Anda di halaman 1dari 35

OOGENESIS DAN

FOLIKULOGENESIS
OOGENESIS
proliferasi
Folikulogenesis (pertumbuhan)
Maturasi (pematangan)
PROLIFERASI
 pembelahan mitosis pada sel primordial pada membran basal
ovarium → oogonium
 oogonium membelah menjadi oosit primer dan polar bodi
(badan kutub I). → meiosis I
oosit berada pada tahap germinal vesicle (GV) - membran inti
jelas
 oosit primer membelah menjadi oosit sekunder dan polar bodi
II → lanjutan meiosis I
oosit ada pada tahap germinal vesicle breakdown (GVBD)
membran inti pecah
 oosit mencapai tahap metaphase I (M I) sebelum diovulasikan
dan saat diovulasikan oosit berada pada fase metaphase II (M
II) dan siap untuk difertilisasi oleh spermatozoa → meiosis II
FOLIKULOGENESIS
folikel primordial (primer) sampai mencapai folikel
de Graaf
FOLIKULOGENESIS MELIPUTI 2 TAHAPAN

 Initial recruitment
terjadi pada masa sebelum pubertas dimana folikel primordial
akan mulai tumbuh akibat adanya rangsangan oleh faktor
intraovarian atau faktor lain yang tidak diketahui.

 Cyclic recruitment
terjadi setelah mengalami pubertas sebagai akibat
meningkatnya kadar Follicle Stimulating Hormone (FSH)
 Perkembangan folikel sejalan dengan perkembangan sel
granulosa yang mengelilingi oosit dan pematangan inti oosit.
 Folikel Graafian akan menonjol dipermukaan ovarium →
terbentuk dua lapis sel teka yaitu sel teka eksterna dan sel
teka interna yang bersama dengan sel granulosa menjadi
dinding folikel.
 sel granulosa membentuk kumulus oophorus yang menyangga
oosit dalam antrum folikel
Di dalam antrum folikel terdapat cairan folikel (liquor folliculli)
yang mengandung :
 hormon estrogen,
 Hormon androgen,
 faktor pertumbuhan (Insulin-like Growth Factor / IGF-1)
 serta beberapa faktor yang lain seperti inhibin dan
gonadocrinin
MATURASI OOSIT
 Maturasi inti ditandai dengan terjadinya perubahan inti dari
fase GV sampai mencapai fase M II

 maturasi sitoplasma merupakan proses perubahan struktur


dan molekuler yang terjadi dalam sitoplasma untuk
mendukung proses fertilisasi dan perkembangan awal embrio
(Beker van Woudenberg, 2004).
REFERENSI

