Anda di halaman 1dari 28

PERTEMUAN

MONITORING DAN EVALUASI


PROGRAM P2TB
KOTA PASURUAN

Pasuruan, 08 September 2015


Di RM. Kebon Pring Pasuruan
SITUASI dan KEBIJAKAN
PENGENDALIAN TB
Situasi TB secara Global

Epidemiologi global, WHO 2013 :


• Diperkirakan ada 8,6 juta kasus TB pada
tahun 2012 , dimana 1,1 juta orang (13%)
pasien TB-HIV
• Diperkirakan ada 450.000 orang menderita
TB-MDR dan 170.000 orang diantaranya
meninggal dunia (33,33%)
• Dari 2,9 juta kasus, kematian akibat TB
410.000 (14,2 %) dan 160.000 diantaranya tjd
pada wanita dg HIV positif (39%)
Epidemiologi global, WHO 2013 :
• Kasus TB anak 6% (530.000 anak/tahun),
dengan kematian sebanyak 74.000 (8%)
• Meskipun jumlah kasus TB dan Kematian TB
tetap tinggi untuk penyakit yang bisa dicegah
dan disembuhkan, fakta menunjukkan
keberhasilan dlm pengendalian TB.
• Peningkatan insidensi TB secara global telah
berhasil dihentikan dan tren menurun sebanyak
2% tahun 2012. Angka kematian turun 45% bila
dibanding tahun 1990.
Situasi TB di Indonesia
 Penyebab kematian utama sesudah peny.
jantung & peny. pernafasan
 75 % penderita TB adalah kelompok usia
yang paling produktif secara ekonomi (15 -
50 Th)
 Pada tahun 2012 diperkirakan ada sekitar
130.000 kasus TB yang diperkirakan ada
tetapi belum terlaporkan
 1 penderita BTA positif dalam satu tahun
menulari 10 - 15 penduduk
Case Notification Rate (per 100.000 penduduk)
per provinsi tahun 2014
INDONESIA 94
SULUT 243
MALUKU 209
SULTRA 177
GORONTALO 152
DKI JAKARTA 149
NTB 135
SUMUT 126
JABAR 124
MALUT 119
KALBAR 119
SUMBAR 117
SULTENG 116
SULSEL 112
KEPRI 110
SULBAR 109
KALSEL 102
PAPUA BARAT 98
BABEL 98
SUMSEL 96
JATIM 94
KALTIM 92
PAPUA 90
KALTENG 90 SEMUA KASUS
JAMBI 86
NTT 84 BTA POS BARU
JATENG 77
LAMPUNG 76
RIAU 70
BENGKULU 68
BALI 68
BANTEN 58
NAD 48
DIY 47
0 50 100 150 200 250
Success Rate per provinsi tahun 2013
INDONESIA 69.5%
LAMPUNG 90.5%
NTB 89.7%
SUMBAR 88.3%
BALI 87.8%
JATIM 86.7%
GORONTALO 81.3%
KALTIM 79.5%
JABAR 79.0%
KALSEL 79.0%
SULBAR 78.1%
SUMSEL 77.1%
SULTENG 75.6%
KALTENG 75.4%
SULSEL 74.7%
SUMUT 72.7%
DKI JAKARTA 71.4%
NTT 69.8%
SULTRA 67.7%
RIAU 67.5%
MALUKU 62.6%
KEPRI 59.8%
PAPUA BARAT 56.0%
JATENG 55.0%
BANTEN 52.3%
BENGKULU 51.6%
NAD 47.5%
MALUT 46.4%
DIY 44.1%
BABEL 43.6%
JAMBI 31.1%
KALBAR 30.4%
SULUT 22.9%
PAPUA 21.1%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Sumber: Laporan SITT 1 per 31 Januari 2015
Situasi TB di Jawa Timur
Kasus TB di Jawa Timur menempati peringkat ke-2 di
Indonesia setelah Jawa Barat
Permasalahan TB di Jawa Timur tidak hanya
bedasarkan jumlah kasus yang banyak, tetapi juga
disebabkan pada angka penemuan yang masih
rendah serta terkonsentrasinya kasus TB MDR
Data tahun 2014 dilaporkan sebanyak 42.312 kasus
(111/100.00) dan 22.550 pasien baru BTA Pos (CDR=
55%)
Angka keberhasilan pengobatan pasien TB
(SR) di 12 kabupaten/kota kurang dari 90%.
(Target Th. 2013 : 30 kabupaten/kota : SR >=
90%
MAPPING ANGKA PENEMUAN PENDERITA TB DI JAWA TIMUR
TAHUN 2012 -2014

2012 2013

2014

< 30 % 30 - 69 % > 70 %
JUMLAH KASUS TB YANG DIOBATI DI
JAWA TIMUR TAHUN 2004-2014

45.000 41.404 42.440 41.180 42.312


39.165 38.040
40.000 37.511
35.975 37.116
35.000 33.344

30.000 28.624
26.007 25.512
25.000 23.06822.660 23.679 22.609 23.410 23.703
22.550
20.924
20.000 16.789
15.000
10.000
5.000
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
SEMUA KASUS BTA POSITIF BARU
ANGKA CDR KAB-KOTA DI PROV. JATIM TAHUN 2014
0 20 40 60 80 100 120 140
PACITAN 16
NGANJUK 21
TRENGGALEK 25
KOTA BATU 30
BLITAR 30
TULUNGAGUNG 31
PONOROGO 33
MALANG 35
SIDOARJO 38
KOTA PROBOLINGGO 41
NGAWI 42
BANGKALAN 44
SAMPANG 44
KEDIRI 45
KOTA BLITAR 46
MOJOKERTO 49
JOMBANG 51
MAGETAN 52
BANYUWANGI 53
TUBAN 53
JATIM 55
GRESIK 56
PASURUAN 58
KOTA MALANG 59
BONDOWOSO 61
LUMAJANG 65
KOTA SURABAYA 67
MADIUN 67
PROBOLINGGO 67
BOJONEGORO 72
LAMONGAN 73
KOTA KEDIRI 75
SUMENEP 79
SITUBONDO 79
JEMBER 80
KOTA MADIUN 82
KOTA MOJOKERTO 100
PAMEKASAN 103
KOTA PASURUAN 137
JUMLAH PASIEN TB ANAK KAB-KOTA DI PROV. JATIM
TAHUN 2013 SD 2014
KOTA BATU 1418
KOTA SURABAYA 127 274
KOTA MADIUN 10 16
KOTA MOJOKERTO 49 77
KOTA PASURUAN 37
37
KOTA PROBOLINGGO 02
KOTA MALANG 101 140
KOTA BLITAR 04
KOTA KEDIRI 60
59
SUMENEP 83 89
PAMEKASAN 34 62
SAMPANG 41 58
BANGKALAN 2326
GRESIK 36 94
LAMONGAN 43 118
TUBAN
BOJONEGORO
48
17 23
TH. 2014 TH. 2013
NGAWI 2427
MAGETAN 58 70
MADIUN 51 73
NGANJUK 18 51
JOMBANG 12 20
MOJOKERTO 23 44
SIDOARJO 7275
PASURUAN 229
225
PROBOLINGGO 49 58
SITUBONDO 75 92
BONDOWOSO 1217
BANYUWANGI 88 107
JEMBER 196
198
LUMAJANG 47 101
MALANG 51 74
KEDIRI 38 63
BLITAR 11 18
TULUNGAGUNG 25 55
TRENGGALEK 30 66
PONOROGO 89 99
PACITAN 7 15

0 50 100 150 200 250 300


JUMLAH PASIEN TB ULANG KAB-KOTA DI PROV. JATIM TAHUN 2013 SD 2014
0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350
PACITAN 11
PONOROGO 58
TRENGGALEK 37
TULUNGAGUNG 1321
BLITAR 27
29
KEDIRI 27
20
MALANG 63 78
LUMAJANG 1824
JEMBER 7886
BANYUWANGI 23
21
BONDOWOSO 2429
SITUBONDO 1620
PROBOLINGGO 11 36
PASURUAN 33
32
SIDOARJO 64
68
MOJOKERTO 1317
JOMBANG 8
6
NGANJUK
MADIUN
0
0
89
TH. 2014 TH. 2013
MAGETAN 610
NGAWI 7 22
BOJONEGORO 14
TUBAN 27
27
LAMONGAN 11 29
GRESIK 19
19
BANGKALAN 10
10
SAMPANG 27 40
PAMEKASAN 14 25
SUMENEP 25 59
KOTA KEDIRI 25 36
KOTA BLITAR 38
KOTA MALANG 83 97
KOTA PROBOLINGGO 13 28
KOTA PASURUAN 14
16
KOTA MOJOKERTO 37
KOTA MADIUN 1625
KOTA SURABAYA 297 336
KOTA BATU 03
ANGKA KESEMBUHAN PASIEN TB BARU BTA (+) KAB-KOTA DI PROV.
JATIM TAHUN 2013
0 25 50 75 100
PACITAN 6
KOTA BATU 52
SAMPANG 62
KOTA MOJOKERTO 63
KOTA KEDIRI 68
KOTA SURABAYA 70
KOTA MALANG 72
KOTA BLITAR 74
MALANG 76
PASURUAN 79
BANGKALAN 80
TULUNGAGUNG 80
KOTA MADIUN 81
SUMENEP 82
BLITAR 82
GRESIK 84
SIDOARJO 85
JATIM 85
NGAWI 85
PONOROGO 86
KOTA PASURUAN 87
JOMBANG 88
PROBOLINGGO 89
BONDOWOSO 89
SITUBONDO 90
KOTA PROBOLINGGO 90
LAMONGAN 91
MOJOKERTO 91
KEDIRI 91
MADIUN 92
JEMBER 92
MAGETAN 92
PAMEKASAN 94
BANYUWANGI 94
LUMAJANG 94
NGANJUK 96
TRENGGALEK 96
TUBAN 97
BOJONEGORO 98
ANGKA SUKSES RATE PASIEN TB BARU BTA (+) KAB-KOTA DI PROV.
JATIM TAHUN 2013
0 25 50 75 100
KOTA BLITAR 76
KOTA SURABAYA 78
KOTA BATU 80
SAMPANG 81
KOTA KEDIRI 82
KOTA MALANG 83
BLITAR 86
MALANG 89
GRESIK 89
TULUNGAGUNG 89
JOMBANG 90
PROBOLINGGO 90
KOTA MADIUN 90
PASURUAN 90
NGAWI 91
JATIM 91
KOTA PASURUAN 91
BONDOWOSO 92
SIDOARJO 93
LAMONGAN 93
PONOROGO 93
JEMBER 93
PAMEKASAN 94
KOTA MOJOKERTO 94
MADIUN 94
SUMENEP 94
MAGETAN 94
BANGKALAN 95
SITUBONDO 95
KOTA PROBOLINGGO 95
LUMAJANG 95
BANYUWANGI 96
TRENGGALEK 97
TUBAN 97
PACITAN 97
KEDIRI 98
NGANJUK 98
BOJONEGORO 98
MOJOKERTO 98
ANGKA DROP OUT PASIEN TB BARU BTA (+) KAB-KOTA
DI PROV. JATIM TAHUN 2013
0 2 4 6 8 10 12 14
PACITAN 0
KOTA MADIUN 0
KEDIRI 0
MOJOKERTO 0
NGANJUK 0
MAGETAN 0
BOJONEGORO 1
KOTA PROBOLINGGO 1
MADIUN 1
SITUBONDO 1
TUBAN 1
BANYUWANGI 1
TRENGGALEK 2
KOTA MOJOKERTO 2
LUMAJANG 2
BONDOWOSO 2
LAMONGAN 2
BANGKALAN 2
JEMBER 2
SUMENEP 2
KOTA PASURUAN 3
NGAWI 3
PAMEKASAN 3
MALANG 3
KOTA KEDIRI 3
SIDOARJO 3
PROBOLINGGO 4
JATIM 4
TULUNGAGUNG 4
PASURUAN 4
PONOROGO 4
JOMBANG 5
BLITAR 5
KOTA BLITAR 7
GRESIK 7
KOTA BATU 8
KOTA MALANG 8
KOTA SURABAYA 13
SAMPANG 13
PROPORSI JENIS TB YANG DITEMUKAN
DI JAWA TIMUR TAHUN 2014
Kegiatan Pengendalian TB
mengacu pada saat ini:
BUKU PEDOMAN NASIONAL
PENGENDALIAN
TUBERKULOSIS TAHUN 2014
KEBIJAKAN PENGENDALIAN TB
NASIONAL (1)
• Pengendalian TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas
desentralisasi dalam kerangka otonomi dengan Kabupaten/kota
sebagai titik berat manajemen program, yang meliputi:
perencanaan, pelaksanaan,monitoring dan evaluasi serta
menjamin ketersediaan sumber daya (dana, tenaga, sarana dan
prasarana).
• Pengendalian TB dilaksanakan dengan menggunakan strategi
DOTS sebagai kerangka dasar dan memperhatikan strategi
Global untuk mengendaliakan TB (Global Stop TB Strategi)
• Penguatan kebijakan ditujukan untuk meningkatkan komitmen
daerah terhadap program pengendalian TB.
KEBIJAKAN PENGENDALIAN TB
NASIONAL (2)
• Penguatan pengendalian TB dan pengembangannya ditujukan terhadap
peningkatan mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan
pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan
mencegah terjadinya TB resisten obat.
• Penemuan dan pengobatan dalam rangka pengendalian TB dilaksanakan
