitian menunjukkan
HASIL PENELITIAN bahwa sebagian besar mahasiswa yang
Gambaran Minum Air mengalami obesitas di UP konsumsi
Berdasarkan penelitian yang telah lemaknya banyak yang berada dikategori
di lakukan konsumsi air mahasiswa UP lebih. Adapun yang tingkat konsumsi
adalah berbagai informasi yang lemaknya berada dikategori lebih
memeberikan gambaran konsumsi air sebanyak 59 orang (71,1%)..
mahasiswa yang terdiri dari frekuensi Konsumsi Air
konsumsi air, jumlah konsumsi air dan Konsumsi air yang diketahui
jenis yang dikonsumsi oleh mahasiswa UP berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
Mahasiswa UP yang obesitas bahwa sebagian besar mahasiswa yang
memiliki frekuensi minum dalam sehari mengalami obesitas konsumsi airnya masih
yang sangat bervariasi, mulai dari yang <8 banyak yang kurang dibandingkan yang
gelas per hari, dan ada juga yang konsumsi airnya cukup,. Hal ini terlihat dari
mengkonsumsi sebanyak 8-12 gelas per 83 (100 %) mahasiswa yang mengalami
hari. Selain itu kalau di lihat dari Obesitas yang konsumsi airnya cukup yaitu
gambaran minum air putih ada yang hanya sebanyak 2 orang (2.4 %).
mengkonsumsi air putih >6 kali per hari, Status Hidrasi
1-3 kali per hari, bahakan ada yang 4-6 Berdasarkan hasil penelitian
kali per hari. diketahui bahwa mahasiswa yang
Karakteristik Responden mengalami Obesitas mempunyai status
Deskripsi karakteristik mahasiswa hidrasi yang berbeda-beda. Beberapa di
meliputi jenis kelamin dan umur. antaranya mengalami dehidrasi berat
Distribusi berdasarkan karakteristik sebanyak 28 orang (33,7%), dehidrasi
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ringan sebanyak 21 orang (25,3%),
Jenis Kelamin dan umur dehidrasi sedang sebanyak 32 orang
(38,6%), dan yang terhidrasi baik hanya 2

Jurnal Gizi (Nutritions Journal)| 173


ISSN cetak 2355-9888 Halaman 170-184
Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018

orang (2,4%). Hal ini menunjukkan bahwa Sedangkan yang terhidrasi baik hanya 2
sebagian besar mahasiswa yang orang yaitu satu berjenis kelamin laki-laki
mengalami obesitas banyak yang dan yang satunya lagi berjenis kelamin
dehidrasi, mulai dari dehidrasi ringan perempuan. Pada dehidrasi berat yang
hingga dehidrasi berat. berjenis kelamin laki laki sebanyak 12 orang
Status Hidrasi Mahasiswa Obesitas (42,9%), dan perempuan sebanyak 16 orang
Berdasarkan Jenis Kelamin (57,1%). Dehidrasi ringan laki-laki sebanyak
Berdasarkan penelitian yang telah 5 orang (23,8%) dan perempuan sebanyak 16
dilakukan, maka diperoleh hasil tabulasi oreang (76,2%). Dehidrasi sedang laki-laki
silang status hidrasi mahasiswa yang obesitas sebanyak 10 orang (31,3%) dan perempuan
berdasarkan jenis kelamin, pada Tabel sebanyak 22 orang (68,8%), dan pada hidrasi
terlihat bahwa masih terdapat masalah status baik hanya 2 orang yaitu laki laki 1 orang
hidrasi yang tidak baik yaitu sebanyak 81 (50,0%) dan perempuan 1 orang (50,0%).
orang (97,6%), yang meliputi 27 orang laki- Hasil dapat dilihat seperti terlampir pada
laki dan perempuan sebanyak 54 orang. Tabel 1 berikut :
Tabel 1 Tabulasi Silang Status Hidrasi Berdasarkan Jenis Kelamin
Mahasiswa yang Obesitas Di

Jenis Kelamin
Total
Status Hidrasi Laki-laki Perempuan
N % N % N %
Dehidrasi berat 12 42,9 16 57,1 28 100,0
Dehidrasi ringan 5 23,8 16 76,2 21 100,0
Dehidrasi sedang 10 31,3 22 68,8 32 100,0
Hidrasi baik 1 50,0 1 50,0 2 100,0

Tabel 2 Tabulasi Silang Status Hidrasi Berdasarkan Kecukupan Energi


Mahasiswa yang Obesitas Di

Kecukupan Energi
Total
Status Hidrasi Baik Lebih
N % N % N %
Dehidrasi berat 10 35,7 18 64,3 28 100,0
Dehidrasi ringan 11 52,4 10 47,6 21 100,0
Dehidrasi sedang 9 28,1 23 71,9 32 100,0
Hidrasi baik 1 50,0 1 50,0 2 100,0

Status Hidrasi Mahasiswa Obesitas 11 responden (52,4%) dan yang dehidrasi


berdasarkan Kecukupan Energi ringan dengan kecukupan energi lebih
Berdasarkan penelitian yang telah sebanyak 10 responden (47,6%).
dilakukan, maka diperoleh hasil tabulasi dehidrasi sedang dengan kecukupan
silang status hidrasi mahasiswa yang energi baik sebanyak 9 responden
obesitas berdasarkan kecukupan energi, (28,1%) dan yang dehidrasi sedang
pada Tabel terlihat bahwa terdapat yang dengan kecukupan energi lebih sebanyak
dehidrasi berat dengan kecukupan energi 23 responden (71,9%). Pada yang hidrasi
baik sebanyak 10 responden (35,7%) dan baik dengan kecukupan energi baik
yang kecukupan energi lebih sebanyak 18 sebanyak 1 responden (50,0%) dan yang
responden (64,3%), dehidrasi ringan dengan kecukupan energi lebih sebanyak
dengan kecukupan energi baik sebanyak

