PENDAHULUAN
2. Faktor analitik
Misalnya : cara pembuatan SADT yang tidak memenuhi
syarat kesalahan alat hitung yang dipakai
3. Faktor post analitik, biasanya terjadi saat penulisan
hasil
SADT untuk estimasi jumlah trombosit harus dibuat
sebaik mungkin, sehingga terbentuk daerah baca yang
baik.
Trombosit harus terdistribusi rata dan tidak
menggerombol, apabila trombosit cenderung
bergerombol harus dibuat SADT baru dengan cara
terlebih dahulu mencampur sampel darah secara baik
Berdasarkan susunan populasi sel darah merah SADT
dibagi menjadi 6 zona, yaitu :
• Zona I disebut zona irreguler, di daerah ini sel darah
merah tidak teratur dan kadang ada yang padat
bergerombol. Daerah ini meliputi kira-kira 3% dari
seluruh badan SADT.
• Zona II disebut zona tipis, dimana distribusi sel darah
merah tidak teratur, saling berdesakan dan bertumpuk.
Zona ini meliputi sekitar 14%.
• Zona III disebut zona tebal, dimana sel-sel darah
merah bergerombol dan padat luas zona ini sekitar 45%
atau hampir separo dari badan SADT.
• Zona IV disebut juga zona tipis, yang sama kondisinya
dengan zona II hanya lebih tipis. Luasnya sekitar 18%
dari SADT.
• Zona V, zona reguler merupakan tempat sel-sel
tersebar rata tidak saling bertumpuk dan bentuk-
bentuknya masih asli. Daerah ini meliputi sekitar 11%
dari badan SADT.
• Zona VI juga disebut zona sangat tipis, terletak di
ujung sediaan apus sebelum ekor.
Di sini sel-sel lebih longgar dan umumnya berderet.
Zona ini luasnya sekitar 9% dari badan SADT.
Metoda estimasi menurut Barbara Brown, apabila pada
zona V dengan pembesaran lensa obyektif 100 kali
ditemukan 1 trombosit maka dikalikan dengan 20.000.
Faktor perkalian (f) menurut Barbara Brown adalah
20.000.
KELAINAN TROMBOSIT.
Kelainan trombosit meliputi kuantitas dan kualitas
trombosit.
Trombositopeni :
Trombositopeni adalah berkurangnya jumlah trombosit
dibawah normal, yaitu kurang dari 150 x 109 / L
Trombositopeni dapat terjadi karena beberapa
keadaan :
• Penurunan produksi (megakariositopeni), terjadi bila
fungsi sumsum tulang terganggu .
• Meningkatnya destruksi (megakariositosis), terjadi
akibat trombosit yang beredar berhubungan dengan
mekanisme imun.
• Akibat pemakaian yang berlebihan (megakariositosis),
misalnya pada DIC (Disseminated Intravasculer
Coagulation), kebakaran, trauma.
• Pengenceran trombosit.
Dapat terjadi oleh karena tranfusi yang dibiarkan dalam
waktu singkat dengan memakai darah murni yang
disimpan sehingga dapat mengakibatkan kegagalan
hemostatik pada resipien.
Trombositosis
Trombositosis adalah meningkatnya jumlah trombosit pada
peredaran darah diatas normal, yaitu lebih dari 400 x 109 / L.
Pada trombositosis apabila rangsangan-rangsangan yang
menyebabkan trombositosis ditiadakan maka jumlah trombosit
kembali normal, misalnya terjadi pada perdarahan yang akut,
contohnya pada trauma waktu pembedahan atau melahirkan.
Trombositemi
Trombositemi yaitu peningkatan jumlah trombosit oleh proses
yang ganas.
Misalnya pada lekemia mielositik kronik.
Jumlah trombosit pada trombositemi dapat melebihi
1.000x109/L
Kelainan Kualitas Trombosit
Trombositopati
Trombositopati adalah keadaan yang menggambarkan
kelainan trombosit terutama yang melibatkan “platelet
faktor 3” dan selanjutnya pembentukan tromboplastin
plasma.
Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan bawaan / didapat.