Anda di halaman 1dari 12

ADAB-ADAB

DALAM PERGAULAN
Oleh:
Dwi Oktarosada,S.Pd.I.,M.Pd
SALAM
A. ADAB MENGUCAPKAN SALAM

1. Bersungguh-sungguh dalam menyampaikan salam

‫السالَ َم َب ْينَ ُك ْم‬ ُ ْ‫َدلُّ ُك ْم َعلَى َش ْي ٍء إِ َذا َف َعلْتُ ُم ْوهُ تَ َح َاب ْبتُ ْم؟ أَف‬
َّ ‫شوا‬ ُ ‫أ ََوالَ أ‬
Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu perbuatan apabila kalian lakukan niscaya akan membuat
kalian saling mencintai satu sama lain? Sebarkanlah salam di antara kalian (ketika saling bertemu).” [HR.
Muslim ,Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad]

Di dalam hadits di atas, Nabi Saw memerintahkan kita untuk menyebarkan salam agar kebaikan dapat
tersebar, hati menjadi saling terpaut dan barisan menjadi bersatu.
2. Afdhalnya mengucapkan salam dengan sempurna

: ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ‫ي‬


َ ُّ ِ
‫ب‬َّ
‫ن‬ ‫ال‬ ‫ال‬َ ‫ق‬َ ‫ف‬
َ ‫س‬َ ‫ل‬
َ ‫ج‬
َ ‫م‬
َّ ‫ث‬
ُ ِ
‫ه‬ ‫ي‬
ْ ‫ل‬
َ ‫ع‬
َ َّ
‫د‬ ‫ر‬
َ ‫ف‬
َ ، ‫م‬
ْ ‫ك‬ُ ‫ي‬
ْ ‫ل‬
َ ‫ع‬
َ ‫م‬ُ ‫ال‬
َ ‫لس‬
َّ ‫ا‬
َ : ‫ال‬
َ ‫ق‬
َ ‫ف‬
َ ‫م‬َ
َّ
‫ل‬ ‫س‬
َ ‫و‬َ
ِ
‫ه‬ ‫ي‬
ْ ‫ل‬
َ ‫ع‬
َ ُ‫اهلل‬ ‫ى‬َّ‫صل‬
َ ‫ي‬ِّ ِ‫َجاء ر ُجل إِلَى النَّب‬
ٌ ََ
‫لسالَ ُم‬َّ َ‫ ا‬:‫ال‬ َ ‫اء آ َخ ُر َف َق‬‫ج‬ ‫م‬ ‫ث‬ ،‫ن‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ش‬ ِ :‫ال‬
‫ع‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ‫س‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ِ ‫ َفر َّد َعلَي‬،‫اهلل‬
‫ه‬ ِ ُ‫لسالَ ُم َعلَْي ُك ْم َوَر ْح َمة‬ َّ َ‫ ا‬:‫ال‬َ ‫اء آ َخ ُر َف َق‬
ََ َّ ُ َ ُْ ْ َ َ َ َ
َ َ ْ َ َ َ ‫ ثُ َّم َج‬،‫َع ْش ٌر‬
“ . ‫ال ثَالَُث ْو َن‬
َ ‫س َف َق‬ ‫ل‬
َ ‫ج‬ َ‫ف‬ ‫ه‬ِ ‫ َفر َّد َعلَي‬،ُ‫اهلل وبرَكاتُه‬ ِ ُ‫َعلَْي ُكم ور ْحمة‬
َ َ ْ َ َ َ َ َ ََ ْ

Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengucapkan, ‘Assalaamu‘alaikum.’ Maka
dijawab oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian ia duduk, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Sepuluh.’ Kemudian datang pula orang lain (yang kedua) memberi salam, ‘Assalaamu ‘alaikum warahmatullaah.’
Setelah dijawab oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ia pun duduk, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Dua puluh.’ Kemudian datang orang yang lain lagi (ketiga) dan mengucapkan salam: ‘Assalaamu ‘alaikum
warahmatullaahi wa barakaatuh.’ Maka, dijawab oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian ia pun duduk dan
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Tiga puluh.’” (HR. Al-Bukharif)
3. Salam disertai dengan berjabat tangan

‫صافَ ُح ْوا َوإِ َذا قَ ِد ُم ْوا ِم ْن َس َف ٍر َت َعا َن ُق ْوا‬ ‫ت‬ ‫ا‬‫و‬‫ق‬َ ‫ال‬
َ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ذ‬
َ
َ َ ْ َ َ ََ َْ ُ ِ
‫إ‬ ‫م‬َّ
‫ل‬ ‫س‬‫و‬ ِ
‫ه‬ ‫ي‬َ‫ل‬ ‫ع‬ ‫اهلل‬ ‫ى‬َّ
‫ل‬ ‫ص‬ ِ
َ ِّ ‫اب النَّب‬
‫ي‬ ُ ‫َص َح‬
ْ ‫ َكا َن أ‬.

. “Apabila Sahabat-Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam saling


berjumpa, maka mereka saling berjabat tangan, dan apabila mereka datang
dari bepergian, mereka saling berpelukan.” [HR. Ath-Thabrani)
4. Tidak dibenarkan mengucapkan salam dengan isyarat seperti
melambaikan salam

.‫ف َواْ ِإل َش َارِة‬


ِ ‫س واْألَ ْك‬
ِ
َ ْ ‫و‬‫ؤ‬ُ ‫الر‬
ُّ ِ‫ب‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫م‬ ‫ي‬
ْ َُْ ْ
ِ
‫ل‬ ‫س‬‫ت‬
َ َّ
‫ن‬ ِ
‫إ‬‫ف‬
َ ،‫د‬ِ ‫و‬ ِ
ْ ُ َ َ ْ ْ ْ ُ ‫سل‬
‫ه‬ ‫ْي‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫س‬‫ت‬
َ ‫ا‬‫و‬ ‫م‬ِّ
َ ُ‫الَ ت‬

“Janganlah kalian memberikan salam sebagaimana salamnya orang-orang Yahudi,


karena sesungguhnya cara Yahudi memberi salam adalah dengan (anggukan) kepala
dan lambaian tangan atau dengan isyarat (tertentu).”[HR. At-Tirmidzi]
TAKZIAH
B. ADAB TAKZIAH

1. Menghindari hal-hal yang tidak pantas atau tabu


Perlu dibedakan bahwa bertakziah itu tak sama dengan mendatangi pesta pernikahan.
Oleh karena itu, hal-hal yang tidak pantas mesti dihindari terlebih dalam cara
berpakaian.
Berpakaian dan berhias saat takziah tidak perlu berlebihan, cukup sederhana saja,
sehingga dengan cara tersebut dapat menunjukkan suasana duka dan berkabung
2. Menampakkan rasa duka

Perasaan sedih yang mendalam ketika ditinggal orang terdekat sudah pasti dirasakan
oleh anggota keluarga yang masih hidup. Menampakkan rasa duka ini sebaiknya
dibarengi dengan ungkapan turut berbela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.

3. Tidak banyak berbicara

Sebaiknya orang yang bertakziah mengendalikan cara bicara dan berusaha menguatkan
mereka. Karena biasanya, keluarga yang sedang tertimpa musibah cenderung diam dan
tidak ingin berbicara banyak karena kesedihan yang sedang dirasakannya.
4. Tidak mengumbar senyum
Meski pada dasarnya senyum adalah ibadah, tetapi jika salah tempat maka bisa jadi
senyum mendatangkan mudharat. Maka, saat takziah kita tidak dianjurkan terlalu
banyak mengumbar senyum karena dapat menimbulkan perasaan tidak suka dan tidak
menghormati keluarga yang sedang tertimpa musibah.
MENGHADIRI
UNDANGAN

C. ADAB MENGHADIRI UNDANGAN

1. Hendaknya jangan membuat pihak pengundang berlama-lama menunggu karena hal ini membuat pihak
pengundang menjadi gelisah. Dan hendaknya tidak datang terlalu awal sehingga mengejutkan pihak
pengundang sebelum mereka membuat persiapan, karena yang demikian itu dapat mengganggu pihak
pengundang.

2. Jika ia masuk ke rumah pengundang, ia tidak boleh menonjolkan dirinya di pertemuan, namun
selayaknya baginya untuk bersikap tawadhu’ di dalamnya dan jika tuan rumah (pengundang)
menyuruhnya duduk di salah satu tempat, maka dia harus duduk di tempat itu dan sebaiknya tidak pindah
tempat.
3. Pihak pengundang harus segera menghidangkan makanan kepada para tamunya,
karena dengan menyegerakan penghidangan makanan kepada tamunya termasuk
perbuatan memuliakan tamu. Dan syari’at agama Islam telah memerintahkan ummatnya
untuk memuliakan tamunya

4. Hendaknya bagi tuan rumah tidak cepat-cepat membereskan makanan sebelum tangan
tamu diangkat daripadanya dan selesai menikmati makanannya.

5. Hendaknya (tuan rumah) dapat menghidangkan makanan secukupnya kepada para


tamunya, tidak pelit dan tidak boros
6. Apabila ada tamu singgah di rumah seseorang, ia tidak boleh singgah (menginap) di
rumah tersebut lebih dari tiga hari, terkecuali jika tuan rumah memintanya untuk tetap
tinggal di dalam rumahnya. Apabila tamu tersebut ingin keluar rumah (pulang), ia harus
izin kepada tuan rumah.

.7. ika seorang tamu pergi dari rumah yang disinggahinya, maka ia harus pergi dengan
lapang dada, kendatipun misalnya ia mendapatkan perlakuan yang tidak selayaknya dari
tuan rumah. Sikap lapang dada itu termasuk akhlaq mulia dimana dengannya seseorang
dapat menyamai derajat orang yang berpuasa dan derajat orang yang melakukan shalat
Tahajjud
HTTPS://FORMS.GLE/QYG8XNVNCNPGPIPB9

Anda mungkin juga menyukai