Anda di halaman 1dari 28

Komunikasi dan

Pengkajian pada
Lansia
Kelompok 2
Ahmad Fikri
Here starts the Jenni Astri Desista
lesson! Rindi Handika
01
Komunikasi
Pada Lansia
Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi


dari seseorang ke orang lain dalam rangka
memberitahu, mengubah sikap, berpendapat, atau
perilaku keseluruhan baik secara langsung maupun
tidak langsung (Zen, 2013).
Karakteristik
Lansia
WHO mengelompokkan lansia
menjadi empat kelompok yang
meliputi
1. Middle age (usia pertengahan),
yaitu kelompok usia 45-59
tahun,
2. Elderly, antara 60-74 tahun,
3. Old,usia antara 75-90 tahun,
4. Very old, lebih dari 90 tahun.
Perkembangan Gejala-gejala penolakan
Komunikasi Pada lansia yang menyebabkan
gagalnya komunikasi
Lansia dengan lansia
Perubahan pada aspek fisik 1. Tidak percaya terhadap diagnosis, gejala,
perkembangan, serta keterangan yang
berupa perubahan neurologis diberikan petugas kesehatan.
2. Mengubah keterangan yang diberikan
dan sensorik, perubahan sedemikian rupa sehingga diterima keliru.
visual, dan pendengaran. 3. Menolak membicarakan perawatannya di
rumah sakit.
Perubahan-perubahan tersebut 4. Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya
dapat menghambat proses secara umum, khususnya tindakan yang
langsung mengikutsertakan dirinya.
penerimaan dan interpretasi 5. Menolak nasihat-nasihat, misalnya istirahat
terhadap maksud komunikasi. baring, berganti posisi tidur, terutama jika
nasihat tersebut demi kenyamanan klien.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi pada lansia
Faktor Klien Faktor Perawat Faktor Lingkungan
Kecemasan dan penurunan Perilaku perawat Lingkungan yang bising
sensori (penurunan pendengaran terhadap lansia dan dapat menstimulasi
dan penglihatan, kurang hati-hati, ketidakpahaman kebingungan lansia dan
tema yang menetap, misal perawat terganggunya penerimaan
kepedulian terhadap kebugaran pesan yang disampaikan
tubuh, kehilangan reaksi,
mengulangi kehidupan, takut
kehilangan kontrol, dan
kematian).
Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi Pada Lansia

1. Menjaga agar tingkat kebisingan


7. Pertahankan penggunaan kalimat
minimum.
yang pendek dan sederhana.
2. Menjadi pendengar yang setia,
8. Beri kesempatan bagi klien untuk
sediakan waktu untuk mengobrol.
berpikir.
3. Menjamin alat bantu dengar yang
9. Mendorong keikutsertaan dalam
berfungsi dengan baik.
aktivitas sosial, seperti perkumpulan
4. Yakinkan bahwa kacamata bersih
dan pas. orang tua, kegiatan rohani.
10. Berbicara pada tingkat pemahaman
5. Jangan berbicara dengan
klien.
keras/berteriak, bicara langsung
11. Selalu menanyakan respons,
dengan telinga yang dapat
terutama ketika mengajarkan suatu
mendengar dengan lebih baik.
tugas atau keahlian.
6. Berdiri di depan klien, jangan
terlalu jauh dari lansia.
Pendekatan
Komunikasi
Terpeutik pada
● Buat suasana yang
Lansia menyenangkan dan usahakan
berhadapan langsung dengan
klien, baik fisik maupun emosi.