 Sukada, K. (2014). Gametogenesis Oogenesis


Spermatogenesis. Laboratorium Reproduksi Fakultas
Peternakkan Universitas Udayana, 1(1), 1–28.
 Langman. Medical Embriology ed 9. Gametogenesis:
Conversion of Germ Cells Into Male and Female Gametes
SPERMATOGENESIS
 1. Spermatocytogenesis Merupakan spermatogonium yang
mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit
primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat
melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis.
Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan
berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatogonia yang
bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang
disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah
secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah
beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi
spermatosit primer yang masih bersifat diploid Spermatosit
primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan
mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel
anak, yaitu spermatosit sekunder
 2. Tahapan Meiois Spermatosit primer menjauh dari lamina
basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami
meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n
kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian
membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah
spermatid yang haploid juga. Sitokenesis pada meiosis I dan
II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah,
tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler
bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II
memiliki inti yang gelap
 3. Tahapan Spermiogenesis Merupakan transformasi spermatid
menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase
tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat
spermatozoa (sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama
kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun,
setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat
bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor. Bila spermatogenesis sudah
selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein
Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan
hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar
menghentikan sekresi FSH dan LH. Spermatozoa akan keluar melalui
uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.
Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal
sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki
dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.
 Penjelasan skema tahap spermatogenesis :
 Pada dinding tubulus seminiferus telah ada calon sperma
(spermatogonium/spermatogonia) yang berjumlah ribuan.
 Setiap spermatogonia melakukan pembelahan mitosis kemudian
mengakhiri sel somatisnya membentuk spermatosit primer yang siap
miosis.
 Spermatosit primer (2n) melakukan pembelahan meiosis pertama
membentuk 2 spermatosit sekunder (n)
 Tiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua,
menghasilkan 2 spermatid yang bersifat haploid. (n)
 Keempat spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang
bersifat haploid yang semua fungsional , yang berbeda dengan
oogenesis yang hanya 1 yang fungsional.
 Sperma yang matang akan menuju epididimis , kemudian ke vas
deferens- vesicula seminalis - urethra dan berakhir dengan ejakulasi.
ORGANOGENESIS
 Organogenesis adalah proses pembentukan organ tubuh pada
hewan dan manusia.
 Organogenesis melibatkan induksi embrionik. Induksi
embrionik adalah peristiwa berinteraksinya dua macam
jaringan pada embrio yang menyebabkan berdiferensasinya
jaringan yang mendapat rangsangan menjadi suatu struktur
yang baru.
 Dalam embriologi manusia, minggu keenam hingga minggu
ke delapan ditandai dengan pertumbuhan dan diferensiasi
jaringan menjadi organ. Proses ini dikenal sebagai
organogenesis yang terjadi dari minggu ketiga sampai
delapan. Selama minggu ketiga, proses gastrulasi terjadi, dan
membentuk tiga lapisan sel yang berbeda yauitu;
ectiderm endoderm mesoderm
 Lapisan Endoderm akan berdiferensi asimenjadi alat
pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti
pulmo
Endoderm membentuk :
• organ sistem gastrointestinal dan pernapasan
• Timus
• Paratiroid
• kandung kemih
• dan uretra.
 Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka
(tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran
darah dan alat ekskresi seperti ren .
Mesoderm membentuk :
• sistem peredaran darah dan darah
• sistem limfatik
• tulang, tulang rawan, otot, dan banyak organ dalam lainnya.
Misalnya, ginjal, limpa, ureter, dan korteks adrenal semuanya
berasal dari mesoderm .
 Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung),
otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera
Ektoderm bertanggung jawab atas :
• perkembangan kulit dan pelengkap kulit
• sistem saraf
• dan bagian dari organ sensorik
 Sistem sirkulasi
Jantung mulai berdenyut selama minggu ke empat setelah
fertilisasi.
Kecepatan frekuensi denyut meningkat menjadi ± 140
kali/menit sebelum lahir
 Sel-sel darah
 Sel darah merah berinti mulai terbentuk di yolk sac dan
lapisan mesotelium plasenta (minggu ke- 3)
 Pembentukan sel darah merah tidak berinti oleh mesenkim
fetus dan endotel pembuluh darah fetus (minggu ke- 4-5)
 Hati membentuk sel darah (minggu ke-6)
 Limpa membentuk sel darah (bulan ke-3)
 Sistem pernapasan
 Stimulus taktil dan asfiksia fetus menyebabkan usaha
gerakan pernapasan (akhir trimester pertama)
 gerakan pernapasan fetus terhambat (akhir bulan ke-3 –
bulan ke-4)

 sistem Saraf
 Medula spinalis dan batang otak fetus terbentuk pada bulan
ke-3 – bulan ke-4)
 Traktus Gastrointestinal
 Fetus mulai mencerna dan mengabsorbsi sejumlah besar
cairan amnion
 Fungsi gastrointestinal mendekati fungsi normal dan
mekonium terbentuk ( 2-3 bulan terakhir)

 Ginjal
 Ginjal fetus mulai mengekskresi urin (trimester kedua)
FERTILISASI DAN
IMPLANTASI
Fertilisasi suatu proses bertemunya sperma dan ovum yang terjadi
di tuba falopi. Ada sebanyak 300 juta sperma masuk kedalam
genital wanita. Lalu hanya ada sekitar 1 juta yang dapat berenang
melalui serviks, Dari ratusan yang mencapai tuba fallopi hanya 1
yang bisa membuahi sel telur. Apabila sel telur itu sudah dibuahi
nanti nya, dia akan membentuk yang namanya zigot.
Zigot akan melakukan pembelahan sel, Lalu akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-tahap, yaitu
pembelahan, gastrulasi, dan organogenesis.
 Implantasi merupakan proses penanaman sel telur yang
sudah di buahi kedalam dinding uterus pada awal kehamilan.
Implantasi biasanya terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-8
dari perkembangan embrio
EMBRIOGENESIS
Zigot
 adalah sel yang terbentuk sebagai hasil bersatunya dua sel
kelamin (sel ovum dan sel sperma) yang telah matang. Satu sel
zigot yang merupakan sel eukariotik terbentuk melalui proses
pembuahan antara dua sel Gamet. zigot ada pada tahap
perkembangan paling Awal.
Morula
adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel
terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah
rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya morula.
Blastula
adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami
pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya
perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak
beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut
dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya
blastula.
Gastrula
adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan
tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding
tubuh embrio serta rongga tubuh
Tahap embrio :
tahapan perkembangan manusia menjadi lima tahap, yaitu:
1. Tahap gametogenesis,
2. Tahap perkembangan minggu ke-1
3. Tahap perkembangan minggu ke-2,
4. Tahap perkembangan minggu ke-3 sampai 8,
5. Tahap perkembangan bulan ke-3 sampai kelahiran, adalah
masa fetus

Anda mungkin juga menyukai