Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit
jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis
(ditularkan antara hewan dan manusia).
Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan
COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui.
Pendahuluan
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk dan sesak napas.
Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah
demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen
menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.
Pengambilan spesimen PDP dan ODP dilakukan 2 x berturut-
turut, hari ke-1 & ke-2 serta bila terjadi kondisi perburukan.
Standar Pengambilan spesimen kontak erat risiko tinggi pada hari ke-
Operasional 1 & ke-14.
Prosedur (SOP)
Teknik Perhatikan universal precaution / kewaspadaan universal
Pemeriksaan Swab untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari pasien ke
Nasofaring & paramedik maupun lingkungan sekitar.
Orofaring Pada
Penyakit COVID- Swab nasofaring dan orofaring adalah diantara spesimen yang
19 wajib diambil untuk pemeriksaan Covid-19 selain spesimen
dari saluran napas bawah. Pengambilan spesimen dilakukan
oleh petugas laboratorium setempat.
Jenis Spesimen
Spesimen Jumlah Container
Specimen Type
Saluran nafas - Sputum 2-3 ml Pot sputum
bagian bawah - Tracheal 2-3 ml Sputum trap
aspirate
- BAL
nasofarin 4. Goggle (Proteksi Mata) atau Face Shields (Proteksi wajah, mata, hidung, mulut)
5. Sepatu boot / Shoe Cover
g& Cuci tangan dengan menggunakan sabun/ desinfektan SEBELUM dan SESUDAH
tindakan
orofaring
Prosedur
tindakan swab
nasofaring
1.) Sisihkan/buang
seluruh sekret/cairan
dari hidung
Prosedur
tindakan
swab
nasofaring
2.) Tengadahkan
maksimalkan kepala
(kira-kira 70 derajat)
sehingga dagu segaris
dengan tepi belakang
kepala
Prosedur
tindakan swab
nasofaring
Prosedur 2. Pasien duduk santai sambil menyandarkan kepalanya pada sandaran kepala kursi /
tempat tidur. (anak-anak: dipangku orang dewasa.)
tindakan
swab
orofaring 3. Lakukan usapan pada bagian belakang pharynx dan daerah tonsil, hindarkan
menyentuh bagian lidah.
6. Bungkus tabung ini dengan tisu bersih dan masukkan ke tabung kemas.
Prosedur
tindakan 7. Masukkan juga kertas koran yang telah diremas-remas untuk menghindari terjadinya
swab benturan-benturan pada tabung saat pengiriman.
orofaring
8. Masukkan tabung ini kedalam kotak pengiriman primer (bahan boleh dari pipa
paralon atau sejenis tupper ware).
Spesimen swab nasofaring & orofaring ditempatkan di tabung VTM yang sama untuk
meningkatkan viral load.
Tutup tabung VTM jangan diletakkan di meja/permukaan apapun, jika harus diletakkan
pastikan arah tutup menghadap ke atas agar tidak terjadi kontaminasi.
Selesai sampling pastikan barang yang akan keluar kamar tidak dalam keadaan tercemar,
lakukan dekontaminasi semua box / instrument yang terpapar dengan alcohol 70% baru
keluar ruangan pasien.
Safety procedures
protection)
• Pelindung mata
(goggles, face shield)
Safety procedures
Primary
tube Absorbent &
Secondary
container
Outer packaging
Form Pengantar Spesimen
ke Balitbangkes
Alamat pengiriman
Laboratorium Virologi
Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof.Dr.Oemijati
Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan,
Badan Litbangkes.
Kompleks Pergudangan Kementerian Kesehatan
Jl. Percetakan Negara No.23A. Jakarta Pusat 10560.
Telp. 021-4288 1754/45
Pelaporan Hasil
Rumah Sakit
Form Penyelidikan - Sampel
Epidemiologi - Form permintaan
Hasil
Dinkes Litbangkes
Hasil
Hasil
PHEOC
Hp.087806783906
PENGGUNAAN ALAT
PERLINDUNGAN DIRI (APD)
DALAM MENGHADAPI WABAH
COVID-19
Latar belakang
Penularan covid 19 terhadap tenaga kesehatan
China: lebih dari 1.716 Indonesia: 42 kasus->
kasus 80% mengalami meninggal dunia: % pada
gejala ringan tenaga medis dan perawat
• METODE PENULARAN:
• DROPLET
• KONTAK
Latar • AIRBORNE SAAT TINDAKAN YANG
MENIMBULKAN AEROSOL
belakang sumber misal: intubasi, trakeostomi,
bronkoskopi, tindakan dalam pelayanan gigi,
pengambilan sampel laboratorium
1. Tetapkan indikasi penggunaan dengan mempertimbangkan:
• Risiko terpapar
• Dinamika transmisi:
4 unsur • Transmisi penularan Covid 19 ini adalah droplet dan
kontak: Gaun, sarung tangan, masker bedah, penutup
yang harus kepala, goggles, sepatu pelindung
• Transmisi airborne bisa terjadi pada tindakan yang
diperhatikan memicu terjadi nya aerosol : Gaun, sarung tangan,
saat masker, penutup kepala, goggles, sepatu pelindung dan
face shield
menggunaka 2. Cara "memakai" dengan BENAR
n APD 3. Cara "melepas" dengan BENAR
4. Cara mengumpulkan ("disposal") setelah dipakai.
REKOMENDASI JENIS ALAT PELINDUNG
DIRI
Berat alat hendaknya seringan mungkin, dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.