● Untuk memulai komunikasi


berikan instruksi maupun
informasi.
Teknik
Komunikasi Study

Dengan
Lansia
Asertif Suportif

Responsif Klarifikasi
Fokus Sabar dan Ikhlas
Komunikasi dengan
kelompok keluarga Tujuan lansia harus selalu diajak
berkomunikasi ialah menumbuhkan
lansia rasa percaya diri lansia kepada pemberi
Keluarga usia lanjut adalah asuhan; memberi rasa aman nyaman
keluarga yang di dalamnya kepada lansia dalam mengungkapkan
perasaan; memenuhi kebutuhan lansia
terdapat penduduk lansia atau
akan kasih sayang; melatih lansia
anggota keluarga yang seluruhnya mengembangkan berbicara,
berusia lanjut. Salah satu peran mendengar, dan menerima rangsangan;
keluarga dalam merawat lansia mempertahankan kemampuan lansia
ialah mempertahankan dan mengambil keputusan; dan
meningkatkan status mental lansia menciptakan atau meningkatkan
(Mubarok dkk, 2011). hubungan sosial dalam masyarakat
(Nugroho, 2009).
Masalah / hambatan yang terjadi
dalam komunikasi pada Lansia

1. Mendominasi Pembicaraan 1. Gangguan Pengelihatan


2. Mempertahankan hak 2. Lebih banyak diam
dengan menyerang 3. Cerewet
3. Acuh tak acuh 4. Mudah marah
4. Kondisi fisik 5. Pasien dengan Defisit
5. Stress Sensorik
6. Mempermalukan orang lain 6. Pasien dengan Demensia
di depan umum 7. Pasien ditemani oleh
7. Tertidur Cargiver
8. Lupa
1. Gangguan Neurologi
Gangguan yang 2. Penurunan Daya
sering dijumpai 3. Perawat sering memanggil dengan
“nenek”, “sayang”, dan lain-lain.
lansia Hal tersebut membuat
tersinggung harga dirinya
dianjurkan memanggil nama
panggilannya
4. Perbedaan budaya hambatan
komunikasi, dan sulit menjalin
hubungan saling percaya.
5. Gangguan Fisik
6. Hambatan suasana/lingkungan
Pengkajian
Pada Lansia
Pengertian Faktor Yang
Mempengaruhi Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada Pada Lansia
1. Interelasi (saling keterkaitan)
lansia adalah suatu tindakan antara aspek fisik dan psikososial
peninjauan situasi lansia untuk 2. Adanya penyakit dan
memperoleh data dengan ketidakmampuan status
maksud menegaskan situasi fungsional.
penyakit, diagnosis masalah, 3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
penetapan kekuatan dan saat pengkajian, yaitu: ruang
yang adekuat, kebisingan
kebutuhan promosi kesehatan
minimal, suhu cukup hangat,
lansia. hindari cahaya langsung, posisi
duduk yang nyaman dll.
Wawancara
1. Pandangan lanjut usia tentang kesehatan,
2. Kegiatan yang mampu di lakukan lansia,
3. Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri,
4. Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan, dan
pendengaran,
5. Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK,
6. Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lansia,
7. Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang dirasakan sangat
bermakna,
8. Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam
minum obat
Pemeriksaan Fisik ● Sistem kardiovaskuler: sirkulasi
perifer (warna, kehangatan), auskultasi
● Sistem persyarafan: kesimetrisan raut denyut nadi apical, periksa adanya
wajah, tingkat kesadaran adanya perubahan- pembengkakan vena jugularis, apakah
perubahan dari otak, kebanyakan
ada keluhan pusing, edema.
mempunyai daya ingatan menurun atau
melemah,
● Sistem gastrointestinal: status gizi
● Mata: pergerakan mata, kejelasan melihat, (pemasukan diet, anoreksia, mual,
dan ada tidaknya katarak. Pupil: kesamaan, muntah, kesulitan mengunyah dan
dilatasi, ketajaman penglihatan menurun menelan), keadaan gigi, rahang dan
karena proses pemenuaan, rongga mulut, auskultasi bising usus,
palpasi apakah perut kembung ada
● Ketajaman pendengaran: apakah
menggunakan alat bantu dengar, tinnitus,
pelebaran kolon, apakah ada konstipasi
serumen telinga bagian luar, kalau ada (sembelit), diare, dan inkontinensia
serumen jangan di bersihkan, apakah ada alvi.
rasa sakit atau nyeri ditelinga.
● Sistem kulit/integumen: kulit
Lanjutan… (temperatur, tingkat kelembaban),
keutuhan luka, luka terbuka,
● Sistem genitourinarius: warna dan robekan, perubahan pigmen, adanya
jaringan parut, keadaan kuku,
bau urine, distensi kandung kemih,
keadaan rambut, apakah ada
inkontinensia (tidak dapat menahan
gangguan-gangguan umum.
buang air kecil), frekuensi, tekanan,
desakan, pemasukan dan pengeluaran
● Sistem muskuloskeletal: kaku
cairan. Rasa sakit saat buang air kecil,
sendi, pengecilan otot, mengecilnya
kurang minat untuk melaksanakan
tendon, gerakan sendi yang tidak
hubungan seks, adanya kecacatan
adekuat, bergerak dengan atau
sosial yang mengarah ke aktivitas
tanpa bantuan/peralatan,
seksual.
keterbatasan gerak, kekuatan otot,
kemampuan melangkah atau
berjalan, kelumpuhan dan bungkuk.
Perubahan Psikologis Perubahan Sosial Ekonomi
1. Bagaimana sikap lansia terhadap proses
1. Darimana sumber keuangan lansia,
penuaan,
2. Apa saja kesibukan lansia dalam mengisi
2. Apakah dirinya merasa di butuhkan atau
waktu luang,
tidak,
3. Dengan siapa dia tinggal,
3. Apakah optimis dalam memandang suatu
4. Kegiatan organisasi apa yang diikuti lansia,
kehidupan,
5. Bagaimana pandangan lansia terhadap
4. Bagaimana mengatasi stres yang di alami,
lingkungannya,
5. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri,
6. Seberapa sering lansia berhubungan
6. Apakah lansia sering mengalami
dengan orang lain di luar rumah,
kegagalan,
7. Siapa saja yang bisa mengunjungi,
7. Apakah harapan pada saat ini dan akan
8. Seberapa besar ketergantungannya,
datang,
9. Apakah dapat menyalurkan hobi atau
8. Perlu di kaji juga mengenai fungsi
keinginan dengan fasilitas yang ada.
kognitif: daya ingat, proses pikir, alam
perasaan, orientasi, dan kemampuan
dalam menyelesaikan masalah.
Perubahan Spiritual
1. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya,

2. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan


keagamaan, misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau
fakir miskin.

3. Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah apakah dengan


berdoa,

4. Apakah lansia terlihat tabah dan tawakal.


Pengkajian Khusus Pada Lansia

1 2
Pengkajian Status Pengkajian
Fungsional Status Kognitif

SPMSQ
(Short Portable MMSE
Mental Status (Mini Mental State
Questionaire) Exam)
Pengkajian Status Fungsional
Skor Kriteria
Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan
A
mandi
B Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut
Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi
C
tambahan
Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu
D
fungsi tambahan
Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar
E
kecil dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali berpakaian, ke kamar kecil,
F
dan satu fungsi tambahan
G Tidak ada kemandirian pada 6 hal tersebut
SPMS
Q Mental
(Short Portable
Status Questionaire)

Penilaian fungsi intelektual lansia


Benar Salah No Pertanyaan
Keterangan :
    01 Tanggal berapa hari ini? Kesalahan 0 - 2 : Fungsi intelektual
    02 Hari apa sekarang? utuh
Kesalahan 3 - 4 : Kerusakan
    03 Apa nama tempat ini? intelektual Ringan
    04 Dimana alamat rumah anda? Kesalahan 5 - 7 : Kerusakan
    Berapa umur anda?
intelektual Sedang
05
Kesalahan 8 - 10 : Kerusakan
    06 Kapan anda lahir? (Minimal tahun) intelektual Berat
    07 Siapa presiden Indonesia sekarang?  
 
    08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
Keterangan:
    09 Siapa nama Ibu anda? Bisa dimaklumi bila lebih dari 1
    Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 (satu) kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD
10 dari setiap angka baru, semua secara
menurun.
    TOTAL NILAI
MMSE
(Mini Mental State Exam)

menguji aspek kognitif dari fungsi mental,


orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi,
mengingat kembali dan Bahasa
Keterangan :
Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang
memerlukan penyelidikan lanjut. Kriteria demensiaa.
Ringan : 21 – 30
Sedang : 11 – 20
Berat : < 10
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai