Anda di halaman 1dari 13

Standard

Penyehatan
Air
Standard
Baku Mutu Air Minum

Standard Standard
Baku Mutu Higiene
Baku Mutu Air Dan Sanitasi

Standard
Baku Mutu Pemakaian
Khusus Hemodialisis
Dan Laboaratorium
Standard Baku Mutu (SBM) Kualitas Biologi Air untuk Hemodialisis

No. Jenis Media Parameter ANSI/AAMI

Angka Kuman ≤ 200CFU/ml


Air
Angka endotoksin < 2 CFU/ml
1.
Ultrapure untuk Angka Kuman < 0,1 CFU/ml
flux tinggii
Angka endotoksin <0,03 CFU/ml

Dialysate Angka Kuman < 200 CFU/ml

Angka Kuman < 0,1 CFU/ml


2. Ultrapure untuk
flux tinggi
Angka endotoksin < 0,03 CFU/ml

ANSI : American National Standard Institute

AAMI : Association for Advancement of Medical Instrumentation


Standard Baku Mutu (SBM) Kualitas Kimia Air untuk Hemodialisis

No. Parameter SBM Satuan


(Maksimum)
1. Kalisium 2 mg/liter
2. Magnesum 4 mg/liter
3. Sodium (gram) 70 mg/liter
4. Kalium 8 mg/liter
5. Flourida 0,2 mg/liter
6. Khlorida 0,5 mg/liter
7. Khloramin 0,1 mg/liter
8. Nitrat 2,0 mg/liter
9. Sulfat 100 mg/liter
10. Perak (Copper) 0,1 mg/liter
11. Barium 0,1 mg/liter
12. Seng (zinc) 0,1 mg/liter
Standard Baku Mutu (SBM) Kualitas Kimia Air untuk Hemodialisis
(sambungan)
No. Parameter SBM Satuan
(Maksimum)
13. Alumunium 0,01 mg/liter
14. Arsen 0,005 mg/liter
15. Timbal 0,005 mg/liter
16. Perak 0,005 mg/liter
17. Kadnium 0,014 mg/liter
18 Kromium 0,014 mg/liter
19. Selenium 0,09 mg/liter
20. Merkuri 0,0002 mg/liter
SBM Fisik Air Untuk Kegiatan Laboratorium

SBM SBM SBM SBM


No. Parameter Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV
Satuan

1. Resisivity (Daya Tahan


18 1,0 4,0 0,2 MΏ-cm
Listrik)
2. Conductivity
0,056 10, 0,25 5,0
(Dayahantar listrik)

SBM Kimia Air Untuk Kegiatan Laboratorium


SBM SBM SBM Tipe SBM Tipe
No. Parameter Tipe I* Tipe II** III*** IV Satuan
(Maks) (Maks) (Maks) (Maks)
1. pH pada suku 25ºC - - - 5,0-8,0

2. Senyawa Organik Total Tidak ada


50 50 200 Batas
µg/l
(TOC)
3. Sodium/Natrium 1 5 10 50 µg/l
4. Silika Tidak
3 3 300 ada µg/l
Batas
5. Khlorida 1 5 10 50 µg/l
Persyaratan Kesehatan Air

- Untuk keperluan higene sanitasi dan keperluan khusus harus memberikan


jaminan perlindungan nkesehatan dan keselamatan pemakainya;
- Agar tidak terjadi IN di RS maka harus menyediakan air yang cukup secara
kuantitas dan kualitas sesuai dengan parameter

-Secara kuantitas Kebutuhan air minum RS, minimal 5 liter/ TT/Hari.


-Kebutuhan ibu yang sedang menyusui 7,5 liter/TT/hari

Volume air untuk higiene dan sanitasi


Standard Kebutuhan Air menurut kelas RS dan Jenis Rawat
No. Kelas RS/Jenis SBM Satuan Keterangan
Rawat
1. Semua Kelas 6 - 7,5 L/TT/Hari Kuantitas Air Minum

2. Kuantitas Air untuk keperluan


A-B 400 - 5000 L/TT/Hari
higiene dan sanitas
3. Kuantitas Air untuk keperluan
C-D 200 – 300 L/TT/Hari higiene dan sanitas

4. Termasuk dalam SBM


Raway Jalan 5 L/TT/Hari
volume air sesuai kelas RS

Rumah sakit harus mempunyai cadangan sumber air untuk


mengatasi kebutuhan dalam keadaan darurat

Pemeriksaan air untuk keperluan higiene sanitasi, untuk parameter


kimia setiap 6 bulan sekali, parameter biologi 1 bulan sekali
Ruang Operasi

Ruang Hemodialisis
Air untuk keperluan
Operasional RS harus Ruang Farmasi
Memenuhi SBM
Ruang Boiler

Ruang Menara Pendingin


(Cooling Tower)

Air yang sudah diolah perlu pengolahan


Ruang Operasi Tambahan agar terpenuhi SBM misalnya
dengan menggunakan Reserve Osmosis
(RO)
Uji Laboratorium
- Pemeriksaan kesadahan (magmensiun dan
Kalium) sebelum dan sesudah pengolahan
setiap 6 bulan sekali atau awal desain, dan jika
ganti karbon
-Pemeriksaan khlorin saat penggunaan alat baru
Ruang Hemodialiss
dan setiap pergantian shift dialisys
-Pemeriksaan bakteria penggunaan alat baru
dan setiap bulan sekali
-Pemeriksaan endotoksin penggunaan alat baru
dan setiap bulan sekali
- Pemeriksaan kimia dan logam berat saat
penggunaan alat baru , setiap 6 bulan atau saat
perubahan RO

Air yang yang digunakan harus menggunakan air


Yang dimurnikan untuk menjamin keamanan dan
Ruang Farmasi Dan kesehatan dalam penyiapan obat dan layanan
Farmsi lainnya
Air yang digunakan adalah air lunak (soft water),
Ruang Boiler yaitu dengan kandungan bahan kimia tertentu
sesuai dengan per-UU.

- Berpotensi tempat berkembang biaknya


Legionella karena yg keluar dalam bentuk airosol
dan kabut yg menyebarkan Legionella
- Proses evaporasi dapat meningkatkan
pertumbuhan dan reproduksi organisme
- Munculnya biofilm (lendir dlm air yg menetap)
memberikan kenyamanan berkembang bagi
Legionella
-Pencegahan Legionella, dgn desain yg benar,
pembersihan berkala, pemeliharahaan berkala
Ruang Menara dan pengolahan air yang efektif
-Langkah-2 mencegahan perkembangan
Pendingin Lagionella sbb:
 Kimia air dan pemeliharaan sistem pendingin harus dimonitor dgn
baik tuk ngurangi korosi, kotoran dan penempelan mikroba pd air yg
tdk mengalir :
• Pemberian Biosida
•Pemberian Biodispersan
 Proses disinfeksi pd awal, pemeliharaan, setelah dioperasikan
dan setiap pembersihan rutin
 Dilakukan disinfeksi jika jika hasil inspekasi meningkat koloni
legiolla
 Dilakukan disinfeksi jika ada dugaan kasus infeksi Lagionella
atau adanya kasus yg telah terkonfirmasi
 Prosedur disinfeksi adalah sebagai berikut :
• Matikan kipas dari menara pendingin
• Jaga katup air pengganti terbuka dan pompa sirkulasi air
berfungsi
• Dekatkan mulut pipa air pengisi dalam jarak 30 meter dari
menara pendingin
• Upayakan konsentrasi awal pemberian sisa khlor bebas
minimum 50 mg/l selama 24 jam;
Ruang Menara • Tambahkan biodispersan paling tida 15 menit setelah khlorinasi,
selanjutnya sisa khlor bebas sebesar 10 mg/l selama 24 jam.
Pendingin • Kuras menara dan isi ulang airnya kemudian lanjutkan langkah
di atas agar semua kumpulan sel organisme yang kelihatan spt
algae hilang
• Gunakan sikap dan semprotan air dan bersihkan semua dinding
atau bagian yang kontak dengan air
• Sirkulasi sisa khlor bebas 10 mg/l selama satu jam dan bilas
hingga semua sedimen hilang
• Isi ulang sitem menara dengan air dan fungsikan kembali seperti
biasa
. .
… …
……
……
l a m
a s sa
W

Anda mungkin juga menyukai