Anda di halaman 1dari 54

GERMAS

KEBIJAKAN DAN PENGENDALIAN DBD SECARA


NASIONAL MELALUI OPTIMALISASI
GERAKAN 1 RUMAH 1 JUMANTIK
DISAMPAIKAN PADA PERTEMUAN SOSIALISASI GIRIJ KOTA LANGSA
26 OKTOBER 2018
GERAKAN
1 RUMAH 1 JUMANTIK
Pendahuluan
• Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan dimasyarakat
dan endemis di hampir seluruh Kota / Kabupaten di Indonesia.
• Kurangnya peran serta masyarakat dalam pengendalian DBD, terutama pada kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) meskipun pada umumnya pengetahuan tentang DBD
dan cara-cara pencegahannya sudah cukup tinggi.
• Perubahan iklim (climate change) yang cenderung menambah jumlah habitat vector DBD
menambah risiko penularan
• Letak geografis Indonesia di daerah tropic mendukung perkembangbiakan vector dan
pertumbuhan virus.
• Pengendalian Vektor DBD ( Nyamuk) yang paling efisien dan efektif adalah dengan memutus
rantai penularan melalui pemberantasan jentik. Pelaksanaan di masyarakat dilakukan
melalui upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD).
• Kegiatannya berupa 3 M Plus yang dilakukan secara luas/serentak terus menerus dan
berkesinambungan dan dibutuhkan peran tokoh masyarakat untuk mau secara terus
menerus menggerakkan masyarakat
PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN
DBD
PENGERTIAN PENYAKIT DBD
• Adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
dengue
• Ditandai dengan:
– Demam tinggi 2-7 hari
– Nyeri kepala
– Nyeri belakang bola mata
– Nyeri otot
– Ruam pada kulit
– Manifestasi perdarahan
– Lab. Lekosit manurun, Trombosit menurun, Hematokrit
naik.
• Bisa menyerang semua golongan umur, terutama
anak.
• Belum ada obat yang khusus untuk DBD
• Bisa menyebabkan kematian (akibat perdarahan)
PENULARAN DBD
 Virus dengue masuk kedalam tubuh
nyamuk saat menghisap darah penderita
DBD.

 8-12 hari kemudian nyamuk menjadi


infektif (masa inkubasi ektrinsik)
 Virus masuk ke kelenjar ludah nyamuk
 masuk kedalam tubuh orang sehat saat
nyamuk menghisap darah.

o 4-6 hari kemudian timbul gejala (masa


inkubasi intrinsik).
PERKEMBANGAN DBD DI INDONESIA

o DBD di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya dan Jakarta tahun 1968
o Seiring dengan peningkatan transportasi dan mobilitas penduduk, terjadi
penyebaran keseluruh wilayah Indonesia.
o Sejak tahun 2005 DBD ditemukan diseluruh Provinsi dengan rata-rata kasus
122.676/tahun dan kematian 1.031/tahun.
SITUASI PENYAKIT DBD
PENYEBAB TINGGINYA KASUS DBD
FAKTOR ALAM FAKTOR MANUSIA
• Indonesia beriklim tropis • Tingginya mobilisasi penduduk
 merupakan habitat yang baik untuk  peningkatan penyebaran penyakit
perkembangbiakan nyamuk Aedes sp. • Pembukaan lahan baru untuk
• Perubahan iklim pemukiman
 suhu menjadi lebih panas  Perluasan habitat nyamuk
• Fenomena transovarial • Rendahnya budaya untuk PSN
 mempercepat penyebaran virus  Meningkatnya populasi nyamuk
dengue • Meningkatnya fogging tanpa indikasi
• Pergeseran serotype virus dengue  yang benar
meningkatkan frekwensi terinfeksi virus  Meningkatkan resistensi nyamuk
dengue terhadap insektisida
PENGENDALIAN PENYAKIT DBD
SIKLUS HIDUP NYAMUK
• Nyamuk berkembang biak pada
air yang bersih disekitar
manusia
• Membutuhkan darah manusia
untuk pematangan sel telur
• Telur mampu bertahan sd. 6
bulan ditempat kering
• Dalam siklus normal telur akan
menjadi nyamuk dewasa dalam
10-12 hari.
CARA MENCEGAH TERTULAR DBD

PEMBERIAN IMUNISASI
• Sedang dilakukann
penelitian tentang vaksin
DBD
MENGURANGI POPULASI NYAMUK

MENGHAMBAT PERKAMBANG BIAKAN NYAMUK

• PSN rutin setiap 1 minggu


• Penggunaan larvasida
• Pada tempat penampungan
air alami maupun buatan
UPAYA PENGENDALIAN VEKTOR DBD
• Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit virus yang
ditularkan melalui gigitan vektor (nyamuk Aedes spp).
• Upaya pengendalian DBD diprioritaskan pada penguatan pengendalian vektor
secara terpadu dengan menitikberatkan pada pemberdayaan dan peran serta
masyarakat
• Terdiri dari :
o Pengendalian fisik
o Pengendalian Biologi
o Pengendalian kimiawi
MENGHENTIKAN KLB DBD
1. PSN serentak, yaitu kampanye PSN di desa/
kelurahan yang dinyatakan mengalami KLB DBD,
2. Pelaksanaan fogging massal dan larvasidasi,
3. Penguatan kapasitas tatalaksana kasus di fasilitas
pelayanan kesehatan termasuk logistik,
4. Peningkatan promosi kesehatan / penyuluhan.
GERMAS

GERAKAN 1 RUMAH 1 JUMANTIK

DISAMPAIKAN PADA PERTEMUAN SOSIALISASIGIRIJ KOTA LANGSA


26 OKTOBER 2018
LATAR BELAKANG
• Penyakit DBD masih menjadi masalah di Indonesia
• Nyamuk Aedes aegypti menularkan Dengue, Chikungunya dan
Zika
• Nyamuk Aedes aegypti hidup dan berkembang biak hampir di
seluruh wilayah Indonesia
• Resistensi insektisida semakin meluas
• Pemberantasan jentik dengan cara PSN 3 M Plus merupakan cara
yang paling efektif
• Strategi Pendekatan Keluarga dilakukan untuk pencegahan dan
pengendalian DBD
• Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik perlu diterapkan terutama di
daerah endemis DBD
PEMBUDAYAAN PSN 3M PLUS
PSN 3M PLUS
• Bertujuan untuk memutuskan rantai
penularan vektor (nyamuk)
– Menguras bak mandi
– Menutup rapat tempat penampungan air
– Memanfaatkan barang-barang bekas (agar
tidak menjadi tempat perindukan nyamuk)
– Plus mencegah gigitan nyamuk dan
pembasmian jentik (larvasidasi)
PSN ANAK SEKOLAH DASAR DAN PRAMUKA

 Sebagai salah satu upaya


terobosan dalam
meningkatkan peran serta
masyarakat dalam
melaksanakan PSN 3M
Plus,
 Kegiatan PSN anak sekolah
merupakan upaya
pembinaan sejak usia dini
terhadap perilaku PSN 3 M
Plus
JUMANTIK (JURU PEMANTAU JENTIK)

• Merupakan optimalisasi peran masyarakat


dalam pengendalian penyakit DBD
• Kegiatan Jumantik adalah memantau
keberadaan jentik nyamuk serta membuat
laporan kepada Puskesmas.
• Pemantauan jentik dilakukan seminggu sekali.
• Jumantik berada pada setiap rumah (Gerakan
satu rumah satu Jumantik).
DefinisiJumantik
• Juru Pemantau Jentik
• Adalah orang yang melakukan
pemeriksaan, pemantauan dan
pemberantasan jentik nyamuk
khusunya Aedes aegpti dan Aedes
albopictus
1 RUMAH 1 JUMANTIK
• MENGANDUNG MAKNA YANG
LUAS, TIDAK HANYA RUMAH
PEMUKIMAN NAMUN JUGA
BANGUNAN SEKOLAH,
PERKANTORAN, TEMPAT
IBADAH, PELABUHAN , DLL.
• TIAP-TIAP RUMAH, SEKOLAH,
PERKANTORAN, TEMPAT
IBADAH, PELABUHAN, DLL
HARUS PUNYA SEORANG
YANG BERTANGGUNG JAWAB
MENGAWASI KEGIATAN PSN
3M PLUS DI TEMPATNYA.
Jumantik Rumah
• Adalah kepala keluarga
/anggota keluarga/penghuni
dalam satu rumah yang
disepakati untuk melaksanakan
kegiatan pemantauan jentik di
rumahnya.
• Kepala Keluarga sebagai
penanggung jawab Jumantik
Rumah.
Jumantik Lingkungan
 Adalah satu atau lebih petugas yang ditunjuk (oleh Ketua RT/pengelola gedung/instansi) untuk
melaksanakan pemantauan jentik di tempat – tempat umum (TTU) atau di tempat – tempat institusi
(TTI).
 TTU, antara lain:
 pasar
 terminal
 pelabuhan
 bandara
 stasiun
 tempat ibadah
 tempat pemakaman
 tempat wisata
 TTI, antara lain:
 perkantoran
 sekolah
 rumah sakit
 puskesmas
Koordinator

