FITRIAN RAYASARI
• Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak
langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik
(electrict), zat kimia (chemycal), atau radiasi (radiation).
• Luka bakar menyebabkan kerusakan pada epidermis, dermis, maupun
jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kontak dengan
sumber panas/penyebabnya. Kedalaman luka bakar akan mempengaruhi
kerusakan/ gangguan integritas kulit dan kematian sel-sel
PENYEBAB
Prosentasi BSA
No. Pembagian Anatomis
Dewasa Anak
1 Kepala dan Leher 9% 18%
2 Ekstremitas Atas Kanan 9% 9%
3 Ekstremitas Atas Kiri 9% 9%
Ekstremitas Bawah
4 18% 14%
Kanan
5 Ekstremitas Bawah Kiri 18% 14%
6 Tubuh Bagian Depan 18% 18%
7 Tubuh Bagian Belakang 18% 18%
8 Perineum 1% -
Total 100% 100%
LUAS LUKA BAKAR LUND AND BROWDER
10-14
Area luka bakar 0-1 Tahun 1-4 Tahun 5-9 Tahun 15 Tahun Dewasa
Tahun
Kepala 19 17 13 11 9 7
Leher 2 2 2 2 2 2
Dada 13 13 13 13 13 13
Punggung 13 13 13 13 13 13
Lengan kanan atas 4 4 4 4 4 4
Lengan kiri atas 4 4 4 4 4 4
Lengan kanan bawah 3 3 3 3 3 3
Lengan kiri bawah 3 3 3 3 3 3
Tangan kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Tangan kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Genetalia 1 1 1 1 1 1
Bokong kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Bokong kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Paha kanan 5,5 6,5 8 8,5 9 9,5
Paha kiri 5,5 6,5 8 8,5 9 9,5
Tungkai kanan 5 5 5,5 6 6,5 7
Tungkai kiri 5 5 5,5 6 6,5 7
Kaki kanan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Kaki kiri 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Rule of Hand Palm
• Metode ini adalah cara menentukan
luas atau persentasi luka bakar
dengan menggunakan telapak
tangan. Satu telapak tangan
mewakili 1 % dari permukaan
tubuh yang mengalami luka bakar.
Berat ringannya luka bakar
• Berat ringannya luka bakar dipengaruhi pula oleh lokasi luka bakar.
• Luka bakar yang mengenai kepala, leher dan dada seringkali berkaitan
dengan komplikasi pulmoner.
• Luka bakar yang menganai wajah seringkali menyebabkan abrasi kornea.
• Luka bakar yang mengenai lengan dan persendian seringkali membutuhkan
terapi fisik dan occupasi dan dapat menimbulkan implikasi terhadap
kehilangan waktu bekerja dan atau ketidakmampuan untuk bekerja secara
permanen.
• Luka bakar yang mengenai daerah perineal dapat terkontaminasi oleh urine
atau feces
• Luka bakar yang mengenai daerah torak dapat menyebabkan tidak
adekwatnya ekspansi dinding dada dan terjadinya insufisiensi pulmoner.
Beratnya luka bakar dipertimbangkan beberapa faktor
antara lain:
• Persentasi area (Luasnya) luka bakar pada permukaan
tubuh.
• Kedalaman luka bakar.
• Anatomi lokasi luka bakar.
• Umur klien.
• Riwayat pengobatan yang lalu.
• Trauma yang menyertai atau bersamaan
BERDASARKAN BERAT RINGANNYA
Luka bakar ringan/ minor
• luas < 15 % pada dewasa
• luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
• luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum.
Luka bakar sedang (moderate burn)
• luas 15 – 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
• luas 10 – 20 % pada anak usia < 10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III
kurang dari 10 %
• derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum.
