Anda di halaman 1dari 33

ALKALIMETRI

Angelica Ernita Simanjutak


Vera Oktaviani Silaen
PRINSIP ALKALIMETRI
 Titrasi alkalimetri adalah analisis kuantitatif
yang baku sekundernya bersifat basa
ditetapkan konsenterasinya dengan larutan
baku primer yang bersifat asam ditambahkan
indikator phenolphtalein sebagai penentu
titik akhir titrasi dari tidak berwarna menjadi
merah muda seulas
BAKU PRIMER
1. Kalium Hidrogen Phatalat
Mr : 204,2
Be : 1 mol
Bentuk : kristal kasar berwarna putih,
mengkilat, dan tidak higroskopis
kelarutan : Larut dalam aqudes
2. Asam Oksalat Dihidrat
Mr : 126
Be : 1/2
Bentuk: Kristal harus berwarna putih,
sedikit mengkilat dan tidak
higroskopis
Kelarutan: Larut dalam aquades
3. Asam Benzoat
Mr : 122,12
Be : 1 mol
Bentuk : Kristal jarum berwarna putih,
mengkilat, dan tidak
higroskopis
Kelarutan : Tidak larut dalam aquades
tetapi larut dalam etanol
BAKU SEKUNDER
1. Natrium Hidroksida
Mr : 40
Be : 1
Bentuk : Pelet
Sifat : Higroskopis, mudah bereaksi
dengan CO2 dalam udara atau
pelarut
Kelarutan : Larut dengan aquades
INDIKATOR
1. Phenolphtalein
Konsentrasi : 0,1%
Cara buat :
a.Timbang phenolphtalein sebanyak 0,1 gram
b.Larutkan dengan etanol 96% sebanyak 100 mL
c.Simpan di botol kaca
CONTOH SAMPEL
1. Asam Salisilat
Kadar Asam Salisilat tidak kurang dari 99,5%.
Asam Salisilat merupakan asam organik berbentuk
serbuk kristal jarum berwarna putih, sukar larut
dalam air tapi larut sempurna dalam alkohol
karena pelarut yang digunakan adalah alkohol
digunakan teknik 1 kali timbang 1 kali titrasi.
Alkohol mengandung asam dan asam dapat
mengkonsumsi NaOH maka perlu dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Menggunakan alkohol netral.
2. Dilakukan titrasi blangko.
2. Asam Asetil Salisilat
Asam Asetil Salisilat lebih dikenal dengan
nama Asetosal merupakan salah satu contoh
Asam Organik lemah yang mudah terurai oleh
cahaya dan uap air dalam udara menjadi Asam
Salisilat dan Asam Asetat.
Mr: 180,16
Be : 1 mol
3. Asam Sitrat
Asam Sitrat merupakan salah satu contoh
asam organik, asam sitrat biasa digunakan
sebagai penambah rasa asam pada makanan
dan minuman.
Mr: 210,16
Be: 1/3 mol
Bentuk: kristal kecil berwarna putih
Kelarutan: Mudah larut dalam sampel
4. Asam Borat
Asam Borat merupakan asam organik lemah,
biasa digunakan sebagai anti septik tetapi
sudah tidak boleh digunakan lagi. Untuk
menaikan konstanta kesetimbangan asam pada
asam borat ditambahkan alkohol Polivalen
misalnya, Gliserin
Mr : 62
Be : 1 mol
Bentuk: kristal berbuku-buku kasar berwarna
putih
Kelarutan: mudah larut dalam air hangat
5. Asam Asetat
Asam asetat merupakan asam organik yang
mudah larut dalam segala perbandingan
volume.
Mr: 60
Be: 1 mol
Bentuk: cairan tidak berwarna, dan berbau
menyengat
Kelarutan: mudah larut dalam aquades
PEMBAKUAN
Pembakuan larutan NaOH dengan Asam Oksalat
Dihidrat
1. Timbang dengan teliti ± 0,63 g kristal asam
oksalat dihidrat
2. Larutkan kristal asam oksalat tersebut dengan
aquades hingga tanda batas labu ukur 100 mL,
kemudian homogenkan
3. Ambil 10,0 mL larutan tersebut menggunakan
pipet volume 10,0 mL dan masukan ke dalam
erlenmeyer 250 mL
4. Tambahkan 3 tetes indikator phenolphtalein
(PP) kedalam erlenmeyer tersebut
5. Titrasi dengan larutan NaOH hingga perubahan
warna menjadi merah muda seulas
6. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali
7. Catat volume akhir NaOH yang digunakan
8. Hitung normalitas NaOH
REAKSI PEMBAKUAN
1. NaOH dan Asam Oksalat
2NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O
2. NaOH dan Asam Benzoat
PENETAPAN KADAR SAMPEL
ASAM SALISILAT
1. Timbang dengan teliti 1 gram sediaan bedak
yang mengandung asam salisilat
2. Masukan kedalam erlenmeyer 250 mL dan
tambahkan 25,0 mL etanol 96% menggunakan
pipet voliume 25,0 mL
3. Tambahkan 3 tetes indikator pheneolphtalein
kedalam erlenmeyer
4. Titrasi dengan NaOH sehingga terjadi
perubahan warna menjadi merah seulas
5. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali
6. Catat volume akhir NaOH yang digunakan pada
titrasi
7. Hitung kadar asam salisilat dalam sampel

