Anda di halaman 1dari 34

EPIDEMIOLOGI

EFRIZON HARIADI, SKM, MPH


PENGERTIAN
BAHASA YUNANI

EPI = TENTANG DEMOS = PENDUDUK LOGOS = ILMU

A/ ILMU PENGATAHUAN YANG MEMPELAJARI TENTANG DISTRIBUSI,


FREKUENSI, DAN DETERMINAN DARI SUATU MASALAH KESEHATAN
PADA POPULASI TERTENTU DALAM RANGKA UPAYA
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
Tiga Komponen Epidemiologi

1. Frekuensi, menyatakan seberapa sering suatu peristiwa yg tdk diinginkan tjd di


dlm suatu populasi, dan dijadikan dasar pertimbangan dlm menentukan prioritas
masalah.

2. Distribusi, menggambarkan kejadian tsb menurut karakter/variabel (orang,


tempat dan waktu)

3. Determinan adalah faktor yg mempengaruhi, berhubungan atau memberi resiko


thd terjadinya penyakit/masalah kesehatan.
Tujuan Epidemiologi
Secara klasik ada 3 tujuan dari epidemiologi :
1. Menggambarkan distribusi dan ukuran penyakit/masalah kesehatan
pada populasi manusia
2. Menjelaskan determinan  penyakit/masalah kesehatan
3. Menyediakan informasi  penting untuk mengelola dan
merencanakan pelayanan kesehatan untuk pencegahan,
pengendalian, dan penanganan penyakit/masalah kesehatan
Definisi Epidemiologi menurut para Ahli
Wade Hampton Frost (1927), epidemiologi sebagai suatu pengetahuan
tentang fenomena massal penyakit infeksi atau sebagai suatu atau sebagai
riwayat alamiah penyakit menular.
Green Wood (1934), epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala
macam kejadian penyakit yang mengenai kelompok (herd) penduduk.
Brian MacMahon (1970), epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan
penyebab kejadian penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi
semacam itu.
Garry D. Friedman (1974), epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai
terjadinya penyakit pada populasi manusia.
Ruang Lingkup Epidemiologi
1. Epidemiologi penyakit menular
2. Epidemiologi penyakit tdk menular
3. Epidemiologi klinik
4. Epidemiologi kependudukan
5. Epidemiologi gizi
6. Epidemiologi pelayanan kesehatan
7. Epidemiologi lingkungan
8. Epidemiologi kesehatan kerja
9. Epidemiologi kesehatan jiwa
10. Epidemiologi kesehatan matra
PERAN EPIDEMIOLOGI
 Mengidentifikasi masalah kesehatan yang utama yang sedang dihadapi masyarakat
 Mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya masalah kesehatan atau
penyakit dalam masyarakat
 Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan pengambilan
keputusan
 Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau
telah dilakukan
 Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam
upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya
 Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah-masalah
yang perlu dipecahkan.
Segitiga Epidemiologi
PEJAMU
Fisiologi
Anatomi
Biologi

AGEN LINGKUNGAN
Ilmu Fisika Geologi, Geografi, Fisika
Mikrobiologi, Paarasitologi Sosial Politik, Antropologi
Ilmu kimia Ilmu ekonomi
1. Fk. Pejamu (Host)
Pejamu a/ manusia atau makhluk hidup lainnya, termasuk burung dan
artropoda, yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah perkembangan
penyakit.
----umur, jenis kelamin, ras, genetik, anatomi tubuh
2. Fk. Agen (Penyebab)
a/ suatu unsur, organisme hidup, atau kuman infektif yang dapat menyebabkan
terjadinya suatu penyakit.
-----unsur biologis, nutrisi, kimia, dan fisika.
-----faktor gaya hidup

3. Fk. Lingkungan
a/ semua faktor luar dari suatu individu yang dapat berupa lingkungan fisik,
biologis, dan sosial.
UKURAN EPIDEMIOLOGI
• RATE
adalah ukuran perubahan kejadian (kesakitan) pd masyarakat
selama kurun waktu tertentu dan dalam satuan konstanta tertentu
( IR, PR, AR, CFR dll )

