Oleh :
Icha Aurel Fresyana I1E018012
Adhi M Hisyam I1E018023
Wasis Harnomo I1E018025
Bayu Setyawan I1E018045
Evan Pranata I1E018063
Segala puji kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia yang diberikan, sehingga Laporan Praktikum Fisologi Olahraga ini bisa
terselesaikan dengan baik. Adapun laporan ini kami susun sebagai bagian dari
tugas mata kuliah Fisiologi Olahraga.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
C. Tujuan Praktikum......................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
BAB III.............................................................................................................................6
A. Waktu dan Tempat.................................................................................................6
B. Alat dan Bahan.......................................................................................................6
C. Langkah Kerja........................................................................................................6
BAB IV..............................................................................................................................8
A. Hasil..........................................................................................................................8
B. Pembahasan...............................................................................................................9
BAB V.............................................................................................................................10
A. Kesimpulan.............................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTKA........................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air memiliki banyak fungsi antara lain sebagai pelarut, penyusun struktur
sel, katalisator proses enzimatis, pengisi ruang antar sendi, pengatur suhu tubuh,
berperan dalam peredaran darah, dan ekskresi sisa metabolisme. Air juga menjaga
konsistensi fisik dan kimia pada cairan intrasel dan ekstrasel, sehingga berperan
langsung dalam mengatur suhu tubuh (Mahan, 2004).
Air merupakan komponen terbesar dalam tubuh dan separuh dari tubuh kita
terdiri dari air. Tubuh manusia rata-rata tersusun atas 63% air, 17% lemak, 6%
mineral, 1% karbohidrat dan vitamin. Seseorang kehilangan 40% lemak dan
protein dapat terjadi penurunan berat badan tetapi masih mampu bertahan hidup,
akan tetapi kehilangan 20% air dapat menyebabkan kematian.
Kandungan air tubuh berbeda antar manusia tergantung pada proporsi
jaringan otot dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung lebih banyak otot
mengandung lebih banyak air dibandingkan tubuh yang mengandung banyak
lemak (Bredbenner, 2009).
Kebutuhan air meningkat seiring peningkatan usia. Secara normal, tubuh
akan kehilangan cairan melalui urin, keringat, maupun feses. Untuk menjaga agar
kondisi dan fungsi cairan tubuh tidak terganggu, kehilangan cairan tersebut harus
diganti. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan air atau terjadi kehilangan air sekitar
5% dari berat badan maka tubuh akan mengalami dehidrasi (Sawka et all, 2007).
Dehidrasi adalah ketika tubuh kehilangan cairan tubuh dalam jumlah besar
dan dapat menyebabkan rasa haus, hilangnya nafsu makan, menurunnya urinasi,
pusing, lemah, sakit otot, meningkatnya denyut nadi dan respirasi, gangguan
penampakan fisik dan pengaturan temperatur.4 Banyak orang mengasumsikan
bahwa haus merupakan indikator saat tubuh membutuhkan air, haus merupakan
regulator utama asupan cairan. Haus timbul akibat adanya kehilangan cairan,
bahkan dalam jumlah sedikit.
1
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya dehidrasi seperti,
jenis kelamin, usia, status gizi, aktivitas fisik, suhu tubuh, dan suhu lingkungan.
Pada status gizi obesitas air tubuh total lebih rendah dibandingkan dengan orang
yang tidak obesitas, kandungan air di dalam sel lemak lebih rendah dari pada
kandungan air di dalam sel otot sehingga orang obesitas lebih mudah kekurangan
air dibandingkan dengan orang yang tidak obesitas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menghitung status hidrasi dengan menggunakan
pengukuran IMT?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui cara
menghitung status hidrasi dengan menggunakan pengukuran IMT dan melakukan
pengkajian literatur mengenai artikel penelitian tentang status hidrasi atlet.
2
BAB II
DASAR TEORI
IMT atau sering juga disebut indeks Quatelet pertama kali ditemukan oleh
seorang ahli matematika Lambert Adolphe Jacques Quatelet adalah alat
pengukuran komposisi tubuh yang paling umum dan sering digunakan. Beberapa
studi telah mengungkapkan bahwa IMT adalah alat pengukuran yang berguna
untuk mengukur obesitas, dan telah direkomendasikan untuk evaluasi klinik pada
obesitas anak (Daniels et al, 1997).
