Anda di halaman 1dari 20

VERTIGO

Dr.Azwan Mandai,Sp.THT,Kl
ANATOMI TELINGA DALAM
DEFINISI

 Vertigo :berasal dari bahas layin vertere (sensasi


berputar) halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa
berputar mengelilingi pasien / pasien serasa berputar
mengelilingi lingkungan sekitar.
 Bukan merupakan penyakit tersendiri

 Harus dibedakan dengan dizziness


Epidemiologi
Jenis • vertigo lebih banyak ditemukan pada wanita
dibanding pria (2:1), sekitar 88% pasien
kelamin mengalami episode rekuren

• Vertigo sentral biasanya diderita oleh populasi

Usia berusia tua karena adanya faktor resiko yang


berkaitan, diantaranya hipetensi, diabetes
melitus,atherosclerosis, dan stroke.

• Cedera vaskular dan infark di sirkulasi posterior


Morbidita dapat menyebabkan kerusakan yang permanen
dan kecacatan. Pemulihan seperti yang terjadi
s pada vertigo perifer akut tidak dapat diharapkan
pada vertigo sentral.
KLASIFIKASI

Vertigo fisiologik
Vertigo
patologis
Mabuk
Sentra Perife
Vertigo
Mabuk ruang
ketinggian
gerakan angkasa
(height
(motion
sickness)
(space
sickness)
vertigo)
l r
SENTR
AL

Supratentorial
Vertigo dapat diklasifikasikan
menjadi:
1.Trauma
Sentral diakibatkan oleh
kelainan pada batang batang
otak atau cerebellum 2.Epilepsi

Perifer disebabkan oleh


kelainan pada telinga dalam Infratentorial

atau nervus cranialis


vestibulocochlear (N. VIII) Insufisiensi
vertebrobasiler

Obat
PERIFER

Saraf
Labirin, telinga Telinga luar dan
otak ke
dalam tengah
VIII
vertigo posisional
neuritis iskemik Otitis
paroksisimal (misalnya pada DM) media
benigna
infeksi, inflamasi
pasca
(misalnya pada sifilis, Tumor
trauma herpes zoster)
penyaki
neuritis
t vestibula
menierr r
e neuroma
labirinitis (viral,
akustiku
bakteri) s
toksik (misalnya oleh
tumor lain di sudut
aminoglikosid, streptomisin, serebelo-pontin
oklusi gentamisin)
peredaran
darah di
labirin
fistula
labirin
Klinis vertigo perifer dan sentral
PATOFISIOLOGI
 Teori rangsang berlebihan (overstimulation) –
 Teori konflik sensorik(Asynkronv sensorik perifer-sentral)
 Teori neural mismatch(memory pola gerakan)
 Teori otonomik(Simpati>parasimpatis)
 Teori neurohumoral(histamine, dopamine, serotonin)
 Teori Sinap(stress-CRF-simpatik-parasimpatik)
GEJALA KLINIS
 Oscilopsia
 Ataksia

 Tinitus

 Mual,sakit kepala,sensivitas visual


Gejala Kemungkinan diagnosis
Sensasi penuh di telinga Acoustic neuroma; Ménière’s disease
Nyeri telinga atau mastoid Acoustic neuroma; acute middle ear disease (e.g., otitis media, herpes
zoster oticus)

Kelemahan wajah Acoustic neuroma; herpes zoster oticus

Temuan deficit neurologis Cerebellopontine angle tumor; cerebrovascular disease; multiple sclerosis
fokal (especially findings not explained by single neurologic lesion)

Sakit kepala Acoustic neuroma; migraine

Tuli Ménière’s disease; perilymphatic fistula; acoustic neuroma; cholesteatoma;


otosclerosis; transient ischemic attack or stroke involving anterior inferior
cerebellar artery; herpes zoster oticus

Imbalans Acute vestibular neuronitis (usually moderate); cerebellopontine angle


tumor (usually severe)

