Anda di halaman 1dari 50

TATA LAKSANA SWAB

OROFARINGS & NASOFARINGS


PADA PASIEN SUSP COVID-19
•dr. Friska O Sp.PK
•dr. Yonki Kornel Sp.THT-KL
•dr. inawati B Sp.THT-KL
•dr. Nina Sp.DV

Senin, 30 Maret 2020


Pendahuluan
31 Desember 2019 WHO China Country Office melaporkan
kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota
Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.

7 Januari 2020  Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak


diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus
(coronavirus disease, COVID-19).

30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan


Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health
Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC).
Pendahuluan
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat.

Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit
jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.

Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis
(ditularkan antara hewan dan manusia).

Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan
COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui.
Pendahuluan
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk dan sesak napas.

Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.

Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom


pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah
demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen
menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.
Pengambilan spesimen PDP dan ODP dilakukan 2 x berturut-
turut, hari ke-1 & ke-2 serta bila terjadi kondisi perburukan.

Standar Pengambilan spesimen kontak erat risiko tinggi pada hari ke-
Operasional 1 & ke-14.
Prosedur (SOP)
Teknik Perhatikan universal precaution / kewaspadaan universal
Pemeriksaan Swab untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari pasien ke
Nasofaring & paramedik maupun lingkungan sekitar.
Orofaring Pada
Penyakit COVID- Swab nasofaring dan orofaring adalah diantara spesimen yang
19 wajib diambil untuk pemeriksaan Covid-19 selain spesimen
dari saluran napas bawah. Pengambilan spesimen dilakukan
oleh petugas laboratorium setempat.
Jenis Spesimen
Spesimen Jumlah Container

Saluran nafas - Apus nasofaring 1 apus Dimasukkan dalam


bagian atas - Apus orofaring 1 apus 1 VTM

Specimen Type
Saluran nafas - Sputum 2-3 ml Pot sputum
bagian bawah - Tracheal 2-3 ml Sputum trap
aspirate
- BAL

Darah - Serum +2 ml Tabung SST


Sentrifuse 1000– eppendorf
1300 g 10 minutes
CDC, WHO 2020
Prosedur swab nasofaring
Kaji ulang: Nama,
Persiapan jenis kelamin,
tindakan
swab
nasofarin Informed consent,
g jenis tindakan yang
akan dilakukan
Alat dan bahan
pengambilan spesimen

1.) Virus Transport Media (VTM)


Persiapkan cryotube yang berisi
1,5 ml media transport virus
(Hanks BSS + Antibiotika), dapat
juga digunakan VTM komersil
yang siap pakai (pabrikan).
Alat dan bahan
pengambilan spesimen
2.) Swab Dacron
Gunakan swab yang terbuat dari dacron/ rayon
steril dengan tangkai plastik atau jenis Flocked
Swab (tangkai lebih lentur). Jangan menggunakan
swab kapas atau swab yang mengandung Calcium
Alginat atau swab kapas dengan tangkai kayu,
karena mungkin mengandung substansi yang
dapat menghambat proses inaktifasi virus dan
dapat menghambat proses pemeriksaan secara
molekuler.
Alat dan bahan
pengambilan spesimen
3.) Ice pack dan Cold Box
4. Label nama
Alat dan bahan • Berikan label yang berisi
pengambilan spesimen Nama Pasien dan Kode
Nomer Spesimen.
• Jika label bernomer tidak
tersedia maka Penamaan
menggunakan
Marker/Pulpen pada
bagian berwarna putih di
dinding cryotube.
• Jangan menggunakan
Medium Hanks yang telah
berubah warna menjadi
Kuning.
5. Gunting
Alat dan 6. Alkohol 70%
bahan 7. Parafilm
8. Plastik Klip
pengambila 9. Marker atau Label
n spesimen 10. Form Pengambilan Spesimen
Persiapan Alat Pelindung Diri (APD)
tindakan 1. Gaun Proteksi Kulit. Syarat : Resisten terhadap cairan/sekret & menutupi tubuh

swab 2. Sarung tangan bedah


3. Masker N95

nasofarin 4. Goggle (Proteksi Mata) atau Face Shields (Proteksi wajah, mata, hidung, mulut)
5. Sepatu boot / Shoe Cover

g& Cuci tangan dengan menggunakan sabun/ desinfektan SEBELUM dan SESUDAH
tindakan

orofaring
Prosedur
tindakan swab
nasofaring

1.) Sisihkan/buang
seluruh sekret/cairan
dari hidung
Prosedur
tindakan
swab
nasofaring
2.) Tengadahkan
maksimalkan kepala
(kira-kira 70 derajat)
sehingga dagu segaris
dengan tepi belakang
kepala
Prosedur
tindakan swab
nasofaring