Rumus IMT :
Berat Badan ( kg )
IMT = ( Tinggi Badan )2 ( m )
Kriteria :
3
meningkatkan kualitas hidup dan memelihara kesehatan, olahraga juga dapat
merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani (Yuliatin, 2012 :11).
Penilaian A B C
Lihat : keadaan Baik, sadar Gelisah Lesu, lunglai,
umum atau tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
dan kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
4
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa, Haus, ingin Malas minum
tidak haus minum banyak atau tidak bias
minum
Periksa : Turgor Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat
kulit lambat
Hasil Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan Dehidrasi berat
pemeriksaan
3) Pemeriksaan urin,
(BB1−BB 2)
Status Hidrasi = BB1
x 100%
Keterangan :
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
C. Langkah Kerja
1. Probandus mengukur berat badan awal (pre exercise) pada timbangan
digital dan mengukur tinggi badan.
2. Data yang ditampilkan lalu dicatat pada lembar praktikum.
3. Menghitung IMT probandus dengan rumus seperti berikut :
Berat Badan ( kg )
IMT = ( Tinggi Badan )2 ( m )
6
6. Kedua probandus diberikan perlakuan berupa Havard Step Test yaitu
probandus melakukan latihan naik turun bangku selama 5 menit dengan
menggunakan stopwatch dan metronome.
7. Ketika sudah melakukan Havard Step Test segera menimbang berat badan
pada timbangan digital.
8. Lalu catat kembali berat badan kedua (post exercise) pada lembar
praktikum.
9. Kemudian hitung prosentase cairan yang hilang setelah melakukan latihan
dengan rumus Status Hidrasi.
10. Ketika sudah mengetahui prosentase cairan tubuh tersebut, lihat pada tabel
kategori dehidrasi.
7
BAB IV
A. Hasil
Data Probandus Laki-laki
Nama : Wasis Harnomo
Jenis Kelamin :L
Usia : 20 tahun
Tinggi Badan :174 cm
Berat Badan 1 (Pre Exercise) : 60,3 kg
Berat Badan 2 (Post Exercise) : 60,3 kg
Kategori IMT : Berat badan ideal
Status Hidrasi : Normal
Wasis : Icha :
(BB1−BB 2) (BB1−BB 2)
Status Hidrasi = x Status Hidrasi = x
BB1 BB1
100% 100%
(60,3−60,3) (55,0−55,0)
= x = x
60,3 55,0
100% 100%
= 0 (Normal) = 0 (Normal)
8
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada praktikum tersebut, kedua
probandus yang memiliki IMT kategori berat badan ideal tidak mengalami
perubahan berat badan antara sebelum latihan dan sesudah latihan.
9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
IMT merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan
berdasarkan indeks quatelet {berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat
tinggi badan dalam meter (kg/m2 )}.
Setelah dilakukan tes pada kedua probandus dengan jenis kelamin yang
berbeda, keduanya memiliki kategori IMT berat badan ideal. Setelah dilakukan
latihan (exercise) keduanya tidak menunjukkan penurunan berat badan yang
artinya kedua probandus tersebut tidak mengalami dehidrasi atau dalam keadaan
terhidrasi dengan baik.
B. Saran
Sebaiknya seorang atlet selalu mengonsumsi makanan yang bergizi dan
menjaga status hidrasinya. Agar dapat menjaga keseimbangan dalam beraktivitas.
10
DAFTAR PUSTKA
Muina, Anita. 2013. Tes Kebugaran Jasmani (Physical Flitnes Test) Menurut
Havard Step Up Test. https://anitamuina.wordpress.com/2013/02/11/tes-kebugaran-
jasmani-physical-fiitnes-test-menurut-harvard-step-up-test/. Diakses 21 November 2019
Putriana, Dittasari. 2015. Status Hidrasi Sebelum dan Sesudah Latihan Atlet Sepak Bola
Remaja : Jurnal Gizi Indonesia. Vol 3 (2) (hlm. 86-93). Semarang.
Aulia, Aisyah, Merita. 2018. Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Status Hidrasi pada
Remaja di SMA Negeri 5 Kota Jambi : Jurnal Ilmu Kesehtan Masyarakat. Vol 9 (3) (hlm.
207-215). Jambi.
11