Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali untuk memenuhi
salah satu persyaratan menyelesaikan Program Sarjana Keperawatan
Oleh :
I Gusti Ayu Agung Sridana Suryadewi
NIM. 17.321.2721
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dehidrasi merupakan suatu kondisi tubuh yang kekurangan cairan akibat intake
cairan lebih kecil daripada output cairan tubuh. Dehidrasi hanya merujuk pada
kontraksi volume intrasvaskular dijelaskan secara jelas sebagai penipisan volume atau
dehidrasi berat (kehilangan cairan lebih dari 8% dari BB semula). Gejala yang
ditimbulakan dari masalah dehidrasi, mulai yang ringan seperti rasa haus yang
meningkat, mukosa bibir yang kering, kelemahan dan keletihan, dan berlanjut pada
turgor kulit yang kering, peningkatan suhu tubuh, perubahan tanda tanda vitas seperti
Minum yang direkomendasikan sekitar dua liter air sehari, tetapi hasil survey
menemukan bahwa 37% dari mereka yang disurvei hanya minum satu liter air sehari,
dengan 18% minum kurang dari satu liter sehari. Hasil survei yang dilakukan pada
pengemudi menunjukkan bahwa pengemudi laki-laki lebih sadar akan risiko bahaya
setara dengan melebihi batas mengemudi dalam keadaan mabuk sehubungan dengan
cairan pada subejek penelitian di 13 negara. Proporsi peserta survei yang tidak
memenuhi rekomendasi EFSA AI untuk konsumsi air berkisar 80 poin pada anak-
anak dan remaja (dari 10% di Uruguay hingga >90% di Belgia) dan sekitar 40% usia
dewasa pria dan wanita (antara 20–30% di Jerman dan 60–80% di Jepang) (Zhou,
2017).
Menurut survey dari Morin (2018) asupan cairan total harian (Total Fluid
Intake) dari masing-masing jenis tingkatan konsumsi air, dengan konsumsi rendah
16%, konsumsi air rendah yang disertai konsumsi susu 19%, tingkat konsumsi
menengah sebesar 29%, tingkat konsumsi air tinggi sebesar 27 %, dan tingkat
konsumsi air sangat tinggi sebesar 8%. Peserta dengan tingkat konsumsi air rendah
berada di Negara Brasil dengan prevalensi (33%), orang Meksiko (27%) dan warga
Argentina (22%). Orang Indonesia kurang terwakili dalam kelompok ini hanya
sebesar (2%). Untuk tingkat konsumsi air sedang Negara Indonesia menjadi yang
Konsumsi air di Indonesia konsisten dengan asupan tinggi air minum dari
rumah, air minum menyumbang 84% dari cairan yang dikonsumsi saat makan oleh
orang Indonesia. Sebaliknya, di Brasil, Uruguay, Argentina, Meksiko, dan Cina,
minuman lain merupakan bagian dari mayoritas cairan yang dikonsumsi saat makan.
Ketidakpatuhan terhadap AI EFSA untuk cairan secara signifikan lebih tinggi pada
pria daripada pada wanita di Indonesia, Brasil, Argentina, Meksiko dan Polandia
(Iglesia, 2015).
