Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dehidrasi
1. Definisi Dehidrasi
memiliki peran penting dalam fungsi metabolisme sel tubuh. Dehidrasi adalah
banyak dari pada cairan yang masuk (Buanasita et al., 2015). Konsumsi
Rismayanthi, 2016).
Cairan dalam tubuh manusia bekerja secara terus menerus terutama pada
Kringat bukan hanya yang dihasilkan oleh air dalam proses metabolisme,
namun air juga dapat di peroleh melalui konsumsi asupan cairan sehari-hari,
sehingga apabila cairan di dalam tubuh berkurang dan jika terjadi dalam
jangka waktu yang cukup lama serta tidak segera diimbangi dengan
10
11
Dieny, 2017) :
excess)
cairan elektrolit dapat menjadi parah bila disertai lamanya aktivitas fisik yang
berada di udara panas serta adanya faktor individu seperti usia, status gizi,
dan kebiasaan pola minum pada remaja (Nilamsari et al., 2018). Dehidrasi
urinasi, serta adanya peningkatan denyut nadi dan respirasi (Merita et al.,
2018).
menjadi tiga bagian yaitu pertama dehidrasi ringan, kedua dehidrasi sedang,
dan ketiga dehidrasi berat (Abdillah & Jusoh, 2018). Dehidrasi ringan dapat
12
dilihat dari 4% berat badan, dehidrasi sedang 6% dari berat badan dan
Rasa lemas, rasa haus berlebih , pusing, pegal, kram otot , cepat lelah dan
pandangan menjadi gelap pada posisi berdiri lama, perubahan suasana hati
(mood), penurunan konsentrasi merupakan tanda dan gejala yang dirasakan pada
tingkat dehidrasi ringan (Bahrudin & Nafara, 2019). Pada tingkat yang lebih
berat ketika tubuh mengalami kehilangan cairan <6% berat badan dapat
menimbulkan kekakuan pada otot, kegagalan fungsi ginjal, bibir membiru dan
bisa berakibat fatal atau menyebabkan kematian (Sari & Nindya, 2017)
rentan usia yaitu usia 10-14 tahun merupakan usia remaja awal , usia 15-17
tahun merupakan usia remaja menengah, usia 18-20 tahun merupakan usia
remaja akhir dan usia 20-30 tahun merupakan tahap awal remaja dewasa
(Febriyanti & Widartika, 2018). Menurut Briawan et al., (2011) usia remaja
b. Jenis Kelamin
yang dikeluarkan. Selain itu komponen air dalam tubuh laki-laki lebih banyak
mengalami masa pubertas dan masa lemak tubuh yang lebih tinggi, sehingga
c. Status gizi
perkembangan yang optimal pada usia remaja, komposisi nilai gizi yang
terkena penyakit. Selain itu status gizi juga dapat membantu untuk
dehidrasi. Asupan cairan pada seseorang dengan status gizi normal dan non
obesitas berbeda dengan asupan cairan pada obesitas yaitu asupan cairan
pada obesitas 2 kali lebih banyak daripada seseorang dengan status gizi
d. Overweight
asupan cairan dalam tubuh, kandungan air dalam tubuh obesitas lebih
sedikit daripada non obesitas hal tersebut dikarenakan kandungan air dalam
sel lemak lebih rendah dari pada kandungan air dalam sel otot, sehingga
asupan cairan dan mengalami dehidrasi daripada orang dengan non obesitas
e. Aktivitas fisik
lebih dari 3000 mL/jam (Merita et al., 2018). Semakin tinggi aktivitas fisik
yang dilakukan oleh tubuh, maka semakin banyak konsumsi air yang di
4. Dampak Dehidrasi
fisik yang kuat. Kondisi fisik yang kuat dapat dipenuhi dengan asupan cairan
yang cukup sehingga tubuh dapat terhidrasi dengan baik. Asupan cairan yang
tidak terpenuhi dapat memicu terjadinya faktor dehidrasi pada tubuh, dehidrasi
memiliki dampak negatif yang dapat menggu aktivtas sehari-hari seperti sakit
yang diakibatkan dari kurangnya cairan dalam darah, dan membuat aliran darah
menjadi lambat sehingga jantung harus ekstra bekerja untuk memompa darah
hal tersebut dapat memicu terjadinya tekanan darah tingi (Samodra, 2020).
5. Fisiologi Dehidrasi
Air merupakan komponen terbesar dalam tubuh manuisa 60% pada orang
dewasa terdiri atas air. Jumlah cairan dalam tubuh terkait pada usia, jenis
kelamin serta drajat status gizi pada seseorang. Cairan tubuh terbagi menjadi dua
a. Cairan Intraseluler
terdiri kurang lebih 2/3 cairan dalam tubuh pada orang dewasa.
b. Cairan Ekstraseluler
interstitial meiliki jumlah yang lebih banyak dari pada plasma, 4/5 cairan
interstitial terdiri dari cairan ekstraseluler sedangkan plsma terdiri dari 1/5
cairan intraseluler.
tubuh sebanyak 10,5 g/hari, sementara itu pengeluaran garam dari dalam
tubuh sebnyak 0.5 g/hari melwati keringat dan fases, sedangkan 10 g/hari
tekanan darah tinggo. Selain itu ginjal ikut serta berperan dalam proses
18
sekresi natirum yang dapat menjadi faktor risiko adanya gangguan fungsi
ginjal.
dipilih karna mudah untuk dilakukan, waktu analisis singkat, sering dilakukan,
ketepatan baik serta rendahnya resiko bagi subjek. Pengambilan sample urin
menggunakan botol kaca bening, setalah itu urin di bandingkan dengan warna
dehidrasi dengan baik, nomer 4-6 bersatus dehidrasi sedang, dan nomer 7-8
B. Tekanan Darah
jantung pada saat menekan darah terhadap arteri ketika jantung memompakan
darah ke seluruh tubuh (Puspita & Widajati, 2017). Tekanan darah terbagi
tekanan rendah karena pada saaat jantung beristirhat .Tekanan darah dapat
20
dikatakan normal pada saat tekanan darah sistolik kurang dari 120 mmHg,
2015)
a. Usia
b. Jenis kelamin
tekanan darah pada perempuan atau laki laki. Laki laki cenderung
c. Genetik
pengaturan garam serta renin membran sel (Agustina & Raharjo, 2015).
21
d. Gaya hidup
2019).
Tekanan darah dikatakan normal yaitu ketika darah sistolik <120 mmHg
sisitolik ≤ 100 mmHg, sehingga pada setiap organ dari badan tidak menerima
aliran darah yang cukup dapat menimbulkan terjadinya gejala darah rendah
sebesar 160 mmHg dan tekanan diastolik sebesar 95mmHg (Agustina &
Raharjo, 2015).
Perubahan tekanan darah dapat di picu oleh 2 faktor utama yaitu volume
darah dalam sisitem sirkulasi dan adanya hambatan terhadap tekanan darah.
hendak berdiri dari duduk, konsentrasi menurun, pandangan menjadi kabur, dan
sebagai berikut :
a. Curah Jantung
dan curah jantung dapat menurun ketika waktu tidur atau beristirahat,
atau asupan cairan yang kurang, volume darah yang berkurang dapat
b. Resistensi Perifer
diameter dan tonus otot pada pembuluh darah. Semakin besar ukuran
menurun
c. Volume Darah
tetap, jika terjadi peningkatan pada volume darah maka akan memicu
system sirkulasi.
e. Elastisitas Arteri