Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 1

BIOLOGI A

Nama Anggota Kelompok


1. Maulidia Rintan Adisa (19620001)
2. M. Imam Kharamain (19620039)
3. Nurzannah (19620112)

Dosen Pengampu : M. Agus Budianto,S.TH.I., M.Ag


KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT
(ILMU dan FILSAFAT)
A. Berfilsafat

Berfilsafat berarti :
1. Berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan
yang seakan tak terbatas ini.
2. Berfilsafat berati mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang,
seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.
3. Berfilsafat berarti berendah hati mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah
kita ketahui.
B. Pengertian filsafat
Dari segi bahasa kata filsafat dari bahasa Yunani, yaitu philosophia,
philo
bermakna cinta sedangkan sophia bermakna kebijaksanaan atau
kebenaran. Jadi philosophia adalah orang yang mencintai kebenaran,
sehingga berupaya memperoleh dan memilikinya.

Filsafat adalah kajian masalah umum dan mendasar tentang persoalan


seperti eksistensi, pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa. Istilah
ini kemungkinan pertama kali diungkapkan oleh Phythagoras pada
tahun 570-495 SM.

Filsafat dimulai dengan pengetahuan dan kepastian, dimana


pengetahuan
dimulai dengan rasa ingin tahu dan kepastian dimulai dengan rasa
ragu-ragu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya
akan
pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini.
C. Kriteria berfikir secara fisafat

1. Menyeluruh
2. Fundamental
3. Spekulatif
D. Filsafat : Peneratas Pengetahuan

Filsafat merupakan pionir atau perintis menuju kepada ilmu


pengetahuan dan selanjutnya ilmulah yang akan merinci. Semua ilmu,
baik ilmu alam maupun ilmu sosial, bertolak dari pengembangannya
bermula sebagai filsafat. Dalam perkembangan selanjutnya filsafat
menjadi ilmu maka terdapat taraf peralihan yang membuat bidang
penjelajahan filsafat menjadi lebih sempit.
E. Fungsi Belajar Filsafat

•Belajar filsafat semakin menjadikan orang mampu untuk


menjawab pertanyaan pertanyaan mendasar manusia yang
tidak terletak dalam wewenang metode metode ilmu
khusus
F. Bidang telaah Filsafat

Selaras dengan dasarnya yang spekulatif, maka bidang telaah fisafat adalah sesuatu yang
Mungkin dapat dipikirkan oleh manusia dan mempermasalahkan hal-hal yang pokok.
• Pada tahap pertama filsafat mempersoalkan siapakah manusia itu?
• Tahap yang ke dua adalah pertanyaan yang berkisar tentang ada: tentang hidup dan
eksitensi manusia.
• Tahap yang ke tiga skenarionya bermulapada suatu pertemuan ilmiah tingkat; tinggi
dimana seorang ilmuan bicara panjang lebar tentang suatu penemuan ilmiah dalam
risetnya.
G. Cabang-cabang Ilmu Filsafat

Pokok permasalah yang dikaji dalam filsafat mencakup tiga segi yakni :
1. Logika
2. Etika
3. estetika.

Ketigacabang tersebut kemudian bertambah lagi yakni:


4. Teori tentang hakikat keberadaan zat, tentang hakikat pikiran serta katan antara zat
dan pikiran.
5. Politik, yakni kajian mengenai organisasi sosial atau pemerintahan yang ideal

Kelima cabang utama ini kemudian berkembang lagi menjadi cabang-cabang filsafat
yang mempunyai bidang kajian yang lebih spesifik diantaranya adalah filsafat ilmu.
H. Macam macam cabang filsafat ilmu

1. Epistemologi ( filsafat pengetahuan )


2. Etika ( filsafat moral )
3. Estetika ( fisafat seni )
4. Metafisika
5. Politik ( filsafat pemerintahan )
6. Filsafat agama
7. Filsafat ilmu
8. Filsafat pendidikan
9. Filsafat hukum
10.Filsafat sejarah
11. Filsafat matematika
I. Filsafat Ilmu

Ilmu menurut bahasa inggris berarti scince yang berasal dari bahasa latin scientia
Dari bentukkata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui.
Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah dasar sampai
pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi.

Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan)


yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Filsafat ilmu ini
di bagi menjadi dua bagian yaitu filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu
sosial.
J. Cabang besar filsafat ilmu

1. Ontologi (Teori Hakekat)


2. Epistemologi (Teori Pengetahuan)
3. Aksiologi (Teori Nilai)
Ontologi (Teori Hakikat)

Ontologi membahas keberadaan sesuatu secara konkret. Tokoh


Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis
dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles.

Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan


antara penampakan dengan kenyataan. Hakikat tentang
kenyataan atau realitas bisa didekati ontologi dengan dua
macam sudut pandang, Kuantitatif dan Kualitatif.

Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang


mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis.

Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni Monisme,


Dualisme, Materialisme, Idealisme, Agnostisisme
Epistemologi (Teori Pengetahuan)

Epistemologi mempelajari tentang hakikat dari pengetahuan,


justifikasi, dan rasionalitas keyakinan. Epistemologi membahas
pertanyaan-pertanyaan seperti "Apa yang membuat kebenaran
yang terjustifikasi dapat dijustifikasi?", Apa artinya apabila
mengatakan bahwa seseorang mengetahui sesuatu? dan
pertanyaan yang mendasar, Bagaimana kita tahu bahwa kita
tahu?

Istilah 'Epistemologi' pertama kali digunakan oleh filsuf


Skotlandia James Frederick Ferrier pada tahun 1854. Namun,
menurut Brett Warren, Raja James VI dari Skotlandia
sebelumnya telah mempergunakan konsep filosofis ini dan
menggunakannya sebagai personifikasi, dengan
istilah Epistemon, pada tahun 1591.
Aksiologi (Teori Nilai)

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang


mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.
Aksiologi bertujuan untuk mencapai hakikat dan manfaat yang
terdapat dalam suatu pengetahuan.

Dalam aksiologi, ada dua komponen mendasar,


yakni Etika (moralitas) dan Estetika (keindahan).

Etika adalah cabang filsafat aksiologi yang membahas tentang


masalah-masalah moral. 

Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan


tentang nilai keindahan.
K. Auguste Comte membagi tiga tingkat perkembangan pengetahuan
manusia

1. Tahap teologis
2. Tahap metafisik (keberadaan)
3. Tahap positivisme
1. Tahap teologis
Tahap ini meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia
ini dikendalikan oleh kekuatan supranatural yang dimiliki oleh
para dewa, roh atau tuhan.

2. Tahap metafisik
Pada tahap ini manusia mengalami pergeseran cara berpikir.
Muncul konsep-konsep abstrak atau kekuatan abstrak selain
tuhan yakni alam. 

3. Tahap Positivisme
Pada tahap ini semua gejala alam atau fenomena yang terjadi
dapat dijelaskan secara ilmiah berdasarkan peninjauan,
pengujian dan dapat dibuktikan secara empiris.
DAFTAR PUSTAKA
Suriasumantri, Jujun S. 2010. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar
Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat. Diakses pada 11 Februari
2020
http://blog.unnes.ac.id/hafidsetiaji/2015/11/08/3/. Diakses pada
11 Februari 2020
https://id.wikipedia.org/wiki/Aksiologi. Diakses pada 11
Februari 2020
https://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi. Diakses pada 11
Februari 2020
https://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologi. Diakses pada 11
Februari 2020

Anda mungkin juga menyukai