B U IL ID I N G S )
PELATIHAN
AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
(CONSTRUCTION SUPERVISION ENGINEER OF BUILIDINGS)
JUSMIDAH, ST., MT
2007
D E P A R T E M E N P E K E R JA A N U M U M
B A D A N P E M B IN A A N K O N S T R U K S I D A N S U M B E R D A Y A M A N U S IA
P U S A T P E M B IN A A N K O M P E T E N S I D A N P E L A T IH A N K O N S T R U K S I
1. PENERAPAN K3
DASAR HUKUM K3 KONSTRUKSI :
• I. Pengertian APD
APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam
melakukan suatu pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di
tempat kerja.
APD merupakan cara terakhir untuk melindungi tenaga kerja setelah dilakukan beberapa usaha.
• √ Bagian dari luarnya harus kuat dan tahan terhadap benturan atau
tusukan benda-benda runcing. Cara mengujinya dengan
menjatuhkan benda seberat 3 kg dari ketinggian 1 meter - topi tidak
boleh pecah atau benda tak boleh menyentuh kepala.
• √ Jarak antara lapisan luar dan lapisan dalam di bagian puncak 4-5
cm.
• √ Tidak menyerap air. Cara pengujian : diuji dengan merendam di
dalam air selama 24 jam.
• √ Tahan terhadap api. Cara pengujian: topi dibakar selama 10 detik
dengan sejenis metan (bunsen atau propan) , API HARUS PADAM
SELAMA 5 DETIK.
2. Alat Pelindung Muka dan Mata :
Protective Goggles
3. Alat Pelindung Tangan
Dipakai untuk pekerjaan yang dapat menimbulkan cidera lecet atau terluka pada
tangan seperti pekerjaan pembesian, pekerjaan las, mengangkat barang-barang
berbahaya dan korosif seperti asam dan alkali.
Bentuknya macam-macam :
- Gloves : sarung tangan
- Hand pad : melindungi telapak tangan
- Sleeve : untuk pergelangan tangan sampai lengan.
- untuk mencegah tergelincir, dipakai sol anti slip luar dari karet alam atau sintetik dengan bermotif
timbul ( permukaanya kasar).
• - untuk mencegah tusukan dari benda-benda runcing, sol dilapisi logam.
• - terhadap bahaya listrik, sepatu seluruhnya harus dijahit atau direkat, tak boleh menggunakan paku.
• f. sepatu atau sandal yang beralaskan kayu, baik dipakai pada tempat kerja yang lembab, lantai yang
panas.
• g. sepatu boot dari karet sintetis, untuk pencegahan bahan-bahan kimia.
5. Alat Pelindung Pernafasan
43
Fungsi Organisasi Proyek
1. Sebagai pedoman pembagian kerja dari berbagai tugas
dalam rangka pelaksanaan proyek
44
Tugas Organisasi Proyek
1. Menyelenggarakan proses pelaksanaan kontrak
- mengacu pada dokumen Perencanaan Pelaksanaan Proyek
2. Menghasilkan laba bagi Perusahaan
- minimal seperti dalam anggaran pelaksanaan
3. Memberikan pelayanan yang baik kepada Pengguna Jasa
dan pihak lain terkait
- proses pelaksanaan & komunikasi yang baik guna
memberikan citra yang baik
4. Selalu berusaha meningkatkan efisiensi & produktivitas
kerja melalui pengembangan aspek teknologi, bisnis &
manajemen
5. Menjaga terselenggaranya pembinaan kemampuan pegawai 45
KEP. PROYEK
46
• Pendekatan fungsi
- pembagian tugas didasarkan pada fungsi/jenis tugas
KEP.PROYEK
47
• Pendekatan gabungan area & fungsi
- pembagian tugas didasarkan pada pembagian area
dan pembagian fungsi
KEP.PROYEK
51
TIME SCHEDULE PEKERJAAN SALURAN
Nilai BULAN
Uraian Pekerjaan
Rp. juta
1 2 3 4 5 6 7 8
100%
1. Pek Gal. Tanah 480 25 25 25 25 90%
50%
3. Pek. Bangunan 200 50 50 40%
20%
4. Pek. Jln. Inspeksi 120 33 33 34
0%
Jumlah 4.400 2,7 19,4 37,5 54,1 67,2 84,3 99,1 100 RC
RL
52
CONTOH NWP : ARROW DIAGRAM
12 18
D
3 4
6
B 9 18
0 5 8 G 32
4 26
E
A 6 I
1 2 7 8
4 6
4 C
0
8 12 18 H 26 32
8
F
5 6
4
12 16
53
A-C-E-G-I : Lintasan kritis
PENGADAAN SUMBER DAYA
54
SCHEDULE SUMBER DAYA
Time schedule pekerjaan jenis apapun, agar
realistik harus dijabarkan menjadi schedule
sumber daya yang diperlukan (Tenaga, Material,
dan Alat)
Schedule peng-
adaan Tenaga
Schedule peng-
adaan Alat
55
PERSIAPAN PENGADAAN TENAGA
H a r i
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
A
B
C
D
E
Mulai
kerja
D : Persiapan kerja
56
PERSIAPAN PENGADAAN MATERIAL
Hari
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
A
B
C
D
E
F
G
Mulai
kerja
A
B
C
D
Mulai
kerja
58
PERSIAPAN PENGADAAN SUBKON
Hari
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
A
B
C
D
E
Mulai
kerja
II. P E K E R J A A N TA N A H
1. K u p a s a n ta n a h h u m u s
2. K u p a s a n ta n a h
ada empat skenario yang bisa terjadi dalam
pelaksanaan proyek:
a. Pekerjaan Terlambat dan Boros (Over Costs & Behind
Schedule)
Jika kerja nyata berada di bawah Grafik ‘S’, sedang
pengeluaran proyek di atas Grafik ‘S’, maka ini
menunjukkan bahwa proyek dalam kondisi yang
mengkhatirkan, karena bukan saja kemungkinan besar
proyek tidak selesai menurut waktu yang ditentukan, tetapi
juga biaya proyek ‘melambung’
melampaui perhitungan, sehingga proyek terancam merugi.
P e k e rja a n
G a m b a r 3 .3 . O v e r C o s ts & B e h in d S c h e d u le
b. Pekerjaan Terlambat, Pengeluaran Rendah (Under Costs &
Behind Schedule)
Kondisi seperti ini, menunjukkan kemungkinan lambatnya
proses pencairan dana proyek, yang membawa akibat
terlambatnya kemajuan pekerjaan. Jika hal ini terus
dibiarkan, kondisi proyek akan memburuk, sehingga
penghematan biaya dapat mengakibatkan proyek tidak
selesai tepat waktu, dengan kemungkinan terkena ‘pinalti’
atau denda akibat keterlambatan
P e k e rja a n
G a m b a r 3 .4 . U n d e r C o s ts & B e h in d S c h e d u le
c. Pekerjaan Lebih Cepat dan Hemat (Under Costs & Ahead of
Schedule)
Kondisi ini merupakan kondisi ideal yang diharapkan oleh
kontraktor, karena memberikan manfaat ganda, yaitu
pekerjaan akan selesai lebih awal dari jadwal proyek dan
pengeluaran proyek lebih kecil dari rencana pengeluaran
biaya proyek
d. Pekerjaan Lebih Cepat tapi Boros (Over Costs & Ahead of
Schedule)
Penggunaan sumber daya yang berkualitas kadang-
kadang membutuhkan dana yang cukup besar, meskipun
mendatangkan kemajuan pekerjaan yang tinggi. Tetapi jika
pengeluaran tidak seimbang dengan kemajuan pekerjaan
akan membawa risiko kerugian pada pekerjaan
Terima Kasih
Atas
Perhatiannya
73
73