Nistagmus Peripheral or central vertigo

Fonofobia,fotofobia Migraine

Tinnitus Acute labyrinthitis; acoustic neuroma; Ménière’s disease


Pemeriksaan Fisik
pemeriksaan neurologis,
 pemeriksaan nervus cranialis untuk paralisis nervus, tuli sensorineural,
nistagmus
 Gait test
 Test hiperventilasi
pemeriksaan kepala dan leher
 pemeriksaan membrane timpani untuk herpes zoster auticus (Ramsay
Hunt Syndrome)/kolesteaatoma.
 Hennebert sign
 Valsava maneuver
 Head impulses test
system cardiovascular.
Pemeriksaa
tes audiometric
Tes audiologik tidak selalu diperlukan. Tes ini diperlukan jika pasien n
mengeluhkan gangguan pendengaran
penunjang

vestibular testing
Vestibular testing tidak dilakukan pada semau pasieen dengan keluhan
dizziness . Vestibular testing membantu jika tidak ditemukan sebab yang jelas

evalusi laboratorium
pemeriksaan elekrolit, gula darah, fungsi thyroid dapat menentukan etiologi
vertigo pada kurang dari 1 persen pasien

evalusi radiologis
Pemeriksaan radiologi sebaiknya dilakukan pada pasien dengan vertigo yang memiliki
tanda dan gejala neurologis, ada factor resiko untuk terjadinya CVA, tuli unilateral yang
progresif. MRI kepala mengevaluasi struktur dan integritas batang otak, cerebellum, dan
Diagnosis banding dari vertigo
Table 1 Penyebab vertigo

Vertigo dengan tuli Vertigo tanpa tuli Vertigo dengan tanda intracranial

Ménière’s disease Vestibular neuritis Tumor Cerebellopontine angle

Labyrinthitis Benign positional vertigo Vertebrobasilar insufficiency dan


thromboembolism
Labyrinthine trauma Acute vestiblar dysfunction Tumor otak
-Misalnya, epyndimoma atau metastasis pada
ventrikel keempat

Acoustic neuroma Medication induced vertigo e.g Migraine


aminoglycosides
Acute cochleo-vestibular Cervical spondylosis Multiple sklerosis
dysfunction
Syphilis (rare) Following flexion-extension injury Aura epileptic attack-terutama temporal lobe
epilepsy
Obat-obatan- misalnya, phenytoin, barbiturate

Syringobulosa
Terapi
1. Antihistamin  dimenhidrinat, difenhidramin, meksilin, siklisin,
betahistin
2. Antagonist calsium  Cinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine
(Sibelium)
3. Fenotiazine  Khlorpromazine (Largactil) dan Prokhlorperazine
(Stemetil)
4. Simpatomimetik  efedrin
5. Obat penenang minor  lorazepam, diazepam
6. Antikholinergik  skopolamin
Terapi
Terapi fisik
Tujuan latihan ialah :
 Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium untuk meningkatkan kemampuan
mengatasinya secara lambat laun.
 Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi pandangan mata.
 Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan
Contoh latihan :
 Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup.
 Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi, fleksi, ekstensi, gerak miring).
 Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup.
 Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata tertutup.
 Berjalan “tandem” (kaki dalam posisi garis lurus, tumit kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dalam
melangkah).
 Jalan menaiki dan menuruni lereng.
 Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.
 Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang bergerak dan juga memfiksasi pada objek yang diam.
Vestibular neuronitis
dan Labirynthis
Meniere disease Iskemik Vascular

• Terapi focus •Terapi dengan


BPPV • control tekanan darah,
pada gejala menurunkan tekanan menurunkan level
• Tidak menggunakan endolimfatik. kolesterol, mengurangi
•Pada kasus yang merokok
direkomendasikan terapi obat- • Vertigo akut yang
terapi obat-obatan. jarang intervensi
obatan yang bedah seperti
disebabkan oleh stroke pada
batang otak atau cerebellum
• Vertigo dapat mensupresi dekompresi dengan diobati dengan obat-oabat
membaik dengan vestibular yang yang mensupresi vestibular
maneuver rotasi shunt endolimfatik dan meminimalisrir
kepala,
diikuti dengan atau pergerakan kepala pada hari
latihan cochleosacculoctom pertama. Sesegera mungkin
jika keluhan dapat
vestibular. y dibutuhkan jika ditoleransi obat-oabatan
penyakit ini resisten harus di tapper off dan
terhadap pengobatan latihan rehabilitasi
vestibular harus segera
diuretic dan diet. dimulai.
• Penempatan stent
vertebrobasilar diperlukan
pada pasien dengan stenosis
arteri vertebralis dan
refrakter terhadap
penaganan medis.
• Perdarahan pada cerebellum
dan batang otak member
risiko kompresi sehingga
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai