Dehidrasi Kel 7 Patologi Klinik
Dehidrasi Kel 7 Patologi Klinik
DEHIDRASI
OLEH
KELOMPOK VII
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
Patologi Klinik tentang Dehidrasi.
Kami berterima kasih pada bapak dr. Dicky Yuswardi Wiratma, M.Kes, AIFO-K,
selaku Dosen mata kuliah Patologi Klinik yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya, sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa depan.
Kelompok 7
(Penyusun)
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dehidrasi merupakan suatu proses ketika cairan dalam tubuh seimbang (euhidrasi)
ke status cairan dalam tubuh berkurang (hipodehidrasi). Dehidrasi yang disebabkan oleh
gangguan keseimbangan cairan elektrolit dapat menjadi parah bila disertai lamanya
aktivitas fisik yang berada di udara panas serta adanya faktor individu seperti usia, status
gizi, dan kebiasaan pola minum pada remaja (Nilamsari et al., 2018). Dehidrasi dapat
menyebabkan hilangnya nafsu makan,pusing, lemas, menurunnya urinasi, serta adanya
peningkatan denyut nadi dan respirasi (Merita et al., 2018).
Tingkatan dehidrasi berdasarkan keparahannya dibagi menjadi tiga, yaitu
dehidrasi ringan/dehidrasi jangka pendek, dehidrasi sedang dan dehidrasi berat (Kit dan
Tong, 2008). Dehidrasi ringan atau yang biasa disebut dehidrasi jangka pendek adalah
kondisi ketika tubuh kehilangan cairan karena pengeluaran air lebih banyak daripada
pemasukan dalam jangka waktu yang pendek. Dehidrasi berat adalah dehidrasi jangka
panjang yang berdampak buruk bagi kesehatan bahkan mampu menyebabkan kematian
(AFIC, 1999 dalam Kit dan Tong, 2008).
Dehidrasi jangka pendek akan berdampak buruk bagi tubuh karena dapat
menyebabkan berkurangnya 20,0% performa baik aktifitas fisik maupun mental, kenaikan
suhu internal tubuh, konsentrasi belajar menurun, sakit kepala, melemahkan anggota
gerak, hipotonia, hipotensi, taki kardia, tingkat kebugaran jasmani menurun, performa
kognitif menurun, gangguan psikologis berupa gangguan perasaan subjektif (mood)
sehingga dapat menurunkan produktifitas kerja (Ganio et al., 2011; Barasi, 2007).
Dehidrasi yang terjadi terus menerus akan berdampak serius pada kesehatan karena
menyebabkan penyakit kanker, penyakit jantung koroner, penyakit ginjal, kelainan
bronkopulmonari dan kematian (Jiang et al, 2008; Santoso dkk, 2011; Brown, 2005).
Dehidrasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu konsumsi cairan, status gizi,
wilayah ekologi, suhu tubuh, ekonomi, pengeluaran air, jenis kelamin, usia, pengetahuan,
serta aktifitas fisik (Santoso dkk, 2012; Tamsuri, 2009; Berman dkk, 2009; Hardinsyah
dkk, 2009; Brenna dkk, 2012).
Konsumsi cairan sangat dibutuhkan oleh tubuh karena air memiliki banyak fungsi
yang dibutuhkan oleh tubuh yaitu sebagai pengatur suhu, media transportasi zat gizi dan
5
B. TUJUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Dehidrasi
e. Aktivitas fisik
aktivitas fisik merupakan gerak tubuh yang melibatkan otot-otot
skeletal dan menyebabkan pengeluaran energi. Akivitas fisik tergolong
menjadi 3 yaitu, aktivitas fisik ringan,sedang,berat. Selama aktivitas
ringan yang dilakukan di suhu lingukan dingin atau sedang tubuh dapat
memproduksi keringat mencapai 100 mL/jam sedangkan aktivitas fisik
pada lingkungan panas individu dapat mengeluarkan keringat mencapai
lebih dari 3000 mL/jam (Merita et al., 2018). Semakin tinggi aktivitas
fisik yang dilakukan oleh tubuh, maka semakin banyak konsumsi air yang
di butuhkan dan semakin berpeluang untuk mengalami dehidrasi
11
D. Dampak Dehidrasi
Seorang mahasiswi mempunyai berbagai macam aktivitas serta kegiatan
pengembangan diri yang menuntut untuk mempunyai ketahanan serta kondisi
fisik yang kuat. Kondisi fisik yang kuat dapat dipenuhi dengan asupan cairan
yang cukup sehingga tubuh dapat terhidrasi dengan baik. Asupan cairan yang
tidak terpenuhi dapat memicu terjadinya faktor dehidrasi pada tubuh, dehidrasi
memiliki dampak negatif yang dapat menggu aktivtas sehari-hari seperti sakit
kepala, mengantuk, mual, perubahan mood, menurunkan daya tahan tubuh,
ingatan jangka pendek, gangguan keseimbangan, serta dapat berdampak pada
penurunan kognitif yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar pada
mahasiswi (Ramadhan, 2020).
Menurut Kramer et al., (2012) dehidrasi dapat berdampak buruk terhadap
kardiovaskular yaitu dapat memicu terjadinya penurunan volume darah,
tekanan darah menurun, peningkatan denyut nadi serta penuruhan curah
jantung.
E. Fisiologi Dehidrasi
Air merupakan komponen terbesar dalam tubuh manuisa 60% pada orang
dewasa terdiri atas air. Jumlah cairan dalam tubuh terkait pada usia, jenis
kelamin serta drajat status gizi pada seseorang. Cairan tubuh terbagi menjadi
dua komponen : (William, 2017)
a. Cairan Intraseluler
Ciran intraseluler merupakan cairan yang terdapat di dalam sel,
terdiri kurang lebih 2/3 cairan dalam tubuh pada orang dewasa.
b. Cairan Ekstraseluler
Cairan ekstraseluler merupakan cairan yang terdapat di luar sel,
cairan ekstraseluler mencangkup plasma dan cairan interstitial. Cairan
12
interstitial meiliki jumlah yang lebih banyak dari pada plasma, 4/5 cairan
interstitial terdiri dari cairan ekstraseluler sedangkan plsma terdiri dari 1/5
cairan intraseluler.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
16
17
18
19
2
3
4