Jumantik
Adalah kader Jumantik yang ditunjuk oleh Ketua RT untuk melakukan
pembinaan dan pemantauan (crosscheck) pelaksanaan Jumantik
Rumah dan Jumantik Lingkungan.
• Kriteria Koordinator Jumantik :
 Berasal dari warga RT setempat
 Mampu dan mau melaksanakan tugas dan bertanggung jawab
 Mampu dan mau menjadi motivator bagi masyarakat di lingkungan tempat
tinggalnya
 Mampu dan mau bekerjasama dengan petugas puskesmas dan tokoh
masyarakat dilingkungan
Koordinator

Jumantik
Tugas dan tanggung jawab:
 Melakukan sosialisasi PSN 3M Plus secara kelompok kepada
masyarakat.
 Melakukan kunjungan dan pembinaan ke rumah/tempat
tinggal/TTU serta TTI setiap 2 minggu.
 Merekapitulasi hasil pemeriksaaan Jumantik dan melaporkan hasil
kerja Jumantik kepada supervisor setiap bulan.
 Satu koordinator dapat membina ± 10 Jumantik
Rumah/Lingkungan.
DIISI OLEH KOORDINATOR JUMANTIK
Supervisor Jumantik
• Adalah satu atau lebih anggota dari Pokja DBD yang ditunjuk oleh
Ketua RW/Kepala Desa/Lurah untuk melakukan pembinaan,
pemantauan, dan pengolahan data Koordinator Jumantik di wilayahnya.
• Kriteria Supervisor Juamntik :
 Anggota pokja desa/kelurahan atau orang yang ditunjuk dan
ditetapkan oleh Ketua RW/Kepala Desa/Lurah
 Mampu melaksanakan tugas dan bertanggungjawab
 Mampu menjadi motivator bagi masyarakat dan Koordinator
Jumantik yang menjadi binaannya
 Mampu bekerjasama dengan petugas puskesmas, Koordinator
Jumantik dan tokoh masyarakat setempat
Supervisor Jumantik
• Tugas dan tanggung jawab:
 Melatih Koordinator Jumantik mengisi formulir hasil pemantauan
jentik.
 Melakukan pembinaan dan peningkatan keterampilan/pelatihan
kegiatan PSN 3M Plus kepada Koordinator Jumantik.
 Melatih masyarakat/anggota keluarga/Jumantik Rumah tentang
cara mengisi kartu pemeriksaan jentik.
 Melakukan pengolahan data pemantauan jentik menjadi data
Angka Bebas Jentik (ABJ).
 Melaporkan ABJ ke puskesmas setiap bulan.
DIISI OLEH SUPERVISOR JUMANTIK
ILUSTRASI GERAKAN 1 RUMAH 1 JUMANTIK
PERAN PUSKESMAS
• Berkoordinasi dengan kecamatan dan atau kelurahan/desa untuk
pelaksanaan kegiatan PSN 3M Plus
• Memberikan pelatihan teknis kepada koordinator dan supervisor jumantik
• Membina dan mengawasi kinerja koordinator dan supervisor jumantik
• Menganalisa laporan ABJ yang dilaporkan oleh Supervisor Jumantik.
• Melaporkan ABJ ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap bulan.
• Melakukan monitoring dan evaluasi melalui kegiatan Pemantauan Jentik
Berkala (PJB) minimal 3 bulan sekali.
• Membuat SK Koordinator Juamantik atau usulan RW/Desa/Kelurahan
dan melaporkan ke Dinkes Kab/Kota
• Mengusulkan nama Supervisor Juamantik ke Dinas Kesehatan kab/kota
DIISI OLEH PETUGAS PUSKESMAS

