Pentingnya air putih ini sebaiknya juga harus diimbangi dengan pengetahuan
masyarakat bahwa air mineral menjadi prioritas utama untuk menjaga kesehatan tubuh.
Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat air putih bagi kesehatan tubuh juga dapat
memberikan peluang bagi remaja untuk tidak memperhatikan kebutuhan air untuk
tubuhnya. Kebiasaan untuk sulit membiasakan minum air putih bagi remaja dikarenakan
stimulan dari luar atau dengan kata lain remaja sudah terbiasa dengan minuman selain air
putih.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulana pada tahun 2010 (dalam
Januarisman, 2015: 21) dengan responden remaja di SMU Muthahari Bandung,
menyatakan bahwa perilaku remaja hampir semuanya tidak minum air, baik itu saat makan
maupun hang out. Banyak minuman-minuman yang menawarkan berbagai rasa, warna dan
sebagainya sehingga membuat mereka lebih tertarik mengkonsumsi minuman-minuman
tersebut. Mereka beranggapan dengan minuman-minuman tersebut juga sudah dapat
menggantikan kebutuhan air dalam tubuhnya. Jauh dari itu mereka tidak mengetahui
manfaat lebih dari air minum bagi kesehatan tubuh walaupun tidak berwarna ataupun
berasa.
Masalah kurang air juga bukan saja masalah di Indonesia, tetapi juga masalah
global. Dalam bukunya, Santoso (2011: 1-2) memaparkan sebuah penelitian di Hongkong
pada orang dewasa menunjukkan bahwa 50% subjek minum air putih kurang dari 8 gelas
per hari, bahkan 30% diantaranya minum kurang dari 5 gelas per hari. Penelitian di
Singapura menunjukkan bahwa kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun)
merupakan kelompok yang banyak mengalami kekurangan air, sebagian besar wanita
hanya minum air 5-6 gelas per hari dan pria minum 6-8 gelas per hari, padahal standar
minum air putih yang baik adalah 8 gelas per hari. Alasan yang paling sering ditemui pada
subjek di Singapura yang tidak cukup minum adalah karena, 1) mereka tidak merasa haus,
2) lupa untuk minum, 3) merepotkan, dan 4) tidak mau sering ke kamar kecil. Sebanyak
70% subjek minum setelah merasa haus, padahal haus dirasakan setelah tubuh kekurangan
air sekitar 1% yang dapat berpotensi menimbulkan gangguan pada fungsi tubuh, mood, dan
kognitif.
Saat ini pengetahuan remaja maupun masyarakat mengenai air minum masih sangat
minim. Sebagian dari mereka hanya mengetahui air minum sebagai kebutuhan sehari-hari
tanpa mengetahui jenis minuman apa yang baik untuk tubuh mereka dan betapa pentingnya
peran air putih untuk kesehatan mereka. Kebutuhan air putih setiap orang berbeda-beda,
tergantung dari ukuran fisik, umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan lingkungannya. Akan
tetapi, secara umum asupan air putih yang baik untuk remaja ataupun dewasa yaitu sekitar
2 liter atau setara dengan 8 gelas per hari, karena dengan ukuran atau takaran ini sudah
dapat memenuhi kebutuhan air (cairan) dalam tubuh.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah strategi media edukasi yang tepat dalam
memberikan informasi tentang manfaat air pitih dan mampu mengajak remaja untuk
mengubah pola hidup agar lebih memperhatikan pentingnya mengkonsumsi air putih
daripada jenis air lainnya. Sehingga masyarakat tahu betapa pentingnya mengonsumsi air
putih yang cukup sebagai asupan untuk tubuh.
Daftar Pustaka:
Haryono, Koko. 2014. Khasiat & Keajaiban Air Putih. Jakarta: Dunia Sehat.
Januarisman. (2015). Perancangan Media Edukasi sebagai Salah Satu Cara untuk Merubah
Perilaku agar Lebih Mengkonsumsi Air Minum bagi Remaja Akhir di Kota Bandung.
Jurnal Komunikasi, 2(1): 21-26.
Pratiwi, Uddy Herlia & Rahayu, Esthi. 2013. Perilaku Mengkonsumsi Air Putih Ditinjau
dari Persepsi terhadap Perilaku Kesehatan. Semarang [Tesis]. Semarang [ID]:
Universitas Katolik Soegijapranta Semarang.
Santoso, Budi Iman, dkk. 2011. Air bagi Kesehatan. Jakarta: Citra Communications.