Selain kurangnya konsumsi air putih, pola konsumsi minuman berisiko juga
tahun 2018 seperti prevalensi konsumsi minuman berenergi lebih dari 1 kali dalam
satu hari yaitu 1,7% dan 1-6 kali seeminggu 6,1%, sedangkan untuk minuman
bersoda untuk konsumsi lebih dari 1 botol dalam sehari menunjukan angka 2,2% dan
yang mengkonsumsi 1-6 kali dalam 1 minggu sebanyak 6%. Data yang lebih kecil
ditunjukan oleh hasil Riskesdas di Provinsi Bali dengan tingkat konsumsi minuman
berenergi sebesar 1,2% lebih dari 1 kali dalam satu hari dan 1-6 kali seminggu 5,4%,
Nasional sebesar 2,2% untuk konsumsi lebih dari 1 kali dalam sehari dan 17,8%
untuk konsumsi 1-6 kali dalam seminggu (Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
berkeringat terlalu banyak akibat berada di tempat yang panas tanpa disertai
penyeimbangan cairan yang masuk, keringat ini banyak mengandung natrium dan
klorida sehingga tubuh dpat kekurangan elektrolt. Panebab lainnya bisa diakibatkan
berisiko lebih tinggi untuk mengalami dehidrasi akut dan kronis. Sementara dehidrasi
akut dapat dibalikkan dengan memberikan asupan cairan yang cukup, dehidrasi
kronis dapat menyebabkan kerusakan organ seperti endapan pembuluh darah dan batu
berisiko 2,88 kali mengalami dehidrasi dibandingkan orang yang berada di dataran
tinggi. Orang yang memiliki suhu tubuh di luar batas normal berisiko 1,54 kali
mengalami dehidrasi dibandingkan orang yang memiliki suhu tubuh normal. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah ekologi di dataran rendah dimana suhu
Lingkungan kerja di Kota Denpasar pada tahun 2017 rata-rata suhu Kota Denpasar
sebesar 27,6ºC. Pada Juni 2018 jika dilihat dari suhu rata-rata selama bulan juni
dibandingkan dengan suhu rata-rata normal terlihat terdapat peningkatan juga dimana
suhu rata-rata normal sebesar 26,7 °C dan suhu rata-rata bulan juni sebesar 27,1°C.
Data normal suhu maksimum untuk bulan Juli 2018 adalah 30,0°C, sedangkan pada
bulan Juni 2018, sebagian besar data suhu maksimum yang tercatat berada di dibawah
berbaya bagi seseorang. Salah satu pekerja yang bekerja dibawah cuaca panas ada
Ojek Online. Ojek menurt KBBI adalah sepeda atau sepeda motor yang
Denpasar pengemudi ojek online bekerja dengan rata – rata jam kerja 12 jam perhari
dengan jam minimal 3 jam dan jam maksimal 20 jam kerja. Pengemudi ojek online
sering kali harus bekerja di siang hari dan dibawah terik matahari dengan durasi 6
jam di siang hari yang terik. Pengendara ojek online seringkali tidak membawa air
pada saat bekerja, dan hanya beristirahat sekali dalam sehari atau hanya pada saat
tidak ada panggilan dari aplikasi, namun apabila sedang padat panggilan pengendara
cenderung tidak istirahat dan tidak menyempatkan untuk minum dengan alasan tidak
membawa minum, dan perlu berhenti untuk membelinya, sedangkan disaat yang
naungan para pengendara ojek online tidak memberikan tunjangan kesehatan maupun
asuransi kepada pengendara, dan tidak ada penyuluhan kesehatan bagi pengendara
ojek online dari perusahaan naungan mereka masing – masing. Namun dalam aplikasi
yang digunakan terdapat fitur yang terkadang mengingatkan waktu istriahat bagi para
pengendara yang bekerja berlebihan, misalkan pada saat jam makan pagi, siang, dan
malam, serta mengingatkan istirahat pada saat pengendara terlalu banyak, terkadang
fitur ini yang dapat membantu pengendara dalam mengingatkan untuk istirahat
kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya. Menurut Nurarif (2015) kondsi dehidrasi
cairan tubuh kronis dapat menyebabkan penurunan fungsi sel saraf. Lebih dari dua
dari tiga (67%) pengemudi Inggris gagal mengenali gejala utama dehidrasi, termasuk
keterlambatan respon, kehilangan fokus, dan kram otot. Efek ini berpotensi
penyebab kematian nomor 2 di dunia setelah penyakit jantung iskemik (WHO, 2019).
Secara global, kelelahan pada pengendara menyebabkan lebih dari 20% kecelakaan
lalu lintas dan lebih dari 25% kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan fatal dan
serius (The Royal Society for the Prevention of Accidents, 2017). Menurut hasil
berkontribusi sebanyak 72,7% terhadap seluruh kasus cedera akibat kecelakaan lalu
pengendara ojek online ini perlu disadari dengan menggantikan air yang hilang
melalui penguapan dan keringat dengan asupan air yang cukup. Kondisi lain seperti
suhu tubuh, jenis kelamin, status gizi, pengetahuan dan sikap serta khususnya tingkat
asupan air juga perlu diperhatikan dalam rangka untuk menjaga keseimbangan air
tubuh. Pemberian pengetahuan mengenai asupan cairan dan dehidrasi mungkin dapat
Pola minum yang tidak sehat karena kurangnya konsumsi air dan konsumsi air
yang tidak sehat akan meningkatkan risiko dehidrasi sehingga perlu dilakukan
pengaturan tingkat konsumsi air. Dalam mengatur tingkat konsumsi air pada
seseorang yang bekerja mobile dan dalam waktu lama tidak mudah karena bekerja
dilokasi yang riskan dan dalam kondisi berpindah pindah. Peningkatan status hidrasi
dapat diawali dengan meningkatkan motivasi diri dalam konsumsi air yang baik.
Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut
bertindak. Orang biasanya bertindak karena suatu alasan untuk mencapai suatutujuan.
Jadi, motivasi adalah sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan dan jarang
semuanya serupadengan motif, yang merupakan asal dari katamotivasi (Malthis dan
Jackson, 2009).
Motivasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi intrinsik dan
sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari luar individu. Motivasi
akan mendukung perilaku (Suarli dan Bahtiar, 2009). Motivasi akan dilaksanakan
dengan baik apabila seseorang mengatahui manfaat yang bisa diambil sehingga
Hasil penelitian lain mengatakan bahwa pengetahuan yang rendah akan menyebabkan
motivasi untuk melaksanakan dietberkurang karena merasa tidak ada keluhan atau
dapat dilakukan dengan memberikan edukasi mengenai asupan cairan yang sehat dan
dehidrasi, maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara
tingkat pengetahuan driver ojek online dengan motivasi dalam mencegah dehidrasi.
B. Rumusan Masalah
yaitu: “Apakah ada hubungan pengetahuan pola minum yang sehat dengan motivasi
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
a. Mengukur pengetahuan pola minun yang sehat pada komunitas ojek online di
denpasar
di Denpasar.
Dari hasil penelitian yang nantinya akan diperoleh, peneliti berharap hal
tersebut memberikan manfaat. Manfaat dari penelitian yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis.
1. Manfaat teoritis
a. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi ilmiah di bidang
dehidrasi.
b. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar acuan bagi peneliti
ojek online di denpasar dan menganalisa faktor lainnya yang berkaitan dengan
risiko dehidrasi.
2. Manfaat praktis
b. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada pengendara ojek online dan
masyarakat dalam rangka mengurangi risiko dehidrasi pada pekerja ojek online.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan pengetahuan peneliti, penelitian mengenai “Hubungan
terkait yang pernah dilakukan dan sejenis dengan penelitian ini adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Riska Dwi Kusuma tahun 2016 mengenai
Timu”. Dari penelitian ini, diperoleh Hasil Lansia berpengetahuan baik yang
mengalami dehidrasi diukur dengan warna urin dan berat jenis urin sebanyak 20%
dan 24% dan lansia pengetahuan sedang didapatkan sebanyak 6% dan 8%, serta
lansia yang berpengetahuan kurang sebanyak 18% dan 12%. Kesimpulan. Tidak
hidrasi pada lansia dengan nilai P >0,005. Berdasarkan perbedaan penelitian yang
penulis lakukan antara lain dengan sampel lansia di Posyandu sedangkan dalam
penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan sample pekerja ojek online
penelitian ini juga berbeda teknik sampling, penelitian yang dilakukan dalam
pengumpulan data yang menggunakan kuesioner, dan penelitian ini sama sama
Usia Produktif Usia 19-49 Di Yayasan Kasih Keluarga , Pejaten , Jakarta Selatan”
sebagian besar (92,4%) subjek berusia 30-49 tahun dan tingkat pendidikan
sebagian besar (45,5%) adalah lulusan SD. Selain itu, sebagian besar subjek
adalah 2771,52 ± 1111,83 mL/ hari dan sebagian besar (66,7%) memiliki asupan
(p=0,079) antara tingkat pengetahuan dan asupan cairan. Sebanyak 52,4% subjek
yang berpengetahuan buruk memilki asupan cairan adekuat. Hal ini menunjukan
terdapat faktor lain disamping pengetahuan yang memengaruhi asupan cairan pada
penulis lakukan antara lain dengan subjek perempuan produktif usia 19-49 tahun
pekerja ojek online penelitian ini juga berbeda teknik sampling, penelitian yang