OPERASIONAL
Dukungan biaya operasional dapat dianggarkan dari beberapa sumber,
seperti:
 APBD Kab/Kota
 BOK
 Dana Desa
 Sumber anggaran lainnya
• Komponen pembiayaan yang diperlukan antara lain:
 Transport/insentif/honor untuk Koordinator/Supervisor Jumantik
 Pencetakan/penggandaan Kartu Jentik, formulir laporan Koordinator
dan Supervisor Jumantik
 PSN kit
 Biaya sosialisasi 1 Rumah 1 Jumantik mulai darti tingkat RT sampai
tingkat desa/kelurahan
 Biaya pelatihan untuk Koordinator Jumantik, Supervisor Jumantik,
petugas Puskesmas
 Biaya monitoring dan evaluasi
PELAKSANAAN PEMANTAUAN JENTIK
• Persiapkan alat (Jumantik kit)
– Senter
– Pipet plastik
– Ballpoint
– Kartu pemantauan jentik
– Plastik klip
– Rompi
– Topi
– Kaos lengan panjang
– Tas ransel
PELAKSANAAN PEMANTAUAN JENTIK
• Hari pemantauan :
– Seminggu sekali
– Hari Jumat, jam 09.00
• Tempat yang dipantau
– Toren
– Bak mandi
– Vas bunga
– Tempat minum burung
– Tatakan dispenser
– dll
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
• Menguras (mengganti air)
– Bak mandi
– Vas bunga
– Tempat minum binatang piraan
– Tatakan dispenser
• Dilakukan seminggu sekali
• Setiap hari jumat
• Menutup rapat tempat penampungan air
– Bagi tempat penampungan air yang tidak mungkin di kuras atau
ditutup, berikan larvasida
PSN…..
• Memanfaatkan barang bekas
– Ban bekas
– Botol plastik
– Kaleng bekas
– Tujuan ; tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk
• Memberantas larva :
– Larvasidasi.
– Memelihara ikan pemakan jentik
• Menghindari gigitan nyamuk
– Pemakaian kelambu
– Menanam pohon pengusir nyamuk
– dll
Ovi trap PM Trap (PRIOK MOSQUITO TRAP)

Pelihara Ikan Pemakan Jentik

Ikan Cupang Ikan Kepala Timah


Tanaman Pengusir nyamuk
Haplophyton Tapak dara Lavender Maryglod

Pandan Zodia Akar Wangi Serai/sereh


Pencatatan dan pelaporan
• Jumantik rumah dan jumantik lingkungan mencatat hasil pemantauan
jentik pada kartu jentik rumah/bangunan.
• Kartu jentik rumah/bngunan diletakkan di tempat yang mudah dilihat
oleh koordinator jumantik.
• Koordinator jumantik melakukan rekapitulasi dengan menggunakan
format JPJ 1 dan dilaporkan kepada Supervisor Jumantik/Pokja DBD
setiap 2 minggu sekali.
• Supervisor jumantik/Pokja DBD melakukan menghitung ABJ dan
melaporkan kepada puskesmas setiap bulan.
• Petugas puskesmas melakukan rekapitulasi dan analisa ABJ dan
melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan format PJB 1.
Gerakan 1 Rumah 1 Jumatik

a n &
ay a
e rd ta
e m b S e r
P ra n k a t
P e a ra
asy Dr. Galuh B L A
PEMBANGUNAN PUSAT BUDI DAYA
TANAMAN ANTI NYAMUK DI SETIAP RW
OLEH FORUM KOTA SEHAT TANGSEL

PENYERAHAN TANAMAN ZODIA KE MASYARAKAT UNTUK DIBUDIDAYAKAN

2016
JUMANTIK ANAK SEKOLAH

Jangan bilang peduli DBD kalau belum melaksanakan PSN di rumah sendiri
Kegiatan Pemantauan Jentik
Tim dari Mahasiswa
JANGAN BILANG PEDULI DBD JIKA BELUM
MENJADI JUMANTIK DI RUMAH SENDIRI.

TERIMA KASIH
JUARA

1
JUARA

2
JUARA

3
JUARA

4
JUARA

Anda mungkin juga menyukai