KELOMPOK 1 :
1. AHMAD FIKRI
2. AMELIA WATI
3. IIF HANIFAH
4. KHAIRUNNISA BAKHITAH
5. LIGAR PITALOKA
Pengertian Konsep Kesehatan Haji
penyelenggaraan kesehatan haji, merupakan
rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan haji
meliputi pemeriksaan kesehatan, bimbingan
dan penyuluhan kesehatan haji : pelayanan
kesehatan, imunisasi, surveilans, sitem
kewaspadaan dini dan penanggulangan
kejadian luar biasa, musibah massal,
kesehatan lingkungan dan manajemen
penyelenggaran kesehatan Haji
Jamaah haji adalah Warga Negara Indonesia beragama Islam yang telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dan telah melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).
Pemeriksaan kesehatan jemaah haji adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaaan penunjang medis dan penetapan
diagnosis jemaah haji, dilanjutkan dengan pengobatan dan pemeliharaan
kesehatan sesuai indikasi.
Jemaah haji risiko tinggi adalah jemaah haji dengan kondisi kesehatan yang
secara epidemiologi berisiko mengalami peningkatan kesakitan dan kematian
selama perjalanan ibadah haji, yaitu :
1. jemaah haji lanjut usia
2. jemaah haji penderita penyakit menular yang tidak boleh terbawa keluar
dari Indonesia berdasarkan peraturan kesehatan yang berlaku
3. jemaah haji wanita hamil
4. jemaah haji dengan risiko kesehatan penyakit kronis dan penyakit
tertentu lainnya.
Peraturan kesehatan yang berlaku adalah
ketentuan perundangan dalam bidang
kesehatan yang berlaku dalam
penyelenggaraan kesehatan di tingkat
nasional maupun internasional.
Jemaah Haji Mandiri adalah jemaah haji
yang memiliki kemampuan mengikuti
perjalanan ibadah haji tanpa tergantung
kepada bantuan alat/obat dan orang lain.
Jemaah Haji Observasi adalah jemaah haji yang
memiliki kemampuan mengikuti perjalanan
ibadah haji dengan bantuan alat dan/obat.
Jemaah Haji Pengawasan adalah jemaah haji
yang memiliki kemampuan mengikuti perjalanan
ibadah haji dengan bantuan alat dan/obat dan
orang lain.
Jemaah Haji Tunda adalah jemaah haji yang
kondisi kesehatannya tidak memenuhi syarat
untuk mengikuti perjalanan ibadah haji.
TUJUAN KONSEP KESEHATAN HAJI
Tercapainya pengobatan, pemeliharaan kesehatan serta bimbingan
dan penyuluhan kesehatan kepada jemaah haji.
Terwujudnya pencatatan data status kesehatan dan faktor risiko
jemaah haji secara benar dan lengkap dalam Buku Kesehatan
Cemaah Haji (BKCH) Indonesia.
Terwujudnya fungsi BKCH sebagai media informasi kondisi
kesehatan jemaah haji untuk kepentingan pelayanan kesehatan di
Indonesia dan Arab Saudi.
Terwujudnya persyaratan kesehatan (istitho’ah) jemaah haji yang
diberangkatkan.
Tercapainya peningkatan kewaspadaan terhadap transmisi penyakit
menular berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada masyarakat
Internasional/Indonesia.
LANDASAN KONSEP KESEHATAN HAJI
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
SK Bersama Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
dan Menteri Agama Nomor 458 tahun 2000 dan Nomor
1652.A/MENKES-KESOS/SKB/XI/2000 tentang Calon
Jemaah Haji Wanita Hamil Melaksanakan Ibadah Haji
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 442 tahun 2009
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia
Keputusan Bersama Menteri Agama
Republik Indonesia dan Menteri Kesehatan
dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia
Nomor : 458 Tahun 2000 dan Nomor:
1652.A/MENKES-KESOS/SKB/XI/2000
Tentang Calon Haji Wanita Hamil Untuk
Melaksanakan Ibadah Haji
PP. No 79. Tahun 2012 Tentang pelaksanaan
haji
STANDAR LAYAK MENGIKUTI IBADAH
HAJI
Calon jemaah haji diputuskan layak mengikuti perjalanan
ibadah haji setelah memperhatikan beberapa aspek yaitu
status kesehatan , peraturan kesehatan internasional
(apakah menderita penyakit karantina: pes, kolera, demam
kuning atau penyakit menular: TB Paru dengan BTA +,
kusta tipe multibasiler), ketentuan keselamatan
penerbangan (apakah menderita penyakit tertentu yang
berisiko kematian akibat ketinggian, apakah sedang hamil
kurang dari 12 minggu/32 minggu, telah melakukan
imunisasi Meningitis Meningococcus dibuktikan dengan
kartu International Certificate of Vaccination).
calon haji wanita hamil yang diijinkan untuk menunaikan ibadah haji
harus memenuhi persyaratan :
1. Telah mendapat suntikan vaksinasi meningitis paling lama 2 (dua)
tahun sebelum keberangkatan haji dengan bukti International
Certivicate of Vaccination (ICV) yang sah.
2. Pada saat berangkat dari embarkasi usia kehamilan mencapai
sekurang¬kurangnya 14 (empat belas) minggu dan sebanyak-
banyaknya 26 (dua puluh enam) minggu.
3. Tidak tergolong dalam kehamilan risiko tinggi, baik untuk ibu serta
janinnya, yang dinyatakan dengan keterangan dari dokter spesialis
kebidanan dan penyakit kandungan yang memiliki surat ijin praktik.
4. Menyerahkan surat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai
yang ditandatangani oleh yang bersangkutan dan diketahui oleh
suaminya atau pihak keluarganya yang lain sebagaimana contoh
formulir terlampir.
TAHAPAN PEMERIKSAAN HAJI
Tahap Pertama merupakan pemeriksaan kesehatan
bagi seluruh jemaah haji di Puskesmas untuk
mendapatkan data kesehatan bagi upaya-upaya
perawatan dan pemeliharaan, serta pembinaan dan
perlindungan.
Pemeriksaan Kesehatan Tahap Kedua merupakan
pemeriksaan yang dilakukan untuk memperoleh data
status kesehatan terkini bagi pemantauan dan evaluasi
upaya perawatan, pemeliharaan, pembinaan dan
perlindungan, serta rekomendasi penetapan status
kelayakan pemberangkatan haji.
Pemeriksaan Kesehatan Tahap Pertama