Anda di halaman 1dari 73

( C O N S T R U C T IO N S U P E R V I S IO N E N G I N E E R O F

B U IL ID I N G S )

PELATIHAN
AHLI PENGAWAS KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
(CONSTRUCTION SUPERVISION ENGINEER OF BUILIDINGS)
JUSMIDAH, ST., MT

2007

D E P A R T E M E N P E K E R JA A N U M U M
B A D A N P E M B IN A A N K O N S T R U K S I D A N S U M B E R D A Y A M A N U S IA
P U S A T P E M B IN A A N K O M P E T E N S I D A N P E L A T IH A N K O N S T R U K S I
1. PENERAPAN K3
DASAR HUKUM K3 KONSTRUKSI :

1 UU RI No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja di tempat kerja

2 UU RI No. 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi

3 UU RI No.13 Tahun 2003 Tenaga Kerja

4 Permenaker Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Konstruksi


No. 01/Men/1980 Bangunan.
Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Keputusan Bersama
tempat Kegiatan Konstruksi.
Menaker & MenPU No.
5 Pasal 2 Kontraktor wajib penuhi syarat2 K3
174/Men/1986 &
Pasal 3 Menteri PU memberi sanksi administrasi
No.104/KPTS/1986

6 Permenaker Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan


No. 5/1996 Kerja (SMK3)
7 Permen PU Pedoman Sistem Manajemen K3 Konstruksi
No. 09/2008 03/02/2021 3
yarat-syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerj
1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja
2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran
3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan
4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat
5. Memberi P3K Kecelakaan Kerja
6. Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya asap, uap, gas, radiasi, kebisingan.
8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.
9. Penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.
11. Menyediakan ventilasi yang cukup 
PERLENGKAPAN K3
(APD)
APD (ALAT PELINDUNG DIRI)

• I. Pengertian APD
APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam
melakukan suatu pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di
tempat kerja.
APD merupakan cara terakhir untuk melindungi tenaga kerja setelah dilakukan beberapa usaha.

• II. Jenis-jenis APD menurut bagian tubuh :

1.Kepala (sefety helmet)


2. Muka dan Mata
3. Tangan dan jari
4. Kaki (sefety shoes)
5. Alat Pernafasan
6. Telinga
7.Tubuh (sefety belt)
1. Alat Pelindung Kepala

• Topi pengaman (Safety Helmet) untuk melindungi kepala dari


benturan atau kena benda jatuh.

• Syarat umum Safety Helmet :

• √ Bagian dari luarnya harus kuat dan tahan terhadap benturan atau
tusukan benda-benda runcing. Cara mengujinya dengan
menjatuhkan benda seberat 3 kg dari ketinggian 1 meter - topi tidak
boleh pecah atau benda tak boleh menyentuh kepala.
• √ Jarak antara lapisan luar dan lapisan dalam di bagian puncak 4-5
cm.
• √ Tidak menyerap air. Cara pengujian : diuji dengan merendam di
dalam air selama 24 jam.
• √ Tahan terhadap api. Cara pengujian: topi dibakar selama 10 detik
dengan sejenis metan (bunsen atau propan) , API HARUS PADAM
SELAMA 5 DETIK.
2. Alat Pelindung Muka dan Mata :

• Fungsi : Melindungi muka dan mata dari:


- lemparan benda-benda kecil
- lemparan benda-benda panas
- pengaruh cahaya
- pengaruh radiasi tertentu
Masker Pelindung
Pengelasan
• Bahan Pembuat :
- Gelas/kaca biasa
- Plastik

Protective Goggles
3. Alat Pelindung Tangan

Dipakai untuk pekerjaan yang dapat menimbulkan cidera lecet atau terluka pada
tangan seperti pekerjaan pembesian, pekerjaan las, mengangkat barang-barang
berbahaya dan korosif seperti asam dan alkali.

Bentuknya macam-macam :
- Gloves : sarung tangan
- Hand pad : melindungi telapak tangan
- Sleeve : untuk pergelangan tangan sampai lengan.

