Anda di halaman 1dari 22

Trombosit

PENDAHULUAN

 Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit,


suatu sel muda yang besar dalam sumsum tulang.
 Megakariosit matang ditandai proses replikasi endomiotik inti
dan makin besarnya volume plasma, sehingga pada akhirnya
sitoplasma menjadi granular dan terjadi pelepasan
trombosit.
 Setiap megakariosit mampu menghasilkan 3000 - 4000
trombosit, waktu dari diferensiasi sel asal (stem cell) sampai
dihasilkan trombosit memerlukan waktu sekitar 10 hari.
 Umur trombosit pada darah perifer 7-10 hari.
 Trombosit adalah sel darah tak berinti, berbentuk cakram
dengan diameter 1 - 4 mikrometer dan volume 7 – 8 fl.
 Trombosit dapat dibagi dalam 3 daerah (zona), zona daerah tepi
berperan sebagai adhesi dan agregasi, zona “sol gel” menunjang
struktur dan mekanisme interaksi trombosit, zona organel berperan
dalam pengeluaran isi trombosit.
 Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis sebagai
respon hemostatik normal terhadap luka vaskuler, melalui reaksi adhesi,
pelepasan, agregasi dan fusi serta aktivitas prokoagulannya.
 Nilai normal trombosit bervariasi sesuai metode yang dipakai.
 Jumlah trombosit normal menurut Deacie adalah 150 – 400 x 109 / L
 Bila dipakai metode Rees Ecker nilai normal trombosit 140 – 340 x 109/
L
 Menggunakan Coulter Counter/alat automatic harga normal 150 – 350 x
109/L.
Pemeriksaan trombosit

 Bahan pemeriksaan adalah darah lengkap, yang dapat


diperoleh dari darah kapiler atau darah vena.
 Darah Kapiler : Pengambilan darah kapiler untuk orang
dewasa dilakukan pada ujung jari tangan ketiga dan
keempat serta pada anak daun telinga, sedangkan pada
bayi dan anak-anak biasanya diambil dari tumit atau ibu
jari kaki.
 Perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel darah
kapiler adalah sebelum penusukan dimulai keadaan
setempat perlu diperhatikan dengan seksama,
merupakan kontra indikasi adalah adanya bekas-bekas
luka, keradangan, dermatitis ataupun oddema.
 Pengambilan darah kapiler dapat dilakukan bila jumlah
darah yang dibutuhkan sedikit saja, atau dalam keadaan
emergency, karena selain jumlah darah yang diambil
sedikit sehingga jika terjadi kesalahan dalam
pemeriksaan akan sulit untuk menanggulangi.
 Kesulitan-kesulitan yang sering terjadi dalam
pengambilan sampel darah ini adalah, apabila kulit
sekitar luka tusukan tidak kering karena alkohol atau
keringat, maka tetesan darah yang keluar tidak dapat
mengumpul melainkan menyebar ke sekitarnya sehingga
sukar untuk mengambilnya.
 Sampel darah semacam ini tidak boleh digunakan karena
sudah bercampur dengan bahan lain
 Darah tidak dapat keluar dengan lancar ; Hal ini
biasanya karena penusukan yang kurang dalam atau
peredaran darah setempat kurang baik
 untuk melancarkan pengeluaran darah dengan memijat
akan sia-sia karena darah yang keluar tidak dapat
dipergunakan karena sudah tercampur dengan cairan
jaringan sehingga hasil pemeriksaan menunjukkan hasil
yang lebih rendah dari yang sebenarnya.
 Darah Vena : Pengambilan darah vena untuk orang
dewasa dilakukan pada vena difossa cubiti, sedangkan
pada anak-anak atau bayi bila perlu, darah diambil dari
vena jugularis eksterna, vena femoralis bahkan dapat
diambil dari sinus sagittalis superior.
 Pengambilan darah vena perlu dilakukan dengan hati-
hati karena bahaya yang dapat terjadi jauh lebih besar
daripada pengambilan darah kapiler.
 Dalam pengambilan sampel darah vena perlu
diperhatikan, tempat yang akan digunakan untuk
pengambilan harus diperiksa dengan seksama antara lain
letak dan ukuran vena.
 Pemeriksaan hitung jumlah trombosit dalam laboratorium dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
 Secara langsung menggunakan metoda Rees Ecker, metoda Brecher
Cronkite dan Cell Counter Automatic
 Metode Rees Ecker :
 Darah diencerkan dengan larutan BCB (Brilliant Cresyl Blue), sehingga
trombosit akan tercat terang kebiruan.
 Trombosit dihitung dengan bilik hitung di bawah mikroskop,
kemungkinan kesalahan metode Rees Ecker 16-25%.
 Metode Brecher Cronkite : Darah diencerkan dengan larutan
amonium oksalat 1% untuk melisiskan sel darah merah, trombosit
dihiotung pada bilik hitung menggunakan mikroskop fase kontras.
 Kemungkinan kesalahan Brecher Cronkite 8-10%.
Metode Cell Counter Automatic :
 Metode ini menggunakan prinsip flow cytometri.
 Prinsip tersebut memungkinkan sel-sel masuk flow chamber
untuk dicampur dengan diluent kemudian dialirkan melalui
apertura/lubang yang berukuran kecil yang memungkinkan sel
lewat satu per satu.
 Aliran yang keluar dilewatkan medan listrik untuk kemudian
sel dipisah-pisahkan sesuai muatannya.
 Teknik dasar pengukuran sel dalam flow cytometri ialah
impedansi listrik (electrical impedance) dan pendar cahaya
(light scattering).
 Teknik impedansi berdasar pengukuran besarnya resistensi
elektronik antara dua elektrode.
 Teknik pendar cahaya akan menghamburkan,
memantulkan atau membiaskan cahaya yang berfokus
pada sel, oleh karena tiap sel memiliki granula dan
indek bias berbeda maka akan menghasilkan pendar
cahaya berbeda dan dapat teridentifikasi.
 Pada cell counter automatic masih terdapat kelemahan
apabila ada trombosit yang bergerombol, trombosit
besar (giant) serta adanya kotoran, pecahan eritrosit,
pecahan leukosit, sehingga cross check menggunakan
sediaan apus darat tepi (SADT) sangat berarti.
 Sedangkan hitung trombosit secara tidak langsung
menggunakan metode Fonio dan melakukan estimasi
metode Barbara Brown
 Metode Fonio : Metode ini dilakukan dengan
menggunakan darah kapiler pada ujung jari dicampur
dengan larutan magnesium sulfat 14% kemudian dibuat
SADT dan dilakukan pengecatan giemsa.
 Jumlah trombosit dihitung dalam 1000 eritrosit, jumlah
mutlak trombosit dapat diperhitungkan dari jumlah
mutlak eritrosit.
 Cara ini lebih kasar daripada cara langsung.
Estimasi Jumlah Trombosit
Pada SADT
 pada prinsipnya semua hasil hitung trombosit baik
normal maupun abnormal yang diperiksa secara
langsung harus dilakukan cross check dengan SADT.
 Cross check pada SADT bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan antara hitung trombosit secara
langsung dan estimasi.
 Perbedaan mencolok antara hitung trombosit secara
langsung dan estimasi dapat disebabkan oleh 3 faktor :
1. Faktor pranalitik.
Misalnya :
sampel tertukar
cara sampling yang tidak benar
kesalahan mencantumkan identitas

