Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 4

Anggota: 1. Fika Tutuarima


2. M.Finza
3.Rizkyana Puspaningrum
Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi

A. Konsep Perpajakan
1. Unsur-Unsur Pajak
a. Subjek Pajak/Wajib Pajak
Meliputi pembayar pajak, pemotong
pajak, dan pemungutan pajak.
b. Objek Pajak
Adalah transaksi ( biasanya sumber
pendapatan )
c. Tarif Pajak
Digunakan untuk menentukan besarnya pajak
yang harus dibayar.
Jenis-jenis tarif pajak :
1. Tarif Tepat, yaitu jumlah tetap dengan jumlah rupiah
tertentu dan tidak tergantung nilai objek pajak.
2. Tarif Profosional, yaitu presentasenya tetap terhadap
jumlah objek pajak.
3. Tarif Progresif, yaitu presentasinya semakin besar jika
jumlah dasar pengenaan pajak juga semakin besar.
4. Tarif Degresif, yaitu preentasenya semakin turun jika
objek pajak.
2. Fungsi Pajak
a. Fungsi Anggaran (Budgeter)
Pajak yang terkumpul akan disalurkan kembali
kepada masyarakat dalam pos belanja negara. Iuran
pajak digunakan untuk biayai pembanguna,
memperluas lapangan kerja, serta membayar gaji
PNS, dan pensiun.
b. Fungsi Distribusi
Berkaitan dengan penyaluran iuran pajak untuk
membiayai kepentingan umum dalam rangka
meningkatkan tarif hidup rakyat. Misalnya, adanya
fasilitas transportasi.
c. Fungsi Stabilisasi
Menciptakan kestabilan perekonomian sebuh
negara. Misalnya, untuk mengendalikan kenaikan
harga barang secara umum, pemerintahan akan
menetapkan pajak tinggu.
d. Fungsi Regulasi (mengatur)
Salah satu pengatur kegiatan ekonomi adalah
kebijakan perpajakan. Melalui pajak, pemerintah
dapat mengarahkan kegiatan ekonomi untuk
mencapai tujuan tertentu. Misalnya, pemerintah ingin
meningkatkan volume eksplor, pemerintah dapat
melalukan pembebasan pajak ekspor.
3. Manfaat Pajak
Manfaat pajak sebagai berikut
1. Menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas
2. Membiayai pelajar pegawai negeri sipil (PN)
3. Membayar utang luar negeri pemerintah
4. Membiayai alat-alat keamanan negara untuk
menciptakan rasa aman.
5. Menylurkan tranfer daerah melalui dana alokasi
umum dan dana alokasi khusus.
4. Pengutan Resmi Selain Pajak
a. Retribusi
Pungutan daerah yang dikenakan kepada
masyarakat atas pemakain fasilitas yang disediakan
negara atau pemerintah. Misalnya, retribusi parkir,
retribusi tempat wisata, retribusi kebersihan , retribusi
masuk terminal, dan retribusi tontonan.
b. Bea
Merupakan pemungutan yang dikenakan atas
suatu kejadian atau perbuatan yang terjadi di kawasan
pabea. Misalnya, pungutan bea adalah bea ekspor dan
bea impor.
c. Cukai
Merupakan iuran yang ditetapkan
berdasarkan peraturan pemerintah terhadap
barang-barang tertentu. Misalnya, cukai rokok
dan cukai minuman yang mengandung
alkohol.
B. Pemungutan Pajak
1. Asas Pemungutan Pajak
a. Asas Keadilan (Equality)
Negara tidak boleh bertindak diskriminatif
terhadap wajib pajak. Warga negara yang tidak
punya kemampuan untuk mebayar pajak, tidak
dipungut pajak.
b. Asas Kepastian Hukum (Certainty)
Pemungutan pajak tidak boleh sewenang-
wenang. Artinya, pelaksana pemungutan pajak harus
berdasarkan undang-undang yaitu hurus ada
kejelasan, ketegasan, dan adanya jumlah hukum.
c. Asas Kesenangan
Berkaitan dengan waktu yang tepat dalam
pemungutan pajak bagi wajib pajak. Misalnya,
pemungutan pajak dilakukan pada saat wajib
pajak menerima penghasilan atau hadiah.
d. Asas Ekonomi (Economy)
yaitu berkaitan dengan efisiensi biaya
pemungutan pajak. Biaya pemungutan dan
pemenuhan kewajiban pajak harus
proporsional.
2. Sistem pemungutan pajak
a. Official assessment system
sistem pemungutan pajak yang terutang oleh wajib
pajak dihitung dari ditetapkan aparatur pajak. Selanjutnya
wajib pajak membayar hasil penghitungan pajak tersebut.
b. Self assessment system
merupakan sistem pemungutan pajak yang
memungkinkan wajib pajak menghitung besar pajak
terutang yang kemdian diserahkan kepada aparatur pajjak
dalam bentuk surat pemberitahuan tahunan (SPT)
pajak.pajak harus aktif dalam menghitung ,menyetor, dan
melaporkan hasilnya kepada kantor pelayanan pajak (KPP).
c. With holding system
merupakan sistem pemungtan pajak yang
penyatakan bahwa jumlah pajak terutang
dihitung oleh pihak ketiga (selain wajib pajak
dan aperatur pajak).
3. Alur administrasi perpajakan di Indonesia
Tata cara pembayaran pajak sebagai berikut:
a. Mendaftarkan diri sebagai wajib pajak melalui Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) atau melalui registrasi secara daring(online). Wajib
pajak akan menerima nomer pokok wajib pajak (NPWP)
b. Setelah memperoleh NPPWP,wajib pajak dapat menghitung sendiri
jumlah pajak yang harus dibayarkan dan dilaporkan dengan STP ke
kantor pelayanan pajak (KPP) tempat wajib pajak terdaftar atau
dikukuhkan.
c. Wajib pajak mengisi surat seetoran pajak (SSP) yang di peroleh dari
KPP atau bank yang ditunjuk oleh direktur jendral pajak atau kantor
pos . Pengisian SSP disesuaikan dengan jenis pajak yang akan
dibayar oleh wajib pajak
d. Pilih metode pembayaran, melalui transfer
datau datang langsung ke kantor penerima
pembayaran pajak seperti bank yang ditunjuk
oleh direektur jendral pajak dan kantor pos.
e. Setelah peroses pembayaran selesai, wajib
pajak akan mendapatkan arsip suurat setoran
pajak. Arsip SSP ini berguna ketika wajib pajak
akan mengajukan keberatan karena kelebihan
dalam membayar pajak.
4. Jenis jenis pajak
1. Menurut pihak yang menanggung
a.pajak langsung. Yaitu pajak yang ditanggung sendiri oleh
wajib pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain
b. pajak tidak langsung
2. Menurut sifatnya
a. pajak subjektif : pajak yang memperhatikan keadaan wajib
pajak
b. pajak objektif: pajak yang tidak memperhatikan keadaan
wajib pajak, tetapi objek pajak.
3. Menurut pihak yang memungut
a. pajak pusat
b. pajak daerah
5. Menghitung pajak
A.pajak penghasilan
berdasarkan undang-undang republik
indonesia nomor 36 tahun 2008 tentang pajak
penhasilan pasal 21,pajak penghasilan
meliputi gaji,upah,honorarium,tunjangan dan
pembayaran lainya.komponen-komponen
subjek pajak
1.subjek pajak penghasilan
2.objek pajak penghasilan dan bukan
3.tarif pajak penghasilan
a.untuk wajib pajak orang pribadi
Penghasilan karena pajak Tarif pajak

Rp.50.000.000 5%

Rp.50.000.000-Rp.250.000.000 15%

Rp.250.000.000-Rp.500.000.000 25%

DIATAS Rp.500.000.000 30%


b.untuk wajib pajak dan bentuk badan usaha
tetap lainya
menurut keputusan perubahan undang-undang
republik indonesia nomor 36 tahun 2008
Tentang pajak penghasilan yang berlaku mulai
tanggal 1 januari 2009,tarif wajib pajak badan
usaha sebagai berikut
4.penghasilan kena pajak dan tidak kena pajak
B.pajak bumi dan bangunan
Pajak bumi dan bangunan merupakan pajak
yang dikenakan kepada seseorang atau badan
hukum yang memiliki,menguasai,atau
memperoleh manfaat bangunan dan
mempunyai manfaat diatas permukaan bumi
1.SubjeK dan objek pajak bumi dan bangunan
orang atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak dan memperoleh suatu
manfaat bumi & bangunan
NJKP sebagai dasar penghitungan pajak bumi
dan bangunan (PBB)sebagai berikut
-objek pajak perkebunan,kehutanan, dan
pertambangan sebesar 40%
-objek pajak lainya
1.sebesar 40% dari NJOP jika NJOP-nya 1m lebih
2.sebesar 20% dari NJOP jika NJOP-nya kurang
dari 1m
2.objek pajak tidak kena pajak
3.nilai jual objek pajak tidak kena pajak
merupakan batas NJOP atas bumi atau bangunan yang tidak kena
pajak
4.tarif panghitungan pajak bumi dan bangunan
faktor yang mempengaruhi pembayaran PBB
-luas tanah atau bangunan
-berdasarkan nilai jual objek pajak (NJOP) yaitu luas objek dikalikan
harga jual permeter persegi
-besar nilai jual kena pajak (NJKP)
-tarif sebesar 0,5%
C.Pajak pertambahan nilai
adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari
barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen
.Merupakan jenis pajak konsumsi yang dalam bahasa Inggris
disebut Value Added Tax (VAT) atau Goods and Services Tax (GST)
Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPN ada pada
pihak pedagang atau produsen sehingga muncul istilah Pengusaha
Kena Pajak yang disingkat PKP.
Dasar hukum utama yang digunakan untuk penerapan PPN di
Indonesia adalah Undang-Undang No. 8 Tahun 1983 berikut
perubahannya, yaitu Undang-Undang No. 11 Tahun 1994, Undang-
Undang No. 18 Tahun 2000, dan Undang-Undang No. 42 Tahun
2009.
6. Tantangan pemungutan pajak.
Masih terdapat tantangan dalam pemungutan pajak di
indonesia.
Tantangan utama perpajakan di indonsia adalah kurangnya
kesadaran masyarakat tentang ke sadaran masyarakat
indonesia untuk membayar pajak.
penyebab wajib pajak enggan membayar pajak adalah
adanya anggapan bahwa membayar pajak itu rumit
berbelit-belit , dan membutuhkan waktu yang lama.
secara umum, hambatan yang masih dihadapi dalam
pemungutan pajak di indonesia sebagai berikut
A. Pengetahuan mastyarakat tentang pajak kurang
B. Penggelapan pajak yang di lakukan oknum tidak
bertanggung jawab
C. Penindakan hukum bagi orang yang tidak membayar
pajak masih kurang
Konsekuensi jika tidak membayar pajak
Dalam aturan perpajakan, ada dua macam sanksi pajak yang
diberlakukan yaitu sanksi administrasi dan juga sanksi pidana.
Kedua sanksi tersebut memiliki akibat yang berbeda  bagi para
pelanggar pajak. Sanksi administrasi biasanya hanya berupa
denda, dalam UU ketentuan umum dan tata cara perpajakan
sansksi administrasi ini terbagi menjadi 3 poin, yakni bunga,
denda dan kenaikan. Sedangkan dalam sanksi pidana, si
pelanggar akan dikenakan  hukuman yang mengakibatkan pada
hukuman badan seperti halnya pejara atau kurungan.
Sesuai dengan Pasal 8 ayat 3 UU KUP, Wajib Pajak
mengungkapkan ketidakbenaran mengenai data yang dilaporkan
dalam SPT dan disertai jumlah pelunasan kekurangan
pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya masih terutang walau
sebenarnya sudah dilakukan pemerikasaan namun belum
dilakukan penyidikan. Wajib pajak akan dikenakan denda
sejumlah 150% dari jumlah pajak yang kurang dibayar.
Sesuai dengan Pasal 33 UU KUP, setiap Wajib
Pajak yang tidak menyampaikan SPT atau
meyampaikan SPT akan tetapi isinya tidak
benar dan mengakibatkan kerugian pada
pendapatan negara akan dikenakan denda
paling sedikit 1 kali jumlah pajak terutang yang
kurang atau bahkan tidak dibayarkan, dan
paling banyak 2 kali dari jumlah pajak
terhutang yang kurang bahkan tidak dibayarkan
atai terkena sangksi pidana paling lama 1
tahun.

Anda mungkin juga menyukai