3.) Buka dan ambil


kapas apus steril
Prosedur
tindakan swab
nasofaring
4.) Masukkan kapas
apus steril perlahan-
lahan ke dalam rongga
hidung, sejajar dengan
palatum, menyusuri
dinding medial septum
dan dasar rongga hidung
Prosedur
tindakan swab
nasofaring

5.) Masukkan kapas


apus steril sampai
terasa ada
tahanan/tekanan
Prosedur
tindakan swab
nasofaring

6.) Putar kapas apus


steril ke kiri atau ke
kanan sebesar 180
derajat lalu apus ke arah
bawah
Prosedur
tindakan swab
nasofaring

7.) Tarik perlahan-lahan


kapas apus steril,
diharapkan tidak
banyak menyentuh
permukaan rongga
hidung
Prosedur tindakan swab
nasofarings
• Masukkan kapas apus steril ke dalam tabung media
perlahan-lahan, digunting lalu tutup tabung kembali
dengan rapat dan tabung kemudian dililit parafilm dan
masukkan ke dalam Plastik Klip.

• Jika ada lebih dari 1 pasien, maka plastik klip


dibedakan/terpisah, untuk menghindari kontaminasi
silang.

• Simpan dalam suhu 4-8°C sebelum dikirim. Jangan


dibekukan dalam Freezer tetapi disimpan kedalam cool
box.
Prosedur swab
orofaring
Persiapan tindakan swab orofaring

Sama seperti tindakan pada


swab nasofaring
1. Siapkan dan periksalah alat-alat dan bahan yang akan digunakan

Prosedur 2. Pasien duduk santai sambil menyandarkan kepalanya pada sandaran kepala kursi /
tempat tidur. (anak-anak: dipangku orang dewasa.)
tindakan
swab
orofaring 3. Lakukan usapan pada bagian belakang pharynx dan daerah tonsil, hindarkan
menyentuh bagian lidah.

4. Kemudian masukkan swab sesegera mungkin ke dalam cryotube (tabung tahan


pendinginan) yang berisi 2 ml media transport virus (Hanks BSS + antibiotika).
5. Putuskan tangkai plastik di daerah mulut botol/tabung agar botol/tabung dapat
ditutup dengan rapat.

6. Bungkus tabung ini dengan tisu bersih dan masukkan ke tabung kemas.
Prosedur
tindakan 7. Masukkan juga kertas koran yang telah diremas-remas untuk menghindari terjadinya
swab benturan-benturan pada tabung saat pengiriman.

orofaring
8. Masukkan tabung ini kedalam kotak pengiriman primer (bahan boleh dari pipa
paralon atau sejenis tupper ware).

9. Label dengan identitas lengkap


Catatan :

Spesimen swab nasofaring & orofaring ditempatkan di tabung VTM yang sama untuk
meningkatkan viral load.

Tutup tabung VTM jangan diletakkan di meja/permukaan apapun, jika harus diletakkan
pastikan arah tutup menghadap ke atas agar tidak terjadi kontaminasi.

Saat menggunting/mematahkan swab jangan membuat spill/splashing. Jika terjadi


splashing, jangan panik, selamatkan spesimen, dekontaminasi dengan alcohol 70%.

Selesai sampling pastikan barang yang akan keluar kamar tidak dalam keadaan tercemar,
lakukan dekontaminasi semua box / instrument yang terpapar dengan alcohol 70% baru
keluar ruangan pasien.

Lepaskan APD di ruang terpisah.


Keamanan dalam pengambilan sampel

Gunakan APD: aerosol-generating procedures


• Respirators (N95, EU FFP2 or equivalent, or higher level of

Safety procedures
protection)

• Pelindung mata
(goggles, face shield)

• Clean, long-sleeved gown dan sarung tangan

WHO.Laboratory testing for 2019 Novel Coronavirus in suspected human cases.2020


Jangan Lupa !
Beri Identitias Pasien pada tabung sampel
Keamanan dalam Pengiriman Sampel

Safety procedures
Primary
tube Absorbent &
Secondary
container
Outer packaging
Form Pengantar Spesimen
ke Balitbangkes
Alamat pengiriman

Laboratorium Virologi
Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof.Dr.Oemijati
Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan,
Badan Litbangkes.
Kompleks Pergudangan Kementerian Kesehatan
Jl. Percetakan Negara No.23A. Jakarta Pusat 10560.
Telp. 021-4288 1754/45
Pelaporan Hasil

Rumah Sakit
Form Penyelidikan - Sampel
Epidemiologi - Form permintaan

Hasil
Dinkes Litbangkes

Hasil
Hasil
PHEOC
Hp.087806783906
PENGGUNAAN ALAT
PERLINDUNGAN DIRI (APD)
DALAM MENGHADAPI WABAH
COVID-19
Latar belakang
Penularan covid 19 terhadap tenaga kesehatan
China: lebih dari 1.716 Indonesia: 42 kasus->
kasus  80% mengalami meninggal dunia: % pada
gejala ringan tenaga medis dan perawat
• METODE PENULARAN:
• DROPLET
• KONTAK
Latar • AIRBORNE SAAT TINDAKAN YANG
MENIMBULKAN AEROSOL
belakang sumber misal: intubasi, trakeostomi,
bronkoskopi, tindakan dalam pelayanan gigi,
pengambilan sampel laboratorium
1. Tetapkan indikasi penggunaan dengan mempertimbangkan:
• Risiko terpapar
• Dinamika transmisi:
4 unsur • Transmisi penularan Covid 19 ini adalah droplet dan
kontak: Gaun, sarung tangan, masker bedah, penutup
yang harus kepala, goggles, sepatu pelindung
• Transmisi airborne bisa terjadi pada tindakan yang
diperhatikan memicu terjadi nya aerosol : Gaun, sarung tangan,
saat masker, penutup kepala, goggles, sepatu pelindung dan
face shield
menggunaka 2. Cara "memakai" dengan BENAR
n APD 3. Cara "melepas" dengan BENAR
4. Cara mengumpulkan ("disposal") setelah dipakai.
REKOMENDASI JENIS ALAT PELINDUNG
DIRI

• Masker bedah -> loose – fitting dan mampu memblokir


percikan dan tetesan partikel besar
• Masker N95 -> harus di segel ketat di sekitar hidung dan
mulut
• Pelindung wajah (face shield) -> bahan : plastik jernih
transparan
• Pelindung mata (goggles) -> harus menutupi erat area
sekitar mata, bahan
• Apron -> Bahan plastik sekali pakai atau bahan plastik
berkualitas tinggi yang dapat digunakan kembali (reuseable)
Gaun
• Persyaratan : efektif barrier (mampu mencegah
penetrasi cairan), fungsi atau mobilitas, nyaman,
tidak mudah robek, pas pada badan tenaga
kesehatan, biocompatibility, flammability, odor,
dan quality maintenance ).
• Menurut jenis penggunaannya :
1. Gaun Sekali Pakai (reuseable) -> bahan synthetic
fibers (misalnya polypropylene, polyester,
polyethylene)
2. Gaun dipakai berulang -> bahan 100% katun
atau 100% polyester, atau kombinasi antara
katun dan polyester. Dapat dipakai berulang
maksimal sebanyak 50 kali dengan catatan tidak
mengalami kerusakan
• Sarung tangan : Sarung tangan yang ideal harus tahan
robek, tahan bocor, biocompatibility dan pas pada
tangan pasien. Bahan : lateks karet,  polyvinyl chloride
(PVC), nitrile, polyurethane
• Penutup kepala -> bahan : tahan cairan, tidak mudah
robek dan ukuran nya pas di kepala
• Sepatu pelindung -> harus menutup seluruh kaki
bahkan bisa sampai betis apabila gaun yang digunakan
tidak mampu menutup sampai ke bawah. Bahan : karet
atau bahan tahan air atau bisa dilapisi dengan kain
tahan air
Prinsip memilih APD
Harus dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya-bahaya
yang dihadapi (Percikan,kontak langsung maupun tidak langsung).

Berat alat hendaknya seringan mungkin, dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.

Dapat dipakai secara fleksibel (reuse maupun dispossible)

Tidak menimbulkan bahaya tambahan.

Tidak mudak rusak & mudah pemeliharaannya

Memenuhi ketentuan dari standar yang ada.

Tidak membatasi gerak


Video cara
pemakaian APD
Video cara pengambilan
sampel nasofaring
Video pengambilan
sampel orofaring
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai