Anda di halaman 1dari 13

USULAN PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN POLA MINUM YANG SEHAT DENGAN


MOTIVASI PENCEGAHAN TERJADINYA DEHIDRASI PADA
KOMUNITAS OJEK ONLINE DI DENPASAR

Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali untuk memenuhi
salah satu persyaratan menyelesaikan Program Sarjana Keperawatan

Oleh :
I Gusti Ayu Agung Sridana Suryadewi
NIM. 17.321.2721

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dehidrasi merupakan suatu kondisi tubuh yang kekurangan cairan akibat intake

cairan lebih kecil daripada output cairan tubuh. Dehidrasi hanya merujuk pada

dehidrasi intraseluler sedangkan kehilangan cairan ekstraseluler yang menyebabkan

kontraksi volume intrasvaskular dijelaskan secara jelas sebagai penipisan volume atau

hipovolemia (Lacey, 2019).

Dehidrasi dapat diklasifikasikan menjadi dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2-

5% dari BB semula), dehidrasi sedang kehilangan cairan 5% dari BB semula), dan

dehidrasi berat (kehilangan cairan lebih dari 8% dari BB semula). Gejala yang

ditimbulakan dari masalah dehidrasi, mulai yang ringan seperti rasa haus yang

meningkat, mukosa bibir yang kering, kelemahan dan keletihan, dan berlanjut pada

turgor kulit yang kering, peningkatan suhu tubuh, perubahan tanda tanda vitas seperti

nadi dan nafas, sampai ke kehilangan kesadaran ( Nurarif, 2015).

Minum yang direkomendasikan sekitar dua liter air sehari, tetapi hasil survey

menemukan bahwa 37% dari mereka yang disurvei hanya minum satu liter air sehari,

dengan 18% minum kurang dari satu liter sehari. Hasil survei yang dilakukan pada

pengemudi menunjukkan bahwa pengemudi laki-laki lebih sadar akan risiko bahaya

dehidrasi bagi pengemudi dibandingkan perempuan, dengan 62% pengemudi laki-laki

mengaku sadar dibandingkan dengan 55% pengemudi perempuan.Secara


keseluruhan, 84% pengemudi menganggap mengemudi dalam keadaan mabuk lebih

berbahaya daripada mengemudi dalam keadaan dehidrasi, padahal penelitian yang

dilakukan oleh Universitas Loughborough mengungkapkan bahwa dehidrasi ringan

setara dengan melebihi batas mengemudi dalam keadaan mabuk sehubungan dengan

dampaknya terhadap kesalahan pengemudi (Alisova, 2017).

Pada 2015, data survei 7 dari 13 negara menunjukkan kesenjangan asupan

cairan pada subejek penelitian di 13 negara. Proporsi peserta survei yang tidak

memenuhi rekomendasi EFSA AI untuk konsumsi air berkisar 80 poin pada anak-

anak dan remaja (dari 10% di Uruguay hingga >90% di Belgia) dan sekitar 40% usia

dewasa pria dan wanita (antara 20–30% di Jerman dan 60–80% di Jepang) (Zhou,

2017).

Menurut survey dari Morin (2018) asupan cairan total harian (Total Fluid

Intake) dari masing-masing jenis tingkatan konsumsi air, dengan konsumsi rendah

16%, konsumsi air rendah yang disertai konsumsi susu 19%, tingkat konsumsi

menengah sebesar 29%, tingkat konsumsi air tinggi sebesar 27 %, dan tingkat

konsumsi air sangat tinggi sebesar 8%. Peserta dengan tingkat konsumsi air rendah

berada di Negara Brasil dengan prevalensi (33%), orang Meksiko (27%) dan warga

Argentina (22%). Orang Indonesia kurang terwakili dalam kelompok ini hanya

sebesar (2%). Untuk tingkat konsumsi air sedang Negara Indonesia menjadi yang

terbesar, dengan 38%.

Konsumsi air di Indonesia konsisten dengan asupan tinggi air minum dari

rumah, air minum menyumbang 84% dari cairan yang dikonsumsi saat makan oleh
orang Indonesia. Sebaliknya, di Brasil, Uruguay, Argentina, Meksiko, dan Cina,

minuman lain merupakan bagian dari mayoritas cairan yang dikonsumsi saat makan.

Ketidakpatuhan terhadap AI EFSA untuk cairan secara signifikan lebih tinggi pada

pria daripada pada wanita di Indonesia, Brasil, Argentina, Meksiko dan Polandia

(Iglesia, 2015).

Selain kurangnya konsumsi air putih, pola konsumsi minuman berisiko juga

dapat mempengaruhi status hidrasi seseorang, di Indonesia menurut data Riskesdas

tahun 2018 seperti prevalensi konsumsi minuman berenergi lebih dari 1 kali dalam

satu hari yaitu 1,7% dan 1-6 kali seeminggu 6,1%, sedangkan untuk minuman

bersoda untuk konsumsi lebih dari 1 botol dalam sehari menunjukan angka 2,2% dan

yang mengkonsumsi 1-6 kali dalam 1 minggu sebanyak 6%. Data yang lebih kecil

ditunjukan oleh hasil Riskesdas di Provinsi Bali dengan tingkat konsumsi minuman

berenergi sebesar 1,2% lebih dari 1 kali dalam satu hari dan 1-6 kali seminggu 5,4%,

sedangkan tingkat konsumsi minuman berkarbonasi di Provensi Bali melebihi skala

Nasional sebesar 2,2% untuk konsumsi lebih dari 1 kali dalam sehari dan 17,8%

untuk konsumsi 1-6 kali dalam seminggu (Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Penyebab dehidrasi menurut Syaifuddin (2014) salah satunya adalah

berkeringat terlalu banyak akibat berada di tempat yang panas tanpa disertai

penyeimbangan cairan yang masuk, keringat ini banyak mengandung natrium dan

klorida sehingga tubuh dpat kekurangan elektrolt. Panebab lainnya bisa diakibatkan

karena muntah, diare, dan deuresis.


Sebuah studi menunjukkan bahwa individu bekerja di lingkungan yang panas

berisiko lebih tinggi untuk mengalami dehidrasi akut dan kronis. Sementara dehidrasi

akut dapat dibalikkan dengan memberikan asupan cairan yang cukup, dehidrasi

kronis dapat menyebabkan kerusakan organ seperti endapan pembuluh darah dan batu

ginjal. (Bardosono, 2014)

Sebuah penelitian menyatakan bahwa orang yang tinggal di dataran rendah

berisiko 2,88 kali mengalami dehidrasi dibandingkan orang yang berada di dataran

tinggi. Orang yang memiliki suhu tubuh di luar batas normal berisiko 1,54 kali

mengalami dehidrasi dibandingkan orang yang memiliki suhu tubuh normal. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah ekologi di dataran rendah dimana suhu

lingkungan yang panas berisiko besar menyebabkan dehidrasi (Gustam, 2012).

Lingkungan kerja di Kota Denpasar pada tahun 2017 rata-rata suhu Kota Denpasar

sebesar 27,6ºC. Pada Juni 2018 jika dilihat dari suhu rata-rata selama bulan juni

dibandingkan dengan suhu rata-rata normal terlihat terdapat peningkatan juga dimana

suhu rata-rata normal sebesar 26,7 °C dan suhu rata-rata bulan juni sebesar 27,1°C.

Data normal suhu maksimum untuk bulan Juli 2018 adalah 30,0°C, sedangkan pada

bulan Juni 2018, sebagian besar data suhu maksimum yang tercatat berada di dibawah

data normal dengan rata-rata 29,6°C (BMKG, 2018)

Dehidrasi yang dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan kondisi yang

berbaya bagi seseorang. Salah satu pekerja yang bekerja dibawah cuaca panas ada

Ojek Online. Ojek menurt KBBI adalah sepeda atau sepeda motor yang

ditambangkan dengan cara memboncengkan penumpang atau penyewanya. Menurut


study pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhdap beberapa ojek online di kota

Denpasar pengemudi ojek online bekerja dengan rata – rata jam kerja 12 jam perhari

dengan jam minimal 3 jam dan jam maksimal 20 jam kerja. Pengemudi ojek online

sering kali harus bekerja di siang hari dan dibawah terik matahari dengan durasi 6

jam di siang hari yang terik. Pengendara ojek online seringkali tidak membawa air

pada saat bekerja, dan hanya beristirahat sekali dalam sehari atau hanya pada saat

tidak ada panggilan dari aplikasi, namun apabila sedang padat panggilan pengendara

cenderung tidak istirahat dan tidak menyempatkan untuk minum dengan alasan tidak

membawa minum, dan perlu berhenti untuk membelinya, sedangkan disaat yang

bersamaan berkejar-kejaran dangan waktu pesanan yang sempit. Perusahaan aplikasi

naungan para pengendara ojek online tidak memberikan tunjangan kesehatan maupun

asuransi kepada pengendara, dan tidak ada penyuluhan kesehatan bagi pengendara

ojek online dari perusahaan naungan mereka masing – masing. Namun dalam aplikasi

yang digunakan terdapat fitur yang terkadang mengingatkan waktu istriahat bagi para

pengendara yang bekerja berlebihan, misalkan pada saat jam makan pagi, siang, dan

malam, serta mengingatkan istirahat pada saat pengendara terlalu banyak, terkadang

fitur ini yang dapat membantu pengendara dalam mengingatkan untuk istirahat

sejenak dari kepaadatan pekerjaan.

Kondisi dehidrasi pada pengendara kendaraan bermotor dapat memicu

kelelahan. Kelelahan pada pengendara merupakan masalah serius yang menyebabkan

kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya. Menurut Nurarif (2015) kondsi dehidrasi

dapat menyebabkan penurunan sirkulasi pada tubuh, metabolism sel menurun


sehingga terjadi kelemahan dan keletihan, pada kondisi tertentu kekurangan volume

cairan tubuh kronis dapat menyebabkan penurunan fungsi sel saraf. Lebih dari dua

dari tiga (67%) pengemudi Inggris gagal mengenali gejala utama dehidrasi, termasuk

keterlambatan respon, kehilangan fokus, dan kram otot. Efek ini berpotensi

membahayakan pengemudi dan orang lain. Kecelakaan lalulintas merupakan

penyebab kematian nomor 2 di dunia setelah penyakit jantung iskemik (WHO, 2019).

Secara global, kelelahan pada pengendara menyebabkan lebih dari 20% kecelakaan

lalu lintas dan lebih dari 25% kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan fatal dan

serius (The Royal Society for the Prevention of Accidents, 2017). Menurut hasil

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, pengendara sepeda motor

berkontribusi sebanyak 72,7% terhadap seluruh kasus cedera akibat kecelakaan lalu

lintas di Indonesia (Kemenkes, 2019).

Kondisi dehidrasi yang dapat berdampak buruk pada kondisi kebugaran

pengendara ojek online ini perlu disadari dengan menggantikan air yang hilang

melalui penguapan dan keringat dengan asupan air yang cukup. Kondisi lain seperti

suhu tubuh, jenis kelamin, status gizi, pengetahuan dan sikap serta khususnya tingkat

asupan air juga perlu diperhatikan dalam rangka untuk menjaga keseimbangan air

tubuh. Pemberian pengetahuan mengenai asupan cairan dan dehidrasi mungkin dapat

dipertimbangkan dalam penanganan risiko dehidrasi (Gustam, 2012).

Pola minum yang tidak sehat karena kurangnya konsumsi air dan konsumsi air

yang tidak sehat akan meningkatkan risiko dehidrasi sehingga perlu dilakukan

pengaturan tingkat konsumsi air. Dalam mengatur tingkat konsumsi air pada
seseorang yang bekerja mobile dan dalam waktu lama tidak mudah karena bekerja

dilokasi yang riskan dan dalam kondisi berpindah pindah. Peningkatan status hidrasi

dapat diawali dengan meningkatkan motivasi diri dalam konsumsi air yang baik.

Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut

bertindak. Orang biasanya bertindak karena suatu alasan untuk mencapai suatutujuan.

Jadi, motivasi adalah sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan dan jarang

munculdalam kekosongan. Kata - kata kebutuhan, keinginan, hasrat, dan dorongan,

semuanya serupadengan motif, yang merupakan asal dari katamotivasi (Malthis dan

Jackson, 2009).

Motivasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik.intrinsik yaitu motivasi yang datang dari dalam individu,

sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari luar individu. Motivasi

akan mendukung perilaku (Suarli dan Bahtiar, 2009). Motivasi akan dilaksanakan

dengan baik apabila seseorang mengatahui manfaat yang bisa diambil sehingga

dibutuhkan pengetahuan yang memadai tentang hal tersebut. Pengetahuan yang

rendah dapat mempengaruhi persepsi seseorang (Sousa dan Zauseniewski, 2005).

Hasil penelitian lain mengatakan bahwa pengetahuan yang rendah akan menyebabkan

motivasi untuk melaksanakan dietberkurang karena merasa tidak ada keluhan atau

sakit (Pollard, 2002). Untuk meningkatkan motivasi mencegah terjadinya dehidrasi

dapat dilakukan dengan memberikan edukasi mengenai asupan cairan yang sehat dan
dehidrasi, maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara

tingkat pengetahuan driver ojek online dengan motivasi dalam mencegah dehidrasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu masalah penelitian

yaitu: “Apakah ada hubungan pengetahuan pola minum yang sehat dengan motivasi

pencegahan terjadinya dehidrasi pada komunitas ojek online di Denpasar”?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

pengetahuan pola minum yang sehat dengan motivasi pencegahan terjadinya

dehidrasi pada komunitas ojek online di Denpasar.

2. Tujuan khusus

a. Mengukur pengetahuan pola minun yang sehat pada komunitas ojek online di

denpasar

b. Mengukur motivasi pencegahan terjadinya dehidrasi pada komunitas ojek online

di Denpasar.

c. Menganalisa hubungan pengetahuan pola minum yang sehat dengan motivasi

pencegahan terjadinya dehidrasi pada komunitas ojek online di Denpasar.


D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang nantinya akan diperoleh, peneliti berharap hal

tersebut memberikan manfaat. Manfaat dari penelitian yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis.

1. Manfaat teoritis

a. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi ilmiah di bidang

keperawatan dalam pengembangan promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya

dehidrasi.

b. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar acuan bagi peneliti

selanjutnya dalam melakukan penelitian serupa mengenai faktor yang

mempengaruhi motivasi dalam mencegah terjadinya dehidrasi pada komunitas

ojek online di denpasar dan menganalisa faktor lainnya yang berkaitan dengan

risiko dehidrasi.

2. Manfaat praktis

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan pertimbangan pada perawat komunitas

untuk mengetahui hubungan dari tingkat pengetahuan mengenai asupan cairan

dan dehidrasi terhadap risiko dehidrasi untuk kemudian dapa diertimbangkan

dalam mengadakan promosi kesehatan.

b. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada pengendara ojek online dan

masyarakat dalam rangka mengurangi risiko dehidrasi pada pekerja ojek online.

E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan pengetahuan peneliti, penelitian mengenai “Hubungan

Pengetahuan Pola Minum Yang Sehat Dengan Motivasi Pencegahan Terjadinya

Dehidrasi Pada Komunitas Ojek Online Di Denpasar” belum pernah dilakukan,

sehingga keaslian penelitian ini dapat di pertanggungjawabkan. Adapun penelitian

terkait yang pernah dilakukan dan sejenis dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Riska Dwi Kusuma tahun 2016 mengenai

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Asupan Cairan terhadap Status Hidrasi pada

Lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Banjar Serasan Kecamatan Pontianak

Timu”. Dari penelitian ini, diperoleh Hasil Lansia berpengetahuan baik yang

mengalami dehidrasi diukur dengan warna urin dan berat jenis urin sebanyak 20%

dan 24% dan lansia pengetahuan sedang didapatkan sebanyak 6% dan 8%, serta

lansia yang berpengetahuan kurang sebanyak 18% dan 12%. Kesimpulan. Tidak

terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan asupan cairan terhadap status

hidrasi pada lansia dengan nilai P >0,005. Berdasarkan perbedaan penelitian yang

penulis lakukan antara lain dengan sampel lansia di Posyandu sedangkan dalam

penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan sample pekerja ojek online

penelitian ini juga berbeda teknik sampling, penelitian yang dilakukan dalam

penelitian ini mengguakan teknik purposive sampling sedangkan peneliti akan

menggunakan icidental sampling . Persamaannya terletak pada instrument

pengumpulan data yang menggunakan kuesioner, dan penelitian ini sama sama

menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian corelational

dan pendekatan crossectional analytic.


2. Penelitian yang dilakukan oleh Damar Upahita dkk tahun 2013 mengenai

“Asupan Cairan Dan Hubungannya Dengan Tingkat Pengetahuan Pada Perempuan

Usia Produktif Usia 19-49 Di Yayasan Kasih Keluarga , Pejaten , Jakarta Selatan”

. Penelitiain ini mendapatkan hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

sebagian besar (92,4%) subjek berusia 30-49 tahun dan tingkat pendidikan

sebagian besar (45,5%) adalah lulusan SD. Selain itu, sebagian besar subjek

(43,9%) memiliki pengetahuan cukup. Secara keseluruhan asupan cairan subjek

adalah 2771,52 ± 1111,83 mL/ hari dan sebagian besar (66,7%) memiliki asupan

cairan yang adekuat. Penelitian ini membuktikan tidak terdapat hubungan

(p=0,079) antara tingkat pengetahuan dan asupan cairan. Sebanyak 52,4% subjek

yang berpengetahuan buruk memilki asupan cairan adekuat. Hal ini menunjukan

terdapat faktor lain disamping pengetahuan yang memengaruhi asupan cairan pada

perempuan produktif usia 19-49 tahun. Berdasarkan perbedaan penelitian yang

penulis lakukan antara lain dengan subjek perempuan produktif usia 19-49 tahun

sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan sample

pekerja ojek online penelitian ini juga berbeda teknik sampling, penelitian yang

dilakukan dalam penelitian ini mengguakan teknik total sampling sedangkan

peneliti akan menggunakan icidental sampling . Persamaannya terletak pada

instrument pengumpulan data yang menggunakan kuesioner, dan penelitian ini

sama sama menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian

corelational dan pendekatan crossectional analytic.

Anda mungkin juga menyukai