Bahannya bermacam-macam sesuai fungsinya :


a). Sarung Tangan Kulit, digunakan pada pekerjaan pengelasan, pekerjaan
pemindahan pipa dll. Fungsinya untuk melindungi tangan dari permukaan kasar.
b). Sarung Tangan Katun, digunakan pada pekerjaan pembesian, pekerjaan
pasangan batu, bekerja pada daerah ketinggian/naik tangga.
b). Sarung Tangan Karet, digunakan pada pekerjaan listrik supaya tidak terjadi
kena arus listrik.
c). Sarung Tangan Asbes/Katun/Wool, digunakan untuk melindungi tangan dari
panas dan api.
4. Alat Pelindung Kaki

• Fungsinya Melindungi kaki dari :


- tertimpa benda-benda berat
- terbakar karena logam cair, bahan kimia korosif
- dermatitis/eksim karena zat-zat kimia
- tersandung, tergelincir.

• Sepatu Keselamatan (safety shoes) disesuaikan dengan jenis resiko, seperti :

a.pada industri ringan/tempat kerja biasa.

b.sepatu pelindung (safety shoes) atau sepatu boot.

- untuk mencegah tergelincir, dipakai sol anti slip luar dari karet alam atau sintetik dengan bermotif
timbul ( permukaanya kasar).
• - untuk mencegah tusukan dari benda-benda runcing, sol dilapisi logam.
• - terhadap bahaya listrik, sepatu seluruhnya harus dijahit atau direkat, tak boleh menggunakan paku.
• f. sepatu atau sandal yang beralaskan kayu, baik dipakai pada tempat kerja yang lembab, lantai yang
panas.
• g. sepatu boot dari karet sintetis, untuk pencegahan bahan-bahan kimia.
5. Alat Pelindung Pernafasan

• Alat pelindung pernafasan berfungsi untuk memberikan perlindungan


terhadap sumber-sumber bahaya udara di tempat kerja.

Ada 3 jenis alat pernafasan berupa Respirator yang berfungsi untuk


memurnikan udara.

• 1.Respirator dengan filter bahan kimia


- topeng gas dengan kanister yang sesuai, untuk
bahan-bahan kimia tertentu.
- Respirator dengan partum (cartridge) kimia

• 2.Respirator dengan filter mekanik

• 3.Respirator yang mempunyai filter mekanik dan


bahan kimia.
• 6. Alat Pelindung Telinga
Digunakan untuk mencegah rusaknya pendengaran akibat suara
bising diatas ambang aman seperti pekerjaan plat logam.
Ada dua jenis alat pelindung telingan :
1.Sumbat telinga(ear plug)
•2.Tutup telinga (ear muff)

• Sumbat telinga (ear plug) :


Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu
saja, sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi)
tak terganggu.
-Sumbat telinga biasanya terbuat dari karet plastic keras, plastic
lunak, lilin, dan kapas.
-Daya lindung (kemampuan attenuasi) : 25-30 dB

• Tutup telinga (ear muff) :


-attenuasi (daya lindung): Pada frek.2800-4000Hz (35-45 dB)
namun pada frekuensi biasa ( 25 s/d 30 Hz )
7. Alat Pelindung Tubuh/Badan

• Pakaian las (apron)


• Sabuk pengaman (safety belt)
2. MEMAHAMI GAMBAR KERJA
,SPESIFIKASI TEKNIS
 ORGANISASI PROYEK

Untuk kegiatan pelaksanaan, diperlukan organisasi


proyek yang berfungsi untuk pembagian tugas
kepada masing-masing personil, dan koordinasi

Ada dua jenis organisasi proyek yang dapat


dipilih sesuai dengan kemauan manajemen ybs.
Yaitu :
1. Organisasi proyek berdasarkan pada wilayah/
area operasi, jenis ini lebih bersifat umum
2. Organisasi proyek berdasarkan pada fungsi
operasi, jenis ini lebih bersifat spesialis
3. Organisasi proyek berdasarkan pada gabungan
wilayah dan fungsi operasi
43

43
Fungsi Organisasi Proyek
1. Sebagai pedoman pembagian kerja dari berbagai tugas
dalam rangka pelaksanaan proyek

2. Sebagai pedoman dalam sistim koordinasi pelaksanaan


tugas
3. Sebagai badan mewakili Perusahaan dalam hubungan
pelayanan kepada Pengguna Jasa dan lain-lain