Jurnal Gizi (Nutritions Journal)| 174


ISSN cetak 2355-9888 Halaman 170-184
Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018

1 responden (50,0%). Hasil dapat di lihat dengan kecukupan lemak baik sebanyak
pada Tabel 2 sebagai berikut : 12 responden (57,1%) dan yang
kecukupan lemak lebih sebanyak 9
Status Hidrasi Mahasiswa Obesitas responden (42,9%), dehidrasi sedang
berdasarkan Kecukupan Lemak dengan kecukupan lemak baik sebanyak 5
Berdasarkan penelitian yang telah responden (15,6%) dan yang kecukupan
dilakukan, maka diperoleh hasil tabulasi lemak lebih sebanyak 27 responden
silang status hidrasi mahasiswa yang (84,4%). Pada hidrasi baik dengan
obesitas berdasarkan kecukupan lemak, kecukupan lemak baik sebanyak 0
pada Tabel terlihat bahwa terdapat yang responden (0%) dan yang kecukupan
dehidrasi berat dengan kecukupan lemak lemak lebih sebanyak 2 responden
baik sebanyak 7 responden (25,0%) dan (100,0%). Hasil dapat di lihat pada Tabel
yang kecukupan lemak lebih sebanyak 21 3 sebagai berikut:
responden (75,0%), dehidrasi ringan
Tabel 3 Tabulasi Silang Status Hidrasi Berdasarkan Kecukupan Lemak
Mahasiswa yang Obesitas

Kecukupan Lemak
Total
Status Hidrasi Baik Lebih
N % N % N %
Dehidrasi berat 7 25.0 21 75.0 28 100,0
Dehidrasi ringan 12 57.1 9 42.9 21 100,0
Dehidrasi sedang 5 15.6 27 84.4 32 100,0
Hidrasi baik 0 0 2 100 2 100,0

Tabel 4 Tabulasi Silang Status Hidrasi Berdasarkan Kecukupan


AirMahasiswa yang Obesitas Di

Kecukupan Air
Total
Status Hidrasi Cukup Kurang
N % N % N %
Dehidrasi berat 0 0 28 100 28 100,0
Dehidrasi ringan 0 0 21 100 21 100,0
Dehidrasi sedang 0 0 32 100 32 100,0
Hidrasi baik 2 100 0 100 2 100,0

Status Hidrasi Mahasiswa Obesitas kecukupan air kurang sebanyak 21


berdasarkan Kecukupan Air responden (100,0%). dehidrasi sedang
Berdasarkan penelitian yang telah dengan kecukupan air cukup sebanyak 0
dilakukan, maka diperoleh hasil tabulasi responden (0%) dan yang kecukupan air
silang status hidrasi mahasiswa obesitas kurang sebanyak 32 responden (100,0%).
berdasarkan kecukupan air, pada Tabel Pada hidrasi baik dengan kecukupan air
terlihat bahwa terdapat yang dehidrasi cukup sebanyak 2 responden (100,0%)
berat dengan kecukupan air cukup dan yang kecukupan air kurang sebanyak
sebanyak 0 responden (0%) dan yang 0 responden (0%). Hasil dapat di lihat
kecukupan air kurang sebanyak 28 pada Tabel 4 sebagai berikut :
responden (100,0%), dehidrasi ringan
dengan kecukupan air yang cukup PEMBAHASAN
sebanyak 0 responden (0%) dan yang Konsumsi Energi mahasiswa Obesitas di

Jurnal Gizi (Nutritions Journal)| 175


ISSN cetak 2355-9888 Halaman 170-184
Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018

Konsumsi energi adalah gambaran mahasiswa obesitas lebih besar


konsumsi energi mahasiswa yang obesitas dibandingkan non obesitas. Hal ini
di . Berdasarkan hasil penelitian yang disebabkan oleh berat badan pada
diperoleh melalui wawancara food recall mahasiswa obesitas mempengaruhi
terhadap responden menunjukkan bahwa asupan makanan yang dikonsumsi. Jika
banyak ditemui mahasiswa obesitas yang kebutuhan energi mahasiswa obesitas dan
tingkat konsumsi energinya melebihi dari non obesitas disamakan yaitu sebanyak
yang telah di tetapkan oleh AKG 2250 kkal menurut AKG (Angka
dibandinghkan dengan mahasiswa Kecukupan Gizi), akan terjadi ketidak-
obesitas yang tingkat konsumsi energinya seimbangan kebutuhan energi dengan
baik. Adapun jumlah mahasiswa yang konsumsi energinya sehingga
obesitas tingkat konsumsi energinya baik menyebabkan tingkat konsumsi energi
sebanyak 31 responden (37.3%) dan normal bagi mahasiswa obesitas, padahal
mahasiswa obesitas yang tingkat seharusnya lebih tinggi dari kebutuhan
konsumsi energinya lebih sebanyak 52 energi yang dianjurkan. Ada 5 mahasiswa
responden (62.7%). obesitas yang memiliki tingkat konsumsi
Hasil penelitian Oktaviyani diatas normal, sedangkan pada
(2013) tentang kebiasaan makan dan mahasiswa non obesitas tidak ada yang
asupan cairan remaja di perkotaan Bogor memiliki tingkat konsumsi diatas normal.
menemukan bahwa terdapat 37,3% Mahasiswa obesitas mengonsumsi
remaja yang konsumsi energinya lebih makan-an sumber karbohidrat yang
>110% AKG namun 24,1 % remaja menyumbang energi cukup tinggi.
asupan cairannya kurang dari 90 % Contoh makanan yang dikonsumsi
kebutuhan. Perbedaan konsumsi cairan dengan frekuensi 2-3x sehari dengan
baik dari makanan maupun minuman porsi yang cukup banyak adalah nasi, roti,
pada remaja obesitas dan non obesitas mie serta gula dan sirup. Pada mahasiswa
diketahui lebih banyak pada remaja non obesitas, konsumsi makanan sumber
obesitas dibandingkan dengan yang tidak karbohidrat seperti nasi dikonsumsi
obesitas sebanyak 2x sehari dengan porsi sedang
Penelitian Annas (2015) yaitu 100–150 g, roti dan mie 2x per
menunnjukkan bahwa dari mahasiswa minggu, gula cukup 1x sehari dan sirup
dengan tingkat konsumsi energi di atas cukup 2x per minggu sehingga tingkat
normal, semuanya (100%) adalah konsumsi energi pada mahasiswa obesitas
kelompok obesitas. Berdasarkan hasil jauh lebih banyak pada mahasiswa non
repeated recall terlihat bahwa mahasiswa obesitas. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
dari kelompok obesitas memiliki pola makannya yaitu frekuensi dan porsi
frekuensi makan makanan utama lebih makanan yang dikonsum-sinya disamping
sering (4-5 kali) daripada kelompok non dari tuntutan sel-sel yang harus
obesitas (3-4 kali), hal ini kiranya yang dihidupinya sesuai berat badannya.
menyumbangkan energi lebih banyak Obesitas terjadi karena adanya
pada kelompok obesitas. Makanan utama ketidakseimbangan antara energi yang
adalah sumber karbohidrat yang relatif masuk dengan energi yang keluar dan
tinggi dan implikasinya dapat merupakan akumulasi simpanan energi
menyumbangkan energi yang relatif besar yang berubah menjadi lemak. Apabila
pada tubuh. remaja mengonsumsi makanan dengan
Kebutuhan tingkat konsumsi kandungan energi sesuai yang dibutuhkan
energi bagi status gizi yang obesitas tubuhnya maka tidak ada energi yang
maupun non obesitas tidaklah sama disimpan. Sebaliknya remaja dalam
dikarenakan kebutuhan energi bagi mengonsumsi energi melebihi kebutuhan

Jurnal Gizi (Nutritions Journal)| 176


ISSN cetak 2355-9888 Halaman 170-184
Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018

tubuh maka kelebihan energi akan Hasil uji statistik Fisher Exact
disimpan sebagai cadangan energi. Test menunjukkan bahwa ada perbedaan
Cadangan energi secara tingkat konsumsi energi mahasiswa
berkesinambungan ditimbun setiap hari obesitas dan non obesitas di Akademi
yang akhirnya menimbulkan obesitas. Gizi Surabaya. Sementara itu untuk
Konsumsi Lemak mahasiswa Obesitas di . tingkat konsumsi lemak menunjukkan
Konsumsi lemak adalah gambaran bahwa hampir sebagian mahasiswa
konsumsi lemak mahasiswa yang obesitas memiliki tingkat konsumsi lemak tidak
di . Berdasarkan hasil penelitian diketahui normal yaitu berjumlah 38 responden
bahwa mahasiswa yang mengalami yang terdiri dari 25 responden (64,8%)
obesitas yang konsumsi lemaknya baik dari kelompok non obesitas dan 13
yaitu sebanyak 24 orang (28.9 %) dan responden (34,2%) dari kelompok
yang konsumsi lemaknya lebih sebanyak obesitas. Hasil uji statistik Fisher Exact
59 orang (71.1%). Hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa ada perbedaan
bahwa sebagian besar mahasiswa yang tingkat konsumsi lemak mahasiswa
mengalami obesitas konsumsi lemaknya obesitas dan non obesitas di Akademi
banyak yang lebih. Gizi Surabaya.
Hasil penelitian Sigit (2012) Lemak merupakan penyumbang
menyatakan konsumsi lemak sangat energi terbesar dibandingkan zat gizi
tinggi pada yang mengalami obesitas, lainnya. Satu (1) gram lemak
tetapi mereka juga yang paling banyak mengandung 9 kkal, dibandingkan
mengalami dehidrasi. Meskipun karbohidrat dan protein yang
konsumsi air mereka sudah lebih tinggi menghasilkan 4 kkal per gramnya.
dari yang tidak obesitas yaitu 2,2 L Anjuran konsumsi lemak tidak melebihi
berbanding dengan 1,9 L tetapi 30% dari total energi yang dianjurkan.
pemenuhan konsumsi cairan mereka Mahasiswa yang berasal dari
tergolong masih kurang dari standar kelompok obesitas memiliki frekuensi
kebutuhan. makan makanan yang digoreng lebih
Hal ini di karenakan kandungan sering (2-3 kali) daripada yang non
air dalam sel lemak orang yang obesitas obesitas. Diantaranya adalah tahu goreng,
lebih rendah dari pada kandungan air ote-ote, roti goreng dan bahkan ada yang
dalam sel otot. Perbandingan antara air hampir setiap hari makan nasi goreng.
dan lemaknya berbanding 50% : 50% Secara tidak langsung kelebihan lemak
lebih rendah dibandingkan orang yang ini akan ditimbun dalam tubuh dan
berat badannya normal sehingga orang terbukti sekarang ini kelompok ini
obesitas lebih mudah kekurangan cairan. memiliki berat badan yang lebih.
Dari penelitian Annas (2015) Meskipun demikian, ada sebagian kecil
Untuk tingkat konsumsi lemak terlihat mahasiswa dari kelompok non obesitas
dari 62 mahasiswa sebagai responden yang mengkonsumsi gorengan, namun
yang memiliki tingkat konsumsi lemak di frekuensinya hanya < 2 kali, tidak
atas normal 100% berasal dari kelompok sesering kelompok obesitas.
obesitas. Namun demikian, ada beberapa Kebutuhan konsumsi lemak bagi
responden dari kelompok obesitas juga mahasiswa yang obesitas maupun non
memiliki tingkat konsumsi lemak yang obesitas merupakan kebutuhan makanan
defisit ringan, sedang maupun berat, bagi semua orang. Kebutuhan lemak
dengan persentase lebih kecil sebesar 95% merupa-kan kebutuhan
dibandingkan dengan kelompok yang untuk tubuh manusia baik yang
tidak obesitas. mengalami obesitas maupun non obesitas.
Karena yang membedakan tingkat

Jurnal Gizi (Nutritions Journal)| 177


ISSN cetak 2355-9888 Halaman 170-184
Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018

konsumsi dan frekuensi lemak yang Konsumsi Air mahasiswa Obesitas di


dimakan oleh mahasiswa, hasil penelitian Universitas Pahlawan .
menunjukkan bagi mahasiwa yang Konsumsi air adalah gambaran
mengalami obesitas jumlah lemak yang konsumsi air mahasiswa yang obesitas di
dikonsumsi seperti makanan yang . Berdasarkan hasil penelitian diketahui
digoreng, bakso dan makanan yang bahwa mahasiswa yang mengalami
berminyak terkadang berlebihan dan Obesitas yang konsumsi airnya cukup
frekuensi yang dikonsumsi dalam sehari yaitu sebanyak 2 orang (2.4 %), dan yang
terkadang 2-3 kali mengkonsumsinya konsumsi airnya kurang yaitu sebanyak
sehingga menyebabkan penimbunan 81 orang (97.6 %). Hal ini menunjukkan
lemak pada tubuh dan menyebabkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang
obesitas. Pada mahasiswa non obesitas mengalami obesitas konsumsi airnya
dalam mengonsumsi makanan seperti masih banyak yang kurang dibandingkan
makanan yang digoreng dan bakso setiap yang konsumsi airnya cukup.
harinya cukup 1 kali dan tidak berlebihan Dari penelitian Sigit (2012)
sehingga tingkat kebutuhan lemak pada menyatakan total konsumsi cairan pada
mahasiswa yang obesitas maupun non remaja obesitas lebih tinggi dibandingkan
obesitas sama tetapi yang membedakan dengan remaja non obesitas
adalah frekuensi mengonsumsinya. (2074,6±369,2 berbanding 1896,6±274,7
Obesitas sebagai kondisi dimana ml) dengan p=0,035, namun kejadian
massa sel lemak berlebihan dan tidak dehidrasi lebih banyak dialami oleh
hanya didefinisikan dengan berat badan remaja obesitas (83,9%) disbanding non
saja karena pada orang-orang dengan obesitas (51,6%) dengan p=0,024. Hal ini
masa otot besar dapat dianggap sesuai dengan penelitian sebelumnya,
overweight tanpa peningkatan sel-sel yang menunjukkan adanya perbedaan
lemak. Lemak merupakan penyumbang konsumsi cairan pada remaja obesitas dan
energi terbesar dibandingkan zat gizi non obesitas. Konsumsi cairan lebih
lainnya. Satu gram lemak mengandung 9 banyak pada remaja obesitas disbanding
kkal, dibandingkan karbohidrat dan non obesitas (2,2 L berbanding 1,9 L).
protein yang menghasilkan 4 kkal per Meskipun konsumsi cairan pada remaja
gramnya. Anjuran konsumsi lemak tidak obesitas lebih tinggi disbanding remaja
melebihi 30% dari total energi yang non obesitas, namun jumlah tersebut
dianjurkan. Menurut Dietary Reference masih kurang dari pemenuhan kebutuhan
Intake’s (DRIs) tahun 2002, berdasarkan cairan yang seharusnya dikonsumsi
laporan dari National Cholesterol remaja obesitas. Jika dibandingkan
Education Program (NECP) menyatakan dengan anjuran gizi seimbang bahwa
untuk asupan lemak bagi anak-anak dan asupan air putih sehari kurang dari 8
remaja usia 4- 18 tahun perlu gelas atau setara dengan 2 L, maka
mengonsumsi lemak 25-35% dari total konsumsi cairan pada remaja obesitas dan
energi. DRIs merekomendasikan bahwa non obesitas masih kurang.
anak-anak dan remaja mengkonsumsi Anjuran minum 8 gelas sehari
sedikit lemak jenuh dan lemak trans. hanya dilakukan oleh 27,4% dari subjek
Sumber utama lemak jenuh dan lemak penelitian.Hal ini tidak sesuai dengan
trans pada remaja adalah sUP, daging, teori yang menganjurkan untuk minum
keju, margarin, kue, donat, dan es krim. ±8 gelas sehari atau setara dengan 2 L.
NECP juga merekomendasikan konsumsi Subjek penelitiannya minum air putih
kolesterol tidak lebih dari 300 mg. kurang dari 8 gelas sehari,dan 30 %
Sumber kolesterol bagi remaja adalah lainnya minum kurang dari 5 gelas
telur, daging, sUP, ayam, dan keju. sehari.Frekuensi minum air putih akan

Jurnal Gizi (Nutritions Journal)| 178


ISSN cetak 2355-9888 Halaman 170-184
Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018

memberikan gambaran kecukupan karena pada mahasiswa yang mengalami


kebutuhan cairan pada tubuh remaja. obesitas kebutuhan akan cairan sangat
Pada remaja obesitas frekuensi minum dibutuhkan sebab mahasiswa yang
minuman lainnya yang bergula tinggi obesitas sering mengeluarkan banyak
lebih banyak dilakukan remaja obesitas keringat sehingga membutuhkan cairan
(>3 kali sehari). yang lebih.
Dari Penelitian Annas (2015) Pada kenyataannya, dibandingkan
terdapat bahwa tingkat konsumsi cairan dengan kebutuhan menurut AKG yaitu
menunjukkan bahwa mahasiswa yang 2,3 liter masih banyak mahasiswa
memiliki tingkat konsumsi cairan obesitas yang mengalami kekurang-an
kategori defisit berat berjumlah 26 cairan. Apalagi jika dibandingkan dengan
mahasiswa terdiri dari kelompok obesitas kebutuhan yang lebih tinggi sekitar 2,4
sebanyak 20 responden (76,9%) dan 6 liter, maka yang terjadi adalah semakin
responden (23,1%) dari kelompok non banyak mahasiswa obesitas yang akan
obesitas. Mahasiswa yang memiliki mengalami kekurangan cairan. Hal ini
tingkat konsumsi cairan normal senada dengan hasil penelitian tentang
berjumlah 20 mahasiswa terdiri dari kebiasaan minum remaja dan asupan
kelompok non obesitas sebanyak 17 cairan remaja perkotaan di Bogor
responden (85,0%) dan 3 responden menemukan bahwa terdapat 37,3%
(15,0%) dari kelompok obesitas. remaja yang minum kurang dari 8 gelas
Konsumsi cairan dengan kategori defisit per hari dan sebesar 24,1% remaja asupan
berat sebagian besar berasal dari cairannya kurang dari 90% kebutuhan.
kelompok mahasiswa yang obesitas Berbeda dengan data Survey NHANES II
(76,9%). (1999-2002) di Amerika menemukan
Demikian juga untuk tingkat perbedaan konsumsi cairan baik dari
konsumsi cairan responden, menunjukkan makanan maupun minuman pada remaja
bahwa mahasiswa yang memiliki tingkat yang obesitas dan non obesitas diketahui
konsumsi cairan normal berjumlah 20 lebih banyak pada remaja obesitas
responden terdiri dari kelompok non sebesar 2,4 liter.
obesitas sebanyak 17 responden (85%) Kebutuhan cairan atau air pada
dan 3 responden (15%) dari kelompok mahasiswa obesitas dan non obesitas
obesitas. Mahasiswa yang memiliki sama yaitu sebanyak 2300 ml menurut
tingkat konsumsi cairan tidak normal AKG (Angka Kecukupan Gizi). Pada
berjumlah 42 responden terdiri dari 28 mahasiswa obesitas, kebutuhan akan
responden (66,7%) dari kelompok konsumsi cairan seharusnya lebih tinggi
obesitas dan 14 responden (33,3%) dari yaitu 2400 ml atau 2 gelas lebih banyak
kelompok non obesitas. Hasil uji statistik dibandingkan mahasiswa non obesitas.
Fisher Exact menunjukkan bahwa ada Mahasiswa yang mengalami obesitas
perbedaan tingkat konsumsi cairan kebutuhan akan cairan sangat dibutuhkan
mahasiswa obesitas dan non obesitas. sebab mahasiswa yang obesitas sering
Tingkat konsumsi cairan mengeluarkan banyak keringat sehingga
menunjukkan bahwa kebutuhan cairan membutuhkan cairan yang lebih. Pada
atau air pada mahasiswa obesitas dan non kenyataannya, dibandingkan dengan
obesitas sama yaitu sebanyak 2300 ml kebutuhan menurut AKG yaitu 2,3 liter
menurut AKG (Angka Kecukupan Gizi). masih banyak mahasiswa obesitas yang
Pada mahasiswa obesitas, kebutuhan akan mengalami kekurangan cairan, sebanyak
konsumsi cairan seharusnya lebih tinggi 20 mahasiswa (64,5%).
yaitu 2400 ml atau 2 gelas lebih banyak Apalagi jika dibandingkan dengan
dibandingkan mahasiswa non obesitas kebutuhan yang lebih tinggi sekitar 2,4

Jurnal Gizi (Nutritions Journal)| 179


ISSN cetak 2355-9888 Halaman 170-184
Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018

liter, maka yang terjadi adalah semakin 21 orang (25.3%), dehidrasi sedang
banyak mahasiswa obesitas yang akan sebanyak 32 orang (38.6%), dan yang
mengalami kekurangan cairan. terhidrasi baik hanya 2 orang (2.4%). Hal
Mahasiswa non obesitas sebagian besar ini menunjukkan bahwa sebagian besar
memiliki tingkat konsumsi yang normal mahasiswa yang mengalami obesitas
sebanyak 17 mahasiswa (85%), banyak yang dehidrasi, mulai dari
sedangkan 28 mahasiswa (66,7%) dehidrasi ringan hingga dehidrasi berat.
obesitas memiliki tingkat konsumsi cairan Dari hasil penelitian Prayitno
yang tidak normal. Kebutuhan cairan menunjukkan perbedaan status hidrasi
pada mahasiswa obesitas dan non pada remaja obesitas dan non obesitas.
obesitas juga dipengaruhi oleh tingkat Kejadian dehidrasi lebih banyak dialami
aktifitas sehari-hari. Pada mahasiswa pada remaja obesitas (83,9%) disbanding
obesitas terkadang aktifitas sedikit tetapi non obesitas (51,6%).Hal ini sesuai
asupan energi dan luas permukaan tubuh dengan teori yang mengatakan bahwa
sangat membutuhkan cairan, sedangkan remaja obesitas akan lebih mudah
pada maha-siswa non obesitas terkadang mengalami dehidrasi dibandingkan
aktivitas sehari hanya membutuhkan dengan yang non obesitas karena
cairan paling sedikit 1 liter. kandungan air dalam sel lemak pada
Kebutuhan air sangat bervariasi orang yang obesitas lebih rendah dari
antar individu. Besarnya kebutuhan pada kandungan air dalam sel otot.
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, jenis Penelitian ini menunjukkan bahwa remaja
pekerjaan, suhu dan kelembaban obesitas memiliki risiko 1,35 kali lebih
lingkungan serta aktivitas fisik. besar mengalami dehidrasi disbanding
Penentuan kebutuhan air untuk orang remaja yang normal. Penelitian di Bogor
sehat dapat didasarkan pada umur, berat juga menemukan sebesar 62,8 % remaja
badan, asupan energi, dan luas mengalami dehidrasi ringan.
permukaan tubuh. Konsumsi air yang Dari Penelitian Annas (2015)
cukup pada orang dewasa dalam keadaan dapat diketahui bahwa dari 62 mahasiswa
basal adalah sebanyak 2 liter dalam 24 hampir setengahnya mengalami dehidrasi
jam. Bagi orang dewasa, pengeluaran urin yaitu 27 mahasiswa terdiri dari 21
2 liter sehari dapat melarutkan berbagai responden (77,8%) dari kelompok
sisa metabolisme melalui urin dan obesitas dan 6 responden (22,2%) dari
pembuangannya dengan lancar. Bagi kelompok non obesitas. Responden yang
orang dewasa untuk minum air paling memiliki status hidrasi kurang berjumlah
sedikit 1 liter lebih banyak dari apa yang 16 responden yang terdiri dari 7
dibutuhkan rasa haus kita. Gunanya untuk responden (43,8%) dari kelompok
mengoptimalkan fungsi berbagai organ obesitas dan 9 responden (56,2%) dari
tubuh terutama jantung, pembuluh darah, kelompok non obesitas.
otak, dan saraf. Dan untuk status hidrasi, terlihat
Status Hidrasi mahasiswa Obesitas di bahwa sebagian besar mahasiswa
Universitas Pahlawan. mengalami dehidrasi yaitu berjumlah 27
Status hidrasi adalah gambaran responden yang terdiri dari 21 responden
status hidrasi mahasiswa yang obesitas di (77,8%) dari kelompok obesitas dan 6
. Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden (22,2%) dari kelompok non
bahwa mahasiswa yang mengalami obesitas. Berdasarkan hasil uji Fisher
Obesitas mempunyai status hidrasi yang Exact menunjukkan bahwa ada perbedaan
berbeda-beda. Beberapa di antaranya status hidrasi mahasiswa obesitas dan non
mengalami dehidrasi berat sebanyak 28 obesitas di Akademi Gizi Surabaya.
orang (33.7%), dehidrasi ringan sebanyak

Jurnal Gizi (Nutritions Journal)| 180


ISSN cetak 2355-9888 Halaman 170-184
Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018

Status hidrasi pada mahasiswa cairan atau air dalam sehari


obesitas cukup banyak yaitu 21 membutuhkan minimal 2 liter atau setara
mahasiswa (77,8%) hal ini disebabkan dengan 8 gelas per hari. Air merupakan
oleh mahasiwa yang obesitas volume air sebagian zat pembentuk tubuh manusia.
keluar dalam tubuh banyak sehingga Tergantung jumlah lemak yang terdapat
dapat menyebabkan dehidrasi lebih dalam tubuh, proporsi air ini berbeda
karena kehilangan cairan yang pada setiap orang. Salah satu fungsi
dikeluarkan dari tubuh. Pada obesitas, air cairan dalam tubuh adalah pengatur suhu.
tubuh total lebih rendah dibandingkan Semakin luas permukaan tubuh, semakin
dengan non obesitas karena kandungan besar kehilangan panas melalui kulit.
air di dalam sel lemak lebih rendah Lemak di bawah kulit berperan sebagai
daripada kandungan air di dalam sel otot. bahan isolasi yang mengurangi kecepatan
Dengan demikian, mahasiswa obesitas panas hilang dari tubuh.
lebih mudah mengalami kekurangan Dehidrasi dapat terjadi bila
cairan atau air dibandingkan dengan keluaran airnya adalah cairan yang
mahasiswa non obesitas. hipotonik, yaitu volume air yang keluar
Pada status hidrasi pada jauh lebih besar dari jumlah natrium yang
mahasiswa obesitas cukup banyak yaitu keluar. Hal ini akan mengakibatkan
21 mahasiswa (77,8%) hal ini disebabkan peningkatan tonisitas plasma oleh karena
oleh pada mahasiwa yang obesitas adanya peningkatan kadar natrium plasma
volume air keluar dalam tubuh banyak (hipernatremia). Akibat peningkatan
sehingga dapat menyebabkan dehidrasi tonisitas plasma, air intrasel akan
lebih akibat kehilangan cairan yang bergerak menuju ekstrasel sehingga
dikeluarkan dari tubuh. Pada obesitas, air volume cairan intrasel berkurang yang
tubuh total lebih rendah dibandingkan disebut sebagai dehidrasi, konsumsi
dengan non obesitas, hal ini dikarenakan cairan tubuh dan dehidrasi dengan
kandungan air di dalam sel lemak lebih gangguan kesehatan.
rendah daripada kandungan air di dalam
sel otot. Dengan demikian, mahasiswa KESIMPULAN DAN SARAN
obesitas lebih mudah mengalami Kesimpulan
kekurangan cairan atau air dibandingkan Berdasarkan penelitian yang telah
dengan mahasiswa non obesitas. dilakukan dan uraian pembahasan, maka
Mahasiwa yang non obesitas tingkat peneliti dapat mengambil kesimpulan
hidrasi baik sebanyak 16 mahasiswa sebagai berikut:
(84,2%) karena cairan yang dikeluarkan 1. Tingkat konsumsi energi dengan
dalam tubuh cukup sedikit sehingga tidak kategori di atas normal persentasenya
mengalami hidrasi. Terkadang pada lebih tinggi yaitu sebanyak 52 orang
mahasiswa yang obesitas pada suhu udara (62,7%) pada mahasiswa yang obesitas
yang tinggi lebih banyak mengeluarkan di UP .
cairan yang banyak bila dibandingkan 2. Tingkat konsumsi lemak dengan
pada mahasiswa yang non obesitas. kategori di atas normal persentasenya
Dengan demikian kebutuhan cairan atau lebih tinggi yaitu sebanyak 59 orang
air bagi mahasiswa obesitas sebaiknya 2 (71,1%) pada mahasiswa yang obesitas
gelas lebih banyak dibandingkan kondisi di UP
non obesitas. 3. Tingkat konsumsi air pada mahasiswa
Hal ini disebabkan oleh asupan air obesitas dengan kategori kurang
putih yang lebih banyak meningkatkan konsumsiairnya sangat tinggi
oksidasi (pembakaran lemak), sedangkan dibandingkan yang cukup tingkat
pada mahasiwa non obesitas kebutuhan konsumsi airnya yaitu sebanyak 81

Jurnal Gizi (Nutritions Journal)| 181


ISSN cetak 2355-9888 Halaman 170-184
Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018

orang (97,6%) mahasiswa kurang kehidupan. Jakarta : PenerbitPT


tingkat konsumsi airnya. Gramedia Pustaka Utama.
4. Status hidrasi menunjukkan mahasiswa Annas B, 2015. Perbedaan Tingkat
obesitas banyak yang mengalami Konsumsi Energi, Lemak,
dehidrasi, yaitu sebanyak 81 orang Cairan, dan Status Hidrasi
(97,6%) yang meliputi 28 orang Mahasiswa Obesitas dan Non Obesitas.
(33.7%) dehidrasi berat, 21 orang Indonesian Journal of Human
(25,3%) dehidrasi ringan, 32 orang Nutrition, Juni 2015, Vol.2 No.1 :
(38.6%) dehidrasi sedang dan hanya 2 11 – 22
orang (2,4%) yang terhidrasi baik. Arisman. 2007. Gizi dalam Daur
Saran Kehidupan. Kedokteran EGC.
1. Kepada seluruh mahasiswa di Jakarta.
terutama pada kelompok yang Basuki , Sulistyo. (2010). Metode
obesitas diharapkan lebih Penelitian. Jakarta : Penaku.
meningkatkan lagi mengkonsumsi air Batmanghelidj F. 2007. Air untuk
terutama air putih karena dapat Menjag Kesehatan dan
memberikan dampak positif bagi Menyembuhkan Penyakit.
kesehatan tubuh. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
2. Bagi fakultas masing masing Briawan, dkk. 2011. Kebiasaan Minum
diharapkan membuat selogan-selogan dan Asupan Cairan di
atau poster tentang pentingnya minum Perkotaan. Jurnal Klinik Gizi
air putih dan dampak yang terjadi bila Indonesia Vol 8 (1), 36-41
kurang minum. Cakrawati, D dan NH, Mustika., 2012.
3. Berkenaan akan pentingnya asupan Bahan Pangan, Gizi
air pada mahasiswa, terutama juga Cerika Rismayanthi. (2014). Hubungan
untuk mendapatkan prestasi belajar Antara Status Hidrasi dan
yang optimal, maka perlu adanya Konsumsicairan. Yogyayakarta.
program penyuluhan khusus pada Fakultas Ilmu Keolahragaan.
mahasiswa tentang pentingnya Ega, dkk. 2012. Perbedaan Konsumsi
konsumsi air bagi tubuh sehingga Cairan, Status Gizi, Aktifitas
tidak akan mengalami kekurangan Fisik, Dan Persen Lemak Tubuh
cairan atau dehidrasi, terutama bagi Pada Murid Kelas VII SLTPN 69
kelompok yang obesitas. Karena Jakarta. Forum Ilmiah Vol 9 (3)
dehidrasi dapat menyebabkan FAO/WHO/UNU. 2001. Human Energy
berbagai bahaya kesehatan seperti Requirements. Report of Join
menurunkan konsentrasi belajar, FAO/WHO/UNU expert
kurang fokus dalam menerima consultation: Rome. Diakses
pelajaran, gangguan kesehatan melalui http://www.fao.org/3/a-
lainnya. y5686e.pdf pada 12 MEI 2017
Hardinsyah, Dodik Briawan, et al. Studi
DAFTAR PUSTAKA Kebiasaan Minum dan Status
Adriani, M dan Wijatmadi, B., 2014. Hidrasi pada Remaja dan
Pengantar Gizi Masyarakat. Dewasa di Wilayah Ekologi yang
Kencana Prenada Media Group. Berbeda. Bogor: Perhimpunan
Jakarta. Peminat Gizi dan Pangan
Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Indonesia (Persagi),
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Departemen Gizi Masyarakat Fema IPB
Almatsier S, Susirah Soetardjo. 2011. Bogor, Danone Aqua Indonesia;
Gizi Seimbang dalam daur 2009.

Jurnal Gizi (Nutritions Journal)| 182


ISSN cetak 2355-9888 Halaman 170-184
Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018

Hardinsyah, Gustam dan Briawan 2012. (PURI).html pada 22 Oktober


Faktor risiko dehidrasi pada 2017.
remaja dan dewasa Indonesia. Prayitno, dkk. 2012. Perbedaan
Jurnal Gizi dan Pangan Vol 8. Konsumsi Cairan dan Sratus
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Riset Hidrasi Pada Remaja Obesitas
Kesehatan Dasar Tahun 2010. dan Non Obesitas. Journal Of
Jakarta. Badan Penelitian dan Nutrition College, 1(1)
Pengembangan Kesehatan Rachma Paramita. 2009.
Kementrian Kesehatan Kebiasaan Minum, Kebutu
RI Diakses melalui Kecenderungan Dehidrasi Siswi Sekolah
http://diskes.baliprov.go.id/files/s Dasar . Skripsi. Departemen Gizi
ubdomain/diskes/Januari%202015 Masyarakat, Fakultas Ekologi
/RIS KESDAS%202010.pdf pada Manusia,Institut Pertanian Bogor.
07 MEI 2017. Riance , Maya. 2012. Gambaran Status
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Hudrasi Pada Siswa/I SMA
Kesehatan Dasar Tahun 2013. Triguna Utama Tahun
Jakarta. Badan Penelitian dan 2011.Jakarta : Skripsi Fakultas
Pengembangan Kesehatan Kedoktran dan Ilmu Kesehatan
Kementrian Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
RI. Diakses melalui Program Studi Kesehatan
http://www.depkes.go.id/resource Masyarakat Jurusan Gizi.
s/download/general/Hasil%20Risk Santoso BI, Hardinsyah. 2011. Air bagi
esdas %202013.pdf pada 07 MEI Kesehatan. Jakarta: Centra
2017. Communications
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Profil
Siti Kesehatan
Wardana K.N.Indonesia
(2014). Perbedaan
Tahun 2014.
Jakarta:Kementrian Kesehatan RI. Kebiasan Minum dan Status
Diakses melalui Hidrasi pada
http://www.depkes.go.id/resource Remaja Overweight dan Non-Overweight
s/download/pusdatin/profil- di SMK Batik 1 Surakarta.
kesehatan-indonesia/profil- Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan,
kesehatan-indonesia-2014.pdf Universitas Muhammadiyah
pada 7 Juni 2017. Surakarta.
Khairunissa A, dan Fillah F. 2013. Sunita Almatsier. (2005). Prinsip Dasar
Hubungan Konsumsi Cairan Ilmu Gizi. Jakarta. PT Gramedia
Dengan Status Hidrasi Pada Pustaka Utama.
Pekerja Industri Laki-laki. Tamsuri, Anas. 2009. Klien Gangguan
Journal Of Nutrition College, Vol Keseimbangan Cairan dan
2, Nomor 4, halaman 547-556. Elektrolit : Seri Asuhan
Online di : http//ejournal- Keperawatan. Jakarta : Penerbit
s1.undip.ac.id/index.php/jnc. buku kedokteran EGC.
Perhimpunan Dokter Gizi Medik WHO. 2015. Obesity and Overweight.
Indonesia (PDGMI). Pentingnya Diakses melalui
Minum Air untuk Mencegah http://www.who.int/mediacentre/f
Dehidrasi. 2010. Diakses melalui actsheets/fs311/en/ pada 20 MEI
http:// 2017.
medicastore.com/seminar/106/Cegah WHO. 2005. Nutrients in drinking
Dehidrasi Ringan Dengan water. Geneva. Diakses melalui
Pemeriksaan Urin Sendiri http://www.who.int/mediacentre/f

Jurnal Gizi (Nutritions Journal)| 183


ISSN cetak 2355-9888 Halaman 170-184
Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018

actsheets/fs311/en/ pada 11
JUNI2017.
WHO. 2007. Growth reference 5-19 years. Diakses melalui
http://www.who.int/growthref/who2007_bumi
_for_age/en/index.html. Pada 15 JUNI
2017.

Jurnal Gizi (Nutritions Journal)| 184

Anda mungkin juga menyukai