oleh seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), dan Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL), meliputi Puskesmas, RS
Pemerintah dan swasta, RS Paru, Balai Besar atau Balai Kesehatan Paru
Masyarakat, Klinik Pengobatan serta Dokter Praktek Mandiri.
• Pengobatan untuk TB tanpa penyulit dilaksanakan di FKTP. Pengobatan
TB dengan tingkat kesulitan yang tidak dapat ditatalaksana di FKTP
akan dilakukan di FKRTL dengan mekanisme rujuk balik apabila faktor
penyulit telah dapat ditangani.
KEBIJAKAN PENGENDALIAN TB
NASIONAL (3)
• Pengendalian TB dilaksanakan melalui penggalangan kerja
sama dan kemitraan diantara sektor pemerintah, non
pemerintah, swasta dan masyarakat dalam wujud Gerakan
Terpadu Nasional Pengendalian TB (Gerdunas TB).
• Peningkatan kemampuan laboratorium diberbagai tingkat
pelayanan ditujukan untuk peningkatan mutu dan akses
layanan.
• Obat Anti Tuberkulosis (OAT) untuk pengendalian TB
diberikan secara cuma-cuma dan dikelola dengan manajemen
logistik yang efektif demi menjamin ketersediaannya.
KEBIJAKAN PENGENDALIAN TB
NASIONAL (4)
• Ketersediaan tenaga yang kompeten dalam jumlah yang
memadai untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja
program.
• Pengendalian TB lebih diprioritaskan kepada kelompok
miskin dan kelompok rentan lainnya terhadap TB.
• Pasien TB tidak dijauhkan dari keluarga, masyarakat dan
pekerjaannya.
• Memperhatikan komitmen terhadap pebcapaian target
strategi global pengendalian TB.
VISI DAN MISI
PENGENDALIAN TB NASIONAL
Visi
• “Menuju masyarakat bebas masalah TB, sehat, mandiri
dan berkeadilan”
Misi
• Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, termasuk
swasta dan masyarakat madani dalam pengendalian TB.
• Menjamin ketersediaan pelayanan TB yang paripurna,
merata, bermutu, dan berkeadilan.
• Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya
pengendalian TB.
• Menciptakan tata kelola program TB yang baik.
TUJUAN PENGENDALIAN TB
Menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan untuk
peningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN TB
• Memperluas dan meningkatkan pelayanan DOTS yang bermutu
• Menghadapi tantangan TB/HIV, MDR-TB, TB anak dan kebutuhan
masyarakat miskin serta rentan lainnya
• Melibatkan seluruh penyedia pelayanan pemerintah, masyarakat
(sukarela), perusahaan dan swasta melalui pendekatan Pelayanan TB
Terpadu Pemerintah dan Swasta (Public-Private Mix) dan menjamin
kepatuhan terhadap International Standards for TB Care
• Memberdayakan masyarakat dan pasien TB.
• Memberikan kontribusi dalam penguatan sistem kesehatan dan
manajemen program pengendalian TB
• Mendorong komitmen pemerintah pusat dan daerah terhadap program TB
• Mendorong penelitian, pengembangan dan pemanfaatan informasi
strategis.
Tatalaksana TB Paripurna KEGIATAN
• Promosi Tuberkulosis


Pencegahan Tuberkulosis PENGENDALIAN TB
Penemuan Pasien Tuberkulosis
• Pengobatan Pasien Tuberkulosis
• Rehabilitasi Pasien Tuberkulosis
Manajemen Program TB
• Perencanaan program Pengendalian Tuberkulosis
• Monitoring dan Evaluasi Program Pengendalian Tuberkulosis
• Pengelolaan Logistik Program Pengendalian Tuberkulosis
• Pengembangan Ketenagaan Program Pengendalian Tuberkulosis
• Promosi program Pengendalian Tuberkulosis
Pengendalian TB komprehensif
• Penguatan Layanan Laboratorium Tuberkulosis
• Public - Private Mix Tuberkulosis (Pelibatan Semua Fasilitas Pelayanan Kesehatan)
• Kelompok Rentan : Pasien Diabetes Melitus (DM), Ibu hamil, Gizi Buruk
• Kolaborasi TB-HIV
• TB Anak
• Pemberdayaan Masyarakat dan Pasien TB
• Pendekatan praktis kesehatan paru
• Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resisten Obat
• Penelitian tuberkulosis

Anda mungkin juga menyukai