4. Sebagai pedoman dalam pemberian imbalan kepada


anggota organisasi

44
Tugas Organisasi Proyek
1. Menyelenggarakan proses pelaksanaan kontrak
- mengacu pada dokumen Perencanaan Pelaksanaan Proyek
2. Menghasilkan laba bagi Perusahaan
- minimal seperti dalam anggaran pelaksanaan
3. Memberikan pelayanan yang baik kepada Pengguna Jasa
dan pihak lain terkait
- proses pelaksanaan & komunikasi yang baik guna
memberikan citra yang baik
4. Selalu berusaha meningkatkan efisiensi & produktivitas
kerja melalui pengembangan aspek teknologi, bisnis &
manajemen
5. Menjaga terselenggaranya pembinaan kemampuan pegawai 45

dan peningkatan kesejahteraan


Penyusunan Struktur Organisasi
• Pendekatan wilayah/area
- pembagian tugas didasarkan pembagian area pekerjaan

KEP. PROYEK

Bag.Teknik Bag.Adm & Keu Bag.Ad. Kon Bag.Log Lat

KEP. LAP I KEP. LAP II KEP. LAP III


Sand trap Sal. Induk Sal Induk
Km. 0-14 Km. 14-23

46
• Pendekatan fungsi
- pembagian tugas didasarkan pada fungsi/jenis tugas

KEP.PROYEK

Bag.Teknik Bag.Adm & Keu Bag.Ad. Kon Bag.Log Lat

KEP. LAP I KEP. LAP II KEP. LAP III


Pondasi Struktur Finishing

47
• Pendekatan gabungan area & fungsi
- pembagian tugas didasarkan pada pembagian area
dan pembagian fungsi

KEP.PROYEK

Bag.Teknik Bag.Adm & Keu Bag.Ad. Kon Bag.Log Lat

KEP. LAP I KEP. LAP II KEP. LAP III


Ged. Perkantoran Gudang & Perawatan Bang. Ged Serbaguna

PELAKSANA I PELAKSANA I PELAKSANA I


Struktur Struktur Struktur

PELAKSANA II PELAKSANA II PELAKSANA II


Finishing Finishing Finishing

PELAKSANA III PELAKSANA III PELAKSANA III 48


M/E M/E M/E
 URAIAN TUGAS PROYEK
Uraian tugas dan tanggung jawab setiap personil
proyek disamping yang ada secara umum, harus
dibuat uraian tugas yang bersifat jelas dan
terukur ( jenis kegiatan, waktu kegiatan, dan
kuantitas yang harus diselesaikan)

Pelaksana A, tugas minggu ini adalah


menyelesaikan pekerjaan fondasi pada baris I,
II, dan III sesuai dengan gambar kerja. Untuk
minggu berikutnya diberikan tugas lagi sesuai
dengan program kerja yang ada.

Penilaian kinerja Pelaksana A, didasarkan atas


pelaksanaan program kerja yang ada (dapat 49

mencapai targetnya atau tidak).


49
 JADUAL PELAKSANAAN (Time Schedule)

• Rencana waktu pelaksanaan untuk tiap-


tiap kegiatan, yang secara keseluruhan
merupakan pedoman batas waktu
penyelesaian suatu proyek

Time Schedule dibuat ada yang secara


global (untuk satu kelompok pekerjaan), dan
ada yang secara rinci (untuk setiap jenis
pekerjaan)
50
 KEGUNAAN TIME SCHEDULE

1. Pedoman pelaksanaan/penyelesaian kegiatan


2. Pedoman waktu dalam pengadaan sumber
daya (tenaga kerja, alat, material) untuk
pekerjaan tersebut
3. Alat melakukan koordinasi diantara kegiatan/
pekerjaan yg memiliki saling keterpengaruhan
4. Merupakan tolok ukur dalam pengendalian
pelaksanaan pekerjaan

51
TIME SCHEDULE PEKERJAAN SALURAN

Nilai BULAN
Uraian Pekerjaan
Rp. juta
1 2 3 4 5 6 7 8
100%
1. Pek Gal. Tanah 480 25 25 25 25 90%

2. Pek. Beton Lining 3.600 17 16 17 16 17 17 70%

50%
3. Pek. Bangunan 200 50 50 40%

20%
4. Pek. Jln. Inspeksi 120 33 33 34

0%
Jumlah 4.400 2,7 19,4 37,5 54,1 67,2 84,3 99,1 100 RC
RL
52
 CONTOH NWP : ARROW DIAGRAM
12 18
D
3 4
6
B 9 18
0 5 8 G 32
4 26
E
A 6 I
1 2 7 8
4 6
4 C
0
8 12 18 H 26 32
8
F
5 6
4
12 16
53
A-C-E-G-I : Lintasan kritis
 PENGADAAN SUMBER DAYA

Setiap kegiatan proyek, pasti memerlukan


sumber daya yang dapat berupa : Tenaga Kerja,
Material ,dan Alat

Pengadaan sumber daya tersebut harus dijamin


sudah tersedia, baik jenis, jumlah maupun
kualitasnya, sebelum kegiatan dimulai

Kegiatan dimulai sesuai dengan jadwal yang ada,


dengan demikian, persiapan pengadaan sumber
dayanya harus ditarik mundur dari jadwal kegiatan
yang ada
54

54
 SCHEDULE SUMBER DAYA
Time schedule pekerjaan jenis apapun, agar
realistik harus dijabarkan menjadi schedule
sumber daya yang diperlukan (Tenaga, Material,
dan Alat)
Schedule peng-
adaan Tenaga

Time Schedule Schedule peng- Kebijakan


pekerjaan adaan Material Stock

Schedule peng-
adaan Alat
55
 PERSIAPAN PENGADAAN TENAGA
H a r i
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

A
B
C
D
E
Mulai
kerja

A : Menunjuk Mandor/Supplier Tenaga E : Penyesuaian dan pengaturan kerja


B : Negosiasi upah/harga borongan
Schedule pekerjaan
C : Mobilisasi Tenaga 56

D : Persiapan kerja
56
 PERSIAPAN PENGADAAN MATERIAL
Hari
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

A
B
C
D
E
F
G
Mulai
kerja

A : Pengetesan material (bila perlu) E : Fabrikasi diluar (bila perlu)


B : Persetujuan contoh material F : Angkutan ke site
C : Penunjukkan Supllier/Pemasok G : Fabrikasi di site proyek 57

D : Negosiasi harga Schedule pekerjaan 57


 PERSIAPAN PENGADAAN ALAT
Hari
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

A
B
C
D
Mulai
kerja

A : Menunjuk Sumber Alat D : Persiapan Alat (test/pemasangan)


B : Negosiasi dgn Pemilik Alat
Schedule pekerjaan
C : Mobilisasi Alat ke site 58

58
 PERSIAPAN PENGADAAN SUBKON

Hari
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

A
B
C
D
E
Mulai
kerja

A : Menunjuk Subkontraktor E : Penyesuaian dan pengaturan kerja


B : Negosiasi harga Subkontrak
Schedule pekerjaan
C : Mobilisasi Tenaga/Alat/material 59

D : Persiapan kerja dan Koordinasi


59
TEKNIS MENYUSUN LAPORAN PELAKSANAAN
PENGAWASAN PEKERJAAN

Pada dasarnya laporan pengawasan pekerjaan


terdiri dari : data pekerjaan, realisasi pekerjaan yang
dicapai, perbandingan antara realisasi dan rencana,
perhitungan robot pekerjaan, kendala yang dihadapi,
peluang percepatan penyelesaian pekerjaan dll.
MENYUSUN JENIS-JENIS REALISASI PEKERJAAN

Dasar dan acuan pekerjaan adalah Dokumen Kontrak yang berisi


Kerangka acuan Kerja, Persyaratan Adminsitrasi dan Teknis,
Gambar Pelaksanaan Pekerjaan, dan Rentang Waktu Pekerjaan
serta Rincian Pekerjaan (work breakdown schedule) yang berisi
uraian jenis pekerjaan,volume,harga satuan dan nilai total
pekerjaan. Berdasarkan data tersebut dapat disusun bobot dari
masing-masing item pekerjaan terhadap nilai total pekerjaan
Untuk memudahkan dalam melaksanakan evaluasi atas realisasi
progres yang dicapai dapat menggunakan kurva biaya jadual
atau lazim disebut kurva S.
N o J e n is Bo b M in g g u k e -
. P e k e rja ot
an (% )
1 2 3 4 5 6
1 P e k e rja a n 2 ,7 9 2 ,7 9
P e r s ia p a n
2 Tanah dan 9 ,5 6 1 ,9 1 2 5 ,7 3 6 1 ,9 1 2
Fondasi
3 P e k e rja a n 5 2 ,6 9 1 7 ,5 6 4 2 6 ,3 4 6 8 ,7 8 2
B e to n
4 P e k e rja a n 6 ,9 8 2 ,3 2 6 3 ,4 8 9 1 ,1 6 3
D in d in g
5 P e k e rja a n 4 ,0 6 1 ,6 2 4 2 ,4 3 6
L a n ta i
6 P e k e rja a n 1 5 ,5 8 1 1 ,6 8 5 3 ,8 9 5
P e n g e c e ta n
7 L is t r ik & 1 ,2 6 0 ,6 3 0 ,6 3
S a n ita s i
8 K ayu & 7 ,0 8 4 ,7 2 2 ,3 6
K unci
MENGHITUNG BOBOT REALISASI TIAP PEKERJAAN
Bobot realisasi setiap pekerjaan dihitung berdasarkan nilai
progres pekerjaan yang dicapai pada suatu tahapan
pelaksanaan pekerjaan yang dicapai pada suatu waktu tertentu
yang dihitung berdasarkan bobot rencana atas item pekerjaan
tersebut.

MEMBANDINGKAN TARGET RENCANA


Target rencana dijadikan sebagai pedoman bagi pelaku proyek
dalam p[elaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan
Realisasi kemajuan pekerjaan adalah merupakan bobot nyata
kemajuan pekerjaan fisik konstruksi di lapangan yang dicapai pada
suatu waktu
P R O Y E K :
P E K E R J A A N :
P R O S E N TA S E P R O S E N TA S E S E L IS IH /
N O . U R A IA N P E K E R J A A N
R E N C A N A R E A L IS A S I V A R IA N
I. P E K E R J A A N P E R S IA P A N
1. P e m b u a t a n D ir e k s i k e e t
2. P a g a r p e n g a m a n p ro y e k
3. P a s a n g b o u w p la n k
4. P e m b u a ta n p a p a n n a m a
5. p ro y e k
6. P e n g a d a a n a ir k e r ja
7. P e n g a d a a n lis t r ik k e r ja
B ia y a p e r ijin a n d a n
d o k u m e n ta s i

II. P E K E R J A A N TA N A H
1. K u p a s a n ta n a h h u m u s
2. K u p a s a n ta n a h
ada empat skenario yang bisa terjadi dalam
pelaksanaan proyek:
a. Pekerjaan Terlambat dan Boros (Over Costs & Behind
Schedule)
Jika kerja nyata berada di bawah Grafik ‘S’, sedang
pengeluaran proyek di atas Grafik ‘S’, maka ini
menunjukkan bahwa proyek dalam kondisi yang
mengkhatirkan, karena bukan saja kemungkinan besar
proyek tidak selesai menurut waktu yang ditentukan, tetapi
juga biaya proyek ‘melambung’
melampaui perhitungan, sehingga proyek terancam merugi.
P e k e rja a n

G a m b a r 3 .3 . O v e r C o s ts & B e h in d S c h e d u le
b. Pekerjaan Terlambat, Pengeluaran Rendah (Under Costs &
Behind Schedule)
Kondisi seperti ini, menunjukkan kemungkinan lambatnya
proses pencairan dana proyek, yang membawa akibat
terlambatnya kemajuan pekerjaan. Jika hal ini terus
dibiarkan, kondisi proyek akan memburuk, sehingga
penghematan biaya dapat mengakibatkan proyek tidak
selesai tepat waktu, dengan kemungkinan terkena ‘pinalti’
atau denda akibat keterlambatan
P e k e rja a n

G a m b a r 3 .4 . U n d e r C o s ts & B e h in d S c h e d u le
c. Pekerjaan Lebih Cepat dan Hemat (Under Costs & Ahead of
Schedule)
Kondisi ini merupakan kondisi ideal yang diharapkan oleh
kontraktor, karena memberikan manfaat ganda, yaitu
pekerjaan akan selesai lebih awal dari jadwal proyek dan
pengeluaran proyek lebih kecil dari rencana pengeluaran
biaya proyek
d. Pekerjaan Lebih Cepat tapi Boros (Over Costs & Ahead of
Schedule)
Penggunaan sumber daya yang berkualitas kadang-
kadang membutuhkan dana yang cukup besar, meskipun
mendatangkan kemajuan pekerjaan yang tinggi. Tetapi jika
pengeluaran tidak seimbang dengan kemajuan pekerjaan
akan membawa risiko kerugian pada pekerjaan
Terima Kasih
Atas
Perhatiannya
73

73

Anda mungkin juga menyukai