Titrasi Blangko
8. Ambil 25,0 mL etanol 96% dengan menggunkan
pipet volume 25,0 mL dan masukan kedalam
erlenmeyer 250 mL
9. Tambahkan 3 tetes indikator phenolphtalein
3. Titrasi dengan larutan NaOH
4. Catat perubahan volume NaOH
REAKSI PENETAPAN KADAR
ASAM SALISILAT
ASAM ASETIL SALISILAT
1. Timbang dengan teliti sampel yang
mengandung asam asetil salisilat setara
dengan 250 mg
2. Masukan kedalam erlenmeyer 250 mL dan
tambahkan 25,0 mL etanol 96%
menggunakan pipet volume 25,0 mL
3. Tambahkan indikator phenolphtalein
sebanyak 3 tetes ke dalam erlenmeyer
4. Titrasi dengan NaOH sehingga terjadi perubahan
warna menjadi merah seulas
5. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali
6. Catat volume akhir NaOH yang digunakan
7. Hitung kadar asam asetil salisilat dalam sampel
Titrasi Blangko
8. Ambil 25,0 mL etanol 96% dengan menggunkan
pipet volume 25,0 mL dan masukan kedalam
erlenmeyer 250 mL
9. Tambahkan 3 tetes indikator phenolphtalein
3. Titrasi dengan larutan NaOH
4. Catat perubahan volume NaOH
REAKSI PENETAPAN KADAR
ASETIL SALISITAT
PROSEDUR PENETAPAN KADAR
ASAM SITRAT
1. Timbang dengan teliti 0,7 gram sampel kristal
asam sitrat larutkan kristal asam sitrat dengan
aquades hingga tanda batas labu ukur 100 mL
2. Larutkan kristal asam oksalat tersebut dengan
aquades hingga tanda batas labu ukur 100 mL,
kemudian homogenkan
3. Ambil 10,0 mL larutan tersebut menggunakan
pipet volume 10,0 mL dan masukan ke dalam
erlenmeyer 250 mL
4. Tambahkan 3 tetes indikator phenolphtalein (PP)
kedalam erlenmeyer tersebut
5. Titrasi dengan larutan NaOH hingga perubahan
warna menjadi merah muda seulas
6. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali
7. Catat volume akhir NaOH yang digunakan
8. Hitung kadar asam sitrat
REAKSI PENETAPAN KADAR
ASAM SITRAT
PENETAPAN KADAR ASAM
ASETAT
1. Ambil 10 mL asam asetat menggunakan
pipet volume 10 mL dan masukan kedalam
labu ukur 100 mL
2. Encerkan asam cuka tersebut dengan
menambahkan aquades kemudian
homogenkan
3. Pipet 10,0 mL larutan asam asetat encer
dengan pipet volume 10,0 mL dan masukan
ke dalam erlenmeyer 250 mL
4. Tambahkan 3 tetes indikator phenolphtalein ke
dalam erlenmeyer tersebut
5. Titrasi dengan Larutan NaOH hingga perubahan
warna menjadi menjadi merah muda seulas
6. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali
7. Catat volume akhir NaOH yang digunakan
8. Hitung kadar asam cuka
REAKSI PENETAPAN KADAR
ASAM ASETAT
PENETAPAN KADAR ASAM
BORAT
1. Timbang padatan asam borat pada neraca
analitik
2. Masukan kedakan erlenmeyer 250 mL dan
larutkan dengan aquades panas
3. Tambahkan gliserin netral sebanyak 5 mL
4. Tambahkan indikator Phenolphtalein
5. Titrasi dengan larutan NaOH sampai
berubah warna dari tidak berwarna
menjadi merah muda seulas
6. Catat perubahan volume NaOH
7. Hitung kadar asam borat

Pembuatan Gliserin Netral


8. Ambil sebanyak 20 mL gliserin kedalam gelas ukur
9. Tambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes
10. Tambahkan larutan NaOH setetes demi setetes
sambil diaduk menggunakan batang pengaduk
hingga berubah warna menjadi merah muda seulas
REAKSI PENETAPAN KADAR
ASAM BORAT

Anda mungkin juga menyukai