Anda di halaman 1dari 11

RESIKO BUNUH DIRI

Metode buku dari Nanda

Kelompok 7:

IRMAYANTI (NH0318016)
FANI RESKY RAMDANI (NH0318011)
ASMAUL HUSNA (NH0318005)

KEPERAWATAN
JIWA
DEFINISI RESIKO BUNUH
DIRI
DEFINISI

Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat
mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena
merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri
disebabkan karena stress yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu gagal
dalam melakukan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah.
Beberapa alasan individu mengakhiri kehidupan adalah kegagalan untuk
beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat
terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan hubungan yang
berarti, perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada
diri sendiri, cara untuk mengakhiri keputusasaan.
ETIOLOGI

Ø  Predisposisi  Presipitasi
Faktor predisposisi yang menunjang perilaku resiko
Pencetus dapat berupa kejadian yang memalukan,
bunuh diri meliputi :
seperti masalah interpersonal, dipermalukan di depan
a. Diagnosis psikiatri : klien berisiko untuk bunuh diri yaitu
umum, kehilangan pekerjaan, atau ancaman
gangguan alam perasaan, penyalahgunaan obat, dan
pengurungan. Selain itu, mengetahui seseorang yang
skizofrenia.
mencoba atau melakukan bunuh diri atau terpengaruh
b. Sifat kepribadian : kepribadian yang berkaitan erat dengan
media untuk bunuh diri, juga membuat individu
peningkatan resiko bunuh diri adalah rasa bermusuhan,
impulsif dan depresi. semakin rentan untuk melakukan perilaku bunuh diri.
c. Lingkungan psikososial : Baru mengalami kehilangan, Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan
perpisahan atau perceraian, kehilangan yang dini, dan bunuh diri adalah perasaan terisolasi karena
berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan
berhubungan dengan bunuh diri hubungan yang berarti, kegagalan beradaptasi
d. Psikologis : mengaitkan antara bunuh diri dengan kehilangan sehingga tidak dapat menghadapi stress, perasaan
seseorang atau objek yang diinginkan. Secara psikologis,
marah/bermusuhan dan bunuh diri sebagai hukuman
individu yang berisiko melakukan bunuh diri mengidentifikasi
pada diri sendiri, serta cara untuk mengakhiri
dirinya dengan orang yang hilang tersebut.
keputusasaan.
Analisa data
Diagnosa Data mayor Data minor
Resiko bunuh Subjektif: Subjektif:
diri - Mengatakan - Mengatakan ada
hidupnya tak yang menyuruh
berguna lagi bunuh diri
- Ingin mati - Mengatakan lebih
- Menyatakan back mati saja
pernah mencoba - Mengatakan
bunuh diri sudah bosan
- Mengancam hidup
bunuh diri Objektif:
Objektif: - Perubahan
- Ekspresi murung kebiasaan hidup
- Tak bergairah - Perubahan
- Ada bekas perangai
percobaan bunuh
diri
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
Pohon masalah

Resiko bunuh diri

Harga diri rendah


DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko bunuh diri 1) TUM :


a. Rencana keperawatan Klien tidak mencederai diri sendiri
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria evaluasi :
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat
tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan
dengan perawat, mau mengutamakan masalah yang dihadapi.
Rencana tindakan : Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik :

• Sapa klien dengan nama baik verbal maupun non verbal


• Perkenalkan diri dengan sopan
• Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
• Jelaskan tujuan pertemuan
• Jujur dan menepati janji
• Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
• Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
LANJUTAN

TUK 2 : Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri


Kriteria evaluasi : Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
Rencana tindakan :
• Jauhkan klien dari benda-benda yang dapat membahayakan
• Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat
• Awasi klien secara ketat setiap saat

TUK 3 : Klien dapat mengekspresikan perasaannya


Kriteria evaluasi : Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Rencana tindakan :
• Dengarkan keluhan yang dirasakan klien
• Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan keputusasaan
• Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaannya
• Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan untuk hidup
TUK 4 : Klien dapat meningkatkan harga diri
Kriteria evaluasi : Klien dapat meningkatkan harga dirinya
Rencana tindakan :
• Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya
• Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu
• Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misalnya: hubungan antar sesama, keyakinan, hal-
hal untuk diselesaikan)

TUK 5 : Klien dapat menggunakan koping yang adaptif


Kriteria evaluasi : Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Rencana tindakan :
• Ajarkan mengidentifikasi pengalaman-pengalaman yang menyenangkan
• Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia sayangi dan pentingnya terhadap
kehidupan orang lain
• Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain
TUK 6 : Klien dapat menggunakan dukungan sosial
Kriteria evaluasi : Klien dapat menggunakan dukungan sosial
Rencana tindakan :
• Kaji dan manfaatkan sumber-sumber eksternal individu
• Kaji sistem pendukung keyakinan yang dimiliki klien
• Lakukan rujukan sesuai indikasi (pemuka agama)

TUK 7 : Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat


Kriteria evaluasi : Klien dapat menggunakan obat dengan tepat
Rencana tindakan :
• Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat)
• Bantu menggunakan obat dengan prinsip lima benar
• Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan oleh klien
• Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar

Anda mungkin juga menyukai