• RATIO
adalah ukuran perbandingan antara satu kejadian/kondisi dengan
kejadian lainya ( sex ratio )
• PROPORSI
adalah ukuran perbandingan antara satu kondisi/kejadian dgn
keseluruhan kejadian/kondisi ( proporsi peny , umur, sex,
pekerjaan )
Insidensi vs prevalensi

• Insidensi adalah kejadian penyakit yg baru memasuki fase klinik


atau sering dikatakan sebagai kasus baru.
• Prevalensi adalah kejadian penyakit pada satu saat atau satu
periode tertentu, baik yg baru saja memasuki fase klinik maupun
yg telah beberapa waktu lamanya berkembang sepanjang fase
klinik atau sering juga disebut kasus baru dan kasus lama.
Insidensi vs prevalensi
Insidensi :
a. Sangat berguna dlm epidemiologi deskriptif utk menentukan klp
penduduk yg menderita dan yg terancam (risiko), sehingga dpt
digunakan sbg dasar dlm menentukan progaram pencegahan dan
pengulangan serta sasaran utama dlm progaram tsb.
b. Utk penentuan kasus scr epidemiologis shg dpt menilai berbagai
faktor yg berpengaruh dlm terjadinya penyakit.
c. Rate insidensi merupakan dasar dlm penelitian epidemiologi ttg
faktor penyebab
Prevalensi :

a. Prevalensi tdk dpt digunakan utk menentukan penyebab karena


pada survei prevalensi baik penyebab maupun akibat kejadian
di amati bersama
b. Penggunaan prevalensi lebih banyak utk perencanaan dan
evaluasi program.
Hubungan Insiden dan Prevalensi

Insiden

Prevalensi

Mati/sembuh
• Gambar tsb memberi arah bahwa peningkatan insiden penyakit
belum pasti akan diikuti oleh peningkatan angka prevalensi.
Hal ini disebabkan adanya kasus yang cepat diikuti dengan
hasil akhir dari penyakit tersebut (sembuh/mati). Pada
penyakit-penyakit yang masa inkubasinya lama biasanya
peningkatan angka insiden akan diikuti dengan peningkatan
angka prevalensi.
X
Rumus = ------ x K Rumus umum
Y
1. Angka Insidensi ( Incidence Rate Penyakit/IR )

Pembilang ( X )= Jumlah kasus baru penyakit tertentu disuatu wilayah dalam periode waktu
tertentu.
Penyebut (Y) = Populasi yang beresiko terkena penyakit pada wilayah dan periode waktu yang
sama
Konstanta (K) = 10, 100, 1000, 100.000.
Manfaat = 1. Potret masalah penyakit ttt.
2. Angka beberapa periode dpt digunakan unt memperkirakan kecenderungan dan
fluktuasi penyakit.
3. Pemantauan evaluasi upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit.
4. Perbandingan angka insidensi antar wilayah dan antar waktu.
Interprestasi = Makin besar angka insidensi berarti makin besar masalah
penyakit tsb.
2.Angka Prevalensi ( Prevalen Rate/ PR)

Pembilang (X) : Jumlah kasus lama dan baru penyakit ttt di wilayah ttt pada
periode ttt.

Penyebut (Y) : Jumlah penduduk beresiko di wilayah ttt pada periode ttt.

Konstanta (K) : SDA

Manfaat :1. Untuk mengetahui tingkat keganasan, durasi penyakit.

Interpretasi :1. Semakin tinggi prevalensi suatu penyakit, berarti penyakit tidak
ganas.
2. Semakin rendah durasi penyakit semakin rendah angka prevalensi.
3. Attac Rate Penyakit Wabah (AR)

Pembilang (X) = Jml kasus penyakit sejak ditemukannya kasus penyakit pertama sampai dengan
berakhirnya masa inkubasi kasus terakhir penyakit tersebut dalam kelompok masyarakat terancam di
wilayah tertentu.

Penyebut (Y) = Jumlah penduduk yang terancam di wilayah dan pada periode waktu yang sama.

Konstanta (K) = SDA.

Manfaat = 1. Untuk mengetahui kecepatan dan jangkauan penyebaran suatu penyakit di suatu wilayah
pada suatu wabah.
2. Untuk mengetahui Keberhasilan upaya pencegahan dan penanggulangan wabah.

Interpretasi : Bila Attac Rate suatu penyakit tinggi, berarti kecepatan dan jangkauan penyebaran
penyakit tinggi.
4. Case Fatality Rate (CFR)

Pembilang (X): Jumlah kematian karena penyakit tertentu di suatu wilayah pada periode
waktu tertentu.

Penyebut (Y): Jumlah kasus penyakit yang sama pada wilayah dan periode waktu yang
sama.

Konstanta (K): SDA.

Manfaat : 1. Untuk mengetahui tingkat keganasan suatu penyakit.


2. Untuk mengetahui efektifitas upaya-upaya penaggulangan suatu penyakit
tertentu.

Interpretasi : CFR Suatu penyakit tinggi menunjukkan bahwa penyakit tersebut ganas
dan atau upaya penanggulangan kurang efektif.
PENYIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA
PENGERTIAN KLB

- Kejadian yang melebihi  keadaan biasa,   pada  satu  /


sekelompok masyarakat   tertentu.
(Mac Mahon  and  Pugh, 1970; Last, 1983, Benenson,  1990),

- Peningkatan  frekuensi penderita penyakit, pada populasi


tertentu, pada tempat dan musim atau tahun yang sama
(Last, 1983).
 Undang-Undang Wabah , 1969:

Wabah : adalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian, yang


 meluas secara cepat baik dalam jumlah  kasus  maupun luas
daerah penyakit, dan dapat menimbulkan malapetaka.

Kejadian  Luar  Biasa  (KLB)  :  adalah  timbulnya  suatu kejadian


kesakitan/kematian dan atau  meningkatnya  suatu kejadian    
kesakitan/kematian yang   bermakna secara epidemiologis  pada  
suatu kelompok penduduk  dalam kurun waktu  tertentu
(Undang-undang  Wabah,  1969).  
Perbedaan  definisi antara Wabah  dan  KLB :

Wabah harus  mencakup:

- Jumlah kasus yang besar.


- Daerah yang  luas .
- Waktu yang lebih lama.
- Dampak  yang timbulkan lebih berat.

 
Batasan KLB
1. Meliputi semua kejadian penyakit
2. Tidak ada batasan jumlah penderita
3. Tidak ada batasan luas daerah
4. Waktu sangat bervariasi
Tujuan Penyidikan KLB

Tujuan khusus :

• Mencegah meluasnya (penanggulangan).


• Mencegah  terulangnya KLB di masa yang akan datang (pengendalian).

Tujuan khusus :

• Diagnosis kasus yang terjadi dan mengidentifikasi penyebab penyakit .


• Memastikan bahwa keadaan tersebut merupakan KLB,  
• Mengidentifikasikan   sumber   dan  cara   penularan   
• Mengidentifikasi   keadaan   yang  menyebabkan   KLB  
• Mengidentifikasikan populasi yang rentan atau daerah yang
beresiko  akan terjadi KLB (CDC, 1981; Bres, 1986).  
Petunjuk penetapan KLB:

1. Angka kesakitan/kematian suatu penyakit menular disuatu Kecamatan menunjukkan kenaikan 3


(tiga) kali atau lebih selama tiga minggu berturut-turut atau lebih.
2. Jumlah penderita baru dalam satu bulan dari suatu penyakit menular di suatu Kecamatan,
menunjukkan kenaikan 2 (dua) kali lipat atau lebih, bila dibandingkan dengan angka rata-rata
sebulan dalam setahun sebelumnya dari penyakit menular yang sama di kecamatan tersebut
itu.
3. Angka rata-rata bulanan selama satu tahun dari penderita-penderita baru dari suatu
penyakit menular di suatu Kecamatan, menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih, bila
dibandingkan dengan angka rata-rata bulanan dalam tahun sebelumnya dari penyakit yang
sama di Kecamatan yang sama pula.
4. Case Fatality rate suatu penyakit menular tertentu dalam satu bulan di sutu Kecamatan,
menunjukkan kenaikan 50 % atau lebih, bila dibandingkan CFR penyakit yang sama dalam
bulan yang lalu di Kecamatan tersebut.
5. Proporsional rate penderita baru dari suatu penyakit menular dalam waktu satu bulan,
dibandingkan dengan proportional rate penderita baru dari penyakit menular yang sama
selama periode waktu yang sama dari tahun yang lalu menunjukkan kenaikan dua kali atau
lebih.
6. Khusus untuk penyakit-penyakit Kholera, Cacar, Pes, DHF/DSS :

• Setiap peningkatan jumlah penderita-penderita penyakit tersebut di atas,


di suatu daerah endemis yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas

• Terdapatnya satu atau lebih penderita/kematian karena penyakit tersebut


diatas, di suatu Kecamatan yang telah bebas dari penyakit-penyakit
tersebut, paling sedikit bebas selama 4 minggu berturut-turut.

7. Apabila kesakitan/kematian oleh keracunan yang timbul di suatu kelompok


masyarakat.

8. Apabila di daerah tersebut terdapat penyakit menular yang sebelumnya tidak


ada/dikenal.
METODELOGI PENYIDIKAN KLB

1. Rancangan penelitian : prospektif atau retrospektif. Jenis penelitian


deskriptif, analitik, keduanya.
2. Materi (manusia, mikroorganisme, bahan kimia, masalah
administrasi)
3. Sasaran : rumah sakit, klinik, laboratorium, dan lapangan)
N LANGKAH-LANGKAH PENYIDIKAN KLB
O
1 Persiapan penelitian lapangan.
2 Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB.
3 Memastikan Diagnosis Etiologis
4 Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau paparan
5 Mendeskripsikan  kasus  berdasarkan orang,  waktu  dan tempat.
6 Membuat  cara penanggulangan sementara  dengan  segera (jika diperlukan).
7 Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran
8 Mengidentifikasi keadaan penyebab KLB
9 Merencanakan penelitian lain yang sistimatis
10 Menetapkan saran cara pencegahan atau penanggulangan.
11 Menetapkan  sistim  penemuan  kasus  baru  atau  kasus dengan komplikasi.
12 Melaporkan hasil penyidikan kepada instansi  kesehatan setempat  dan kepada
sistim pelayanan  kesehatan  yang lebih tinggi.
Tabel 1. Beberapa cara dalam penanggulangan KLB

TINDAKAN : CONTOH :
1.MenghilangkanSumber - Menjauhkan sumber penularan dari orang
penularan
- Membunuh bakteri pada sumber penularan
- Melakukan isolasi atau pengobatan pada orang yang
diduga sebagai sumber penularan

2.Memutus rantai penularan - Strelilisasi sumber pencemaran


- Mengendalikan vektor
- Peningkatan hygiene perorangan
3.Merubah respon orang - Melakukan immunisasi
terhadap penyakit
- Mengadakan pengobatan

Sumber : Kelsey et al.,1986


PENYUSUNAN LAPORAN KLB

Laporan  penyidikan KLB hendaknya berisi :

1. Latar Belakang .
2. Riwayat   Kejadian  KLB.
3. Metoda  penyidikan KLB .
4. Analisis data .
5. Pembahasan .
6. Kesimpulan .
7. Rekomendasi .
Dari hasil tabulasi laporan Program Malaria di Kec
Santui diperoleh data sbb:
Kasus baru Total kasus
Jml
Kel umur Meninggal
pddk L P L P

0-9 3400 10 7 15 19 4
10-19 4200 9 9 16 20 1
20-29 2800 4 5 12 11 2
30-39 2600 8 3 17 9 2
40-71 7000 46 25 65 45 6
Total
Pertanyaanya 20000dihitung 77
: Tolong 49 125 104 15
Insidens Rate, Prevalens Rate, Ratio kasus baru menurut sex dan didistribusi
proporsi Perempuan pd semua kasus ,CFR usia 0-9 th dan angka kematian malaria
33

Anda mungkin juga menyukai