Anda di halaman 1dari 11

Journal Reading Neurosurgery

Chest Injuries
Associated with
Head Injury

Dr. Fenny Nurafni

Pembimbing :

Dr. Sabri Ibrahim, Sp.BS(K)Spine


Pendahuluan
Traumatic brain injury (TBI) adalah penyebab umum kematian dan morbiditas yang berat.
Meskipun ada kemajuan signifikan dalam manajemen cedera parah yang terkait, khususnya cedera
dada, tetap menjadi tantangan utama. Cedera ekstrakranial terutama bersamaan cedera dada
meningkatkan mortalitas pada pasien dengan TBI dalam jangka waktu pendek dan panjang setelah 6
bulan. Telah terbukti bahwa hipoksia serebral memperburuk hasil setelah TBI parah. Adanya
cedera yang berkontribusi pada cedera otak sekunder dini dengan adanya hipoksemia (<60 mmHg)
atau hipotensi (tekanan darah sistolik <90 mmHg). Trauma dada terkait dapat menyebabkan
hipoksia dengan sejumlah mekanisme yang merupakan gangguan sekunder ke otak.
Material dan Metode
Studi ini melibatkan tinjauan retrospektif dari rekam medis,
catatan operasi dan temuan radiologi dari semua pasien yang
dirawat University of Nigeria Teaching Hospital (UNTH) and
the Memfys Hospital for Neurosurgery (MHN) Enugu, Nigeria

Cedera kepala yang terkait dengan dinding dada yang


signifikan dan cedera intratoraks di MHN dari 2002 hingga
2009 dan UNTH antara 2009 dan 2010

Cedera dinding dada dianggap signifikan jika memerlukan


penjahitan atau melibatkan fraktur satu atau lebih tulang
rusuk

Exclusi yaitu :
• Pasien dengan hanya cedera kepala dan cedera
ekstrakranial lain yang tidak mempengaruhi dada.
• Pasien yang diinvestigasi secara tidak memadai juga
dikeluarkan.
HASIL
HASIL
HASIL
• Cedera dada dan kepala menghasilkan mortalitas dan morbiditas yang
lebih tinggi.
• Protocol (ATLS) dan foto polos dada merupakan bagian penting dari
pemeriksaan awal pasien dengan cedera kepala.
Diskusi • Cedera dinding dada yang terkait mortalitas dan morbiditas yang lebih
rendah dibandingkan cedera intra-toraks.
• Fraktur tulang iga diidentifikasi pada 53,9% pasien
• Fraktur thoracic spinal terjadi pada 4 pasien dan dikaitkan dengan cedera
dinding dada lainnya
• 4 pasien mengalami flail chest dan 50% di antaranya memiliki contusio
paru
• Pada pasien dengan cedera kepala dan flail chest, rontgen dada saja tidak dapat
diandalkan sebagai prediktor dekompensasi pernapasan.
• Meskipun keberadaan flail chest pada rontgen dada bukan merupakan indikasi untuk
ventilasi mekanis tetapi bila disertai dengan TBI meningkatkan risiko pasien gagal napas
dan disarankan harus diventilasi
• Cedera intra toraks lebih jarang terjadi dibandingkan cedera dinding dada tetapi lebih
tinggi morbiditas dan mortalitas, sehingga pengobatan agresif setelah resusitasi lebih
diprioritaskan daripada cedera kepala.
• Cedera kepala yang bersamaan dengan cedera dada menyebabkan kematian yang
lebih tinggi dibandingkan cedera kepala sendiri.
• Kejadian ini lebih mungkin terjadi pada pasien usia muda dan produktif.
• Diagnosis mudah ditegakkan dengan penilaian klinis yang cermat dan radiografi
thorak yang berkualitas baik.
• CT thoraks belum bisa menggantikan kebutuhan akan radiografi dada yang
berkualitas baik dalam manajemen darurat trauma kepala yang berhubungan
dengan cedera kepala.
• Namun, jika sudah tersedia dan waktu memungkinkan, CT thoraks semakin
banyak digunakan untuk semua kasus.

KESIMPULAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai