Vasopressor

HASNA HANIFAH
 Definisi Vasopresor
 Vasopresor merupakan obat dengan kelas yang heterogen dan dapat berefek kuat dalam
meningkatkan vasotonus dan selanjutnya dapat meningkatkan MAP (mean arterial pressure)
 Vasopresor dapat diklasifikasikan berdasarkan agen adrenergik dan non adrenergik
 Agen adrenergik: norepinephrine, phenylephrine, epinephrine, dopamine, dobutamine and
isoproterenol. Agen non-adrenergik: angiotensin II dan inhibitor nitric oxide (NO). Kebanyakan obat
memiliki efek vasopresor dan juga inotropik sekaligus.

 Obat inotropik adalah obat yang dapat meningkatkan kontraktilitas jantung

 Beberapa obat memiliki efek vasopresor, inotropik, atau keduanya

Stratton, L., (2017). Vasopressors and Inotropes in Sepsis. 35(1), 75–91. https://doi.org/10.1016/j.emc.2016.09.005
 Jenis dan Kerja Vasopresor
TD = CO x SVR
CO = HR x SV
Triad Kardiovaskular

Stratton, L., (2017). Vasopressors and Inotropes in Sepsis. 35(1), 75–91. https://doi.org/10.1016/j.emc.2016.09.005
Reseptor Fisiologi Tubuh

James A Russel. Intensive Care Med (2019) 45:1503–1517 https://doi.org/10.1007/s00134-019-05801-z

James A Russel. Intensive Care Med (2019) 45:1503–1517 https://doi.org/10.1007/s00134-019-05801-z
Indikasi penggunaan vasopresor
Indikasi penggunaan vasopresor

Stratton, L., (2017). Vasopressors and Inotropes in Sepsis. 35(1), 75–91. https://doi.org/10.1016/j.emc.2016.09.005
Kerja obat pada reseptor dan efek klinis yang
ditimbulkan
Intensive Care Med (2019) 45:1503–1517
https://doi.org/10.1007/s00134-019-05801-z
Intensive Care Med (2019) 45:1503–1517
https://doi.org/10.1007/s00134-019-05801-z
 Aktivitas
Vasopresor

Education, S., & Regional, O. (2011). Vasopressor and

Inotrope Usage in Shock. Shock, 1–8.
Syring Pump
 Cara Pemberian Obat Vasopresor

1mg = 1000 mikrogram

Jumlah pengenceran = dosis sediaan/ cc larutan
Jenis-jenis Vasopresor
Dobutamin
Struktur senyawa ini mirip dopamin, tetapi dengan substitusi aromatik yang besar pada gugus
amino
Merupakan agonis adrenergik beta non selektif dengan efek inotropik
Isomer l adalah α1-agonis
Isomer d adalah α1-bloker
Sifat agonis isomer l dominan  vasokonstriksi yang lemah
Isomer d 10 kali lebih poten sebagai agonis reseptor β ; lebih selektif untuk reseptor β1
Dobutamin akan meningkatkan kontraktilitas jantung dan curah jantung

Education, S., & Regional, O. (2011). Vasopressor and Inotrope

Usage in Shock. Shock, 1–8.
Dobutamin
Misalnya : Dobutrec, Dobujeck dan Dobutel

INDIKASI: pump problem seperti gagal jantung kongestif

dengan TD sistolik 70-100 mmHg dan tanpa tanda-tanda
syok
FUNGSI: Bekerja pada β 1 dan meningkatkan
kontraktilitas
DOSIS:
Infus 2-20 µG/kgBB/menit di titrasi
Diperlukan pemantauan hemodinamik selama pemberian
Tabel obat Ds/BB 40 45 50 55 60 65 70 75 80