Luka bakar berat (major burn)
• Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas usia 50 tahun
• Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia dewasa
• Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
• Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka bakar
• Luka bakar listrik tegangan tinggi
• Disertai trauma lainnya & Pasien-pasien dengan resiko tinggi
INDIKASI RAWAT INAP LUKA BAKAR
Nyeri Akut
Resiko Infeksi
Gangguan integritas jaringan
KARDIOVASKULER
Pelepasan
vasoaktif : Jika mengenai
catecholamine, sel : perpindahan Odem seluruh
histamin, serotonin, tubh
leukotrienes, Na & K
dan prostaglandin
Kurang
Plasma rembes Perpindahan Volume
ke sekitar Penurunan Cairan
cairan dari intra
jaringan sirkulasi darah
vaskuler ke Tubuh
di intravaskuler
24-36 jam ekstravaskuler
SISTEM RENAL DAN GASTROINTESTINAL
Peristaltik Gangguan
usus menurun ILEUS nutrisi kurang
dari kebutuhan
SISTEM IMUN
fungsi neutropil
Resiko infeksi
dan macrophage
SISTEM RESPIRATORILuka bakar inhalasi
Odeme saluran
pernafasan
• Fase akut dimulai ketika pasien secara hemodinamik telah stabil, permeabilitas
kapiler membaik dan diuresis telah mulai. Fase ini umumnya dianggap terjadi
pada 48-72 jam setelah injuri. Fokus management bagi klien pada fase akut adalah
sebagai berikut :.
• Mengatasi infeksi
• Sumber-sumber infeksi pada klien dengan luka bakar meliputi autocontaminasi
dari oropharynx, fecal flora, kulit yg tidak terbakar, kontaminasi silang dari
pengunjung dan kontaminasi silang dari udara.Kegiatan khusus untuk mengatasi
infeksi dan tehnik isolasi harus dilakukan pada semua pusat-pusat perawatan LB.
Kegiatan ini berbeda dan meliputi penggunaan sarung tangan, tutp kepala, masker,
penutup kaki, dan pakaian plastik.
Perawatan luka
• Perawatan luka diarahkan untuk meningkatkan penyembuhan luka. Perawatan
luka sehari-hari meliputi membersihkan luka, debridemen, dan pembalutan
luka.
• Hidroterapi
• Membersihkan luka dapat dilakukan dengan cara hidroterapi. Hidroterapi
ini terdiri dari merendam (immersion) dan dengan shower (spray).
Debridemen
• Debridemen luka meliputi pengangkatan eschar. Tindakan ini dilakukan untuk
meningkatkan penyembuhan luka melalui pencegahan proliferasi bakteri di
bagian bawah eschar. Debridemen luka pada LB meliputi debridemen secara
mekanik, debridemen enzymatic, dan dengan tindakan pembedahan.
Balutan
• Penggunaan penutup luka khusus
• Metode Terbuka atau Tertutup
Penutupan luka
• Mengatasi Scar
• Hipertropi scar sebagai akibat dari deposit kolagen pada luka bakar yang
menyembuh. Beratnya hipertropi scar tergantung pada beberapa faktor
antara lain kedalaman LB, ras, usia, dan tipe autograft.
• Metode nonoperasi untuk meminimalkan hipertropi scar adalah dengan
terapi tekanan (pressure therapy).
• gunakan pembungkus dan perban/pembalut elastik (elastic wraps and
bandages). Sedangkan tindakan pembedahan untuk mengatasi kontraktur
dan hipertropi scar meliputi Split-thickness dan full-thickness skin graft,
Skin flaps, Z-plasties, Tissue expansion.
PENYEMBUHAN LUKA
Fase inflamasi
• Fase yang berentang dari terjadinya luka bakar sampai 3-4 hari pasca luka bakar. Dalam
fase ini terjadi perubahan vaskuler dan proliferasi seluler. Daerah luka mengalami
agregasi trombosit dan mengeluarkan serotonin, mulai timbul epitelisasi.
Fase proliferasi
• Fase proliferasi disebut fase fibroplasia karena yang terjadi proses proliferasi fibroblast.
• Fase ini berlangsung sampai minggu ketiga.
• Pada fase proliferasi luka dipenuhi sel radang, fibroplasia dan kolagen, membentuk jaringan
berwarna kemerahan dengan permukaan berbenjol halus yang disebut granulasi.
• Epitel tepi luka yang terdiri dari sel basal terlepas dari dasar dan mengisi permukaan luka,
tempatnya diisi sel baru dari proses mitosis, proses migrasi terjadi ke arah yang lebih rendah atau
datar. Proses fibroplasia akan berhenti dan mulailah proses pematangan.
Fase maturasi
• Terjadi proses pematangan kolagen. Pada fase ini terjadi pula
penurunan aktivitas seluler dan vaskuler,
• berlangsung hingga 8 bulan sampai lebih dari 1 tahun dan berakhir
jika sudah tidak ada tanda-tanda radang.
• Bentuk akhir dari fase ini berupa jaringan parut yang berwarna
pucat, tipis, lemas tanpa rasa nyeri atau gatal.