2. Faktor analitik
Misalnya : cara pembuatan SADT yang tidak memenuhi
syarat kesalahan alat hitung yang dipakai
3. Faktor post analitik, biasanya terjadi saat penulisan
hasil
 SADT untuk estimasi jumlah trombosit harus dibuat
sebaik mungkin, sehingga terbentuk daerah baca yang
baik.
 Trombosit harus terdistribusi rata dan tidak
menggerombol, apabila trombosit cenderung
bergerombol harus dibuat SADT baru dengan cara
terlebih dahulu mencampur sampel darah secara baik
 Berdasarkan susunan populasi sel darah merah SADT
dibagi menjadi 6 zona, yaitu :
• Zona I disebut zona irreguler, di daerah ini sel darah
merah tidak teratur dan kadang ada yang padat
bergerombol. Daerah ini meliputi kira-kira 3% dari
seluruh badan SADT.
• Zona II disebut zona tipis, dimana distribusi sel darah
merah tidak teratur, saling berdesakan dan bertumpuk.
Zona ini meliputi sekitar 14%.
• Zona III disebut zona tebal, dimana sel-sel darah
merah bergerombol dan padat luas zona ini sekitar 45%
atau hampir separo dari badan SADT.
 • Zona IV disebut juga zona tipis, yang sama kondisinya
dengan zona II hanya lebih tipis. Luasnya sekitar 18%
dari SADT.
• Zona V, zona reguler merupakan tempat sel-sel
tersebar rata tidak saling bertumpuk dan bentuk-
bentuknya masih asli. Daerah ini meliputi sekitar 11%
dari badan SADT.
• Zona VI juga disebut zona sangat tipis, terletak di
ujung sediaan apus sebelum ekor.
 Di sini sel-sel lebih longgar dan umumnya berderet.
Zona ini luasnya sekitar 9% dari badan SADT.
 Metoda estimasi menurut Barbara Brown, apabila pada
zona V dengan pembesaran lensa obyektif 100 kali
ditemukan 1 trombosit maka dikalikan dengan 20.000.
 Faktor perkalian (f) menurut Barbara Brown adalah
20.000.
 KELAINAN TROMBOSIT.
 Kelainan trombosit meliputi kuantitas dan kualitas
trombosit.
 Trombositopeni :
 Trombositopeni adalah berkurangnya jumlah trombosit
dibawah normal, yaitu kurang dari 150 x 109 / L
 Trombositopeni dapat terjadi karena beberapa
keadaan :
• Penurunan produksi (megakariositopeni), terjadi bila
fungsi sumsum tulang terganggu .
• Meningkatnya destruksi (megakariositosis), terjadi
akibat trombosit yang beredar berhubungan dengan
mekanisme imun.
• Akibat pemakaian yang berlebihan (megakariositosis),
misalnya pada DIC (Disseminated Intravasculer
Coagulation), kebakaran, trauma.
 • Pengenceran trombosit.
 Dapat terjadi oleh karena tranfusi yang dibiarkan dalam
waktu singkat dengan memakai darah murni yang
disimpan sehingga dapat mengakibatkan kegagalan
hemostatik pada resipien.
 Trombositosis
Trombositosis adalah meningkatnya jumlah trombosit pada
peredaran darah diatas normal, yaitu lebih dari 400 x 109 / L.
 Pada trombositosis apabila rangsangan-rangsangan yang
menyebabkan trombositosis ditiadakan maka jumlah trombosit
kembali normal, misalnya terjadi pada perdarahan yang akut,
contohnya pada trauma waktu pembedahan atau melahirkan.

Trombositemi
Trombositemi yaitu peningkatan jumlah trombosit oleh proses
yang ganas.
 Misalnya pada lekemia mielositik kronik.
 Jumlah trombosit pada trombositemi dapat melebihi
1.000x109/L
Kelainan Kualitas Trombosit

Trombositopati
Trombositopati adalah keadaan yang menggambarkan
kelainan trombosit terutama yang melibatkan “platelet
faktor 3” dan selanjutnya pembentukan tromboplastin
plasma.
Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan bawaan / didapat.

Anda mungkin juga menyukai