Dobutamin
1 mcg 0,48 0,54 0,6 0,66 0,7 0.8 0.8 0.9 0.9

2 0.96 1.1 1.2 1.3 1.4 1.6 1.7 1.8 1.9

3 1.4 1.6 1.8 1.98 2.2 2.3 2.5 2.7 2.9
4 1.9 2.2 2.5 2.6 2.9 3.1 3.4 3.6 3.8

5 2.4 2.7 3.1 3.3 3.6 3.9 4.2 4.5 4.8

6 2.9 3.2 3.7 3.96 4.3 5.7 5.0 5.4 5.8

7 3.4 3.8 4.3 4.6 5.1 5.5 5.9 6.3 6.7

8 3.8 4.3 4.9 5.3 5.6 6.2 6.7 7.2 7.7

9 4.3 4.8 5.5 5.9 6.5 7.0 7.6 8.1 8.6

….
Dopamin
 Memiliki efek inotropik dan vasopresor tergantung dosis yang diberikan
Pada kadar rendah, dopamin bekerja pada reseptor dopaminergik D1 pembuluh darah 
vasodilatasi  aliran darah ginjal, LFG meningkat
 Pada dosis yang sedikit lebih tinggi, meningkatkan kontraktilitas miokard melalui aktivitas
adrenoseptor β1
 melepaskan NE endogen
 Pada kadar yang tinggi menyebabkan vasokonstriksi akibat aktivasi reseptor α1 pembuluh darah
 ES: mual, muntah, takikardia, aritmia, nyeri dada, nyeri kepala, hipertensi dan peningkatan
tekanan diastolik

Education, S., & Regional, O. (2011). Vasopressor and Inotrope

Usage in Shock. Shock, 1–8.
Dopamin
Misalnya : Doperba dan Dopamain Guilini
Sediaan 1 Ampul = 5 atau 10 cc = 200 mg

INDIKASI: Shock yang berhubungan dengan INFARK MIOCARD, RENAL

FAILURE
DOSIS RINGAN : 2-3 µg/kgBB/menit
Fungsinya : Mengaktifkan reseptor dopamine dan vasodilator ginjal.
SEDANG : 6-10 µg/kgBB/menit
Fungsinya : Meningkatkan Blood Presure, mengaktifkan β reseptor,
meningkatkan kontraktilitas dan meningkatkan Cardiac Output.
BERAT : 10-20 µg/kgBB/menit
Fungsinya: Vasokonstriksi vena & arteri dan mengaktifkan reseptor α
EFEK SAMPING: Mual, muntah, Aritmia dan Diare dan harus dilakukan
observasi vital sign dan intake output
Tabel obat Ds/BB 40 45 50 55 60 65 70 75 80

Dopamin 1 mcg 0.6 0.7 0.75 0.8 0.9 1 1.1 1.1 1.2

2 1.2 1.4 1.5 1.7 1.8 1.95 2.1 2.25 2.4

3 1.8 2.1 2.3 2.5 2.7 2.93 3.2 3.4 3.6
4 2.4 2.7 3 3.3 3.6 3.9 4.2 4.5 4.8
5 3 3.4 3.8 4.1 4.5 4.9 5.3 5.6 6
6 3.6 4.1 4.5 4.9 5.4 5.9 6.3 6.8 7.2
7 4.2 4.7 5.3 5.8 6.3 6.9 7.4 7.9 8.4
8 4.8 5.4 6 6.6 7.2 7.9 8.4 9 9.6
9 5.4 6.1 6.8 7.4 8.1 8.8 9.5 10.2 10.8
….
Norepinefrin
Neurotransmiter yang dilepas oleh serat pascaganglion adrenergik
NE bekerja terutama pada reseptor α
NE mempunyai efek β1 pada jantung
NE hampir tidak memperlihatkan efek β2
NE menimbulkan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik
Resistensi perifer meningkat
Norepinefrin
Misalnya : Levoped, Levosol dan Vascon
Sediaan 1 cc = 1 mg

INDIKASI
Syok kardiogenik berat dengan TD sistolik <70 mmhg
Syok sepsis
FUNGSI
Vasokonstriktor yang meningkatkan BP dan Inotropik
yang kuat (Stimulator reseptor β)
DOSIS 0,1-0,5 µg/kgBB/menit
Tabel Ds/BB 40 45 50 55 60 65 70 75 80

obat 0,01
0,02
0.3
0.6
0.3
0.7
0.4
0.8
0,4
0.8
0.5
0.9
0.5
 1
0.5
1.1
0.6
1.1
0.6
1.2

Vascon 0,03
0,04
0.9
1.2
1.0
1.3
1.1
1.5
1.2
1.6
1.4
1.8
1.5
 2
1.6
2.1
1.7
2.2
1.8
2.4
0,05 1.5 1.7 1.9 2.1 2.2 2.4 2.6 2.8 3
0,06 1.8 2.0 2.3 2.5 2.7 2.9 3.2 3.4 3.6
0,07 2.1 2.4 2.6 2.9 3.2 3.4 3.7 3.9 4.2
0,08 2.4 2.7 3 3.3 3.6 3.9 4.2 4.5 4.8
0,09 2.7 3.0 3.4 3.7 4.1 4.4 4.7 6.1 5.4
0,1 3 3.4 3.8 4.1 4.9 5 5.3 5.6 6.0
0,2 6 6,8 7,5 8,3 9 9,8 10,5 11,3 12
0,3 9 10,1 11,3 12,4 13,5 14,6 15,8 16,9 18
0,4 12 13,5 15 16,5 18 19,5 21 22,5 24
0,5 15 16,9 18,6 20,6 22,5 24,4 26,3 28,1 30
0,6 18 20,3 22,5 24,7 27 29,3 31,5 33,8 36
……..
Epinefrin
Mempunyai efek adrenergik alfa dan beta.
Memiliki efek inotropik dan kronotropik yang poten
Pada dosis tinggi berpengaruh sebagai vasopresor
KVS  Peningkatan tekanan darah,
Arteri koroner  Peningkatan aliran darah koroner
Jantung  Memperkuat kontraksi jantung
Tekanan darah  Meningkatkan tekanan sistolik
Pernafasan  Relaksasi Bronkus

Education, S., & Regional, O. (2011). Vasopressor and

Epinefrin
Adrenalin misalnya : Epineprin
Sediaan: 1 Ampul = 1 mg

INDIKASI
CARDIAC ARREST, VF halus dan VT tanpa nadi, hipotensi
berat, syok anafilaktik
FUNGSI
Sebagai Stimulus Reseptor Adrenergic.
DOSIS
Henti jantung: 1 mg tiap 3-5 menit diikuti dengan flush 20
ml NaCl 0,9%
Infus kontinyu: dosisi inisial 0,1-0,5 mikrogram/kgBB/menit
Kasus bradikardi/hipotensi berat: infus 2-10 mikrogram/
menit, titrasi
Dopamin Norepinefrin

Dobutamin Epinefrin
Terima Kasih
Standardised inotrope and vasopressor guidelines. (n.d.).
Education, S., & Regional, O. (2011). Vasopressor and Inotrope Usage in Shock. Shock, 1–8.
Lampard, J. G., & Lang, E. (2013). Vasopressors for hypotensive shock. Annals of Emergency Medicine, 61(3), 351–352.
https://doi.org/10.1016/j.annemergmed.2012.08.028
Manolopoulos, P. P., Boutsikos, I., Boutsikos, P., Iacovidou, N., & Ekmektzoglou, K. (2020). Current use and advances in
vasopressors and inotropes support in shock. Journal of Emergency and Critical Care Medicine, 4(1), 20–20.
https://doi.org/10.21037/jeccm.2019.12.03
Russell, J. A. (2019). Vasopressor therapy in critically ill patients with shock. Intensive Care Medicine, 45(11), 1503–1517.
https://doi.org/10.1007/s00134-019-05801-z
Scheeren, T. W. L., Bakker, J., De Backer, D., Annane, D., Asfar, P., Boerma, E. C., Cecconi, M., Dubin, A., Dünser, M. W., Duranteau,
J., Gordon, A. C., Hamzaoui, O., Hernández, G., Leone, M., Levy, B., Martin, C., Mebazaa, A., Monnet, X., Morelli, A., … Teboul, J. L.
(2019). Current use of vasopressors in septic shock. Annals of Intensive Care, 9(1), 1–12. https://doi.org/10.1186/s13613-019-
0498-7
Stratton, L., Berlin, D. A., & Arbo, J. E. (2017). Vasopressors and Inotropes in Sepsis. Emergency Medicine Clinics of North America,
35(1), 75–91. https://doi.org/10.1016/j.emc.2016.09.005